Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yattie H. Boediharnowo
Abstrak :
ABSTRAK Minyak goreng merupakan salah satu dari kebutuhan pokok penduduk Indonesia, yang komponen utamanya berupa trigiiserida dan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Pada proses menggoreng dengan adanya udara dan pengaruh temperatur yang relatif tinggi, minyak tersebut mudah mengalami oksidasi termal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh oksidasi termal terhadap perubahan sifat fisiko-kimia dari lima jenis minyak goreng dan fraksi-fraksinya serta aktivitas mutagenik. Penelitian dilakukan pada 5 jenis minyak goreng, yaitu minyak biji bunga matahari, minyak jagung, minyak kacang kedelai., minyak kelapa sawit dan minyak kelapa yang dioksidasi pada temperatur 200 °C sebanyak 5 kali 1 jam dengan minyak segar sebagai kontrol. Masing-masing minyak pada setiap kali pemanasan selain dilakukan uji sifat fisiko-kimia yang meliputi penentuan indeks bias, gravitasi spesifik, bilangan peroksida, bilangan asam, bilangan iod, total karbonil dan persen dien terkonjugasi juga difraksionasi ke dalam fraksi non polar dan fraksi polar dengan cara ekstraksi. Analisis komposisi asam lemak dilakukan dengan kromatografi gas dan uji mutagenisitas dengan metoda "Ames" menggunakan bakteri Salmonella lyphimurium TA 100. Hasil pengujian terhadap semua parameter sifat fisiko-kimia beserta fraksifraksinya dengan uji anova pada batas kepercayaan 95% dan 99% dan uji lanjut dengan uji nilai tengah Duncan menunjukkan perbedaan yang sangat nyata baik antar jenis minyak goreng maupun antar jumlah pemanasan dan terdapat interaksi. Hasil fraksionasi yang terbentuk selama oksidasi termal menunjukkan bahwa fraksi nonpolar menurun persentasenya yang diikuti dengan meningkatnya fraksi polar. Hasil uji terhadap parameter sifat fisiko-kimia menunjukkan bahwa tingkat oksidasi pada fraksi polar lebih besar dibandingkan dengan fraksi nonpolarnya. Hasil uji mutagenisitas dari kelima jenis minyak goreng yang teroksidasi termal beserta fraksi-fraksinya secara metode Ames dengan bakteri Salmonella lyphimurium TA 100 menunjukkan hasil negatif untuk aktivitas mutagenik. Daftar pustaka : 48 (1964 - 1997)
ABSTRACT The Effect of Thermal Oxidation on The Change of Physico-Chemical Properties of 5 (five) Kinds Frying Oils Which Were Heated and Reheated and Mutagenicity Test by The Use of Salmonella Typhimurium TA 100Frying oil is one of the basic needs for the Indonesians. Its main component is triglyceride that contains a lot of unsaturated fatty acids. In the frying process, the presence of air and the relatively high temperature will make it easily oxidized thermally. This investigation was intended to study the effect of thermal oxidation on the change of physico-chemical properties of frying oils and their fractions and the mutagenic activities. This investigation has been conducted by heating and reheating 5 (five), kinds of frying oils, those are sunflower oil, corn oil, soy bean oil, palm oil and coconut oil at 200 ° C, 5 times, 1 hour each time, and using fresh oil as a control. In each heating, in addition to the testing of physico-chemical properties which include determination of refractive index, specific gravity, peroxide value, acid value, iodine value, total carbonyl and percent of conjugated diene, the oils were also fractionated into nonpolar and polar fractions using extraction method. Analysis of fatty acid composition were performed by gas chromatography method and the mutagenicity test by "Ames" method using Salmonella typhimurium TA 100 bacteria. The investigation results of all