Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Traya Niti Nalendra
Abstrak :
Penanganan Developmental Dysplasia of the Hip di Indonesia mayoritas tidak dilakukan secara dini sehingga membutuhkan operasi bedah. Operasi bedah yang sering dilkakukan adalah Total Hip Arthroplasty dimana sendi pinggul diganti secara menyeluruh menggunakan implan prostetik. Pada pelaksanaannya, cup dari prostetik dipasangkan menggunakan sekrup medis. Oleh karenanya penelitian mengenai tekanan yang diperoleh oleh sekrup perlu diteliti untuk menjamin keamanan dari pasien. Sebuah model CAD dari tulang pinggul yang memiliki defek containment sekitar 40% dibuat dipasangkan dengan suatu model implan prostetik diamankan oleh sebuah block graft dan dipasangkan sekrup berdiameter 2,7mm dan 3,5mm. Modeling dilakukan dengan menggunakan spline pada fitur 3D sketch sebagai batasan untuk pembuatan surface. Surface kemudian di-stitch untuk menutup celah dan memungkinkan penebalan surface menjadi solid dan pembuatan model solid dari batasan surface. Model kemudian disimulasikan menggunakan perangkat lunak SOLIDWORKS dengan pembebanan sebesar 400 N dengan arah vertikal kebawah pada spinal column. Pengaturan mesh pada mesh quality diatur dengan pengaturan ukuran maksimum mesh 29,6014mm dan minimal 1,48007mm, minimum jumlah elemen dalam sebuah lingkaran sebanyak 8, dan rasio pertumbuhan ukuran elemen sebesar 1,4. Mesh refinement juga dilakukan pada block graft dengan mengatur ukuran mesh maksimal sebesar 8,63177mm. Penulis mendapatkan bahwa konfigurasi pemasangan paling optimal dalam kasus ini adalah sekrup 3,5mm dengan konfigurasi horizontal dikarenakan lebih kecilnya perpindahan dan tegangan von mises yang dialami block graft dibandingkan dengan konfigurasi lainnya. ......The majority of Developmental Dysplasia of the Hip treatments in Indonesia are not performed early enough to require surgery. The most common surgical operation is Total Hip Arthroplasty where the hip joint is completely replaced using a prosthetic implant. In practice, the cup of the prosthetic is attached using medical screws. Therefore, research on the stress obtained by the screw needs to be investigated to ensure the safety of the patient. A CAD model of a hip bone with a containment defect of approximately 40% was created paired with a prosthetic implant model secured by a block graft and attached with 2.7mm and 3.5mm diameter screws. Modeling was performed using the spline in the 3D sketch feature as a boundary for surface creation. The surface was then stitched to close the gap and allow thickening of the surface into a solid and creation of a solid model from the surface boundaries. The model was then simulated using SOLIDWORKS software with a loading of 400 N in a vertical downward direction on the spinal column. Mesh settings on mesh quality are set with a maximum mesh size of 29.6014mm and a minimum of 1.48007mm, a minimum number of elements in a circle of 8, and an element size growth ratio of 1.4. Mesh refinement was also performed on the block graft by setting a maximum mesh size of 8.63177mm. The authors found that the most optimal configuration in this case was a 3.5mm screw with a horizontal configuration due to the smaller displacement and von mises stress experienced by the block graft compared to other configurations.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herbert Jusuf Pritanto
Abstrak :
ABSTRAK Fatigue strength merupakan poin penting yang perlu diperhatikan dalam dunia keteknikan. Fatigue strength dipengaruhi oleh korosi, kekasaran permukaan, dsb. Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan untuk meningkatkan fatigue strength, salah satunya yakni dengan surface treatment seperti heat treatment, ultrasonic impact treatment, Galvanisasi dsb. Dalam studi ini, simulasi untuk memprediksi fatigue life terhadap galvanized and non-galvanized S45C dengan menggunakan metode elemen hingga (commercial software) telah dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh dari galvanized material dan non-galvanized spesimen. Hasil dari simulasi didapatkan bahwa nilai fatigue strength dari non-galvanized spesimen adalah sekitar 95% dibandingkan dengan data dari eksperimen. Lalu simulasi dilanjutkan untuk galvanized spesimen. Fatigue strength dari galvanized specimen sekitar 25% lebih tinggi dari non-galvanized spesimen. Sehingga bisa disimpulkan bahwa software bisa digunakan untuk memprediksi fatigue strength.
