Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ingkondo Damaiyanto
"Dunia konstruksi mengkonsumsi sumber daya alam dalam jumlah yang sangat besar. Sebuah bangunan disusun atas berbagai materi yang diperoleh dari alam. Dalam daur hidupnya materi dari alam diolah dengan berbagai proses sampai kepada bentuk akhir yang dapat diaplikasikan dalam konstruksi. Proses tersebut membutuhkan energi dan tentunya kebanyakan sumber energi yang digunakan manusia pada saat ini adalah berasal dari materi alam juga. Pada akhirnya dapat diketahui bahwa dunia konstruksi mengkonsumsi sumber daya alam lebih dari apa yang terlihat dan yang biasa terbayangkan.
Jumlah konsumsi sumber daya alam yang sangat besar akan membawa dampak yang besar terhadap lingkungan, dan perubahan pada lingkungan akan membawa dampak pula pada kualitas kehidupan manusia. Pemahaman tentang hubungan keterkaitan ini sangat penting untuk disadari dalam upaya mempertahankan kualitas lingkungan hidup yang baik.
Dalam upaya mempertahankan keberlanjutan kualitas lingkungan hidup tersebut, daur ulang menjadi salah satu strategi yang relevan. Dengan daur ulang diharapkan sumber daya materi yang diambil dari alam dapat dikonsumsi dan dimanfaatkan secara optimal, sehingga dengan jumlah sumber daya alam yang kecil dapat diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

The world of construction consume a very large amount of natural resources. A building consist of various matter which taken from the living environment. Matter, in its life cycle, processed through various way in order to create construction applicable materials. The process need energy and most of energy sources we have nowadays come from processed matter. In the end the world of construction consume the natural resources even more, more than it seems to be and far away beyond the imaginable.
The large amount of natural resources consumption will cause a great effect on the environment, changing the environment which will also affect the quality of human life. The understanding of this interdependent relationship needs critical awareness in order to sustain the quality of living environment.
In the effort to sustain the quality of living environment, recycle become one of strategy which highly relevant. By recycling, exploited natural resources could be consume and applied in its optimal potential, therefore minimum amount of natural resources would produce maximum use
."
Lengkap +
2008
S48442
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setya Mariana
"Pembangunan fisik di kota Jakarta telah memunculkan lingkungan terbangun yang terdiri atas bangunan dan lansekap. Lingkungan terbangun tersebut salah satunya dibangun dengan cara menutup permukaan tanah dengan lapisan baru berupa perkerasan. Namun, pengadaan perkerasan yang cenderung bersifat kedap air dapat berdampak pada ekologi dari lingkungan terbangun tersebut maupun kawasan kota tesebut secara umum. Dampak yang dimaksud adalah banjir akibat tertutupnya sebagian besar permukan tanah yang dapat meresapkan air.
Tulisan ini mencoba menguraikan bagaimana seharusnya perkerasan mampu mendukung peresapan air pada lahan lingkungan terbangun, termasuk dalam hal ini lahan taman kota yang salah satu fungsinya dibangun sebagai lahan peresapan air. Pada akhir pembahasan, terlihat bahwa selain pengaplikasian perkerasan tembus air, diperlukan upaya-upaya lain yang terintegrasi untuk memaksimalkan peresapan air.

Physical development in Jakarta had emerges built environments that consist of buildings and landscapes. One of the ways to built this is by covering the ground surface with new layer of hard surface (pavement). But, the hard surface that is almost impermeable may cause some effects to the ecology of built environment and of the city generally. One of them is flood, which is caused by the covered ground surface.
This paper is trying to describe how the hard surface should can support the water infiltration, include the case of urban park area which is exists as water infiltration area. At the end of this paper, it could be considered that beside the application of permeable pavement, we need to integrate other efforts to maximize water infiltration.
"
Lengkap +
2008
R.05.08.26 Mar p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmmad Muttaqien Trisyarahman
"Kayu, dengan sifat serta tekstur dan warna yang dimilikinya menjadikannya banyak digunakan dalam sektor bangunan arsitektural. Sifat dari material kayu yang terasa hangat dan sedap dipandang mata dimanfaatkan sebagai material untuk finishing estetis. Pengolahan kayu menjadi elemen bangunan sudah dimulai sejak lama dan saat ini juga sering kita temui, terutama pada elemen kusen pintu dan jendela.