physico-chemical property parameters including their fractions, using anova test with 95% and 99% confidence limits and further test using Duncan median test showed a significant difference among frying oils and also among the amounts of heating, and there were interactions. The results of fractionation that formed during thermal oxidation showed that the percentage of nonpolar fractions decreased and followed by the increase of polar fractions. Test results of physico-chemical parameters showed that the degree of oxidation in polar fraction was higher compared to its nonpolar fraction. The results of mutagenicity tests of the 5 (five) kinds of frying oils which were thermally oxidized including their fractions using Ames method with Salmonella typhimurium TA 100 bacteria showed negative results for mutagenic activities. Reference : 48 (19641997)
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lin Marlina
Abstrak :
ABSTRAK
Minyak goreng sebagai salah satu komponen pangan yang sering dikonsumsi, ternyata selama proses penggorengan mudah mengalami oksidasi termal. Peneiitian ini bertujuan mengamati pengaruh oksidasi termal terhadap perubahan sifat fisiko-kimia minyak dan fraksi-fraksinya, perubahan komposisi asam lemak dan aktivitas mutagenic. Penelitian dilakukan dengan memanaskan 4 jenis minyak goreng, yaitu minyak jagung, minyak kelapa sawit, minyak kacang kedelai dan minyak biji bunga matahari pada temperatur 200 °C selama 2, 5 dan 9 jam dengan minyak segar sebagai kontrol. Masing-masing minyak pada setiap lama pemanasan difraksionasi ke dalam fraksifraksi monomer, dimer dan oligomer dengan kromatografi kolom. Analisis komposisi asam lemak dilakukan dengan kromatografi gas dan uji mutagenisitas dengan metoda "Ames" menggunakan bakteri Salmonella typhimurium TA 100. Fraksionasi minyak menghasilkan persentase fraksi monomer yang menurun selama pemanasan, disertai dengan peningkatan fraksi dimer dan oligomer. Fraksi monomer memiliki indeks bias, angka peroksida dan total karbonil yang lebih rendah dibanding dimernya. Dan uji anova dua arah (P = 0,01 dan P - 0,05) menunjukkan bahwa pada umumnya parameter yang ditentukan mempunyai perbedaan yang sangat nyata antar jenis minyak dan antar lama pemanasan. Dari uji nilai tengah Duncan, juga umumnya ada antaraksi antar jenis minyak dan lama pemanasan, kecuali komposisi asam lemak. Hasil uji mutagenisitas menunjukkan positif mutagen untuk dimer minyak jagung, monomer dan dimer minyak kelapa sawit, monomer dan dimer minyak kacang kedelai serta monomer dan dimer minyak biji bunga matahari baik tanpa S-9 maupun dengan penambahan S-9 pada kondisi pengujian dengan S. typhimurium TA 100.
The Effect of Thermal Oxidation on Changes in the Composition and Physico-Chemical Properties of Cooking Oil and Mutagenicity Test with S. typhimurium TA 100Cooking oils, one of the much consumed food components are subjected to thermal oxidation during the frying process. This research aims to observe the effect of thermal oxidation on the changes in the physico-chemical properties of the oils and their (rations, changes in the fatty acid composition and the mutagenic activities of the oils. The research is conducted by heating four kinds of cooking oils, namely corn oil, palm oil, soybean oil and sunflower seed oil at 200 °C for 2, 5 and 9 hours, using fresh oil as control. Each oil at every heating duration is fractioned into its monomeric, dimeric and oligomeric fractions by column chromatography. The analysis of the fatty acid composition is performed by gas chomatography and the mutagenicity test by the Ames method using the Salmonella