Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Irfan Hidayatullah
Abstrak :
Disertasi ini membahas kehadiran post-Islamisme sebagai strategi dialog dalam novel populer Indonesia pascareformasi. Melalui teori dan pendekatan Dialogisme Mikhail Bakhtin dan berlandaskan gagasan Post-Islamisme Asef Bayat penelitian ini berfokus pada pembuktian adanya strategi dialogis dakwah Islam melalui novel populer dalam ruang publik demokrasi. Objek penelitian yang dipilih adalah tiga novel populer yang terbit setelah reformasi, yaitu Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman el Shirazy, Jilbab Travelers: Love Spark in Korea karya Asma Nadia, dan 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais- Rangga Almahendra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam ketiga novel tersebut terdapat narasi-narasi dialogis sebagai upaya perwujudan ideologi post-Islamisme. Hal tersebut membuktikan bahwa keterbukaan identitas bagi masyarakat Islam terjadi pada masa pascareformasi. ......This dissertation discusses the presence of post-Islamism as a dialogue strategy in Indonesia's popular post-reform novels. Embracing Mikhail Bakhtin's Dialogism theory and approach as well as Asef Bayat’s idea of Post-Islamism, this research focuses on evidencing the existence of a dialogical strategy of Islamic dawah through popular novels in a democratic public space. The selected research objects were three popular novels published after the reform, namely Ayat-Ayat Cinta by Habiburrahman el Shirazy, Jilbab Travelers: Love Sparks in Korea by Asma Nadia, and 99 Cahaya di Langit Eropa by Hanum Salsabiela Rais-Rangga Almahendra. The results revealed that the three novels employed dialogical narratives as a manifestation effort of post-Islamism ideology. This finding proves that the identity openness for Muslim society occurred in the post-reform era.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Suwargono
Abstrak :
Disertasi ini membicarakan tentang SeratLokapala Berdasarkan penelusuran naskah yang telah dilakukan, terdapat 20 naskah yang tergabung dalam keluarga korpus SeratLo kapala yang menjadiobyekpenelitian. Hal terpenting yang menjadi tujuan utama penelitian ini adalah membuat suntingan teks dan terjemahannya serta menjabarkan amanat yang terkandung di dalamnya. Setelah melalui kajian perbandingan naskah, akhirnya diputuskan bahwa Serat Lokapala pakualaman dengan kode naskah KBG 677 terpilih sebagai naskah suntingan didasarkan atas kondisi naskah yang masih lengkap dan bagus serta struktur teks yang cukup memadai untuk menelusuri amanat yang dikandungnya. Dalam Serat Lokapala KBG 677, didapati bahwa amanat teks yang dikandungnya adalah ajaran kesempurnaan milik Resi Wisrawa yang dikenal dengan ajaran sastra harjendranu. Setelah melalui telaah struktur teks, akhirnya dapat dijabarkan ajaran sastra harjendranu yang merupakan ajaran jalan keselamatan bagi raja yang meliputi ajaran tingkah laku yang utama, ajaran kesempurnaan hidup dan mati, serta ajaran olah batin untuk mencapai kesempurnaan.
