Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Slamet Soelaeman
"Data Penginderaan Jauh adalah merupakan salah satu alternatif untuk mendapatkan informasi tentang suatu obyek dengan melakukan pengukuran dari jarak jauh tanpa menyentuh obyek. Aspek terpenting adalah dalam perolehan data (Data acusition atau collection) dan pengolahan atau analisis data (data processing atau analysis).
Alternatif yang digunakan adalah data Landsat-TM dan data JERS-1 SAR serta data GPS sebagai sarana untuk koreksi geometri. Untuk Koreksi data JERS-1 S AR sangat sulit karena tidak dapat mengenali obyek karena itu digunakan data Landsat-TM yang selanjutnya digunakan metoda tumpang susun atau Overlay.
Sedangkan pengukuran koordinat bumi dilakukan dengan menggunakan reseiver GPS (Global Positioning System) yang diletakkan pada sebuah kendaraan uyang bergerak menyusuri rute jalan raya dengan tujuan mendapatkan kurva yang telah ditentukan. Koleksi data koordinat yang terkumpulkan dirubah formatnya ke dalam format vektor yang lebih umum sehingga tampak sebagai bentuk gratis yang menggambarkan poligon dari seluruh route jalan yang dilalui, Dengan menggunakan teknik pengkombinasian data GPS dengan data radar JERS-l SAR terkoreksi geometrik maka dapat dilakukan analisis simpangan kurva yang ada diantara kedua jenis data tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wikaria Gazali
"Dalam penelitian ini penulis membuat program Pengenalan Obyek ( Object Recognition ) mulai dari obyek yang berupa image, hingga mendapatkan parameter-parametemya (ciri-cirinya) sampai pada proses pengenalannya dengan Neural Network. Untuk proses pengenalan obyek dengan Neural Network penulis menggunakan Multi-Layer Back Propagation Neural Network Simulator.
Persoalan yang paling penting dalam proses pengenalan obyek dua dimensi adalah pemilihan parameter (ciri) yang tidak.dipengaruhi oleh proses skala, rotasi dan translasi pada obyek berbentuk kontur (keliling garis tepi pada obyek). Pada tesis ini parameter pengenalan obyek digunakan Fourier Descriptors dan diaplikasikan untuk mengenali obyek (mobil) dua dimensi.
Penelitian dimulai dengan pengambilan gambar obyek mobil yang diambil pada arah tegak lurus dari samping mobil dan berakhir pada proses pengenalan yang menggunakan Neural Network dengan menggunakan teknik back propagation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T 2101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Said
"Metode radar interferometri mempunyai kemampuan menghasilkan data model elevasi dijital (Digital Elevation Model - DEM). Beberapa penelitian mengenai ketelitian DEM data radar interferometri yang pernah dilakukan sebelumnya menunjukan hasil yang baik. Meskipun demikian penelitian ini di Indonesia, khususnya airborne radar interferometri belum pemah dilakukan.
Prinsip dari radar interferometri adalah mendapatkan korelasi antara beda fasa dengan posisi titik di permukaan bumi. Beda fasa gelombang radar diperhitungkan dari fasa yang terukur pada antena kesatu dan fasa yang terukur pada antena kedua. Data radar yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data airborne radar interferometri DOSAR - Jerman. Sebagai pembanding dalam uji ketelitian DEM hasil analisis data airborne radar interferometri digunakan peta Topografi skala 1:50.000 yang dibuat dengan teknik fotogrametri.
Hasil penelitian menunjukan : pertama, tingkat akurasi DEM berkisar ± 11,5 meter, kedua, metode pembuatan DEM dari data radar interferometri menunjukan hasil terbaik pada daerah datar, sementara pada area bergunung mengalami banyak hambatan dengan munculnya fenomena = shadow, foreshortening, dan lay over, yang mempersulit proses phase unwrapping data radar interferometri. Ketiga, tersedianya titik kontrol tanah, dan data undulasi geoid sangat berpengaruh terhadap ketelitian DEM.