typhimuriunt TA 100 bacteria. The fractionation of the oils lead to results a decreasing in the percentage of the monomeric fractions during heating, accompanied by an increasing in the dimeric and oligomeric fractions. The monomeric fractions had lower refractive index, peroxide value and total carbonyl than their dimers. A two-way analysis of variance test (P = 0,01 and P = 0,05) showed that the determined parameter generally have a very marked difference among the oil types and heating durations. The Duncan median test also showed an interaction between the oil types and the heating durations, except for the fatty acid composition. Results of the mutagenicity test showed a positive mutagenic for the dieter of corn oil, the monomer and dieter of soybean oil, the monomer and dieter of sunflower seed oil either without or with the addition of S-9 at testing condition with S. typhimuriwn TA 100.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokodongan, Renny Septiani
Abstrak :
Lipase (Triasilgliserol asilhidrolase, E.C. 3.1.1.3) merupakan produk bioteknologi yang berkembang pesat dewasa ini karena memiliki nilai komersial yang tinggi. Selain mengkatalisa hidrolisis lemak dan minyak menjadi gliserol dan asam lemak, lipase juga dapat digunakan sebagai katalis reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. pH dan suhu optimum lipase adalah 8,0 dan 45 oC dengan stabilitas termal hingga 60 oC. Hampir semua logam yang diujikan (Na+, Mn2+, Zn2+, Mg2+ dan K+) menghambat aktivitas lipase seiring dengan penambahan konsentrasinya yaitu 1, 3 dan 5 mM. Sedangkan pada ion Ca2+ dengan berbagai konsentrasi tidak memengaruhi aktivitas lipase secara signifikan, namun tidak menginhibisi maupun tidak mengaktifasi. n-Heksana dapat menaikkan aktivitas lipase hingga 322% pada konsentrasi 30% (v/v), namun metanol dan t-butanol dapat menginaktivasi lipase. Sedangkan studi kinetika memberikan harga Km lipase adalah 0,0165 mg/mL dan Vm 0,160 mM/menit. Lipase ekstraseluler yang diproduksi dari Bacillus subtilis DB-104 kemudian dipurifikasi dengan pengendapan amonium sulfat 20-40% dan kromatografi penukar kation masing-masing menghasilkan aktivitas 1,8 dan 2,4 kali lebih tinggi dari ekstrak kasarnya. Pada studi reaksi transesterifikasi dengan katalis Bacillus subtilis DB-104 dari ekstrak kering kasarnya, konsentrasi metil ester yang dihasilkan adalah 27,26 mg/L atau sebanyak 15% yield. ...... Lipase (triacylglycerol acylhidrolase, E.C. 3.1.1.3) is a rapidly growing biotechnology products because it has a high commercial value. Lipase not only can catalyze the hydrolysis of fats and oils to glycerol and fatty acids, but also can be used as a catalyst for esterification and transesterification reactions. Optimum pH and temperature of lipase was 8.0 and 45 °C, respectively, with thermal stability up to 60 oC. Almost all the metals tested (Na+, Mn2+, Zn2+, Mg2+, and K+) inhibit the activity of lipase along with the addition of the 1, 3 and 5 mM metal ion concentration. While the Ca2+ ions with various concentrations did not significantly affect lipase activity. Addition of organic solvents on lipase activity showed that n-hexane is a lipase activator with relative activity of 322%, while methanol and t-butanol is an inhibitor. While kinetic studies provide Km and Vmax of lipase are 0.0165 mg/mL and 0.160 mM/min, respectively. Extracellular lipase of Bacillus subtilis DB-104 then purified by 20-40% ammonium sulphate precipitation and cation exchange chromatography generating activity value of 1.8 and 2.4 times higher than the crude extract, respectively. In the study of transesterification reaction catalyzed by dry crude extract Bacillus subtilis DB-104 lipase, produced methyl ester of 27.26 mg/L or as much as 15% yield.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Kurniawan