ABSTRACT Fatigue strength is an important point that needs to be considered in the world of engineering. Fatigue strength is affected by corrosion, surface roughness, etc. There are several methods that can be used to increase fatigue strength, one of them is surface treatments such as heat treatment, ultrasonic impact treatment, Galvanization, etc. In this study, a simulation to predict the fatigue life of galvanized and non-galvanized S45C by using the finite element method (commercial software) has been carried out to determine the effect of galvanized material and non-galvanized specimens. The results of the simulation show that the fatigue strength value of non-galvanized specimens is about 95% compared to the data from the experiments. Then the simulation is continued for the galvanized specimen. Fatigue strength of galvanized specimens is about 25% higher than non-galvanized specimens. So it can be concluded that software can be used to predict fatigue strength.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yendri Minggu Bali
Abstrak :
Pengembangan perangkat mikro yang baru dan inovatif sangat tergantung pada sistem dan proses manufaktur yang dapat diandalkan untuk memproduksi komponen berskala mikro dengan kualitas yang baik. Salah satu jenis manufaktur ini adalah fabrikasi mikro dengan menggunakan mesin Laser CO2. Penelitian ini dilakukan berupa eksperimen proses fabrikasi micropattern dengan beberapa variasi variabel bebas seperti jarak fokus, daya Laser dan kecepepatan nozzle Laser dengan metoda engraving menggunakan mesin Laser CO2 pada material acrylic dengan tebal 4 mm. Hasil fabrikasi diamati dan diukur menggunakan microscope digital dan surface tester SURFCOM untuk memperoleh variabel tak bebas fabrikasi berupa nilai kekasaran permukaan, lebar, dan kedalaman. Hubungan antara kedua variabel ini dianalisis dengan response surface methodology (RSM) yang menghasilkan persamaan hubungan untuk kedua variabel. Hasil analisis RSM menunjukkan bahwa variabel daya (P) memberikan hubungan yang linear terhadap kekasaran permukaan (Ra) dengan variabel kecepatan kecepepatan nozzle Laser sebagai variabel yang memberi pengaruh untuk kualitas permukaan yang baik (halus). Pada dimensi geometri pengaruh daya Laser (P) memberikan hubungan linear dengan pengaruh yang signifikan. Hasil analisis RSM memberikan grafik karakteristik dan juga persamaan matematik untuk kedua variabel yang dimanfaatkan untuk memprediksi kualitas hasil fabrikasi untuk membuat produk micromold. Hasil fabrikasi pola mikro untuk micromold ini diperoleh dengan kualitas nilai kekasaran permukaan (Rax) 17,55 µm, lebar celah (W) 135 µm dan kedalaman (D) 341 µm. ......The development of innovative micro components depends on the manufacturing system and process that reliable to produce the component in micro scale with good quality. In this case, using CO2 Laser is one of micro fabrication technique to fabricate material to get micro component. In this research, do an experiment to fabricate micropattern using engraving methode by Laser CO2 machine with several independent variables such as focus distance of nozzle Laser to workpiece (F), power of Laser (P), and velocity of nozzle Laser movement (V). The workpiece in this research is an acrylic. Result of fabrication process will be identified and measured using digital microscope and surface roughness tester to get the value of workpiece quality such as surface roughness and geometrical properties as the dependent variables. The relationship of both variables will be expressed in 3D curves characterictic and mathematical models were analyzed by response surface methodology (RSM). The result of the analysis indicate that power of Laser (P) and velocity of Laser nozzle movement (V) effect is the significant variables affecting the quality of micropattern and micromold fabrication. Micromold can be fabricated using Laser CO2 with roughness value (Rax) is 17,55µm, width of grove (W) 135 µm, depth (D) 341 µm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zetha Arvay
Abstrak :
