Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adibah Rachmawaty
"Sindrom Makan Malam (SMM) adalah kondisi gangguan makan yang dikelompokkan ke dalam Other Specified Feeding or Eating Disorder (OSFED). Perilaku SMM dapat diidentifikasi menggunakan instrumen Night Eating Questionnaire (NEQ) yang terdiri dari lima kriteria, antara lain tidak merasa lapar di pagi hari (morning anorexia) yang menyebabkan bergesernya waktu sarapan, makan yang berlebihan di malam hari (evening hyperphagia) baik setelah makan malam, sebelum tidur, maupun di antara waktu tidur, tidur larut malam (insomnia), makan di antara waktu tidur (nocturnal ingestion), yaitu makan saat terbangun di antara waktu tidur tetapi dalam keadaan sadar, dan pengulangan keempat kriteria tersebut selama lebih dari 3 bulan. Salah satu dampak yang diakibatkan oleh SMM adalah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi sindrom makan malam berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal pada siswa SMA. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sindrom makan malam. Sementara variabel independen yang termasuk faktor internal adalah jenis kelamin, aktivitas fisik, status gizi, kualitas tidur, depresi, kepercayaan diri, kebiasaan sarapan, frekuensi makan utama, dan frekuensi jajan. Sedangkan variabel independen yang termasuk ke dalam faktor eksternal adalah pengetahuan gizi dan uang saku. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan di bulan Mei tahun 2024 kepada 130 siswa-siswi kelas X dan XI SMA Negeri 2 Cibinong yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data kemudian dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Dari penelitian ini ditemukan bahwa sebanyak 29,2% responden memiliki sindrom makan malam. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan proporsi sindrom makan malam berdasarkan kualitas tidur, depresi, kepercayaan diri, frekuensi makan utama, dan frekuensi jajan pada siswa SMA Negeri 2 Cibinong (p-value < 0,05). Berdasarkan pemodelan akhir analisis multivariat juga ditemukan bahwa depresi menjadi faktor dominan terhadap SMM. Oleh karena itu, disarankan agar para siswa lebih memerhatikan kebiasaan tidur, keadaan mental, serta lebih menerapkan mindful eating. Disarankan pula kepada pihak sekolah agar dilakukan skrining kesehatan mental untuk para siswa secara berkala.

Night Eating Syndrome (NES) is an eating disorder classified under Other Specified Feeding or Eating Disorder (OSFED). NES behavior can be identified using the Night Eating Questionnaire (NEQ), which consists of five criteria: lack of hunger in the morning (morning anorexia) leading to delayed breakfast time, excessive eating at night (evening hyperphagia) either after dinner, before bedtime, or during the night, late-night insomnia, nocturnal ingestion (eating upon waking up during the night while being conscious), and the recurrence of these four criteria for more than 3 months. One impact of NES is obesity. This study aims to determine the differences in the proportion of night eating syndrome based on internal and external factors among high school students. The dependent variable in this study is night eating syndrome. Meanwhile, the independent variables classified as internal factors include gender, physical activity, nutritional status, sleep quality, depression, self-esteem, breakfast habits, main meal frequency, and snack frequency. The independent variables classified as external factors are nutritional knowledge and pocket money. This study uses a quantitative method with a cross-sectional study design. Data collection was conducted in May 2024 with 130 students from grade X and XI at SMA Negeri 2 Cibinong who met the inclusion and exclusion criteria. The data was then analyzed using univariate, bivariate, and multivariate methods. The study found that 29.2% of respondents had night eating syndrome. The results also showed differences in the proportion of night eating syndrome based on sleep quality, depression, self-esteem, main meal frequency, and snack frequency among students at SMA Negeri 2 Cibinong (p-value < 0.05). The final multivariate analysis modeling also found that depression is a dominant factor for NES. Therefore, it is recommended that students pay more attention to sleep habits, mental state, and practice mindful eating. It is also recommended that the school conduct regular mental health screenings for students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Ambarwati
"Penggunaan Jasa Online Food Delivery (OFD) yang kurang terkontrol dapat menyebabkan terjadinya peningkatan asupan lemak yang nantinya dapat berpengaruh pada status gizi seseorang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan proporsi asupan lemak dari makanan berdasarkan penggunaan jasa OFD pada mahasiswa disertai stratifikasi dengan variabel jenis kelamin, aktivitas fisik dan tingkat stres. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah responden sebanyak 136 mahasiswa nonkesehatan. Data diambil dari pengisian kuesioner daring mandiri oleh responden melalui google form yang berisi karakteristik individu, penggunaan jasa OFD, aktivitas fisik, dan tingkat stres, serta dari hasil wawancara daring. Kemudian data dianalisis univariat dan bivariat (chi-square). Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan proporsi asupan lemak yang signifikan berdasarkan frekuensi penggunaan jasa OFD (p-value = 0,003) dan penggunaan jasa OFD (p-value = 0,007). Setelah distratifikasi, ditemukan kelompok dengan aktivitas fisik kurang yang sering menggunakan jasa OFD 15,1 kali lebih berisiko memiliki asupan lemak tinggi dibandingkan kelompok dengan aktivitas fisik kurang yang frekuensi penggunaannya normal (OR = 15,064). Peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai penggunaan jasa OFD yang lebih luas dengan jumlah responden dan periode waktu yang lebih banyak. Diharapkan kepada mahasiswa nonkesehatan untuk lebih meningkatkan kesadarannya akan pedoman gizi seimbang untuk mengurangi risiko asupan lemak berlebih.

