Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfi Puspa Nabilah
Abstrak :
Konstipasi fungsional merupakan salah satu masalah gastrointestinal yang paling umum terjadi. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa konstipasi fungsional juga banyak dialami oleh kelompok mahasiswa. Dampak konstipasi fungsional pada mahasiswa tidak dapat diabaikan, seperti menimbulkan perasaan tidak nyaman secara fisik dan psikososial yang berakibat pada menurunnya produktivitas dan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui proporsi kejadian konstipasi fungsional dan hubungan antara beberapa faktor risiko dengan kejadian konstipasi fungsional pada mahasiswa S1 Reguler FKM UI tahun 2023. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kejadian konstipasi fungsional. Variabel independen dalam penelitian ini antara lain asupan serat pangan, asupan cairan, aktivitas fisik, jenis kelamin, stres, dan kualitas tidur. Penelitian ini dilakukan mulai Juli-Desember 2023 dengan metode penelitian kuantitatif dan desain studi cross-sectional. Responden penelitian ini merupakan mahasiswa aktif S1 Reguler FKM UI angkatan 2020-2022 sejumlah 122 orang yang dipilih melalui teknik simple random sampling. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner secara daring melalui Google Form. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dan Fisher-Exact. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan proporsi konstipasi fungsional sebesar 18,9%. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara asupan serat pangan, asupan cairan, aktivitas fisik, jenis kelamin, stres, dan kualitas tidur dengan kejadian konstipasi fungsional pda mahasiswa S1 Reguler FKM UI 2023. Meskipun begitu, terdapat kecenderungan bahwa kejadian konstipasi fungsional lebih banyak dialami oleh mahasiswa yang memiliki asupan serat pangan kurang dan asupan cairan kurang. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan meningkatkan konsumsi serat pangan dan cairan serta menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. ......Functional constipation is one of the most common gastrointestinal disorders. Recent research shows that funstional constipation also occurs in student groups. The impact of functional constipation on students cannot be ignored, as it causes feelings of physical and psychosocial discomfort, resulting in decreased productivity and quality of life. This study aims to determine the proportion of functional constipation and the relationship between several risk factors with functional constipation among undergraduate students of the Faculty of Public Health, University of Indonesia, in 2023. The dependent variable of this study is functional constipation. The independent variables in this study include dietary fiber intake, fluid intake, sex, physical activity, stress level, and sleep quality. This research was conducted from July to December 2023 using quantitative methods and a cross-sectional study design. Respondents for this study were 122 active regular undergraduate students of FKM UI form the class of 2020-2022, selected through a simple random sampling technique. Data were obtained by filling out online questionnaires via Google Forms. Data were analyzed through univariate and bivariate analyses using the Chi-Square test and Fisher-Exact test. Based on the results, it was found that the proportion of functional constipation was 18,3%. The results of bivariate analysis showed that there was no significant relationship between dietary fiber intake, fluid intake, sex, physical activity, stress level, and sleep quality with functional constipation in regular undergraduate students at FKM UI in 2023. However, this research suggests that there is a tendency for functional constipation to be more frequent in students with lower dietary fiber intake and less fluid intake. Therefore, students are encouraged to increase their consumption of dietary fiber and fluids and adopt a healthier lifestyle. 