DEM data airborne radar interferometri resolusi 2,5 meter lebih tepat dipergunakan untuk peta berskala sedang misal skala 1:25.000 atau peta berskala lebih kecil. Meskipun demikian, pemakaian teknologi airborne radar interferometri untuk pembuatan DEM merupakan altematif terbaik mengingat waktu proses yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan teknologi fotogrametri. Disamping waktu proses, keunggulan utama teknologi radar yaitu tidak mengalami hambatan pada masalah penutupan awan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafni Septiana Nur Endah
"Segmentation is basically a process of pixel classification, the picture is segmented into subsets by assigning the individual pixel to classes. In this case when segmentation by thresholding it have to do classifying the pixels into " dark" and "light" classes, in an attempt to distinguish dark object from their light background.
Similarly in edge detection pixels is classified into "edge" and "not edge" by thresholding the response of some difference operator that has high values when the rate of change of gray level is high.
This thesis shows segmentation techniques base on gray level values, and some experiments process correspond to segmentation techniques."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Budi Wahyono
"The recognition of two dimensional character typewriter and hand written by using back-propagation method. This method is popular in neural-network model. We try to explain back-propagation method application in character recognition practice, helping by neural-network software."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrari Grahitandaru
"A two dimensional layer or cross section of a three dimensional object can be reconstructed by means of a large number of one dimensional projections through this layer. Reconstruction a two dimensional phantom from its one-dimensional projection has been accomplished in this thesis using the technique where the input projection data of CT X-Ray is simulated. The qualities of reconstructed phantom from the projections have shown a good result compared to the original image. This reconstruction technique has been implemented on PC and the reconstructed image is displayed using VGA monitor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarwanto
"STAR-1 synthetic aperture radar (SAR) imagery takes over portions of East Kalimantan. In the first part of this study, the basic theory of SAR was reviewed, begin by digital signal processing, and then range / azimuth resolution and the last is pulse compression. Specific applications like Frost Filter to reduce speckle caused by multiplicative white noise had been run by "FILTER.F77" program. The Frost filter seems not to give optimum results in this study area. The application of classification also had been run by packet program "Bakosurtanal image analysis system" before and after filtering. Running 'ANALISA & ANALPOS' program and then running its output with 'STATGRAPHIC' program can clear the differences between homogeneous and inhomogeneous areas. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Wahyu Purnawan Abyoto
"A model to contour hydrographic data was designed to determine the depth of water. Because uf sparse and random nature of the given data, we superimposed an optimally sized grid system on the region and assigned the known data at their corresponding grid points. Thon We used the principle of minimum curvature tn derive finite difference? equations that calculated the remaining grid points. We iterated these equations until a convergence criterion of 0.01 over the whole grid was reached; this gave us a grid of values to contour. To insure corvergent.e of the grid before round-off error swamped the routine, we put the grid through an initializenq routine. The Geographical Information System is used to develop a powerful set of tools for concerting and displaying hydrographic data from the real world."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ating Kusdinar
"Two multi-temporal as well as multi-sensor data of LANDSAT MSS (1979) and MOS (1991) were used for Mangrove Forest change detection in Tg. Karawang, West Java. About 13,986 hectare decrease of total volume of the Mangrove Forest were detected for 12 years from 1979 to 1991. Procedures for change detection of vegetated areas employed in this study were detected by post-classification differencing technique. Landsat MSS image was registered to MOS image after the extraction of the test area from the each original image. A land cover classification image of the Landsat MSS in 1979 was produced by the supervised maximum likelihood classification method, another land cover classification image of the MOS Data 1991 was produced by the same method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T3782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhermanto
"Aplikasi interferometri SAR pada data satelit masih sangat terbatas, karena belum dimungkinkan menempatkan dua sensor SAR (radar) pada satu satelit. Kendala teknis ini muncul akibat keterbatasan penyediaan sumber daya untuk mengoperasikan dua sensor secara simultan. Akihatnya implementasi interferometri terbatas pada interferometri dengan pengulangan orbit (repeat-orbit interferometric). Sementara interferometri pada data airborne SAR relatif lebih luas karena dapat dilakukan interferometri along-track maupun accros-track.
