Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aprilya Roza Werdani
"Peningkatan kadar gula darah memicu peningkatan produksi hormon in-
sulin yang erat hubungannya dengan diabetes melitus. Berdasarkan data
Riskesdas, prevalensi diabetes melitus di Indonesia meningkat dari 1,1%
(2007) menjadi 2,1% (2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fak-
tor dominan yang berhubungan dengan kadar gula darah puasa pegawai
pemberdayaan masyarakat & keluarga dan pegawai sekretariat daerah
Kota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dan
melibatkan 105 sampel. Variabel independen penelitian meliputi karakte-
ristik individu, asupan zat gizi, hipertensi, aktivitas fisik, status gizi dan
pengetahuan gizi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat,
analisis bivariat menggunakan uji korelasi dan uji beda dua mean, serta
analisis multivariat menggunakan uji regresi linear ganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata kadar gula darah puasa adalah
95,14±10,863 pada keseluruhan responden, sedangkan 94,07±11,55
mg/dl pada perempuan, dan 96,47±9,92 mg/dl pada laki-laki. Diabetes
melitus (≥126 mg/dl) ditemukan sebesar 2,9% dan impaired fasting glucose
(100-125 mg/dl) sebesar 22,9%. Berdasarkan hasil analisis bivariat, terda-
pat hubungan antara usia, asupan karbohidrat, dan aktivitas fisik dengan
kadar gula darah puasa (p<0,05). Hasil analisis multivariat menunjukkan
bahwa asupan karbohidrat merupakan faktor dominan yang berhubungan
kadar gula darah puasa.
Increased blood glucose levels lead to excess insulin secretion that is close-
ly associated with diabetes mellitus. Based on Riskesdas, prevalence of di-
abetes mellitus in Indonesia has increased from 1,1% (2007) to 2,1%
(2013). This study was aimed to find dominant factor associated with fast-
ing blood glucose level. Cross sectional design were used to conduct this
study and involved 105 samples. Independent variables in this study were
individual characteristics, nutrients intake, history of hypertention, physical
activities, nutritional status and nutritional knowledge. Bivariate analysis
was performed by correlation test and two different test mean. Multivariate
analysis was performed by multiple linear regression test. Result showed
that the average of employees? fasting blood glucose level is 95.14±10.863,
94.07 ± 11.55 mg/dL for woman and 96.47 ± 9.92 mg/dl for man. This study
found 2.9% employees with diabetes mellitus (≥126 mg/dl) and 22.9% em-
ployees with impaired fasting glucose (100-125 mg/dl). Result of bivariate
analysis showed that associated between age, carbohydrate intake, physi-
cal activities with fasting blood glucose level. Result of multivariate analysis
showed that carbohydrate intake was a dominant factor related to fasting
blood glucose level."
Universitas Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Enrika Rahayu Setyani
"Skripsi ini bertujuan untuk membandingkan tinggi badan, aktivitas fisik, dan asupan gizi antara remaja putri perenang dan remaja putri bukan perenang. Penelitian ini menggunakan desain studi ecological study. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret – April 2013 di SMPI Al-Azhar 4 Kemandoran, Kolam Renang GOR Senayan, Kolam Renang Simprug Pertamina, dan Kolam Renang Cikini dengan sampel sebanyak 26 orang remaja perenang dan 26 orang remaja bukan perenang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara tinggi badan (p=0,041) pada kelompok perenang dan kelompok bukan perenang. Aktivitas fisik pada kedua kelompok tersebut juga terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,001). Nilai rata-rata asupan kelompok perenang lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan kelompok bukan perenang untuk asupan protein (p=0,018), vitamin A (p=0,006), kalsium (p=0,001), zat besi (p=0,001), dan zink (p=0,000). SMPI Al-Azhar 4 Kemandoran disarankan untuk memasukan olahraga renang sebagai bagian dari kurikulum sekolah. Untuk klub renang disarankan untuk menjalin kerja sama kepada pihak sekolah dalam memfasilitasi siswa untuk dapat melakukan olahraga renang.

