Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irarubbyanthy Irwan
"Oi perairan, terdapat beragam Sumber Oaya Hayati (SOH) seperti
mikroorganisme, tumbuhan air dan berbagai hewan perairan. Ganggang
halus lautlmikroalga merupakan SOH perairan yang berperan sebagai
produsen primer dalam rantai makanan. Mikroalga adalah mikroorganisme
atau jasad renik dengan tingkat organisasi selnya termasuk ke dalam
tumbuhan tingkat rendah. Pemanfaatan mikroalga dapat sebagai bahan
pakan utama dalam budidaya perairan dan produk olahan berupa "makanan
sehat", yaitu dari ganggang halus lautjenis Spirulina, sp dan Chlorella, sp.
Ganggang halus laut membutuhkan senyawa karbon, nitrogen, fosfor,
sulfur dan elemen runutan untuk pertumbuhannya. Untuk memenuhi nutrisi
yang dibutuhkan, diberikan dua jenis pupuk anorganik ke dalam media
kultivasi ganggang hal us !aut yang berbeda, yaitu pupuk anorganik proanalis ...,_
dan teknis. Ganggang halus laut memiliki kemampuan untuk menyerap dan -
mengeluarkan kandungan anorganik yang berasal dari pupuk yang diberikan,
sehinga perlu dilakukan analisa kandungan anorganik pada media kultivasi
tersebut dengan metode Colorimetri dan Spektrofotometer Serapan Atom.
Pertumbuhan ganggang halus laut diukur dari kepadatan selnya pada
setiap volume,kulturnya (log sel/ml). Oengan pupuk anorganik proanalis,
Spirulina, sp menghasilkari jumlah sel tertinggi, yaitu sebanyak 7,7005 log
sel/ml pada umur kultivasi 7 hari, dan Ch/orella, sp sebanyak 7,4183 log
sel/ml pada umur kultivasi 9 hari. Sedangkan dengan pupuk anorganik teknis, Spirulina, sp pada umur kultivasi 5 hari menghasilkan jumlah sel
tertinggi, sebanyak 7,02467 log sel/ml, dan Chlorella, sp pada umur kultivasi
9 hari sebanyak 7,03323 log sel/ml.
Pada media kultivasi ganggang halus laut, kadar ammonia yang
dihasilkan berada dalam rentang 0,3467-2,3367 mg/L, sulfida berada dalam
rentang tidak terdeteksi hingga 0,02 mg/L, kemudian kadar nitrat berada
dalam rentang 0,038-8,3367 mg/L, sedangkan kadar nitrit 0,035-2,08 mg/L,
dan kadarfosfat antara 4,1167-1 3,9667 mg/L.
Di alam, logam dibutuhkan oleh organisme untuk pertumbuhan dan
perkembangannya, tetapi dapat pula bersifat toksik. Kadar cadmium pada
media kultivasi berada dalam rentang tidak terdeteksi hiogga 0,1707 mg/L,
sedangkan kadar tembaga tida terdeteksi, kemudian kadar besi dihasilkan
antara 0,0945-3,2904 mg/L dan Radar timbal berada dalam rentang tidak
terdeteksi hingga 1,147 mg/L. • •
Berdasarkan hasil penelitian kandungan anorganik pada media
kultivasi ganggang halus laut Spiro/ina, sp dan Chlorella, sp, maka media
kultivasi ganggang halus laut ini aman untuk pengembangan pakan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Hadi B
"ABSTRAK
Salah satu dampak kekurangan gizi mikro di Indonesia adalah rendahnya
tingkat kesehatan ibu hamil. Pemberian sumplemen yang mengandung omega-3
dan 6 (DHA, EPA, dan AA), dapat menjadi solusi permasalahan tersebut. Salah
satu sumber lain yang sangat potensial adalah mikroalga yang dikultivasi
heterotrof. Pada penelitian ini dilakukan kultivasi mikroalga dari spesies
S.platensis, B. braunii, C aureius, dan P.cruentum yang dikoleksi oleh Balai Besar
Bioteknologi dan Perikanan, Slipi, Jakarta. Penelitian dilakukan dari kultivasi
masing-masing mikroalga tersebut secara normal (autotrof), kemudian
dikondisikan secara heterotrof dengan pemberian glukosa 0,5 g/L. Hasil penelitian
menunjukkan spesies S.platensis, B. braunii, C aureius, dan P.cruentum memiliki
kandungan lipid berturut-turut sebesar 5,297, 0,173, 0,528 dan 2,116 (% berat
biomass kering). Kandungan DHA, EPA, dan AA dari S. platensis,B. braunii, C.
aureus dan P. cruentum berturut-turut sebesar 0,003, 0,915 .10-3, 0,682 .10-3,
0,103 .10-3, 3,228 .10-5, 2,157. 10-5, 0,323 .10-3, 0,152 .10-3, 0,120 .10-3 dan 1,380
.10-3, 0,430 .10-3, 0,401 .10-3 (mg/g biomassa kering).

ABSTRACT
One of effects in deficient of micronutrient in Indonesia is the lower level of
healthy pregnant mother. Giving suplemen containing omega-3 and omega-6
(DHA, EPA, and AA) can be solution for the problem. One of the other sources is
heterotrophic cultivated microalgae. In this study, microalgae from species S.
platensis, B. braunii, C. aureius, and P. cruentum that collected from Balai Besar
Bioteknologi dan Perikanan, Slipi, Jakarta, will be cultivated. Once each
microalgae are cultivated autotrophically, the culture were transformed to
heterotrophic condition with glucose 0.5 g/L as carbon source. Results show that
yield lipid from S.platensis, B. braunii, C aureius, and P.cruentum respectively
are 5.297, 0.173, 0.528, and 2.116 (% w/w dry biomass). Composition of DHA,
EPA, and AA from S. platensis B. braunii, C aureius, and P.cruentum
respectively are 0.003, 0.915 .10-3, 0.682 .10-3, 0.103 .10-3, 3.228 .10-5, 2.157. 10-5,
0.323 .10-3, 0.152 .10-3, 0.120 .10-3 and 1.380 .10-3, 0.430 .10-3, 0.401 .10-3 (mg/g
dry biomass).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43817
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library