The objective material of this research is Serat Lokapala manuscript. There are 20 manuscripts belonging to the Serat Lokapala corpus. The main purpose of this research is to makethe textedition and its translation. Besides that, understanding the message of the text is also becoming the most important purpose of this study. Through the comparative study of the manuscripts, at last, Serat LokapalaPakualaman, KBG 677, based on its better condition and structures, was selected to be the material of the text edition. It was found that the message belonging to the Serat LokapalaKBG 677 is the wise teaching owned by Resi Wisrawathat is popularly recognized as the perfection teaching called sastra harjendranu.After learning the structure of the text intensively, then, the points of the teaching sastra harjendranucan be described. The teachings are about the way of salvation to kings, including major teaching behaviors, teaching the perfection of life and death, and the inner teachings to achieve perfection.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D1454
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matsuda Hiroshi
Abstrak :

Indonesia merupakan negara yang mengatur kebebasan beragama bagi warga negaranya. Selain agama-agama samawi terdapat pula agama-agama yang berasal dari kepercayaan leluhur yang dikembangkan dalam setiap suku dan etnis pada masyarakat di Indonesia. Salah satu agama orang Tionghoa di Indonesia adalah kepercayaan lokal kepada Dewa Tan Hu Cin Jin yang merupakan keyakinan terhadap leluhur. Dalam praktiknya, sistem kepercayaan lokal ini berkontestasi dengan agama-agama besar, pemerintah dan kondisi masyarakat Indonesia yang sangat prulal sehingga menyisakan persoalan tentang keberlangsungan kepercayaan ini di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi untuk memperoleh data dari lapangan. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa kepercayaan lokal ini nampak berusaha untuk memposisikan diri sebagai agama yang berpayung pada agama besar, nampak pula adanya kecenderungan mengakomodir pemerintah daerah untuk menjadikan kepercayaan lokal ini sebagai aset lokal dalam mendatangakan pariwisata dan adanya strategi pintu terbuka yang diterapkan oleh kepercayaan lokal kepada Dewa Tan Hu Cin Jin untuk menerima penganut yang berasal dari berbagai agama, berbagai suku melewati batas dan sekat-sekat budaya sebagai bentuk mempertahankan kebersinambungan kepercayaan lokal ini secara turun temurun.


Indonesia could denote to be one of the countries that in a certain extent accepted freedom of religion. Beside those as recognized as Monotheism such as Islam, Roman Catholic, Protestants and those of Buddhism and Confucianism, could also recognized the existence as called believes among various ethnics in Indonesia. One of those believes the deity called Tan Hu Cin Jin could categorized as one of those locally believed god amongst Chinese descendants in Indonesia. But in practically, those local religious deities were suffered in the contestation between monotheistically performed religions as recognized by Indonesian government and those they believe against own deity. The study conducted by engaging ethnographic approaches with technically applying ethnology method to obtain field data. The findings in this study are, clearly recognize the efforts in positioning themselves under the protection of monotheistic recognized religions as already approved by the Indonesian government, and also clearly seen and way to purposely accommodating such local believed deity as an assets for tourism of local government beside their religious nature, and finally it could be apparently clear that strategy for open door policy can be seen in their way for survive and existence their local deity as a god under the protection from monotheistic recognized religions by utilizing the efforts in continually existence as main objectivity of local god.

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rias Antho Suharjo
Abstrak :