Kondisi hutan sebagai sumber penghasil kayu saat ini sudah semakin memprihatinkan. Keadaan ini akan berdampak pada kerusakan alam, yang berujung pada bencana alam yang merugikan menimpa manusia. Oleh karena itu sudah seharusnya kita mulai menggunakan material alternatif dari kayu agar mengurangi penjarahan hutan kayu sehingga hal ini tidak mengancam kehidupan kita di kemudian hari.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang science, ditemukan material yang disebut polyvinyl chloride (PVC). PVC adalah sejenis bahan plastik, yang didapat dari hasil reaksi kimia dengan bahan utama gas alam. Secara fisik material PVC bersifat tidak memuai dan susut, tidak berubah (melengkung, bergelombang) karena perubahan cuaca, tidak mudah retak, warnanya tidak pudar dan selain itu juga tahan air, anti rayap, aman dari gangguan korosi, dan mudah dibersihkan.
Aplikasi kusen pintu dan jendela, sudah mutlak diperlukan dalam fisik bangunan. Material PVC jenis Unplasticized atau disebut PVC-U sudah mulai digunakan sebagai kusen pintu dan jendela. Sifat dari material ini yang banyak lebih menguntungkan dibandingkan dengan kayu, menjadikannya layak untuk dijadikan sebagai pengganti kayu. Dengan digunakannya PVC-U sebagai material alternatif dari kayu diharapkan dapat mengurangi penggunaan kayu dalam bangunan, sehingga kondisi alam akan menjadi kembali seimbang dan terhindar dari bencana alam.

Wood, with it?s properties on texture and colour, become widely used in architecture. The properties of wood which feel warm and beautiful to see, made it is worth to used as finishing material. The processing of wood as building material was started since long time ago and we also can easily meet nowadays, specifically as doors and windows.
Today, the condition of forest as wood source has become worse. This situation will affect on damage of nature and then cause a disaster that impact on human being. Since that, it is important for us to start using alternative material anything bad happen to us on the next day.
Together with science and technology growth, they have found new material named polyvinyl chloride (PVC). PVC is a plastic material, which gained from chemical reaction, contained natural gas at most. Physically, PVC material not expanded or shrink, not change (arched, waved) caused by weather changes, hard to crack, the colour not faded and also water resistant, termite resistant, safe from corrosion, and easy to clean.
Doors and windows frame application is absolutely needed in a building. Unplasticized PVC material, called PVC-U, was being used as doors and windows frame application. The characteristics of this material which has much more benefit than wood itself have made it reasonable to become wood replacement. Started using PVC-U as alternative material from wood, hopefully could reduced wood usage in building, so that nature condition will become more stable and avoided from natural disaster.
"
Lengkap +
2008
S48418
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rohilfa Riza
"Jalan merupakan suatu ruang publik yang semua orang mempunyai hak yang sama untuk menggunakannya, baik pengguna kendaraan, pedestrian pada semua umur dan pedestrian penyandang cacat. Tetapi pada kenyataannya, secara umum keadaan jalan di kota besar di Indonesia tidak memberikan rasa aman kepada pedestrian, baik dalam menyeberang jalan maupun berjalan di trotoar. Tulisan ini memaparkan bagaimana suatu desain jalan raya dapat mengatur segala aktivitas diatasnya sehingga memberikan rasa aman kepada pedestrian, yaitu berkenaan dengan pengontrolan kecepatan kendaraan di titik fasilitas penyeberangan, penataan fisik untuk mengatur aktivitas pedestrian dan penyandang cacat. Pada kesimpulan terdapat banyak faktor yang memengaruhi penataan fisik ini, diantaranya pemilihan penataan fisik untuk salah satu pengguna jalan dapat member hambatan kepada pedestrian yang lain, oleh karena itu harus mempertimbangkan pengguna yang dominan beraktivitas di jalan tersebut. Selain itu, kebudayaan dan kebiasaan manusia yang beraktivitas juga berpengaruh dalam pemutusan penataan fisik jalan.