Abstrak :
ABSTRAK
Sambiloto atau Andrographis paniculata merupakan tumbuhan yang secara tradisonal banyak digunakan sebagai obat penurun panas, diabetes, anti rematik, sakit kuning dan obat peluntur setelah melahirkan. Kandungan kimia dari sambiloto yang telah diketahui adalah andrografolid, neo-andrografolid, andrografisid, andrograpanin, andropanosid serta andrografidin. Andrografolid dan neo-andrografolid merupakan komponen utama tanaman sambiloto yang mempunyai bentuk kerangka struktur yang sama dengan senyawa pinusolid dan asam pinusolidat hasil isolasi dari tumbuhan Biota orientalis oleh peneliti Korea Byung Hoon Han. Isolat tersebut ternyata mempunyai aktivitas sebagai antikoagulan. Dengan pendekatan kemiripan bentuk kerangka struktur seperti disebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian aktivitas antikoagulan senyawa andrografolid. Dalam membuat suatu formulasi sediaan farmasi, faktor penting yang harus diperhatikan adalah kestabilan komponen zat aktif dalam sediaan tersebut. Berdasarkan fenomena tersebut maka sebelum diuji aktivitas obat dari senyawa andrografolid maka perlu juga diuji kestabilannya. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk menguji kestabilan andrografolid pada berbagai temperatur dan pH. Isolasi andrografolid dari daun sambiloto dilakukan dengan perendaman dalam metanol kemudian dilakukan rekristalisasi berulang-ulang sampai didapat kristal yang cukup murni. Kristal yang didapat kemudian diidentifikasi dengan spektrofotometer infra merah, spektrofotometer uv, dan spektrometer massa. Andrografolid yang didapat kemudian diukur penurunan absorbansinya pada berbagai macam pH dan temperatur dan dicari konstanta hidrolisisnya. Dari data didapat bahwa makin basa larutan dan makin tinggi temperatur maka konstanta hidrolisis dari andrografolid cenderung mengalami peningkatan yang menunjukkan adanya penurunan kestabilan dari senyawa andrografolid.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardie Septian
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30497
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sjuaib Madjid
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian Optimasi Kadar Minyak Sereh dan Minyak Salam Sebagai Antioksidan Minyak Goreng. Minyak goreng yang digunakan didalam penelitian ini adalah minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Optimasi dilakukan dengan cara menambahkan kadar tertentu minyak sereh dan minyak salam kedalam minyak kelapa sawit dan minyak kelapa, lalu dipanaskan masing-masing selama satu, dua, tiga, dan lima jam. Kondisi optimum 'ditentukan berdasarkan hasil pengujian sifat fisiko-kimia : Bilangan Peroksida, Bilangan Asam, Asam Lemak Bebas, Derajat Asam, Bilangan Total Karbonil, dan penentuan komposisi asam lemak untuk melihat kestabilan minyak goreng. Sebagai pembanding dilakukan juga rangkaian pengujian dengan memakai antioksidan Butil Hidroksi Anisol (BHA) dengan kadar tertentu. Oksidasi termal lebih mudah terjadi pada asam lemak tidak jenuh, hal ini ditunjukkan dengan penurunan kadar asam lemak monoena den diena penyusun minyak dengan bertambahnya waktu oksidasi termal. Hasil pengujian sifat kimia terhadap sampel minyak goreng yang telah diperlakukan di atas menunjukkan bahwa minyak sereh dan minyak salam bersifat antioksidan. Kondisi optimum dicapai pada saat penambahan minyak sereh atau minyak salam kedalam minyak goreng dengan kadar 150 mg/kg sampel.