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengungkapkan strategi dalam berhikayat pada akhir abad ke-19. Korpus penelitian ini berupa naskah-naskah HST yang disalin oleh Muhammad Bakir dan Safirin di skriptorium milik keluarga Fadli di Pecenongan. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut maka dilakukan tinjauan dari dua sudut pandang, yaitu dari aspek naskah dan dari aspek teksnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kodikologi, filologi, dan naratologi. Aspek-aspek naskah yang dikaji meliputi eksordium, kolofon, kata berhias, tanda tangan, penebalan garis aksara, dan karakter tulisan. Aspek teks yang dikaji terkait dengan adanya sampingan. Sampingan di dalam teks HST mengindikasikan adanya suatu variasi dalam narasi hikayat. Di tengah modernisasi tradisi cetak yang berkembang pesat, variasi aspek naskah dan teks diciptakan oleh penyalin naskah untuk menarik minat pembaca. Dengan hal tersebut, penyalin naskah melakukan suatu terobosan untuk bertahan. Rupanya, penyalin naskah tidak lantas menafikan adanya modernisasi tradisi cetak. Penyalin naskah bahkan mendayagunakan modernitas yang ada untuk mengembangkan usaha persewaan naskah miliknya. Hal inilah yang mengakibatkan naskah-naskah salinan Safirin dan Muhammad Bakir pada khususnya, cenderung memiliki aspek naskah dan narasi teks yang berbeda dari naskah-naskah lain sezaman. ...... The main purpose of this study was to reveal the strategy of telling story (berhikayat) at the end of the nineteenth century. The corpus of this study are Hikayat Sultan Taburat (HST) manuscripts copied by Muhammad Bakir and Safirin in the scriptorium belonging to the Fadli family in Pecenongan. To achieve the objectives of the study, it is conducted a review of two perspectives: from the aspects of the manuscripts and from the aspects of the text. This research conducted by using approach of codicology, philology, and naratology. Aspects of the manuscripts examined include the exordium, colophon, ornamented word, signature, line thickening, and script character of the manuscripts. The aspect of the texts studied is related to the presence of aside. Aside in the HST texts indicates a variation in narrative of telling hikayat. In the midst of the modernization of the printing tradition, variation of the manuscripts aspects and texts made by the scriber to attract the readers. The scriber make a breakthrough to survive. Apparently, the scriber of the manuscripts does not necessarily deny the existence of the modernization of the printing tradition. The scriber of the manuscripts even utilizes the modernity to develop his manuscripts rental. This has resulted in the manuscripts of Safirin and Muhammad Bakir, in particular, tending to have different aspects of manuscript aspects and narrative texts than other contemporary manuscripts.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
D2590
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Susanto
Abstrak :
Disertasi ini membahas representasi Islam di media massa Spanyol dipandang dari Cultural Studies. Tujuannya adalah untuk melihat apakah ideologi orientalis direproduksi, ditentang atau ditolak oleh media massa yang diteliti melalui strategi-strategi wacana yang dikembangkan. Selanjutnya, diteliti pula kondisi sosio historis yang melatar belakangi representasi Islam dalam media massa Spanyol. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metodologi semiotik dan analisis wacana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perang makna (struggle for meaning) di antara media-media massa yang diteliti dan bahwa berkat kemajuan dalam teknologi informasi dan demokratisasi wacana-wacana yang diproduksi yang berkaitan dengan Islam tidak selalu mencerminkan ideologi yang diusung oleh media massa. Wacana-wacana orientalis yang dijumpai dalam kasus Spanyol dipengaruhi juga oleh ideologi lainnya yang bahkan lebih dominan, yakni ideologi la Reconquista. ......This dissertation discusses representation of Islam by Spanish media from Cultural Studies perspective. The goal is to see whether Orientalist ideology is reproduced, rejected or challenged through discourse strategies. Furthermore, socio historical background of the mass media representations of Islam in Spain is also examined. This qualitative research adopts semiotic and discourse analysis methodology. The results suggest that there is struggle for meaning in Spanish media's articles and that thanks to advances of information technology and democratization, discourses regarding Islam do not necessarily reflect media's ideology. Orientalist discourses found in the case of Spain is influenced also by other ideology which is even more dominant: la Reconquista ideology.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
D1390
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Adib Misbachul Islam
Abstrak :