Implementasi interferometri SAR pada data airborne maupun spaceborne menuntut pemahaman tentang gelombang radar dan interaksinya. Interaksi gelombang radar utamanya terhadap objek harus dicermati untuk mencari korelasi antara beda fasa yang disebabkan oleh beda jarak objek dan beda fasa akibat sebab lain. Karena beda fasa yang diperoleh, sangat dipengaruhi oleh derau akibat berbagai faktor.
Kemampuan memisahkan beda fasa akibat hambur balik objek dari kontribusi beda fasa yang disebabkan oleh sifat-sifat fisis target dan geometri objek merupakan sasaran antara guna rnemperkecil pengaruh diskontinuitas fasa dan bahkan inkonsistensi rasa. Namun disadari pemisahan demikian tidak akan efektif apabila sifat-sifat fisis objek berubah untuk kedua pengamatan atau periode pengumpulan datanya tidak cukup dekat.
Menyadari sangat beragamnya penyumbang kesalahan fasa pada data SAR menyebabkan persyaratan interferometri menjadi ketat terutama yang terkait dengan orbit, sistem satelit, rasio sinyal/derau hingga pada kondisi atmosfer dan topografi objek. Batasan demikian dimaksudkan untuk memperkecil pengaruh diskontinuitas dan inkonsistensi beda fasa yang disebabkan : orbit satelit (dekorelasi temporal. dekorelasi geometris (baseline), range migration), sistem satelit (sudut jatuh, resolusi spasial), polarisasi, speckle, kondisi atmosfer dan topografi.
Upaya memperkecil sebagian kesalahan tersebut adalah melalui registrasi presisi citra SAR kompleks sehingga nilai koherensi atau visibilitas fringe yang dihasilkan menjadi baik. Menyadari peran registrasi dalam memperbaiki koherensi, maka implementasinya dilakukan melalui dua tahap, yaitu dengan registrasi dalam orde ukuran pixel dan registrasi dalam orde sub-pixel.
Evaluasi kualitas hasil registrasi citra kompleks dilakukan melalui uji koherensi, Dimana bila nilai koherensi (y) pasangan citra SAR kompleks < 0.6, maka interferometri SAR tidak layak dilanjutkan, karena dengan visibilitas fringe yang rendah sangat sukar untuk mengidentifikasi kontinuitas fringe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koherensi yang dapat dicapai hanya 0,522726, dan sedikit membaik setelah dilakukan registrasi presisi menjadi 0.523706.
Citra interferogram yang merupakan hasil kali kompleks konjugate antara pasangan citra SAR kompleks memberi fringe yang tersusun dalam modulus 2a. Untuk mendapatkan citra beda fasa kontinu (absolut) keseluruh permukaan citra dikenakan unwrapping fasa dua dimensi dengan metoda "branch cuts". Dalam hal ini, citra beda fasa absolut yang merupakan rekonstruksi tinggi objek sangat peka terhadap derau fasa.
Utilitas unwrapping fasa yang dikerjakan pada modul Matlab belum menerapkan teknik identifikasi residu, sehingga software tidak dapat mentolerir derau Fasa yang muncul pada alur integrasi fasa. Akibatnya diskontinuitas dan inkonsistensi fasa yang hanyak terdapat pada citra interferogram menyebabkan terjadinya perambatan kesalahan pada proses intergrasi. Hal ini terlihat dari hasil rekonstruksi objek yang menyimpang dari harapati, sehingga citra elevasi digital sebagai luaran proses tidak mencerminkan topografi objek yang sesungguhnya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>