Friction stir welding adalah proses pengelasan solid-state thermomechanical. Sejak penemuannya di TWI pada tahun 1991, proses ini telah diaplikasikan dalam berbagai industri seperti otomotif, aerospace, perkapalan, dan elektronik. Skripsi ini menginvestigasi efek parameter pengelasan micro friction stir welding terhadap temperatur pada aluminium paduan A1100 dengan ketebalan 400 μm. Pada proses pengelasan micro friction stir welding, panas yang dihasilkan gesekan dan efek pengadukan oleh rotasi tool dapat mengakibatkan perubahan pada mikrostruktur dan berakibat pada perubahan sifat mekanik. Ada tiga parameter pengelasan yang dipertimbangkan dalam skripsi ini yaitu, plunge speed, dwell time pertama, dan dwell time kedua. Temperatur aluminium pada saat proses pengelasan FSW diukur. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dwell time kedua memiliki pengaruh besar terhadap temperatur lasan sedangkan dwell time pertama kurang berpengaruh. ...... Friction stir welding is a solid-state thermomechanical welding process. Since its invention by TWI in 1991, it has found its application in industries such as automotives, aerospace, shipbuilding, and electronics. In this paper, the effects of welding parameters on the temperature of micro friction stir welding in thin sheet aluminum A1100 alloy with a thickness of 400 μm were investigated. In a micro friction stir welding process, the heat generated by friction and the mixing effect of the tool rotation can cause changes to the microstructure thus changing its mechanical properties. Three welding parameters were considered, plunge speed, first dwell time and second dwell time. The temperature during FSW were measured. The results obtained showed that the second dwell time was a dominant factor affecting the temperature of the weld whereas the first dwell time has very little effect on temperature.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerra Maulana
Abstrak :
ABSTRAK
Maloklusi merupakan salah satu permasalahan yang paling banyak ditemukan dalam dunia kesehatan. Penggunaan braket ortodontik bertujuan untuk mengendalikan serta memperbaiki posisi rahang agar pengaruh dari maloklusi dapat dikurangi secara perlahan. Selama ini produksi braket ortodontik masih dilakukan secara impor. Dari sini munculah pembahasan untuk dapat memproduksi braket ortodontik secara nasional atau disebut sebagai behel nasional. Dari penilitian yang telah dilakukan ditahun sebelumnya, digunakan material jenis logam berupa Baja Tahan Karat 17-4PH. Untuk proses manufaktur behel tersebut, digunakan proses investment casting. Namum dari proses investment casting ini ditemukan bahwa hasil braket yang didapatkan memiliki permukaan yang kasar sehingga memerlukan pemrosesan akhir lebih lanjut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan proses manufaktur lain yaitu metal injection molding. Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk meningkatkan laju penghilangan binder melalui proses solvent debinding dengan perlakuan agitasi serta kondisi vakum yang kemudian dibandingkan dengan kondisi normal.Hasil percobaan menunjukan bahwa dengan dilakukannya perlakuan agitasi akan memingkatkan laju penghilangan binder secara signifikan akibat adanya mekanisme pengadukan yang menyebabkan kemungkinan tumbukan antar partikel meningkat. Kemudian dengan kondisi vakum laju penghilangan binder sedikit lebih baik dari kondisi normal dengan mekanisme yang mirip dengan pengadukan, namun dengan harus dilakukannya penambahan pelarut secara berkala akibat titip uap pelarut yang menurun dalam kondisi vakum. Tidak ditemukan adanya crack atau cacat pada permukaan dengan adanya peningkatan laju penghilangan binder melalui dua perlakuan tersebut.
ABSTRACT
Malocclusion is one of the most common problems in the medical field. The use of orthodontic brackets aims to control and improve the position of the jaw so that the influence of malocclusion can slowly be reduced. Until now, brackets production is still done by imports. From here comes the discussion to produce an orthodontic bracket nationally. Our latest research used Stainless Steel 17 4PH as the material and investment casting as the manufacturing processes. However, it is obtained that investment casting result have rough surfaces that require further processing end. Therefore, it is necessary to study other manufacturing processes for brackets production, namely metal injection molding. In this study, we conducted an experiment to enhance binder removal rate through the process of solvent debinding treatment with agitation and under vacuum. Then the results compared to the normal conditions.The experimental results showed that agitation treatment will enhance binder removal rate significantly due to the stirring mechanism that causes the possibility of collisions between the particles increases. Then the binder removal rate on the vacuum treatment conditions is little better than normal conditions by a mechanism similar to stirring, but with the addition of a solvent to be done on a regular basis due to the decline of the solvent boiling point under vacuum conditions. There were no cracks or defects found on the surface with an increased rate of binder removal through the two treatments.