The purpose of this research was to compare height, physical activity, and nutritional intakes (energy, protein, carbohydrate, fat, vitamin A, vitamin D, vitamin C, calcium, iron, and zinc) between adolescent female swimmers and non-swimmers. This research was an ecological study. Data were collected from March to April 2013 in SMPI Al-Azhar 4 Kemandoran, GOR Senayan Swimming Pool, Simprug Pertamina Swimming Pool, and Cikini Swimming Pool with samples 26 adolescent swimmers and 26 adolescent non-swimmers. This study showed that height in adolescent female swimmers and non-swimmers were significantly different (p=0,041). Physical Activity was significantly different (p=0, 001) from adolescent swimmers and non swimmers. Mean of nutritional intakes in swimmers were significantly higher than non-swimmers for protein (p=0, 018), vitamin A (p=0, 006), calcium (p=0, 001), iron (p=0, 001), and zinc (p=0, 000). It is recommended for SMPI Al-Azhar 4 Kemandoran to include swimming as a part of the school’s curriculumm. Swim clubs and schools are suggested to cooperate to facilitate students with swimming lessons."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlistiani Syafrida
"Jajanan gorengan merupakan salah satu makanan yang digemari remaja. Karakteristiknya yang berlemak dan padat energi membuat konsumsi secara berlebihan dapat berakibat pada risiko kegemukan dan obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan proporsi konsumsi jajanan gorengan berdasarkan tingkat stres, aktivitas fisik, kualitas tidur, faktor individu dan faktor sosioekonomi pada siswa-siswi SMAN 2 Cibinong Tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 130 orang yang dipilih menggunakan metode consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian google forms dan lembar FFQ secara mandiri oleh responden. Data kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 77,7% responden mengonsumsi jajanan gorengan tingkat tinggi (≥ 7x/minggu), jenis jajanan gorengan yang paling sering dikonsumsi secara berurutan adalah olahan ayam digoreng, sosis/nugget/otak-otak, dan gorengan tempe. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan proporsi yang signifikan pada konsumsi jajanan gorengan berdasarkan tingkat stres (p-value 0,002), pengetahuan gizi (p-value 0,009), kebiasaan sarapan (p-value 0,025), dan pengaruh teman sebaya (p-value 0,039).

Fried snacks are one of the foods favored by teenagers. With its energy-dense and high-fat characteristics, consumption excessively can lead to overweight and obesity. The purpose of this study is to determine the differences of fried snack consumption based on stress levels, physical activity, sleep quality, individual factors, and socioeconomic factors among students of SMAN 2 Cibinong 2024. This research is a quantitative study with a cross-sectional design, involving a sample size of 130 individuals selected through consecutive sampling. Data collection was conducted through self-administered questionnaires completed by the respondents. Data were analyzed using univariate and bivariate (chi-square) methods. The results showed that 77.7% of respondents consumed high levels of fried snacks (≥ 7 times per week), the most frequently consumed types of fried snacks, in descending order, were fried chicken, sausage/nugget/otak-otak, and fried tempeh. The bivariate analysis showed different levels of fried snacks consumption based on stress levels (p-value 0,002), nutritional knowledge (p-value 0,009), breakfast habits (p-value 0,025), and peer influence (p-value 0,039)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aufa Hanifa
"Rendahnya konsumsi buah dan sayur dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit tidak menular. Namun, persentase perilaku kurang konsumsi buah dan sayur di Indonesia masih tinggi, terutama pada kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMA Negeri 81 Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2020 dengan melibatkan 143 responden yang dipilih berdasarkan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner daring secara mandiri oleh responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-Square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menemukan sebanyak 67,1% responden kurang mengonsumsi buah dan sayur (< 400 gram/hari). Hasil bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (p = 0,031), preferensi (p = 0,002), pengaruh orang tua (p = 0,0001), ketersediaan buah dan sayur di rumah (p = 0,0001), dan keterpaparan terhadap media massa (p = 0,021) dengan konsumsi buah dan sayur. Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur merupakan ketersediaan buah dan sayur di rumah (OR = 5,8). Peneliti menyarankan agar pihak sekolah dan dinas kesehatan dapat bekerjasama untuk memberikan edukasi gizi kepada siswa dan orang tua mengenai pentingnya ketersediaan buah dan sayur di rumah. Orang tua disarankan untuk membiasakan diri mengonsumsi buah dan sayur bersama anak, menyediakan beragam buah dan sayur di rumah serta buah dan sayur yang disukai anak, memudahkan akses konsumsi dengan menyajikan buah potong, membawakan bekal buah dan sayur, dan mengolah buah dan sayur sesuai jenis yang disukai anak.