Nazam Tarekat merupakan sastra pesantren Jawa abad ke-19 karya Kiai Ahmad ar-Rifai Kalisalak. Ada empat naskah salinan yang mengandung teks nazam Tarekat: naskah KBG 616-h koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, naskah LOr.11.004 koleksi Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda, satu naskah milik warga Rifaiyyah Wonosobo, dan satu naskah milik warga Rifaiyyah Pekalongan. Masalah penelitian ini adalah penyajian teks nazam Tarekat agar dapat dimanfaatkan oleh kalangan yang lebih luas, dasar-dasar penulisan nazam Jawa, adaptasi puitika Arab dalam nazam Tarekat, gagasan dan fungsi sosial nazam Tarekat. Dalam upaya memecahkan masalah-masalah tersebut, nazam Tarekat dikaji secara filologis, sastra bandingan, dan sosiologis. Penelitian ini menghasilkan edisi kritis teks nazam Tarekat yang termuat dalam naskah KBG 616-h disertai dengan terjemahan bahasa Indonesia. Penelitian ini berhasil mengungkapkan bahwa penulisan nazam Jawa oleh Kiai Ahmad ar-Rifai didasarkan atas rahmat Ilahi. Berkaitan dengan adaptasi puitika Arab ke dalam nazam Tarekat, penelitian ini berhasil memperlihatkan bahwa pada aspek metrum Kiai Ahmad ar-Rifai tidak menerapkan metrum nazam Arab ke dalam nazam Jawanya, sementara pada aspek rima Kiai Ahmad ar-Rifai menggunakan strategi penambahan kata, permainan bunyi, dan penafsiran untuk menjaga konsistensi rima akhir. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa nazam Tarekat mengandung gagasan tarekat sebagai jalan hidup yang bermoral, sementara fungsi sosialnya adalah untuk mendobrak tatanan sosial yang diciptakan oleh pemerintah kolonial Belanda. ...... Nazam Tarekat is the literature of the Javanese Pesantren in the 19th Century written by Kiai Ahmad ar-Rifai Kalisalak, Batang, Central Java. There are four manuscripts containing the text of nazam Tarekat: KBG 616-h manuscript collection of the National Library of the Republic of Indonesia, LOr.11.004 manuscript collection of the Library of the University of Leiden, the Netherlands, a manuscript owned by a member of the Rifaiyyah community in Wonosobo, and a manuscript owned by a member of the Rifaiyyah community in Pekalongan. The problems of this research are the presentation of the text of nazam Tarekat in order to be used by a wider circle, the basic writing of the Javanese nazam, an adaptation of Arabic poetics in nazam Tarekat, the ideas and social functions of the nazam Tarekat. To solve these problems, the nazam Tarekat text has been researched philologically, through comparative literature and sociologically. This research resulted in the critical edition of the nazam Tarekat text contained in the KBG 616-h manuscript and its translation in Indonesian language. This research reveals that the writing of Javanese nazam written by Kyai Ahmad ar-Rifai was based on the grace of god. Regarding the adaptation of Arabic poetics to nazam Tarekat, this research reveals that in the aspect of meter, Kiai Ahmad ar-Rifai did not apply Arabic nazam meter into its Javanese nazam. While in the aspect of rhyme, Kiai Ahmad ar-Rifai applied the strategies of addition of words, play of sounds, and interpretation to maintain the consistency of the last rhyme. This research also reveals that nazam Tarekat contains ideas of tarekat as moral-based way of life, while its social function was to break down the social order established by the Dutch colonial ruler.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
D1862
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhita Hapsarani
Abstrak :
[ABSTRAK
Ketika Hillary Rodham Clinton memutuskan untuk menjadi presiden, salah satu tantangan terbesarnya adalah mengatasi representasi-representasi negatif tentang dirinya yang beredar di berbagai media di Amerika. Salah satu cara yang ditempuhnya adalah dengan membangun representasi yang baru sebagai seorang tokoh politik perempuan yang berpotensi menjadi pemimpin politik melalui penulisan autobiografinya, Living History (2003). Namun setahun menjelang pemilu 2008, dua biografi tentang Hillary diterbitkan, A Woman in Charge dan Her Way. Kedua teks ini banyak mengacu dan melakukan reinterpretasi terhadap Living History. Dengan memakai analisis framing berperspektif retorika, penelitian ini membandingkan bagaimana Hillary merepresentasikan dirinya dan bagaimana ia direpresentasikan untuk menyingkapkan bagaimana posisi kandidat presiden perempuan dalam tatanan politik Amerika yang bias gender. Analisis framing dilakukan dengan menganalisis diksi, mitos, stereotip gender dan ikatan ganda yang dipergunakan dalam teks. Dari pembingkaian-pembingkaian yang terkumpul ditentukan pola pembingkaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika membangun representasi dirinya dalam autobiografi, kandidat presiden perempuan harus memperhitungkan dan bernegosiasi dengan beberapa aspek, yaitu konvensi penulisan autobiografi yang bergender karena pola-pola repesentasi dalam autobiografi bersifat maskulin dan jebakan-jebakan ikatan ganda (double binds). Penelitian terhadap representasi Hillary dalam kedua biografi memperlihatkan bahwa bingkai stereotip gender, bingkai