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Ayu Mutia Rachmawati
Abstrak :
Anemia merupakan kondisi kadar hemoglobin pada darah lebih rendah dari nilai normal. Anemia lebih banyak terjadi pada balita yang dapat memberikan dampak terhadap fungsi kognitif anak. Berdasarkan data Riskesdas prevalensi anemia balita mengalami peningkatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan proporsi dan faktor dominan dari variabel independen dengan anemia balita usia 6-36 bulan di Indonesia. Data yang digunakan yaitu data Riskesdas tahun 2018 yang berjumlah 1251 balita dengan desain studi cross-sectional dan dilakukan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Diperoleh bahwa terdapat 48,3% balita usia 6-36 bulan di Indonesia mengalami anemia. Sedangkan untuk variabel signifikan terhadap kejadian anemia balita yaitu pada faktor individu anak, diantaranya usia balita [OR 2,13 (1,70-2,68)], status gizi BB/U [OR 1,64 (1,22-2,19)], status gizi TB/U [OR 1,29 (1,02-1,63)], dan status gizi BB/TB [OR 1,49 (1,04-2,11)]. Sedangkan, pada faktor maternal yaitu pada pendidikan ibu [OR 1,32 (0,79-2,22); OR 1,66 (1,01-2,74)], anemia ibu [OR 1,72 (1,31-2,26)], dan paritas [OR 1,60 (1,24-,07)]. Untuk variabel yang paling berisiko terhadap kejadian anemia balita terdapat pada faktor usia balita usia 6-23 bulan. ......Anemia is a condition where the hemoglobin level in the blood is lower than normal. Anemia is more common in toddlers which can have an impact on children's cognitive function. Based on Riskesdas data, the prevalence of anemia in children under five has increased. The purpose of this study was to determine differences in the proportions and dominant factors of the independent variables with anemia in children aged 6-36 months in Indonesia. The data used is the 2018 Riskesdas data, which totaled 1251 toddlers with a cross-sectional study design and univariate, bivariate and multivariate analysis was carried out. It was found that there were 48.3% of toddlers aged 6-36 months in Indonesia experiencing anemia. For significant variables, including toddler age [OR 2.13 (1.70-2.68)], underweight nutritional status [OR 1.64 (1.22-2.19)], stunted nutritional status [OR 1.29 (1.02-1.63)], wasted nutritional status [OR 1.49 (1.04-2.11)], mother's education [OR 1.32 (0.79-2.22); OR 1.66 (1.01-2.74)], maternal anemia [OR 1.72 (1.31-2.26)], and parity [OR 1.60 (1.24-2.07)]. The variable most at risk for the incidence of anemia in children under five is the age factor of children aged 6-23 months.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Anisadiyah
Abstrak :
Composite Index of Antropometric Failure (CIAF) merupakan indikator penilaian status gizi komposit (BB/U, PB/U, BB/PB) untuk menggambarkan seluruh masalah gizi yang dialami balita. Masalah gizi, tingkat pengangguran, dan kemiskinan Provinsi Banten cukup tinggi serta pendapatan penduduknya rendah. Desa Karangkamulyan adalah desa tertinggal dengan wilayah pertambangan. Penelitian bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita berdasarkan CIAF di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak tahun 2020. Penelitian menggunakan desain studi cross-sectional dengan menganalisis data primer penelitian “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kecacingan pada Balita di Desa Karangkamulyan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak Tahun 2020”. Sampel penelitian adalah 141 balita berusia 24-59 bulan. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi- square. Hasil penelitian menemukan balita dengan masalah gizi berdasarkan CIAF berjumlah 36,2%. Variabel yang berhubungan dengan status gizi balita berdasarkan CIAF, yaitu ASI Eksklusif (p-value 0,026), asupan energi (p-value 0,026), dan kebiasaan konsumsi protein nabati (p-value 0,003). Variabel pendidikan ibu, penghasilan keluarga, jenis kelamin, berat lahir, panjang lahir, asupan balita (protein, karbohidrat, lemak) kebiasaan konsumsi (protein hewani, sayur dan buah), dan riwayat penyakit (ISPA, diare) tidak berhubungan dengan status gizi balita. Dengan kondisi ini, pelaksanaan penanggulangan gizi dari orang tua, puskesmas, dan dinas kesehatan diharapkan dilakukan untuk menanggulangi masalah gizi balita ......Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) is an indicator of composite nutritional status assessment (WAZ, HAZ, WHZ) to describe all nutritional problems experienced by toddlers. In 2020, malnutrition, unemployment, poverty in Banten Province is high, and the income of the population tends to be low. Karangkamulyan Village is an underdeveloped village with mining areas. This study aims to determine the factors related to Toddler nutritional status based on CIAF in Karangkamulyan Village, Cihara District, Lebak Regency in 2020. The study used a cross-sectional study design by analyzing primary data from the study "Factors Associated with the Incidence of Worms in Toddlers in Karangkamulyan Village, Cihara District, Lebak Regency in 2020". The research sample was 141 toddlers aged 24-59 months. Data were analyzed by univariate and bivariate using the chi-square test. The results found that toddlers experienced nutritional problems based on CIAF were 36.2%. Variables related to the nutritional status of toddlers, is exclusive breastfeeding (p-value 0.026), energy intake (p- value 0.026), and vegetable protein consumption habits (p-value 0.003). The variables of mother's education, family income, gender, birth weight, birth length, toddler's intake (protein, carbohydrates, fat), consumption habits (animal protein, vegetables, and fruit), and disease history (ARI, diarrhea) were not related to toddler nutritional status. With this condition, the implementation of nutrition control from parents, public health centers, and the health office hoped to be carried out to overcome the toddler nutritional problems.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirun Nisa