2017
S66516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hantoro Restucondro Saputro
Abstrak :
Maloklusi merupakan salah satu masalah yang umum ditemui pada gigi dan mulut orang Indonesia. Negara ini juga dihadapkan pada masalah yang mengharuskan mengimpor braket dari luar negeri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memproduksi braket ortodontik nasional dengan proses metal injection molding MIM di Indonesia, khususnya sintering dengan menggunakan kondisi vakum dengan menggunakan stainless steel 17-4 PH, karena material ini merupakan salah satu material yang umum digunakan untuk aplikasi braket ortodontik. Sintering dilakukan pada empat temperatur yang berbeda, yaitu 1320°C, 1340°C, 1360°C, dan 1380°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat inklusi di dalam stainless steel 17-4 PH pada produk sintering yang kemungkinan adalah senyawa silikon oksida, kromium oksida, atau besi oksida. Densitas relatif meningkat seiring dengan naiknya temperatur sintering karena area porositas yang semakin berkurang. Selain itu, hasil sintering pada 1360 C memiliki kekerasan paling optimal, yaitu sebesar 395 HV dan melebihi kekerasan dari braket ortodontik komersial. ...... Malocclusion is one of the common problems encountered in the teeth and mouth of Indonesian people. This country is also confronted with problems that the bracket have to been imported from abroad. The purpose of this study is to produce national orthodontic bracket with metal injection molding MIM in Indonesia, particularly by using vacuum sintering for 17 4 PH stainless steel because it is a material commonly used for orthodontic bracket applications. Sintering conducted at four different temperatures, at 1320°C, 1340°C, 1360°C, and 1380°C. The results showed that there are inclusions in 17 4 PH stainless steel sintering products, it might be silicon oxide, chrome oxide, or iron oxide. The relative density increases with increasing temperature sintering because the area of porosity are reduced. In addition, the results of sintering at 1360 C has the optimal hardness, which is amounted to 395 HV and higher than commercial orthodontic bracket.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Setiawan
Abstrak :
Fabrikasi mikro telah digunakan untuk berbagai aplikasi di bidang engineering seperti micro gear, micro heat exchanger serta dapat diaplikasikan di bidang biologi dan kedokteran seperti micro needle, micro fluidic, dan bracket orthodontics. Penelitian yang dilakukan yaitu modifikasi permukaan pada material steel SKD 61 dengan metode etching untuk mendapatkan surface roughness kontur kedalaman mesh braket ortodontik menggunakan larutan FeCl3 sebagai etchant dengan berbagai variasi pola pocket lingkaran, pocket persegi channel heksagonal hasil maskless photolithography untuk mengetahui feasibility pembuatan mold braket ortodontik yang sesuai dengan kontur gigi dengan metode etching. Pada penelitian ini didapatkan bahwa secara keseluruhan nilai Ra tiap kenaikan waktu mengalami peningkatan, dengan range nilai Ra pocket yaitu 0,36 m - 0,74 m dan nilai Ra optimum 0,51 m sedangkan untuk channel dengan nilai Ra optimum 0, 63 m hampir mendekati Ra ideal pada braket ortodontik yaitu 0,53 m. Kedalaman optimum pada pocket yaitu 175,4 m dan channel 107,7 m mendekati kedalaman ideal pada braket ortodontik yaitu sebesar 150 m. Untuk nilai MRR dan SMRR tidak memiliki tren yang jelas karena naik dan turun setiap perubahan waktu. Surface yang terbentuk memiliki tren hasil pemakanan yang cenderung menghasilkan bentuk U dengan kondisi tidak mengerucut dibagian atas feasible untuk injection molding namun belum memiliki spesifikasi kontur dan kekasaran yang optimum sehingga metode etching memiliki potensi untuk di aplikasikan ke mold braket ortodontik.
