Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nining Setyaningsih
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya langsung layanan hemodialisis pada pasien dengan gagal ginjal kronik. Desain penelitian ini bersifat analisis deskriptif, yaitu studi kasus yang bertujuan menganalisis biaya satuan layanan hemodialisis pada pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK) berdasarkan pendekatan Simple distribution. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data biaya dan non biaya terkait unit hemodialisis tahun 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya langsung unit hemodialisis adalah sebesar Rp. 2.495.272.766,- dengan proporsi terbesar merupakan biaya operasional yaitu 83 %. Biaya satuan langsung yang diperoleh sebesar Rp. 657.343,-., biaya tersebut masih lebih besar dari biaya klaim BPJS untuk layanan hemodialisis yaitu Rp. 923.100,-. Beberapa hal yang dapat rumah sakit lakukan adalah melakukan penghitungan biaya satuan dengan memperhitungkan biaya tidak langsung untuk layanan hemodialisis agar hasil penghitungan biaya satuan layanan hemodialisis lebih akurat, melakukan evaluasi pada pencatatan operasional untuk keseluruhan pelayanan yang ada di rumah sakit guna memudahkan manajemen dalam melakukan analisa biaya.
This study aims to analyze the direct costs of hemodialysis services in patients with chronic renal failure. The design of this study is descriptive analysis, which is a case study that aims to analyze the diret unit cost of hemodialysis services in patients with Chronic Renal Failure (CRF) based on the Simple distribution approach. The data used are secondary data of cost and non-cost data related to the hemodialysis unit in 2018. The results of the study show that the total direct cost of the hemodialysis unit is Rp. 2.495.272.766,- with the largest proportion being operating costs (83%). The direct unit cost is Rp. 657.343, -, that cost is still greater than the cost of the BPJS claim for hemodialysis services, which is Rp. 923.100. Some of the things that hospitals can do are to calculate unit costs by calculating indirect costs for hemodialysis services so that the results of unit cost calculation of hemodialysis services are more accurate, evaluating operational records for all services in the hospital to facilitate management in conducting cost analysis.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muflihah Firdaus Ilyas
Abstrak :
Masalah HIV dan AIDS adalah masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian yang sangat serius. Waria sebagai populasi kunci perlu dikontrol prevalensinya agar tidak menyebar ke populasi umum. Berdasarkan STBP 2007 dan 2011, prevalensi HIV pada waria belum menunjukkan penurunan yang signifikan (24% di 2007 dan 22% di 2011). Penelitian ini membahas mengenai determinan HIV pada waria di 5 kota di Indonesia dengan menggunakan data Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional mengikuti desain studi pada STBP 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinan status HIV pada waria di 5 kota di Indonesia antara lain adalah umur, lama terlibat kerja seks, pendidikan, riwayat IMS, pekerjaan, jumlah pelanggan seks anal, konsistensi penggunaan kondom dan pelicin, tes HIV, dan kunjungan klinik IMS. Hasil penelitian ini menunjukkan pekerjaan waria merupakan faktor yang paling besar risikonya terhadap status HIV pada waria di 5 kota di Indonesia (OR=2,36). ...... HIV and AIDS is a public health problem that requires serious attention. Waria as key populations, the prevalence needs to be controlled to not spread to the general population. Based on the Integrated Biological and Behavioural Surveillance (IBBS) 2007 and 2011, the prevalence of HIV on the transgender has not demonstrated a significant reduction (24% in 2007 and 22% in 2011). The aim of this study is to discuss the determinants of HIV on transgenders in 5 cities in Indonesia using data Integrated Biological and Behavioral Surveillance (IBBS) in 2011. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design followed the design of the study on IBBS 2011. The results showed that the determinant of HIV status on transgender in 5 cities in Indonesia, are age, duration involved sex work, education, history of STIs, job as a sex worker, number of anal sex clients, consistency use of condoms and lubricants, HIV testing, and STI clinic visits. Results of this study indicate transgender job is the greatest risk factor of HIV status on transgender in 5 cities in Indonesia (OR = 2.36).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan peran teman sebaya terhadap perilaku seksual pra-nikah remaja pada siswa kelas XI di SMA Negeri X Batanghari tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dengan menggunakan populasi sebagai sampel yaitu, 104. Hasil dari penelitian ini menemukan sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai kesehatan reproduksi (76%), dan 60% responden mempunyai sikap positif terhadap perilaku seksual pra-nikah. Penelitian ini juga menemukan sebagian responden (50%) mendapat pengaruh positif oleh teman sebayanya, serta didapatkan responden yang berperilaku seksual pra-nikah sebesar 31,7%. Hasil uji chi-square mendapatkan variabel jenis kelamin dan pengetahuan ada hubungan yang bermakna dengan perilaku seksual pra-nikah pada siswa kelas XI SMA Negeri X Batanghari dengan P Value = 0,033 pada variabel jenis kelamin terhadap perilaku seksual pra-nikah dan P value = 0,041 pada variabel pengetahuan terhadap perilaku seksual pra-nikah. Perlu perhatian yang serius dengan ditemukannya tidak semua siswa kelas XI yang mengetahui adanya PIK-R di sekolah (8%), dan baru sebagian (50%) siswa yang memanfaatkan sarana PIK-R untuk mendapat informasi dan konseling. Serta diperlukan upaya-upaya lain untuk meningkatkan jangkauan kegiatan PIK-R agar bisa di manfaatkan secara maksimal oleh semua siswa di sekolah.