The uncontrolled use of Online Food Delivery (OFD) services can lead to an increase in fat intake which can later affect a person's nutritional status. The purpose of this study was to determine the difference in the proportion of fat intake from food based on the use of OFD services in students accompanied by stratification with variables of gender, physical activity, and stress levels. This study used a cross-sectional study design with a total of 136 non-health students as respondents. The data was taken from filling out an independent online questionnaire by respondents through a google form containing individual characteristics, use of OFD services, physical activity, and stress levels, as well as from the results of online interviews. Then the data were analyzed univariate and bivariate (chi-square). The results of the analysis showed that there was a significant difference in the proportion of fat intake based on the frequency of use of OFD services (p-value = 0.003) and use of OFD services (p-value = 0.007). After stratification, it was found that the group with less physical activity that frequently used OFD services was 15.1 times more at risk of having high fat intake than the group with a less physical activity whose frequency of use was normal (OR = 15,064). Researchers suggest that further research be conducted on the wider use of OFD services with a larger number of respondents and periods. It is hoped that non-health students will further increase their awareness of balanced nutrition guidelines to reduce the risk of excess fat intake."
Depok: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitratur Rahmah Agustina
"Kekurangan gizi dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik, intelektual dan juga dianggap sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian underweight pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari penelitian payung Hibah PITTA B tahun 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17,3% anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang mengalami underweight, dan 6,1% di antaranya mengalami severly underweight. Dari 214 anak, 63,6% anak berusia 12-23 bulan, 50,5% laki-laki, 7% mengalami BBLR, 75,7% lahir dari ibu berpendidikan rendah, 47,7% memiliki ibu dengan pengetahuan kurang, 68,7% tidak memperoleh ASI eksklusif, 25,2% mengalami diare, 46,7 % mengalami defisit energi, dan 46,7% defisit protein. Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa tidak satupun variabel berhubungan dengan kejadian underweight. Namun, hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa usia anak (p value = 0,014), pendidikan ibu (p value =0,029) berhubungan signifikan dengan kejadian underweight. Adapun pengetahuan ibu (p value = 0,004) berhubungan terbalik dengan kejadian underweight. Pendidikan ibu merupakan faktor dominan kejadian underweight pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang tahun 2019 (OR= 3,259, 95% CI ; 1,132-9,382). Peneliti menyarankan Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, khususnya ibu yang memiliki anak usia 6-23 bulan tentang gizi bayi dan balita, gejala dan dampak dari kekurangan gizi, pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, beserta faktor-faktor lainnya yang dapat menyebabkan kekurangan gizi pada anak.

