Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Wartini Fakultas
Abstrak :
Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal yang
wajar jika sektor air bersih mendapat prioritas dalam penanganan dan pemenuhannya. PT
Medco E&P Indonesia Rimau Asset sebagai perusahaan Oil and Gas Nasional dalam
memenuhi kebutuhan air bersih untuk pekerja telah didirikan sebuah Instalasi Pengolahan
Air Bersi Water Treatment Process (WTP-Kaji) sejak tahun 2000. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui kinerja jaringan distribusi WTP-Kaji terutama dalam memenuhi
kebutuhan air bersih di lingkungan perumahan karyawan berdasarkan data pemakaian debit
air setiap bulan.Metode yang digunakan adalah denganmenganalisa kinerja sistem distribusi
terhadap keandalan (reliability), kelentingan (resiliency) dan kerawanan (vulnerability),
serta kepuasan pelanggan dianalisa dengan penyebaran kuesioner terhadap pekerja penghuni
perumahan. Berdasarkan analisa terhadap debit pemakaian air selama periode September
2012 รข?? Agustus 2013 menunjukkan bahwa kinerja sistem distribusi air bersih WTP - Kaji
PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset sudah optimal dalam memenuhi kebutuhan air
bersih pekerja khususnya di areal perumahan dengan tingkat kehandalan (reliability) dari
sistem kinerja pelayanan pada kondisi kebutuhan air maksimum mencapai 91.67% dan
pada kondisi kebutuhan air minimum mencapai 100%, nilai kelentingan (relisiency) pada
kondisi kebutuhan air maksimum adalah 1 sedangkan kondisi minimum tidak ada (0) dan
nilai kerawanan (vurnability) hanya 2.96 % pada kondisi kebutuhan air maksimum.
Berdasarkan hasil kuisioner tingkat kepuasan pelanggan dalam hal ini pekerja penghuni
areal perumahan terkait pelayanan penyediaan air bersih oleh WTP - Kaji PT Medco E&P
Indonesia RimauAsset dari segi kualitas (warna, bau, rasa), kuantitas (debit) dan kontinuitas
(mengalir selama 24 jam)menyatakan puas atas pelayanan air bersih dengan tingkat kepuasan
52.6% terhadap pelayanan secara keseluruhan yaitu 46.4% responden menyatakan puas
dan 6.2% responden menyatakan sangat puas.
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2015
691 JDT 3:1 (2015)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Tedjo Darmanto
Abstrak :
One way to model fractal object is by IFS (Iterated Function Systems) model based on affine trans-formation functions. Rotational effect of star-like object in IFS fractal model can be exhibited by means of metamorphical animation method instead of by the affine rotational operation of non meta-morphical animation method. The metamorphical version has an advantage over the non metamor-phical version in the independency of object?s relative position to the fixed point as an absolute cen-troid. Therefore, the rotational effect can be exhibited at any positions. In addition, it can be combined with rotational effect of the local centroid itself around the absolute centroid as a fixed point by the primitive rotational operation to form an interesting behaviour of orbital trajectory. So based on the hybrid of both animation methods, the animation simulation of orbital trajectory on a twin stars rota-ting to each other as a system can be done. Both objects are rotated in the same angular direction, but started in the opposite position around two closely different fixed points. So, the orbital trajectory yielded forms an elliptical path. The two similar objects can be created efficiently by cloning-scaling technique. In general, the animation method can be modeled as an animation framework.
Salah satu cara memodelkan objek fraktal adalah dengan model IFS (Iterated Function Systems) berdasarkan transformasi affine. Efek rotasi objek yang menyerupai bintang dari fraktal IFS dapat dijalankan melalui metoda animasi metamorfik sebagai pengganti operasi rotasi affine pada metoda animasi non metamorfik. Kelebihan metoda animasi yang metamorfik dibandingkan metoda animasi yang non metamorfik adalah dalam hal ketidakbergantungan posisi objek terhadap titik tetap sebagai titik pusat (centroid) absolut, sehingga efek rotasi dapat terjadi di manapun objek berada dan selain itu memungkinkan dikombinasikan dengan efek rotasi di seputar centroid lokal dengan efek rotasi operasi rotasi affine objek tersebut terhadap centroid absolut, sehingga menghasilkan hasil animasi berbentuk jejak orbit objek yang menarik untuk diobservasi. Jadi berdasarkan hibrida kedua metoda animasi, maka memungkinkan simulasi animasi yang menghasilkan jejak orbit sistem bintang ganda dapat dilakukan. Kedua objek bintang berotasi dengan arah rotasi yang sama tetapi berada pada posisi berlawanan seputar dua titik tetap berbeda, maka jejak orbit kedua objek tersebut berbentuk lonjong. Kedua objek dapat dikonstruksi secara efisien dengan teknik cloning-scaling. Secara umum hibrida metoda animasi dapat dimodelkan sebagai framework animasi.
Bandung: STMIK AMIK-Bandung, Department of Informatics, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Abstrak :
ABSTRAK
Tulisan ini berkenaan dikeluarkannya Perpres No. 39 Tahun 2019 oleh pemerintah Joko Widodo tentang satu data Indonesia. Peraturan tersebut mengharapkan terwujudnya satu data Indonesia yang terintegrasi, konsisten, dan akurat, sehingga seluruh kebijakan dari setiap instansi yang analisisnya bersumber dari satu data Indonesia menjadi terpadu, terarah, dan tepat sasaran. Peraturan tesebut melibatkan tujuh kementerian, termasuk kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). Berkenaan dengan keterlibatan tersebut dibutuhkan sinkronasi dengan peraturan perundang-undangan yang menjadi kewenangan kemenpanRB agar kebijakan satu data Indonesia dapat berjalan dengan sinergis dan harmonis. Untuk menjelaskan sinkronisasi peraturan tersebut, tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Gap Analysis, yaitu dengan membandingkan antara kondisi ideal mengacu pada kebijakan satu data Indonesia, sedangkan kondisi aktual meliputi kebijakan yang menyetuh aspek pengelolaan dan pemanfaatan data pada ranah PAN-RB yang tertuang didalam peraturan perundang-undangan. Berdasarkan analisis kesenjangan, Kemenpan RB perlu melakukan beberapa hal, yakni: (1) melaksanakan langkah-langkah perubahan yang merujuk pada delapan area perubahan; (2) melaksanakan rencana aksi dengan koordinasi dengan instansi terkait dan membawa ke rapat dewan pengarah sebagai rujukan; (3) melakukan pemantauan dan evaluasi berdasarkan tugas, fungsi dan kewenangan
Jakarta : Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi , 2019
320 JPAN 9 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Jakarata: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 1984.
392.598 4 UPA
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
959.803 IND s
Buku Teks Universitas Indonesia Library