Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andry Surandy
Abstrak :
Latar Belakang Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang abnormal sering ditemukan pada pasien yang menderita strok (lebih dari 90%).Telah dilaporkan adanya perubahan ST-T pada strok, semua perubahan itu berhubungan dengan adanya gangguan pada pusat autonorn jantung di susunan saraf pusat. Dogan melakukan penelitian pada pasien strok mendapatkan persentase gambaran iskemia 79% pads EKG, 26% long QTc, dan 44% aritmia. Tujuan Mengetahui gambaran kelainan EKG pada strok akut dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kelainan ST-T. Metode Studi potong lintang dengan besar sampel 90. Waktu penelitian Januari-Mei 2005. Sampel adalah pasien strok yang diambil dari bangsal perawatan departemen Neurologi RSCM. Hasil Dari penelitian ini didapatkan prevalensi kelainan EKG pads strok sebesar 91,1%. Kelainan yang terbanyak adalah kelainan ST-T 47,8%. Strok akut tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kelainan ST-T, hal ini dibuktikan dengan nilai p=0,375. Namun strok akut lebih berhubungan dengan kelainan irama jantung (p=03). Kelainan ST-T pada strok berhubungan dengan LVH (p=0,000) OR 7,55 (2,96-19,29). Kesimpulan Pada penelitian ini prevalensi kelainan EKG pada strok akut sangat tinggi (91,1%), dan sebagian besar adalah kelainan ST-T (47,8%). Kelainan ST-T pada strok berhubungan dengan LVH. Strok akut lebih berhubungan dengan kelainan irama pada EKG.
Background Patients with cerebrovascular disease frequently have Abnormal electrocardiogram (ECG). Lesion on central nervous system could make changes on ECG repolarization, including abnormal T wave, long QT. Dogan had observed stroke patients, found ischemia-like ECG changes 79%, long QT 26%, and aritrnia 44%. Aim To determine the characteristic of ECG changes in acute stroke and factors that corelated with ST-T changes. Methods Crossectional study on 90 acute stroke patients. Starting on January and finished at May 2005. The sample are acute stroke patients from ward of neurology department RSCM. Results From this studies overall 90 acute stroke patients, 91.1% had ECG changes. The most was ST-T changes 47.8%. Acute stroke didn't have correlation with ST-T changes (p=_375). But acute stroke had correlation with heart rate (p.03). ST-T changes mostly correlated with LVH ( p=0.000) OR 7.55 (2.96-19.29). Conclusions Our study formed the proportion of ECG changes on acute stroke was high (91.1%), mostly was LVH. ECG changes mostly caused by cardiac disease on acute stroke.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syafiq
Abstrak :
Latar belakang. Gagal jantung dan aritmia merupakan penyebab kematian tersering pada penderita thalassemia R. Gangguan fungsi jantung, khususnya disfungsi diastolik merupakan komplikasi dini pada jantung akibat muatan besi berlebih (iron overload). Kadar feritin serum sampai saat ini masih secara luas digunakan sebagai parameter muatan besi berlebih (iron overload). Tujuan. Mengetahui perbedaan kadar feritin serum antara penderita thalassemia j3 dewasa yang mengalami dan tidak mengalami disfungsi diastolik ventrikel kiri, dan mengetahui besar proporsi disfungsi diastolik pada penderita thalassemia 13 dewasa. Metodologi. Penelitian ini merupakan studi potong lintang untuk melihat perbedaan kadar feritin serum (sebagai parameter iron overload) pada penderita thalassemia 13 dewasa yang mengalami disfungsi diastolik dibandingkan dengan yang tanpa disfungsi diastolik, serta untuk mendapatkan proporsi disfungsi diastolik pada penderita thalassemia 3 dewasa. Analisis terhadap variabel-variabel yang diteliti menggunakan uji-1 independen untuk mendapatkan perbedaan rerata kadar feritin serum antara kedua kelompok. Hasil. Dari penelitian ini 30 orang penderita thalassemia 13 dewasa, laki-laki 13 orang, perempuan 17 orang, didapatkan rerata usia 25,9 tahun dengan rentang usia antara 18-38 tahun. Rerata Hb sebesar (7,5g%, SB I,4g%) dengan rentang kadar Hb antara 5,2 - 9,9 g%. Rerata kadar feritin serum sebesar (5590ng1m1, SB 4614,7 nglml) dengan rentang kadar, feritin antara 296,4 - 15900 nglml. Tidak terdapat perbedaan rerata kadar feritin antara penderita yang mengalami disfungsi diastolik dibandingkan dengan yang tidak mengalami disfungsi diastolik. Proporsi disfungsi diastolik pada thalassemia 13 dewasa pada penelitian ini sebesar 70%. Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan rerata kadar feritin antara penderita yang mengalami disfungsi diastolik dibandingkan dengan yang tidak mengalami disfungsi diastolik. Proporsi disfungsi diastolik pada thalassemia 13 dewasa pada penelitian ini sebesar 70%. ...... Background. Heart failure and aritmia is the major cause of death in 3 thalassemia major. Heart dysfunction, especially diastolic dysfunction in ji thalassemia seems to be an early involvement of the heart due to iron overload. Serum ferritin level as a parameter of iron overload still widely use for evaluation in 13 thalassemia. Objectives. To know the mean difference of serum ferritin level between adult 13 thalassemia patients who have left ventricular diastolic dysfunction and who do not have Ieft ventricular diastolic dysfunction, and to obtain the proportion of diastolic dysfunction in adult 13 thalassemia patients. Methods. This cross-sectional study was conducted to see the mean difference of Serum ferritin. IeVel'(as a parameter of iron overload) in adult P'thalassemia who have left ventricular diastolic dysfunction and who do not have left ventricular diastolic dysfunction and to know the proportion of diastolic dysfunction among adult 13 thalassemia. The independent t-test was used to analyze the variables to obtain the mean difference of serum ferritin level between the two groups. Results. Thirty adult P thalassemia patients, 13 were male and 17 were female had been enrolled into this study. The age of the patients ranged from 18 to 38 years old, and the average-age was 25,9 years. The Hb level ranged from 5,2 to 9,9 g% and the mean was (7,5g%, SD 1,4g°/o). The serum ferritin level ranged from 296,4 to 15900 nglml, and the mean was (5590ng/ml, SD 4614,7 nglml). There was no significance mean difference serum ferritin level in patients who had diastolic dysfunction and those who do not have diastolic dysfunction. The proportion of diastolic dysfunction in adult 13 thalassemia patients in this study was 70%. Conclusions. There was no significannce mean difference serum ferritin level in patients who had. diastolic dysfunction and those. who. did, not have diastolic dysfunction . The proportion of diastolic dysfunction in adult thalassemia 3 patients in this study was 70%.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library