The Optimation of Sereh (Adropogan Nardus) And Salam (Laurus Nohilis L) Oil Concentrate As Antioxidant Of Vegetable OilThe research had been done to the optimation of sereh (Adropogon nardus) and salam (Laurus nobilis L) essential oil as an antioxidant of vegetable oil, palm and coconut oil. Optimation was done by adding certain quantity of sereh and salam oil to the sample, and heated for 1,2,3 and 5 hours. The determination of optimal condition is based on the result of physico-chemical analysis : Peroksida Value, Acid Value, Free Fatty Acid Value, Acid Degree, Total Carbonyl Value and Variation of Fatty Acid composition during thermal oxidation, and compared by Butil Hydroxy Anisol ( BHA ), as a standard antioxidant. According to the physico-chemical analysis, showed that sereh and salam oil have an antioxidant activity, while the optimum condition is 150 mg/kg sample oil.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artati Hapsari
Abstrak :
Agregasi platetet, suatu proses kompleks yang memainkan peran penting dalam mekanisme terjadinya penyakit-penyakit yang berkaitan dengan penyumbatan pembuluh darah, sangat dipengaruhi oleh kesetimbangan antara TXA2 dan PGI2 senyawa bioaktif yang saling antagonistis hasil metabolisme asam arakhidonat. Salah satu bahan alam yang diperkirakan memiliki aktivitas anti-agregasi platelet melalui kemampuannya mempengaruhi metabolisme asam arakhidonat (dan inhibisi aktivasi platelet) adalah andrografolid. Oksidasi gugus hidroksi dari andrografolid - langkah awal dari modifikasi kimiawi untuk mendekati struktur molekul pinusolid, senyawa aktif dari Biota orientalis, tanaman obat tradisional Korea yang memiliki efek anti-agregasi platelet kuat- ternyata menurunkan aktivitas inhibisi agregasi platelet, secara in-vitro. Hal ini terlihat dari konsentrasi penghambatan 50% (ICso) senyawa hasil oksidasi andrografolid (4,9608 mM) yang lebih besar dibanding ICso andrografolid (0,5469 mM), pada pengukuran dengan alat agregometer menurut Metode Born (1963). Oksidasi gugus hidroksi dari andrografolid juga menurunkan toksisitasnya. Hasil uji toksisitas dengan brine shrimp (Artemia salina) menunjukkan bahwa harga LC5o senyawa hasil oksidasi andrografolid (156,68 ppm) lebih besar dibanding LCso andrografolid(121,62 ppm).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T40308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainur Rohmah
Abstrak :
Bonggol nanas merupakan limbah tanaman nanas yang banyak mengandung zat aktif  potensial, yaitu bromelain. Bromelain merupakan enzim proteolitik yang memiliki efek terapetik sebagai agen antiinflamasi dan debridment enzimatik. Pemberian bromelain dalam basis topikal telah dilaporkan aman dan efektif untuk anti-inflamasi. Pada beberapa tahun terakhir ini, sistem penghantaran obat topikal yang cukup inovatif adalah nanoemulsi. Keunggulan daripada sediaan nanoemulsi adalah ukuran partikel yang rendah akan memudahkan kontak antara kulit dan sediaan, sehingga meningkatkan kemampuan zat aktif terpenetrasi. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan enzim bromelain hasil isolasi parsial dari bonggol nanas dalam sediaan serta uji penetrasi menggunakan alat seldifusi Franz. Isolasi dan purifikasi bromelain dilakukan dengan fraksionasi bertingkat menggunakan garam ammonium sulfat dan dialisis. Fraksi bromelain terbaik pada tingkat kejenuhan garam ammonium sulfat 20-50% yaitu sebesar 70,68 U/mg kemudian fraksi tersebut didialisis mengalami peningkatan aktivitas enzim sebesar 135,92 U/mg. Basis nanoemulsi optimum pada konsentrasi surfaktan Tween 80 sebesar 30%.  Nanoemulsi memiliki karakteristik minyak dalam air (m/a), Ukuran globul sebesar 21,37nm dengan indeks polidispersitas (pdI) sebesar 0,323. Kestabilan basis nanoemulsi diamati sampai minggu ke-8 dengan hasil tampak jernih, dan tidak terjadi pemisahan fase.