Street is a kind of public space where everybody has the same right to do any activities on it, whether it is for the vehicles, any age?s pedestrian or the difables. But in fact, generally the streets condition at Indonesia could not make pedestrians feel safe to do activities on it, such as cross the street and walking on the sidewalk. This paper explain how a street design could give feel safe to pedestrians to do activities on the street, involved to control vehicles speed where pedestrian crossing street, to control pedestrian activities, and physical street design for difables. In conclusion, many factors influence it, such as choice a street design for one pedestrian would create obstacle for others, for that reason, it should considers dominant user who do activities on it. Furthermore, culture and habit of human doing activities on it, also influence the choice of a physical street design."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48628
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danol Dewanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulani Saripulono
"Cahaya merupakan faktor yang amat penting dalam kehidupan manusia_Pencahayaan buatan dapat mempengaruhi tampak sebuah bangunan dari segi arsitektur, menjadi suatu nilai estetis di luar nilai fungsionalnya.
Mesjid, sebagai bangunan umum yang dapat ditemukan di seluruh pelosok kota Jakarta dan sebagai bangxman religius, tempat ibadah umat Muslim memiliki karakter dan elemen arsitektur yang khusus.
Penulis melakukan Studi kepustakaan, wawancara dengan berbagai pihak terkait dan analisa terhadap kasus. Dari hasil kajian ini, dapat disimpulkan bahwa suatu teknik pencahayaan yang terencana dengan baik pada tampak mesjid dapat memperkuat karakter mesjid sebagai bangunan religius dan memiliki suatu nilai estetis di luar nilai fungsionalnya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiarti Prananingrum
"ABSTRAK
Keindahan dan estetika pada fasad merupakan hal yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah bangunan, karena fasad merupakan bagian bangunan yang pertama kali dilihat dan dinilai oleh orang yang melewati bangunan tersebut. Sebagai bangunan yang mempunyai nilai dagang tinggi, perancangan fasad sangat penting pada bangunan pusat perbelanjaan, karena fasad harus dapat menarik perhatian orang untuk masuk ke dalamnya, sehingga dapat memberikan keuntungan, baik bagi pemilik maupun pengelola bangunan.
Perancangan fasad bangunan pusat perbelanjaan tidak hanya meliputi penataan bentuk bukaan, elemen dekorasi atau omamentasi dengan bentuk dan warna yang berbeda, tapi juga meliputi penataan reklame, yang merupakan identitas dan sarana iklan bagi tiap-tiap toko yang ada di dalam bangunan.
Reklame sebagai representasi dari tiap-tiap toko menampilkan ciri khas, baik berupa tulisan, gambar maupun wama dari masing-masing toko. Adanya keragaman atau variasi dari reklame seharusnya tidak menjadikan fasad kehilangan nilai estetisnya. Kedua elemen tersebut, fasad dan reklame, secara bersama-sama harus dapat memberikan kesan atau citra yang baik pada publik, dan dapat tetap menarik bagi orang yang melewati bangunan tersebut.
Pada skripsi inilah akan dipaparkan dan dibahas mengenai estetika perletakan reklame pada fasad bangunan. Prinsip-prinsip desain klasik akan digunakan sebagai dasar pembahasan penaiaan reklame tersebut, dengan pertimbangan prinsip-prinsip tersebut telah dan masih digunakan dalam merancang bangunan, dan telah menghasilkan karya arsitektur yang tetap indah sampai sekarang.

"
Lengkap +
2001
S48266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Lestari Juwono
"Keberadaan bangunan tinggi dapat mengoptimalkan penggunaan lahan di kota-kota besar. Dalam kehidupan sehari-hari pengguna bangunan tinggi, berada di dalam bangunannya. Namun tetap saja dibutuhkan ruang untuk berinteraksi antar penggunanya, sehingga tidak timbul kebosanan, juga untuk menghirup udara segar. Ruang untuk menampung kegiatan tersebut yang berada di antara bangunan tinggi disebut ruang luar pada kawasan bangunan tinggi. Ruang ini juga berfungsi sebagai transisi sebelum memasuki bangunan.