standar ganda, bingkai pencitraan dan bingkai karakter negatif dipakai dalam mengisahkan kehidupan Hillary. Dengan pembingkian ini keduanya membangun representasi yang negatif tentang subyek dan menyimpulkannya belum layak dipilih sebagai presiden karena memiliki karakter dan kepribadian negatif. Terlepas dari persoalan-persoalan yang memberatkan Hillary (seperti keinginannya untuk menjadi First Lady non-konvensional, kecurigaan dan ketertutupannya pada media, dan skandal-skandal seks suaminya, serta keputusannya mendukung resolusi Irak Bush dan kejenuhan publik akan pemerintahan suaminya yang penuh intrik), penggunaan stereotip gender, standar ganda, ikatan ganda dalam strategi resistensi terhadap pencalonannya sebagai presiden memperlihatkan bahwa ketidaksetaraan gender masih kuat beroperasi dan masih harus disiasati oleh kandidat presiden perempuan. ;
ABSTRACT
When Hillary Rodham Clinton decided to enter the presidential election in 2008, the biggest challenge she had to face was the negative representations circulating in the media. Writing a campaign autobiography, Living History (2003) was one of the ways she chose to portray herself as a potential presidential candidate. A year prior to the election, two biographies on Hillary was published, A Woman in Charge and Her Way. The two texts reread and reinterpreted Living History. By using framing analysis method with rhetorical perspective, the research compares how Hillary represents herself and how she is represented in order to reveal the position of female presidential candidate within American political order. Framing analysis is conducted by analyzing the diction, myths, gender stereotypes, and double binds to identify the patterns of framing used in the texts. The result of the research indicates that female presidential candidates should consider and negotiate the gendered conventions of autobiographical narratives as well the double binds in gender inequality. The representation of Hillary Clinton in the two biographies indicates the use of particular framings perpetuating gender stereotypes, sexual double standard and double binds. With these framings, the two texts construct negative representations of the subject that lead to a conclusion that the subject has not met the criteria to hold the position as president due to her lack of integrity and capabilities. Despite the fact that Hillary has her own baggage (from her insistence of performing a non-conventional role as first lady, the Whitewater and Travel Office cases, her husband’s sex scandals up to her decision to support Iraq Resolution that lead to Iraq war and Clinton fatigue syndrome), the use of gender stereotypes, sexual double standars and double binds in resisting Hillary’s candidacy as president in 2008 shows that female presidential candidate still have to face gender inequality and discrimination which are entrenched in American politics. , When Hillary Rodham Clinton decided to enter the presidential election in 2008, the biggest challenge she had to face was the negative representations circulating in the media. Writing a campaign autobiography, Living History (2003) was one of the ways she chose to portray herself as a potential presidential candidate. A year prior to the election, two biographies on Hillary was published, A Woman in Charge and Her Way. The two texts reread and reinterpreted Living History. By using framing analysis method with rhetorical perspective, the research compares how Hillary represents herself and how she is represented in order to reveal the position of female presidential candidate within American political order. Framing analysis is conducted by analyzing the diction, myths, gender stereotypes, and double binds to identify the patterns of framing used in the texts. The result of the research indicates that female presidential candidates should consider and negotiate the gendered conventions of autobiographical narratives as well the double binds in gender inequality. The representation of Hillary Clinton in the two biographies indicates the use of particular framings perpetuating gender stereotypes, sexual double standard and double binds. With these framings, the two texts construct negative representations of the subject that lead to a conclusion that the subject has not met the criteria to hold the position as president due to her lack of integrity and capabilities. Despite the fact that Hillary has her own baggage (from her insistence of performing a non-conventional role as first lady, the Whitewater and Travel Office cases, her husband’s sex scandals up to her decision to support Iraq Resolution that lead to Iraq war and Clinton fatigue syndrome), the use of gender stereotypes, sexual double standars and double binds in resisting Hillary’s candidacy as president in 2008 shows that female presidential candidate still have to face gender inequality and discrimination which are entrenched in American politics. ]