ABSTRACT
This study aims to determine the level of knowledge, attitude and role of peers toward premarital sexual behavior in class XI student teen in SMA X Batang 2014. This study uses quantitative methods with cross-sectional approach using a sample of the population, 104 . The results of this study found the majority of respondents have a good level of knowledge about reproductive health (76%), and 60% of respondents have a positive attitude toward premarital sexual behavior. The study also found the majority of respondents (50%) had a positive influence by peers, as well as respondents obtained pre-marital sexual behavior of 31.7%. The results of chi-square test to get the variables gender and knowledge was no significant association with pre-marital sexual behavior in class XI SMA X Batang with P Value = 0,033 on gender variable against pre-marital sexual behavior and P value = 0.041 in variable knowledge of the pre-marital sexual behavior. Need serious attention with the discovery that not all students of class XI were aware of the PIK-R in school (8%), and only partially (50%) of students who take advantage of the means PIK-R to get information and counseling. As well as other necessary measures to increase the range of activities of PIK-R that can be utilized to the maximum by all students in the school.
2015
S58151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Miladia Sari
Abstrak :
Angka hubungan seksual pranikah pada remaja di Indonesia tidak mengalami penurunan yang signifikan sepanjang tahun 2007 hingga 2017. Berbagai penelitian menemukan bahwa remaja usia pertengahan (pelajar SMA) lebih banyak yang melakukan hubungan seksual pranikah dibandingkan remaja usia awal (pelajar SMP). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor determinan perilaku hubungan seksual pranikah pada pelajar SMP dan pelajar SMA di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan menggunakan data sekunder Global School-based Student Health Survey (GSHS) tahun 2015. Sampel penelitian ini adalah pelajar SMP dan SMA yang berusia 11 – 18 tahun yang terdapat pada data GSHS 2015. Hasil penelitian menunjukkan 5,8% pelajar SMP dan 3,7% pelajar SMA di Indonesia pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Berdasarkan hasil penelitan, ditemukan bahwa faktor yang berhubungan dengan perilaku hubungan seksual pranikah pada pelajar SMP terdiri dari keterikatan dengan orang tua, peran teman sebaya, pendidikan seksualitas dan HIV/AIDS di sekolah, keinginan bunuh diri, dan konsumsi alkohol. Sementara faktor yang berhubungan dengan perilaku hubungan seksual pranikah pada pelajar SMA, yaitu usia, keterikatan dengan orang tua, peran teman sebaya, keinginan bunuh diri, merokok, dan konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol menjadi faktor yang paling berhubungan dengan perilaku hubungan seksual pranikah, baik pada pelajar SMP maupun pelajar SMA. ......Prevalence of premarital sexual intercourse among adolescents in Indonesia did not decrease during 2007 to 2017. Various studies found that middle-aged adolescents (high school students) had more premarital sexual intercourse experience than early adolescents (junior high school students). This study was conducted to determine the determinants of premarital sexual intercourse behavior in junior high and high school students in Indonesia. This study is a quantitative study with cross sectional design and uses secondary data from the Global School-based Student Health Survey 2015. The sample of this study was junior and high school students aged 11-18 years in the GSHS 2015. The results showed 5,8% of junior high school students and 3,7% high school students in Indonesia ever had premarital sex. It found that factors related to premarital sexual behavior in junior high school students consisted of parental connectedness, role of peers, education on sexuality and HIV/AIDS at school, suicidal ideation, and alcohol consumption. Meanwhile, factors related to premarital sexual behavior in high school students, namely age, parental connectedness, role of peers, suicidal ideation, smoking, and alcohol consumption. Alcohol consumption is the most related factor to premarital sexual behavior, both in junior high school students and high school students.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khobir Abdul Karim Taufiqurahman
Abstrak :