Abstrak :
Ketahanan pangan adalah kondisi ketika semua orang dapat mengakses makanan yang aman dan bergizi guna hidup aktif dan sehat. Pandemi COVID-19 mengganggu ketahanan pangan oleh karena dampak buruknya terhadap sosial ekonomi, yang menyebabkan kerawanan pangan. Kondisi rawan pangan berkaitan dengan buruknya kualitas konsumsi pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan rumah tangga selama pandemi COVID-19 dan kaitannya terhadap kebiasaan konsumsi siswa SMAN 1 dan SMAN 2 Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional ini menggunakan data sekunder. Sampel penelitian ini adalah 207 siswa SMA (berusia 14-17 tahun) beserta ibunya. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 51,2% rumah tangga mengalami rawan pangan. Hasil analisis statistik menunjukkan pekerjaan ayah sebagai non-PNS (OR = 4,115), pendapatan orang tua per bulan saat pandemi COVID-19 kurang dari Upah Minimum Kabupaten (UMK) (OR = 4,115), pendidikan ayah dan pendidikan ibu kurang dari atau sama dengan tamat SMP (OR = 1,739 dan 1,843) berhubungan signifikan dengan kerawanan pangan rumah tangga. Penelitian ini juga menemukan hubungan yang bermakna antara kerawanan pangan rumah tangga dengan kebiasaan tidak sering mengonsumsi sumber protein hewani (OR = 2,569), susu dan produk olahannya (OR = 7,098), serta fast food (OR = 0,562) pada siswa. Program ketahanan pangan sebaiknya difokuskan kepada sasaran rentan, yakni rumah tangga dengan ayah dan ibu berpendidikan rendah serta memiliki pendapatan di bawah UMK. Rumah tangga rawan pangan direkomendasikan untuk melakukan upaya ternak ayam dan ikan sebagai sumber konsumsi protein hewani. Dinas Ketahanan Pangan dapat bekerja sama dengan Dinas Peternakan untuk mengembangkan industri peternakan sapi perah guna meningkatkan produksi susu. ......Food security is a condition when everyone can access safe and nutritious food for an active and healthy life. The COVID-19 pandemic disrupts food security due to its adverse socio-economic impact, which causes food insecurity. Food insecurity is related to poor diet quality. This study aims to determine the factors related to household food security during the COVID-19 pandemic and its relation to the consumption habits among students at SMAN 1 and SMAN 2 Liwa, West Lampung Regency, Lampung Province. This quantitative research with a cross-sectional design uses secondary data. The sample of this study was 207 high school students (aged 14-17 years) and their mothers. Data analysis was univariate and bivariate using the chi-square test. The results showed 51,2% of households experienced food insecurity. The results of statistical analysis showed that the father's occupation as a non-civil servant (OR = 4,115), the parent's monthly income during the COVID-19 pandemic was less than the District Minimum Wage (UMK) (OR = 4,115), father's education and mother's education was less than or equal to junior high school (OR = 1.739 and 1.843) had a significant relationship to household food insecurity. This study also found that household food insecurity was significantly related to the habit of not frequently consuming animal protein sources (OR = 2.569), milk and its processed products (OR = 7.098), and fast food (OR = 0.562) in students. Food security programs should be focused on vulnerable targets, namely households with fathers and mothers with low education and income below the UMK. It is recommended to raise chicken and fish as a source of animal protein consumption for food insecurity households. The Food Security Agency can collaborate with the Animal Husbandry Agency to develop the dairy cows industry to increase milk production.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Azizahra Syafruddin
Abstrak :
Underweight atau berat badan kurang adalah berat badan yang terlalu rendah untuk anak normal yang sehat1. Underweight masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia. Prevalensi underweight di Kabupaten Lebak tahun 2018, mencapai angka 18.61% dimana angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional (17.7%) dan Provinsi Banten (16.22%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian underweight pada balita di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak pada tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan dengan menggunakan data primer dari penelitian “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kecacingan pada Balita di Desa Karangkamulyan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak Tahun 2020”. Sampel penelitian ini adalah 208 balita usia 24-59 bulan di Desa Karangkamulyan. Analisis data univariat dan bivariat berupa uji Chi-square dilakukan menggunakan aplikasi SPSS versi 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balita usia 24-59 bulan di Desa Karangkamulyan mengalami kejadian underweight sebanyak 10.6%. Selanjutnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian underweight pada balita, diantaranya: usia balita (p-value =0,000), riwayat penyakit ISPA (p-value =0,003), asupan protein (p-value =0,044), dan kebiasaan konsumsi protein nabati (p-value =0,006). ......Underweight is a body weight that is too low for a normal healthy child1. Being underweight is still a significant health problem in Indonesia. The prevalence of underweight in Lebak Regency in 2018, reached 18.61%, which is higher than the national prevalence rate (17.7%) and Banten Province (16.22%). 