Micro fabrication has been used for many application at engineering such as micro gear, micro heat exchanger, also nowadays can be applied at biological or medic such as micro needle, micro fluidic and bracket orthodontics. The objective of research to modify the surface on steel SKD 61 material to get optimum surface roughness contour of mesh using FeCl3 as enchat with various pattern circle pocket, square pocket hexagonal channel of maskless photolithography to know the feasibility of mold bracket orthodontics fabrication that appropiate with teeth contour. From this research, the range of pocket Ra value 0,36 m 0,74 m and optimum Ra value is 0,51 m, then for channel has optimum Ra value 0,63 approxiamtely close to Ra value that needed on bracket orthodontics 0,53 m. The depth of pocket has optimum value 175,4 m, then channel has optimum value 107,7 m close to optimum depth value of bracket orthodontics 150 m. MRR and SMRR value not showing trend of increasing or decreasing specificly. Surface characteristic after etching process disposed to make U shape which has no conical shape on the upper side feasible for injection molding but don rsquo t have spesification of optimum value contour surface roughness, so etching method has potential to be applied on mold bracket otrthodontics.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamie Widjaya
Abstrak :
ABSTRAK
Plak gigi merupakan salah satu masalah umum yang dapat ditemui pada saat penggunaan braket ortodontik. Hal ini terjadi karena adanya penumpukan bakteri di antara braket dan juga gigi yang di mana bakteri berasal dari sisa makanan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menciptakan permukaan braket yang memiliki energi yang rendah sehingga memudahkan air untuk membersihkan sisa makanan, yakni dengan sifat hidrofobik. Sifat tersebut dapat dicapai dengan menggunakan perlakuan etsa kimia yang diikuti dengan modifikasi permukaan menggunakan stearic acid. Etsa yang digunakan ialah CuCl2 dan HCl dengan variasi waktu berbeda, yaitu 15, 30, 45 dan 60 detik untuk CuCl2 dan 40, 50, 60 dan 70 menit untuk HCl, variasi konsentrasi HCl yang berbeda, yaitu 1, 2 dan 3 M, dan juga variasi suhu yang berbeda untuk etsa HCl, yaitu 25oC, 40oC, 60oC dan 80oC. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan menggunakan 2 M HCl selama 70 menit pada suhu 80oC maka akan menghasilkan sudut kontak sebesar 152o. Struktur hidrofobik pada penelitian ini telah berhasil di lakukan dengan menggunakan metode pengetsaan yang kemungkinan dapat di gunakan pada braket ortodontik.
ABSTRACT
Dental rsquo s plaque is a common problem that encountered during orthodontic treatment using bracket. It was caused by the excess food which trapped between teeth and bracket and led to the accumulation of bacteria. The purpose of this study is to created bracket rsquo s surface which has low surface energy so it could easily be cleaned with water so it would reduce food attachment, which is hydrophobic surface. Hydrophobic surface could be achieved by using wet chemical etching and surface modification. CuCl2 and HCl was used as an etchant while stearic acid was used for surface modification. Hydrophobic surfaces were produced under various etching time i.e 15,30,45 and 60 seconds for CuCl2 and 40, 50, 60 and 70 minutes for HCl, various HCl concentration i.e 1,2 and 3 M, and also various temperature i.e 25oC, 40oC, 60oC and 80oC. The result showed the contact angle could be achieved up to 152o using 2 M HCl for about 70 minutes in 80oC. Hydrophobic structure has successfully fabricated using etching technique that might be applied to the orthodontic bracket.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sefrika Tri Ayuningtyas
Abstrak :