Pernikahan dini selalu berkaitan dengan kesehatan reproduksi pada perempuan. Komplikasi kehamilan dan persalinan adalah penyebab utama kematian pada anak perempuan berusia 15-19 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan usia pernikahan pada perempuan menikah yang berusia 15-24 tahun di Indonesia Tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah wanita menikah yang berusia 15-24 tahun di Indonesia pada tahun 2007, 2012, dan 2017. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariabel dan multivariabel dengan menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tren median usia kawin pertama terjadi peningkatan dari tiga tahun data SDKI dan persentase usia kawin pertama kurang dari 20 tahun mengalami sedikit penurunan. Tingkat pendidikan perempuan, status pekerjaan perempuan, tingkat pendidikan suami, dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga merupakan faktor determinan berpengaruh terhadap pendewasaan usia pernikahan. Temuan pada penelitian ini adalah akses media dan peran pengambilan keputusan yang protektif. Perempuan yang tetap bersekolah dengan program pendewasaan usia perkawinan melalui teman sebaya berperan penting dalam menunda usia pernikahan, selain itu paparan media terutama media sosial merupakan media yang paling efektif untuk memberikan informasi tentang penundaan usia pernikahan pada perempuan. ......Early marriage is always related to reproductive health in women. Pregnancy and childbirth complications are the main causes of death in girls aged 15-19 years. This study aims to determine the determinants associated with marriage age in married women aged 15-24 years in Indonesia in 2017. This study is a descriptive analytic type research with cross-sectional design. The sample of this study was married women aged 15-24 years in Indonesia in 2007, 2012 and 2017. The analysis used in this study was univariable and multivariable analysis using multiple logistic regression. The results of this study indicate that the median trend of first marriage age is an increase from three years of IDHS data and the percentage of age of first marriage less than 20 years has decreased slightly. Women's education level, women's occupational status, husband's education level, and education level of the head of the household are the determinant factors influencing the age of marriage. The findings in this study are media access and the role of protective decision making. Women who continue to go to school with a marriage age maturity program through peers play an important role in delaying the age of marriage, besides exposure to the media, especially social media, is the most effective media for providing information about delaying marriage to women.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Aryani Susanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi tindakan bedah caesar di RS X dan RS Y tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Efisiensi tindakan bedah caesar diukur dengan menggunakan software clinical pathway untuk mengetahui kepatuhan pelayanan dan metode Activity Based Costing (ABC) untuk mengetahui efisiensi biaya. Penelitian dilakukan di RS X dan RS Y dengan masing-masing jumlah sampel sebesar 47 kasus tindakan bedah caesar. Hasil perhitungan kepatuhan pelayanan didapatkan RS Y lebih patuh dari RS X. Hal ini terlihat dari kesesuaian output software clinical pathway dengan clinical pathway RS Y dan KMKRI nomor 1051/MENKES/XI/2008 tentang pelayanan obstetri terkait lama hari rawat, layanan konsultasi dokter, layanan laboratorium, layanan tindakan bedah caesar dan layanan obat-obatan RS Y. Hasil perhitungan efisiensi biaya didapatkan RS X lebih efisien daripada RS Y. Hal ini terlihat dari selisih biaya satuan aktual dan biaya satuan normatif di RS X sebesar Rp.1.514.638 dan selisih biaya satuan aktual dan biaya satuan normatif di RS Y sebesar Rp.2.905.715. ketidakpatuhan pelayanan RS X disebabkan belum adanya clinical pathway yang mengatur secara teknis lama hari rawat tindakan bedah caesar yang dilakukan selama masa perawatan pasien sedangkan ketidakefisienan RS Y terkait efisiensi biaya disebabkan pemakaian utilites (listrik, air dan telepon) yang cukup besar di ruang bedah (OK). ......This study aims to understand sectio caesarea efficiency in a hospital X and hospital Y Year 2016 . This study used a cross-sectional design with quantitative approach. Sectio Caesarea efficiency measured by used software clinical pathway to know compliance services and Activity Based Costing (ABC) methods to know of cost efficiency. The research was done in a hospital X and hospital Y with each the sample of the of 47 cases the patient the act of sectio caesar. Result of compliance services or hospital Y more obedient of hospital X. This can be seen from conformity output software clinical pathway with clinical pathway hospital Y and KMKRI number 1051/MENKES/XI/2008 provider obstetrics related long day for, consultation doctor, laboratory services, services of sectio caesar and services drugs hospital Y. Result of cost efficiency calculation obtained RS X more efficient than RS Y this seen from difference of actual unit cost and normative unit cost in RS X equal to Rp.1.514.638 and difference of actual unit cost and normative unit cost in RS Y equal to Rp.2.905. 