2014
D2001
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawar Holil
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas teks Wawacan Samun (WS) yang terkandung dalam naskah berbahasa Sunda dan ber-genre wawacan. Tujuan penelitian adalah menyajikan suntingan teks dan terjemahan teks WS dalam bahasa Indonesia, mengetahui perbedaan teks yang diproduksi di skriptorium pesantren dan kabupaten, serta menunjukkan tegangan antara konvensi dan kreasi dalam teks. Untuk mencapai tujuan itu digunakan teori filologi dan sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima naskah yang mengandung teks WS terdapat dua versi cerita, yaitu versi skriptorium pesantren dan versi skriptorium kabupaten. Naskah yang diproduksi di skriptorium pesantren dan kabupaten memperlihatkan penggunaan bahasa dan tema cerita yang berbeda. Naskah pesantren banyak menggunakan ungkapan dan peribahasa serta interferensi kata-kata yang berasal dari bahasa Arab, sedangkan naskah dari kabupaten menggunakan gaya bahasa langsung tanpa menggunakan ungkapan dan peribahasa serta dominan dengan interferensi kata-kata yang berasal dari bahasa Melayu. Dalam hal tema, naskah pesantren mengandung tema cerita: ?upaya menyebarkan agama Islam? atau ?proses Islamisasi?, sedangkan naskah kabupaten bertema ?kebaikan, kesabaran, dan kerja keras merupakan sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang calon pemimpin?. Dalam hal tegangan antara konvensi dan kreasi tampak bahwa para penyalin teks WS masih mengikuti konvensi penulisan metrum pupuh yang konvensional walaupun banyak ditemukan kekeliruan. Kreasi yang dilakukan para penyalin teks WS difokuskan dalam penggarapan aspek naratif. Suntingan teks dan terjemahan menggunakan versi pesantren yang diwakili naskah SD 26.
ABSTRACT
This research analyses Wawacan Samun (WS) texts in Sundanese manuscripts with wawacan genre. This research aims at presenting WS text editions and their translations in Indonesian Language, acknowledges the text differences produced in pesantren (an Islamic institution whose students live in the boarding school system) scriptorium and kabupaten (district) scriptorium, and shows the tense between convention and creation in the texts. To achieve this objective, philology and literary theories were used. The research found out that out of five WS manuscripts there are two story versions, i.e. pesantren scriptorium and kabupaten scriptorium. The texts produced in pesantren scriptorium and kabupaten scriptorium show the different languages and story themes. The pesantren manuscript mostly uses expressions, proverbs, and the interference of words derived from Arabic Language, while the kabupaten manuscript uses a direct language style without using expressions and proverbs as well as being dominated with interference words derived from Malay Language. In term of the theme, the pesantren manuscript illustrates: ?the efforts to propagate Islam? or ?an Islamization process?; meanwhile, the kabupaten manuscript has the themes of ?good deeds, patience, hard working as the attribute to be possessed by a to-be leader?. In term of the tense between convention and creation, it is clearly seen that the editors of WS texts still follow the conventional pupuh metrum writing with many errors found. The creation done by WS text editors is focused on narrative aspects. The editions and translations use the pesantren version represented by SD 26
2016
D2237
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surjadi
Abstrak :
Studi ini membahas artikulasi identitas-identitas kultural di Provinsi Riau yang muncul sebagai tanggapan atas kepengaturan desentralisasi. Riau yang merupakan salah satu provinsi berpendapatan per kapita terbesar, adalah salah satu kisah sukses desentralisasi pascaSoeharto. Provinsi ini juga menjadi tempat tinggal bagi kelompok warga Melayu yang terbesar di Indonesia. Namun mereka bukanlah penduduk mayoritas di Provinsi Riau. Artikulasi identitas kultural didalami menggunakan kerangka pemikiran Stuart Hall, sedangkan kepengaturan governmentality dianalisis dengan kerangka konseptual Michel Foucault. Terjadi kontestasi antar berbagai identitas kultural yang diwarnai dengan relasi kekuasaan yang rumit antara aktor-aktor di Jakarta dan Riau. ...... This study discusses various articulations of cultural identities in Riau Province, which arise as responses to the governmentality of decentralization. Riau as one of the provinces with the largest income per capita, is a success story of post Soeharto decentralization. The province is also home to the largest Malay group in Indonesia. However, they are not the majority population in Riau. Articulation of cultural identity is explored from the perspective of Stuart Hall, while governmentality is analised using Michel Foucault rsquo s conceptual framework. There are contestations among diverse cultural identities colored by complex power relations between actors in Jakarta and Riau.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