Jenis aktivitas di ruang luar pada kawasan bangunan tinggi tercipta karena unsur-unsur fisik pada ruang luar tersebut. Batas dan elemen pada ruang luar mempengaruhi apakah orang memilih untuk beraktivitas di ruang luar tersebut atau hanya lewat saja. Ruang luar yang berbatasan langsung dengan jalan umum memerlukan penataan yang open-up terhadap lingkungannya. Keterbukaan pada ruang luar ini memberikan kesan sebagai bagian dan lingkungan sekitarnya, sehingga ruang ini dapat dipergunakan oleh banyak orang. Selain itu, juga dibutuhkan pepohonan sebagai kanopi alami sehingga memberikan kesejukan alami bagi penggunanya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Joice Despin M.
"Untuk memulainya, marilah kita kilas balik sesaat Dahulu manusia mencita ramah tinggal, bukan sekedartempat tinggal saja, tapi ada tujuan seperti sarana beribadah, bersosialisasi, atau untuk pengungkapan ekspresi diri Dari latar belakang tersebut, terwujudlah rumah tinggal atau ruang berkegiatan yang di dalamnya mempunyai nilai- nilai atau maksud tertentu. Bentuk yang muncul pun mencerminkan nilai-nilai dan maksud itu. Seperti contohnya bangunan Meru (salah satu komponen dalam pura Bali) yang mempunyai atap berundak/lapis 5, maksudnya menunjukkan 4 arah utama utara- timur-selatan-barat ditambah pusatnya Tuhan.
Konsep bangunan tradisional pada penulisan ini, mengandung arti suatu konsep yang dikandung pada bangunan tradisional mengenai bagian-bagian kepala-badan-kaki pada bangunan. Dianalogikan bagian kepala-badan-kaki itu adshh atap-dinding/lantai- pondasi Namun bagian-bagian itu tidak sekedar bentuk semata. Di yakini bagian-bagian tersebut juga mempunyai nilai dan maksud tertentu seperti halnya Meru di atas.
Bangunan tinggi, sampai sekarang diyakini sebagai salah satu jawaban aras keterbatasan lahan yang semakin hari semakin bertambah. God still creates everything ecceptland, istilah yang sangat sesuai mengungkapkan atas kondisi sekarang ini. Ruang semakin dijelajah ke arah vertikal, bahkan hasrat menjelajah vertikal itu sampai ke luar bumi, begitu minimnya ternyata bumi kita ini sekarang. Dalam penulisan ini tidak sampai menjelajah sampai luar bumi.
Bangunan tinggi diciptakan untuk lebih mementingkan kuantitas ruang yang tingkat fungsionalitasnya tinggi. Terlebih lagi bangunan tinggi kaca. Bangunan tinggi kaca adalah bangunan tingkat tinggi yang bahan penutup fasadenya menggunakan kaca. Dan penulis menspesifikkan(,yang seluruhnya ditutupi oleh kaca
Jadi apakah bangunan tinggi kaca masih menatapkan konsep kepala-badan-kaki yang diserap dari bangunan tradisional. Terlebih di era modern ini yang lebih mengutamakan fungsionalitas.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Rina Matiur
"Dalam melaksanakan tugasnya, seorang arsitek tidak dapat mengabaikan konteks wilayah, keadaan lingkungan dan peraturan, setempat. Elemen fisik yang hendak dibangun harus menyesuaikan dengan kondisi sekitar.
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah salah satu peraturan, setempat yang harus dipatuhi. Peraturan ini memberi batasan area pada tapak yang dapat dijadikan dasar suatu. bangunan sesuai dengan perencanaan pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Tata Kota. Penerapan KDB dalam perancangan suatu tapak akan menyisakan sebagian area yang tidak diolah menjadi dasar bangunan, dan dapat disebut ruang luar.
Pengolahan ruang luar, jika direncanakan dengan baik , dapat memberi nilai tambah pada tapak tersebut. Dalam tipe bangunan tertentu, ruang luar dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan yang berlangsung didalamnya.
Di sini , penulis akan membahas masalah pemanfaatan ruang luar pada rumah .sakit sebagai ruang kegiatan manusia, yaitu pengunjung pada khususnya, yang terdapat di sekitar ruang-ruang rawat inap. Sayangnya, hal ini hanya dapat ditemukan di sekitar ruang-ruang rawat inap kelas VIP atau VVIP, mengingat cost yang cukup tinggi untuk pemeliharaannya .Pada akhirnya, diharapkan agar pemanfaatan ruang luar tersebut dapat mendukung fungsi rumah sakit dan kegiatan yang berlangsung didalamnya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>