Peranti orthodontik menciptakan pergerakan pada gigi dengan menciptakan pergerakan gigi melalui aplikasi gaya ke kawat untuk kemudian ditransfer ke gigi melalui braket. Kekurangan dari metode ini adalah munculnya friksi diantara braket dan kawat yang menghambat pergerakan dari braket dan gigi ke daerah yang diinginkan. Untuk mengatasi masalah ini, maka perlakuan permukaan seperti proses nitriding dipilih sebagai salah satu proses yang dapat meningkatkan efisiensi dari gaya yang dihantarkan melalui peningkatan kekerasan material. Hal ini dikarenakan material yang lebih keras dan halus memiliki koefisien friksi yang rendah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh proses gas nitriding dalam membentuk lapisan nitrida yang akan mempengaruhi peningkatan kekerasan pada hasil sinter SS 17-4PH. Lapisan nitrida ini terbentuk setelah dilakukan proses gas nitriding pada berbagai variasi temperatur yakni 470 C, 500 C, 530 C dan variasi waktu tahan 4,6,8 jam didalam atmosfer yang mengandung 50 NH3. Pengamatan metalografi dilakukan untuk membandingkan mikrostruktur pada bagian dalam dan permukaaan material, sedangkan peningkatan kekerasan pada permukaan material didapat melalui pengujian menggunakan alat uji keras mikro. Peningkatan kekerasan didapat setelah proses gas nitriding akibat terbentuknya lapisan nitrida yang terdiri dari Fe4N-?, CrN dan Fe-?N. Nilai kekerasan yang diperoleh mencapai 1051 HV disertai dengan variasi ketebalan lapisan mulai dari 69 sampai 169 m. Kehadiran dari mekanisme presipitasi dan passivasi permukaan pada baja dengan kandungan kromium tinggi yang terjadi selama proses nitriding dapat menyebabkan penurunan kekerasan karena berkurangnya kandungan nitrogen di dalam fasa solid solution. Adanya mekanisme ini akan melemahkan ekspansi nitrogen di dalap lattice martensit akibat laju difusi dari atom N ke dalam matriks terhambat. ...... Brackets orthodontic create teeth movement by applying force from wire to bracket then transferred to teeth. However, emergence of friction between brackets and wires reduces load for teeth movement towards desired area. In order to overcome these problem, surface treatment like nitriding chosen as a process which could escalate efficiency of transferred force by improving material hardness since hard materials have low friction levels. This work investigated nitriding treatment to form nitrida layer which affecting hardness of sintered SS 17 4PH. The nitrida layers produced after nitriding process at various temperature i.e. 470 C, 500 C, 530 C with 4,6,8 hr holding time under 50 NH3 atmosphere. Optical metallography was conducted to compare microstructure of base and surface metal while the increasing of surface hardness then observed using vickers microhardness tester. Hardened surface layer was obtained after gaseous nitriding process because of nitrida layer that contains Fe4N ., CrN and Fe N formed. Hardness layers can achieved value 1051 HV associated with varies thickness from 69 to 169 m. The presence of a precipitation process and surface passivity of high chromium steels occurring in conjunction with nitriding process can lead to a decrease in hardness due to nitrogen content diminishing in solid solution phase. This problem causes weakening of nitrogen expansion in martensite lattice since diffusivity of the N atom into the matrix inhibited.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsaome Indah Susimah
Abstrak :
ABSTRAK
Metal Injection Moulding MIM merupakan suatu metode aplikasi dari Metalurgi Serbuk PM dan Plastic Injection Moulding yang sedang banyak dikembangkan untuk pembuatan komponen-komponen kecil yang presisi. Teknologi ini dikenal dengan kelebihan-kelebihannya seperti produktivitas tinggi, near-net-shape, permukaan akhir benda yang baik, dan kemampuan produk untuk diberikan perlakuan panas guna mencapai sifat yang diinginkan. Logam yang paling banyak diaplikasikan pada PM adalah stainless steel hasil fabrikasi dengan metode atomisasi gas yang menghasilkan serbuk dengan ukuran dan distribusi ukuran kecil, bentuk spherical, dan tingkat kemurnian serbuk yang tinggi dengan kandungan oksigen rendah
ABSTRACT
Metal Injection Molding MIM is an application of Powder Metallurgy PM and Plastic Injection Moulding which is currently being developed to produce small yet precise components. This technology is known for its advantages such as high productivity, near net shape, good surface finish, and great heat treatability to achieve desirable properties. Most applied metal using PM is stainless steel fabricated by gas atomization that produces powder with small size and size distribution, spherical shape, and high purity powder with low oxygen content
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>