D2247
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Priscila Fitriasih
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas naskah Undang-Undang Ternate UUT koleksi peti Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Naskah ini berupa surat perjanjian dan pengangkatan Raja Tambuku yang berada di bawah kekuasaan Ternate. Penelitian ini bertujuan menyajikan edisi teks UUT dan menjelaskan bentuk wacana kekuasaan yang terdapat di dalamnya. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut digunakan teori filologi dan teori analisis wacana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima naskah UUT hanya ada dua yang sama tetapi tidak identik. Perbedaan yang terdapat pada dua naskah yang sama ini terletak pada lampiran teks. Berkaitan dengan itu, digunakan metode landasan untuk menyajikan edisi teks. Teks yang telah dibuat edisinya ini kemudian dikaji melalui pendekatan analisis wacana. Melalui pendekatan ini, struktur wacana UUT dianalisis untuk mengeluarkan makna teks melalui bahasa. Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa UUT diproduksi sebagai respon terhadap pemberontakan Raja Tambuku. Untuk mengantisipasi pemberontakan berulang, Belanda menciptakan pengetahuan baru berupa produksi undang-undang dengan struktur yang terdiri atas exordium, isi, penutup, dan lampiran. Elemen-elemen struktur tersebut memperlihatkan dominasi kekuasaan Belanda dalam aspek politik, hukum, dan ekonomi. Kekuasaan tersebut terlihat melalui pembuatan aturan dan intervensi terhadap aturan yang sudah ada di Tambuku. Selain itu, kekuasaan juga terlihat dari aspek bahasa yang digunakan dalam teks. Aspek semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris dalam teks UUT memperlihatkan adanya upaya dominasi kekuasaan di Tambuku. Hal ini terlihat dari penggunaan jenis kalimat, pilihan kata, dan ungkapan yang bermakna retoris.
ABSTRACT
The research examines the manuscripts of Ternate Laws Undang Undang Ternate which are part of the chest collection koleksi peti of the National Library of the Republic of Indonesia. These manuscripts contain letters of agreement and the appointment of King Tambuku who reigned under the Sultanate of Ternate. The aim of this research is to produce a textual edition of the Ternate Laws, as well as explaining various forms of discoursal power contained therein. These objectives were achieved by applying theories from the philology and discourse analysis. The results show that, of the five Ternate Laws manuscripts under investigation, only two were found to be similar, albeit unidentical. The difference between these two similar manuscripts is in their appendices. In relation to this, the basic method was applied to compose the textual edition of the Ternate Laws. The resulting text was then examined using the discourse analysis approach. In this approach, the discoursal structure of the Ternate Laws was analyzed in order to extract textual meanings which were expressed by means of a language. The results show that the Ternate Laws were produced as a response to the rebellion of King Tambuku. In order to prevent any future rebellions, the Dutch colonial government created a new body of knowledge in the form of written Laws whose structure consists of an exordium, contents, conclusion, and appendices. Such structural elements signify the dominance of the Dutch colonial government in the areas of politics, law, and economy. This power is demonstrated by their intervention in the creation of regulations, as well as in the regulations already existing in Tambuku. Furthermore, power is also revealed through the language used in the manuscripts. Analyses of Ternate Laws manuscripts in terms of various linguistic aspects, such as semantics, syntax, stylistics, and rhetoric, indicate an effort to achieve dominance over Tambuku. This effort is further revealed through the uses of certain sentence types, word choices, and expressions with rhetorical meanings.
2017
D1716
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>