715. The inefficiency of RS Y caused considerable utilites (electricity, water and telephone) in the operating room (OK).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Febriansyah Akbar Ali
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Mochamad Febriansyah Akbar AliProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Analisis Biaya Satuan Pelayanan Rawat Inap Sakura di RS X KotaBekasi Tahun 2016Dalam era globalisasis saat ini, pertumbuhan rumah sakit di kota besarmenyebabkan terjadinya kompetisi yang tinggi dalam sektor kesehatan sehinggapersaingan rumah sakit menjadi semakin keras segingga dibutuhkan peranan pembiayaanrumah sakit dalam menyediakan pelayanan yang optimal menjadi sangat penting agarrumah sakit dapat tetap bertahan. Penelitian ini betujuan untuk melakuakan analisisi biayasatuan dan biaya total pelayanan rawat inap sakura berdasarkan metode simpledistribution di RS X Kota Bekasi Tahun 2016. Penelitian ini merupakan analisisdeskriptif, bertujuan untuk menganalisis biaya satuan di rawat inap sakura yang dilakukanselama satu tahun dengan menggunakan perspektif dari rumah sakit dan biaya yangdihitung adalah biaya yang terkait pada pemakaian tempat tidur atau biaya akomodasipasien saja. Berdasarkan perhitungan dengan metode simple distribution, studimenghasilkan informasi biaya pada kamar rawat inap sakura RS X berupa biaya satuanpada kamar VVIP sebesar Rp 982.374, VIP sebesar 904.215, Kelas 1 sebesar Rp 549.480,Kelas 2 sebesar Rp 502.368. Kelas 3 sebesar Rp 436.181 dan Isolasi sebesar Rp 744.699dan biaya tidak langsung yang dihitung menggunakan metode Full Time Equivalent FTE berupa biaya gaji direksi direksi dan staf RS X perhari sebesar Rp 36.001.Kata Kunci : rumah sakit, metode simple distribution, rawat inap sakura
ABSTRACT
Nama Mochamad Febriansyah Akbar AliProgram Studi Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul Analysis of Sakura Inpatient Room Related Unit Cost Services inRS X Bekasi in 2016In the current era of globalization, the growth of hospitals in big cities leads tohigh competition in the health sector so that the competition of hospitals becomesincreasingly harsh so that the role of hospital financing in providing optimal services isessential so that hospitals can survive. This research aims to perform unit cost analysisand total cost of inpatient service of Sakura based on simple distribution method in RS XKota Bekasi Year 2016. This research is a descriptive analysis, aimed to analyze unit costin cousin hospitalization conducted for one year using the perspective of the hospital andthe calculated cost is the cost associated with bedding or patient accommodation costsonly. Based on the calculation with the method of simple distribution, the study resultedin cost information in RS X 39 s hospitalization room in the form of unit cost in VVIP roomof Rp 982,374, VIP of 904,215, Class 1 of Rp 549,480, Class 2 of Rp 502,368. Class 3amounting to Rp 436,181 and Isolation of Rp 744,699 and Indirect Cost calculated usingFull Time Equivalent FTE method in the form of directors director salary fee and RS Xstaff per day of Rp 36,001.Keywords hospital, simple distribution method, sakura rooms
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla Rizky Prameshwari
Abstrak :