Pineapple core is a waste of pineapple plants which contain many  potential active substances, one of them is called bromelain. Bromelain is a proteolytic enzyme that has a therapeutic effect as an anti-inflammatory and enzymatic debridment agent. The administration of bromelain in a topical base topically has been reported to be safe and effective for anti-inflammation. In recent years, the most innovative topical drug delivery systems have been nanoemulsion. The advantage of nanoemulsion base is low particle size will easily contact between the skin and the base, so that will increase the ability of penetration of active substance. Therefore, this study aims to formulate the bromelain enzyme resulting from partial isolation from pineapple core in the nanoemulsion preparation and penetration test using Franz diffuse cell. Isolation and purification of bromelain was carried out by stratified fractionation using ammonium sulfate salt and dialysis. The best bromelain fraction at the saturation level of ammonium sulfate salt was 20-50% which was 70.68 U/mg then the dialyzed fraction experienced an increase in enzyme activity of 135.92 U/mg. The optimum nanoemulsion base at the concentration of Tween 80 surfactant was 30%. Nanoemulsion has the characteristics of oil in water (m/a), globule size of 21.37nm with polydispersity index (pdI) of 0.323. The stability of the nanoemulsion base was observed until the 8th week with the results appearing clear, and no phase separation occurred.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Baroroh
Abstrak :
Upaya untuk mendapatkan kualitas tembakau yang baik yaitu dengan penambahan enzim amilase dengan maksud untuk memecah komponen pati menjadi senyawa gula (monosakarida/disakarida) yang akan membentuk taste/aroma dari tembakau. Penelitian ini mempelajari pengaruh penambahan α- amilase pada daun tembakau rajangan Temanggung dengan variasi konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% pada setiap 100g tembakau rajang masing-masing dengan volume 40 mL, 30 mL, dan 20 mL. Penambahan amilase dilakukan dengan cara mencampur sampai merata, kemudian diinkubasi selama 30 menit pada suhu kamar dan dilanjutkan pengeringan dengan sinar matahari. Setelah kering dilakukan pengujian fisik/organoleptik dan pengujian parameter mutu kimia tembakau. Pengujian fisik/organoleptik meliputi pengamatan warna, bau/aroma, bodi/pegangan dan elastisitas tembakau yang dilakukan oleh grader berpengalaman dari pabrikan rokok dengan memberikan penilaian berdasarkan scoring. Pengujian kimia meliputi pengukuran kadar gula reduksi, kadar total gula, kadar nikotin dan kadar klor yang dianalisa secara colorimetri menggunakan peralatan system continues flow auto analyze. Data pengukuran berupa kurva tinggi peak yang merupakan konversi dari perubahan warna konsentrasi sampel pada panjang gelombang tertentu. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan kadar gula reduksi dan total gula pada penambahan α- amylase 30 mL, dan 20 mL. Sedangkan pada pengujian organoleptik didapatkan ada perbedaan nyata pada taste/aroma dan bodi/pegangan tembakau. Secara keseluruhan penelitian ini belum mendapatkan hasil yang optimal, maka perlu dilakukan variasi waktu inkubasi dan penambahan enzim serta pengeringan sehingga diperoleh perubahan gula reduksi yang optimal. ......The effort to increase the quality of Temanggung tobacco with the addition of amylase with the purpose of breaking carbohydrates molecules into sugar (monosacharide/disacharida) that will form the tobacco taste. This research studies the effect of addition 40 mL, 30mL and 20 mL α amylase with concentration of 1%, 2%, 3%, 4% and 5% into 100 g tobacco each. This is addition were done through mixing process. After mixing evenly, tobacco was incubated for 30 minutes at room temperature and then it is dried under the sun. After it was dried can be done the testing of physical/organoleptical and chemical. The physical/ organoleptic test involves the observation of color, smell/aroma, physical and elasticity of tobacco and this is done by grader from the tobacco manufactures. The chemical test involves the measurement of total sugar content, reducing sugar content, nicotine and chloride level which are analyzed using the continues flow auto analyze. The measurement data's are displayed as curve of peak height which the conversion of proportionally on change of color concentration samples that wave length. The result showed that there is an increased of the level of total sugar when 30 mL and 20 mL of α- amylase is added. Whereas the organoleptic test showed that based on the observation of smell/aroma and body to be significant by tobacco graders with criteria of satisfactory and very satisfactory. Totally, this research studies showed that the addition of α-amylase doesn't increase reducing sugar and total suger content optimally.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T40095
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yus Maria Novelina S.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T40087
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>