Malnutrition can affect to physical and intellectual growth as well as considered a major cause of children morbidity and mortality. This study aims to determine the dominant factors associated with the underweight cases in children aged 6-23 months in Babakan Madang District, Bogor Regency. The research design was cross-sectional. This study used secondary data obtained from the PITTA B umbrella study in 2019. The results showed that 17.3% of children aged 6-23 months in Babakan Madang District were underweight and 6.1% of them were severelyly underweight. Among 214 children, there were 63.6% children aged 12-23 months, 50.5% were male, 7% experienced LBW, 75.7% raised by mothers with low education, 47.7% had mothers with poor knowledge, 68.7% did not receive exclusive breastfeeding, 25.2% had diarrhea, 46.7% had an energy deficit, and 46.7% had a protein deficit. The results of the chi-square analysis showed that none of the variables associated with the underweight problem. However, the logistic regression test results showed that the children age (p value = 0.014), mothers’ educational background (p value = 0.029) were significantly associated with underweight. Meanwhile, maternal knowledge (p value = 0.004) was inversely related to underweight. Maternal education is the dominant factor in children underweight problem aged 6-23 months in Babakan Madang District in 2019 (OR = 3.259,95% CI; 1,132-9,382). The researcher suggested the Bogor District Health Office to provide socialization and education to the community, especially mothers who have children aged 6-23 months in regard to nutrition for infants and toddlers, symptoms and impacts of malnutrition, the importance of clean and healthy living habits, and other factors which can cause malnutrition in children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suradi
"The global changes in all sectors open a tight competitions among hospitals which create a much higher need of a marketing strategy. Until now the marketing department was not yet established in the PKU Muhammadiyah Surakarta Hospital. In this study we conduct three step in determining the marketing strategy. The first step analyzed the overall study on hospital comprising the organization, the missions, the product and the appearance. The second step was a the costumer's opinion survey that included demographical characteristics. The last step conducted a SWOT analysis and determining the hospital position. Following those steps then the marketing strategy was determined.
The results of the analysis showed that the marketing oriented was not applied. It was found that the market segment consist of low to middle level of sosioeconomical society, comprising private workers, farmer, private laborer, retired worker, government workers and armed-forces. Majority of the customers were Moslem (96.05%). All the specialist doctors were not fulltimes and not optimally botwating or (96.05%). All the specialist doctors were not fulltimes and not optimally botwating or promotions patients to be hospital customers. The results of the poll gave, in general, sufficient hospital services, Although there were some bad comment which needed further action. At present the hospital is developing skin cosmetic surgery. The hospital is at present in the position to raise the manpower and the hospital physical building.
As a follow up; the hospital her sit three objectives for improvement, which are to make the hospital more popular and serve to be chosen, and give better 2 valith of services. The program of the marketing strategy consist of establishing the marketing department, improving and training the manpowers. As a follow up of the marketing audit , hospital introduce to all related hospital staffs, the goal of the organization the position of the target markets, and prepare alternatives concerning product, price, place, promotion.

Arus perubahan di era globalisasi memberikan dampak persaingan antar rumah sakit menjadi semakin diperlukan. Namun sampai saat ini rumah sakit PKU Muhammadiyah ternyata belum memiliki lembaga yang secara khusus mengelola bidang pemasaran. Dalam upaya penetapan strategi pemasaran, dilakukan analisis pertama gambaran umum rumah sakit baik menyangkut organisasi, visi, dan misi serta produk dan penampilan tahap kedua analisis konsumen terhadap layanan jasa rumah sakit. Tahap selanjutnya dilakukan analisis SWOT, dan penentuan posisi rumah sakit. Atas dasar itu dibuat penetapan kebijakan strategi pemasaran.
Hasil analisis menunjukkan bahwa rumah sakit belum berorientasi pada pemasaran. Segmen pasar terdiri atas golongan ekonomi menengah kebawah dengan jenis pekerjaan swasta, petani, buruh, pensiunan, pegawai negeri/ABRI. Sebagian besar konsumen beragama Islam (96,05). Seluruh dokter spesialis sebagai dokter tamu dan belum optimal menjadi motivator dan atau promotor acuan kedatangan konsumen ke rumah sakit. Terhadap kualitas layanan, sebagian besar konsumen berpendapat cukup, bahkan terdapat nilai kurang dan buruk. Ini berarti perlunya peningkatan kualitas layanan. Rumah sakit sedang mengembangkan bedah kosmetik kulit. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah pada posisi yang memerlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sarana fisik.
Sebagai saran dibuat rumusan tujuan rumah sakit yaitu agar lebih dikenal oleh masyarakat, pantas untuk dipilih dan dapat menyajikan pelayanan jasa kesehatan yang berkualitas. Strategi program meliputi pembentukan badan yang mengelola pemasaran, penambahan dan pelatihan tenaga. Tindakan lanjut dari audit pemasaran adalah memasyarakatkan tujuan organisasi kepada seluruh jajaran rumah sakit yang terlibat, pemahaman keadaan pasar sasaran, dan disusun alternatif pengembangan menyangkut produk, harga, tempat, dan promosi."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library