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi sel darah putih yang disebut sel CD4 dan menargetkan daya tahan tubuh. kasus HIV di DKI Jakarta pada tahun 2022 memiliki kasus HIV secara kumulatif sebanyak 79.043 sehingga menempati urutan provinsi tertinggi. Kasus terbanyak yang dilaporkan pada Tahun 2020 oleh Profil Kesehatan DKI Jakarta berada pada wilayah Jakarta Selatan. Salah satu upaya untuk meningkatkan angka harapan hidup ODHIV adalah penggunaan obat antiretroviral (ARV). Secara umum pemberian terapi ARV diberikan dalam bentuk kombinasi yang harus dikonsumsi seusia hidup. Angka kepatuhan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi yaitu 45.6%. Angka ini lebih rendah dari target kemenkes yaitu 95% pasien mengalami supresi virus. Kepatuhan terapi antiretroviral di Puskesmas Kecamatan Setiabudi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan terapi antiretroviral di Puskesmas Kecamatan Setiabudi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan wawancara responden berdasarkan kuisioner yang sudah dibuat. Populasi adalah pasien ODHIV >18 tahun dengan minimal terapi selama 6 bulan. Sampel sebanyak 90 orang didapatkan melalui rumus uji beda proporsi. Berdasarkan analisis univariat diperoleh rerata kepatuhan terapi antiretroviral di Puskesmas Kecamatan Setiabudi 84.3 dari skala 100. Hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa keyakinan diri memiliki hubungan dengan kepatuhan terapi antiretroviral. Keyakinan diri merupakan variabel dominan yang berhubungan dengan kepatuhan terapi antiretroviral di Puskesmas Kecamatan Setiabudi (p=0.023, OR 2.87). Monitoring kepatuhan dapat menjadi intervensi yang baik bagi Puskesmas Kecamatan Setiabudi. ......The Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that infects white blood cells called CD4 cells and targets the body's immune system. The cases of HIV in DKI Jakarta in 2022 have cumulatively reached 79,043, making it the province with the highest number of cases. The highest number of cases reported in 2020 by the DKI Jakarta Health Profile were in the South Jakarta area. One of the efforts to increase the life expectancy of people living with HIV (PLWH) is the use of antiretroviral (ARV) drugs. Generally, ARV therapy is given in combination and must be consumed for life. The adherence rate at the Puskesmas in Kecamatan Setiabudi is 45.6%. This figure is lower than the Ministry of Health's target of 95% of patients achieving virus suppression. Adherence to antiretroviral therapy at the Puskesmas in Kecamatan Setiabudi is influenced by various factors. This study aims to understand the picture and factors associated with adherence to antiretroviral therapy at the Puskesmas in Kecamatan Setiabudi. This study uses a cross-sectional design with respondent interviews based on a pre-made questionnaire. The population is HIV patients >18 years old with a minimum of 6 months of therapy. A sample of 90 people was calculated using a difference of proportion test formula. Based on a univariate analysis, the average adherence to antiretroviral therapy at the Puskesmas in Kecamatan Setiabudi is 84.3 out of 100. The results of the multiple logistic regression tests show that self-efficacy is associated with adherence to antiretroviral therapy. Self efficacy is the dominant variable associated with adherence to antiretroviral therapy at the Puskesmas in Kecamatan Setiabudi (p=0.023, OR 2.87). Monitoring adherence can be a good intervention for the Puskesmas in Kecamatan Setiabudi.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Sufriana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan RS. Ananda berdasarkan karakteristik ( jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, kelas perawatan ) orang tua pasien anak yang dirawat di ruang tersebut, alasan memilih RS. Ananda dan asal rujukan pasien, menganalisis hubungannya dengan kepuasan pasien, serta menemukan faktor dominan dari kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pasien. Penelitian dilakukan di Unit Rawat Inap, yakni Ruang Rawat Anak Sakura RS. Ananda Bekasi. Adapun metode yang digunakan adalah metode survei berupa pengamatan sesaat dengan pendekatan kuantitatif dan telaah dokumen, dengan jumlah sampel 145 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner kepuasan pasien dan data yang terkumpul bersifat kategorikal dan numerikal. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan Analisis Univariat, Bivariat Uji Chi-Square dan Multivariat Uji Regresi Linier Berganda dengan menggunakan pemodelan Uji T-Test ( Independent ? Sample T-Test). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan di RS. Ananda dengan tingkat kepuasan pasien. Kualitas pelayanan yang diteliti secara keseluruhan terdiri dari 7 ( tujuh ) dimensi. Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan responden dapat dikatakan tinggi. Alasan pasien memilih RS. Ananda yang terbanyak adalah karena dekat rumah. Berdasarkan hasil analisis bivariat, dari berbagai karakteristik responden hanya variabel pendidikan yang muncul sebagai faktor pengganggu ( confounding ) hubungan antara kualitas pelayanan dan kepuasan pasien. Dari analisis multivariat terbukti bahwa dimensi kualitas pelayanan emphaty dalam hal kepedulian, perhatian secara individual kepada pasien dari para petugas RS. Ananda dalam memberikan pelayanan merupakan variabel yang paling dominan atau paling besar pengaruhnya terhadap kepuasan pasien. Untuk meningkatkan kepuasan pasien berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan kepada manajemen RS. Ananda, dalam pengembangan kebijakan mutu pelayanannya harus diperhatikan perbedaan demand pasien yang disebabkan adanya perbedaan tingkat pendidikan. Meningkatkan jejaring dan promosi juga akan meningkatkan permintaan. ......This research aims to describe the parent patient perception of Ananda?s hospital service quality by caracteristics of ( sex, age, knowledge, job, care class) that spend the night at child care room, reson to choose Ananda?s Hospital as reference, analyze the relationship with patient satisfaction, and finding out the dominant factor of service quality that influence the patient satisfaction. Research implemented at the Sakura child care unit of Ananda?s Hospital. The Methodology used by this research was survey with quantitative and qualitative approach through documented study. The sample was 145 respondent. Data was collected by questionaires about patient satisfaction. Characteristic of data was categorical and numerical, they were analyzed by univariate, bivariate Chi-Square and Multivariate through multiple regression analysis with student test (independent- sample t-test). The result of this research indicate that there are significant relationship between patient perception of Ananda?s hospital service quality with 7 dimensions of service quality with the patient satisfaction at Ananda?s Hospital. And from the result of this research we found that patient satisfaction in RS. Ananda is high. The reason patient choosing Ananda?s Hospital is because near from their home. And the result of bivariate analysis found that knowledge variable as a counfounding aspect of relational between service quality and patient satisfaction. According to multivariate analysis, empathy, in relation of caring, individual attention to patients has a dominant influence to patient satisfaction. A suggestion to management of Ananda?s Hospital, if want to increase the patient satisfaction management should develop a proper policy of satisfaction quality, especially difference of demand according to difference of knowledge. Also with increasing the networking and promotion will be increasing demand too.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T31690
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrudin Adhi Candra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran strategi pemasaran yang dilakukan Rumah Sakit Ananda Bekasi dan diketahuinya permasalahan yang ada dalam menjalankan strategi pemasarannya, Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data primer untuk analisis kualitatif diperoleh melalui indepth interview. Data Sekunder Berasal dari data laporan tahunan kegiatan pelayanan rumah sakit tahun 2007 dan tahun 2008. Pelayanan dan produk yang bermutu, harga yang terjangkau, lokasi yang strategis penentuan target dan segmen yang tepat akan berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan pada poliklinik yang ada. Penelitian sebaiknya dilakukan dengan cakupan lebih luas tentang segmentasi, potensial market, kemampuan daya beli secara lebih mendalam sehingga dapat memberikan gambaran trend yang sedang terjadi, dan dapat mengukur besarnya pesaing yang ada. ......The objective of this research was to perceived marketing strategies of Ananda Hospital, Bekasi and to identified problems when running their marketing strategy. The desain of this research was using descriptive reasearch with qualitative approach. Primary data which was used for qualitative analysis, was acquired li-om indepth review. Seconday data were based on annually report of Hospital activity during services in year 2007 and 2008. Services and good quality products, affordable price, good location, accuracy of segmenting and targeting would influence the utilization of the policlinic sen/ices. This research should be done with widen analysis of segmentation, market potention the purchasing power therefore would get trend picture of actual condition and to measure the competitor.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33923
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library