2. This study aimed to determine the factors associated with the incidence of underweight in children under five in Karangkamulyan Village, Cihara District, Lebak Regency in 2020. This study used a cross-sectional design which was carried out by analyzing primary data from the study “Factors that Related to the Incidence of Helminthiasis in Toddlers in Karangkamulyan Village, Cihara District, Lebak Sub-disctrict in 2020”. The sample of this study was 208 children aged 24-59 months in Karangkamulyan Village. Univariate and bivariate data analysis was conducted by using SPSS version 22 application. Study results showed that 10.6% of children of Karangkamulyan Village have an incidence of underweight. Also, this study showed that four variables were significantly associated with the age of children (p-value =0,000), history of upper respiratory tract infection (p-value =0,003), protein intake (p-value =0,044), and plant protein (p-value =0,006).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlingga Prihandani
Abstrak :
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan faktor gizi balita, faktor sosial ekonomi dan faktor lingkungan terhadap pneumonia balita di pulau Kalimantan pada tahun 2018 serta melihat pola persebaran secara spasial. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi ekologi. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data agregat dari Riskesdas 2018 dan BPS 2018. Unit analisis terdiri 56 kabupaten/kota di pulau Kalimantan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji statistik korelasi. Hasil dari penelitian ini, didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan faktor gizi balita dengan prevalensi pneumonia balita dipulau Kalimantan. Berdasarkan analisis menggunakan pemetaan dengan teknik overlay menunjukkan bahwa kabupaten/kota dengan prevalensi pneumonia yang tinggi cenderung memiliki prevalensi faktor gizi balita yang tidak baik terdiri dari empat wilayah prioritas (Paser, Kotawaringin Timur, Bengkayang dan Sukamara). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor sosial ekonomi dengan prevalensi pneumonia balita; persentase penduduk miskin (pvalue=0,006) dan kepadatan penduduk (pvalue=0,058) serta adanya hubungan yang signifikan antara faktor lingkungan; persentase rumah tangga dengan ventilasi kurang (pvalue=0,048) terhadap prevalensi pneumonia pada balita. ......This research discusses about the relationship between under-five nutritional factors, socio-economic factors and environmental factors towards under-five pneumonia on the island of Kalimantan in 2018 and looks at the pattern of spatial distribution. This research is a quantitative study using an ecological study design. The research used the aggregate data from Riskesdas 2018 and BPS 2018. The analysis unit consists of 56 districts/cities on the island of Kalimantan. The analysis used in this study is to use a statistical correlation test. This study found that that there was no relationship between under-five nutritional factors and the prevalence of under-five pneumonia on the island of Kalimantan. The analysis using mapping with the overlay technique, it is shown that districts/cities with a high prevalence of pneumonia tend to have a prevalence of poor nutritional factors for toddlers consisting of four priority areas (Paser, Kotawaringin Timur, Bengkayang and Sukamara). However, the result of this study showed significant relationship between socio economic factors and the prevalence of pneumonia among children under five of age; percentage of poor people (pvalue=0,006) and population desinty (pvalue=0,059) and there is a significant relationship between environmental factors; percentage of households with poor ventilation (pvalue=0,048) and prevalence of pneumonia in children under five.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Safitri
Abstrak :
Gagal tumbuh selama ini menggunakan pengukuran antropometri menurut indeks konvensional yang diukur terpisah, sementara kekurangan gizi tidak dapat berdiri sendiri. Pengukuran gagal tumbuh menggunakan CIAF diperlukan untuk melengkapi kegagalan antropometri yang lebih komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gagal tumbuh dengan perkembangan anak usia 24-59 bulan di desa lokus stunting wilayah kerja Puskesmas Sungai Limau. Menggunakan desain studi cross sectional dengan teknik simple random sampling, analisis chisquare dan regresi logistik model faktor risiko dengan sampel 105 anak usia 24-59 bulan. Anak mengalami perkembangan meragukan sebanyak 31,4%, perkembangan sesuai 68,6%, gagal tumbuh sebanyak 29,5% dan normal 70,5%. Hasil bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara gagal tumbuh dengan perkembangan anak(p=0,028), gagal tumbuh berhubungan dengan perkembangan motorik kasar (p=0,002) dan kemampuan bicara bahasa (p=0,050).Variabel lain yang berhubungan dengan perkembangan anak yaitu pendidikan ibu (p=0,002), pekerjaan ibu (p=0,003), pendapatan(p=0,003), ASI ekslusif (p=0,0034), dan stimulasi (p=0,0005). Analisis multivariat menunjukkan gagal tumbuh tetap konsisten berhubungan dengan perkembangan anak (p=0,002). Gagal tumbuh berhubungan dengan perkembangan meragukan setelah dikontrol beberapa variabel kovariat. Pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang anak memerlukan kerjasama dan komitmen lintas sektor kesehatan dan pendidikan yaitu mengintegrasikan kegiatan posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini. ...... Failure to thrive so far using anthropometric measurements according to conventional indices measured separately, while malnutrition cannot stand alone. Measurement of failure to thrive using CIAF is needed to complement more comprehensive anthropometric failures. This study aims to determine the relationship between failure to thrive and the development of children aged 24-59 months in the stunting locus village of the Sungai Limau Health Center work area. Using a cross-sectional study design with simple random sampling techniques, chisquare analysis and logistic regression risk factor models with a sample of 105 children aged 24-59 months. Children experienced dubious development as much as 31.4%, corresponding development 68.6%, failure to grow as much as 29.5% and normal 70.5%. Bivariate results showed an association between failure to thrive with child development (p = 0.028), failure to thrive was associated with gross motor development (p = 0.002) and speech skills (p = 0.050). Other variables related to child development were maternal education (p = 0.002), maternal employment (p = 0.003), income (p = 0.003), exclusive breastfeeding (p = 0.0034), and stimulation (p = 0.0005). Multivariate analysis showed failure to thrive remained consistently associated with child development (p = 0.002). Failure to thrive was associated with dubious development after controlling for several covariate variables. The implementation of early detection programs for child growth and development requires cooperation and commitment across the health and education sectors, namely integrating posyandu and Early Childhood Education activities.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Farrasia Hafizhah
Abstrak :
Terjadinya masalah gizi di 1000 hari pertama kehidupan dapat memberikan dampak yang buruk bagi anak yaitu dapat menyebabkan gagal tumbuh seiring dengan bertambahnya usia. Masalah gizi merupakan refleksi dari konsumsi zat gizi yang belum mencukupi kebutuhan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan status gizi balita usia 6-59 bulan berdasarkan composite index of anthropometric failure (CIAF) di Indonesia (IFLS5 2014/2015). Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2014. Total sampel sebanyak 4079 anak balita. Analisis data menggunakan uji chi square dan regresi logistic ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur balita dengan CIAF, dimana balita yang berusia 6-23 bulan lebih banyak mengalami gagal tumbuh sebanyak 1,1 kali. Hasil penelitian juga menunjukkan ada hubungan antara keragaman makanan dengan kejadian CIAF, dimana anak balita yang keragaman makanan tidak tercapai berisiko 1,2 kali mengalami gagal tumbuh dan pendidikan ibu menunjukkan ada hubungan yang signifikan dengan kejadian gagal tumbuh, ibu yang memiliki pendidikan rendah lebih banyak mengalami gagal tumbuh. Faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian CIAF adalah pendidikan ibu (OR 1,565) setelah dikontrol dengan umur, keragaman makanan dan imunisasi. Kesimpulan penelitian ini adalah faktor dominan yang berhubungan dengan CIAF adalah pendidikan ibu. Anak yang berasal dari ibu dengan pendidikan rendah berpeluang 1,6 kali lebih besar mengalami gagal tumbuh (CIAF). ......The occurrence of nutritional problems in the first 1000 days of life can have a bad impact on children, which can cause failure to grow with age. Nutritional problems are a reflection of the consumption of nutrients that are not sufficient for the body's needs. This study aims to determine the determinants associated with the nutritional status of children aged 6-59 months based on the composite index of anthropometric failure (CIAF) in Indonesia (IFLS5 2014/2015). This study uses secondary data from the 2014 Indonesia Family Life Survey (IFLS). The total sample is 4079 children under five. Data analysis used chi square test and multiple logistic regression. The results showed that there was a relationship between the age of children and CIAF, where children aged 6-23 months experienced more anthropometric failure as much as 1.1 times. The results also show that there is a relationship between dietary diversity and the incidence of CIAF, where children under five whose dietary diversity is not reached have a 1.2 times risk of anthropometric failure and mother's education shows a significant relationship with the incidence of anthropometric failure, mothers who have low education experience more anthropometric failure. The dominant factor associated with the incidence of CIAF was maternal education (OR 1.565) after controlling for age, food diversity and immunization. The conclusion of this study is that the dominant factor associated with CIAF is maternal education. Children from mothers with low education are 1.6 times more likely to have anthropometric failure (CIAF).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library