Low consumption of fruits and vegetables may increase the risk of non-communicable diseases. However, the percentage of inadequate consumption of fruits and vegetables in Indonesia is still high, especially among adolescents.The aim of this study was to determine factors associated with fruit and vegetable consumption among high school students in SMA Negeri 81 Jakarta. This study used a cross sectional study design and was conducted in March until April 2020 involving 143 respondents selected by using simple random sampling. Data was collected by self-administered online questionnaires. The data obtained were analyzed using univariate analysis, Chi-Square test, and multiple logistic regression tests. The results of this study found 67,1% of respondents consume less fruit and vegetables (<400 grams per day). Bivariate results showed a significant relationship between gender (p = 0,031), preference (p = 0,002), parental influence (p = 0,0001), fruits and vegetables availability at home (p = 0,0001), and mass media exposure (p = 0,021) with consumption of fruit and vegetables. Multivariate analysis showed that the availability of fruit and vegetables at home was a dominant factor associated with fruit and vegetable consumption (OR = 5,8). Researchers suggest that school and health services should collaborate to provide nutrition education to students and parents about the importance of the availability of fruits and vegetables at home. Parents are suggested to get used to eating fruits and vegetables with children, provide a variety of fruits and vegetables as well as fruits and vegetables that children like, facilitate access to consumption by serving cut fruit, provides fruit and vegetable as school meals, and process fruits and vegetables according to the type preferred by children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Astari
"Penelitian ini menjelaskan tentang gambaran sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, dan intensi dalam menggunakan layanan pesan antar makanan daring pada mahasiswa Universitas Indonesia selama COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang diikuti sebanyak 213 responden dengan mengisi kuesioner daring berbasis google form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 49,8% mahasiswa UI sering menggunakan layanan pesan antar makanan saat jam makan malam, dimana makanan cepat saji dan boba drinks adalah makanan yang paling sering dipesan. Selain itu, 59,6% mahasiswa UI memiliki sikap yang positif, 57,3% mahasiswa UI memiliki pengaruh motivasi yang tinggi dari orang lain, 55,9% mahasiswa UI memiliki faktor pendukung yang besar, dan 61,5% mahasiswa UI memiliki intensi yang tinggi dalam menggunakan layanan pesan antar makanan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat mahasiswa UI sadar akan pentingnya menerapkan perilaku makan sehat.

This research explained about the description of attitude, subjective norms, perceived behavioral control, and intentions on using online food delivery service to college students at Indonesia University during COVID-19. This research used the quantitative method with cross sectional study design. This research used purposive sampling technique that were joined by 213 respondents with fill the online questionnaire based on google form. The result of the research showed that 49,8% of UI students often used online food delivery services at dinner time, where fast food and boba drinks are foods that are often ordered. Moreover, 59,6% of UI students have a positive attitude, 57,3% of UI students have a high motivational effect from the others, 55,9% of UI students have a great supporting factors, and 61,5% of UI students have a high intention on using online food delivery service. The result of the research is expected to make UI students to be aware of the importance of implementing healthy eating behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nichita Marsha Deviana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi mie instan dan faktor yang paling berhubungan dengan perilaku konsumsi mie instan pada siswa kelas 4 & 5 SDN Pondok Kelapa 04 Pagi. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan total sampel adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 (n=134). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 60,7% responden memiliki perilaku konsumsi mie instan sering dan ada hubungan antara pengetahuan gizi &mie instan, preferensi terhadap mie instan, dan pengaruh teman sebaya dengan perilaku konsumsi mie instan. Preferensi terhadap mie instan merupakan faktor yang paling berhubungan dengan perilaku konsumsi mie instan. Pihak sekolah perlu melakukan upaya untuk memberikan informasi dan intervensi mengenai perilaku konsumsi mie instan yang sehat dan aman pada siswa dan orang tua murid melalui penyuluhan yang bekerja sama dengan puskesmas.

The purpose of this study was to determine the factors associated with instant noodles consumption behavior and factor that dominant associated with instant noodles consumption behavior in student grades 4 & 5 in SDN Pondok Kelapa 04 Pagi. Research design in this study was a cross sectional and total sample was all students grades 4 & 5 (n=134). Result in this study showed that 60,7% respondent had instant noodles consumption behavior often and there was a relationship between knowledge of nutrition and instant noodles, instant noodles preferences, and peer influence with instant noodles consumption behavior. Suggest from researcher is school should give information and intervention about instant noodles consumption behavior that healthy and safety to students and parents by way of counseling in collaboration with the relevant agencies clinic.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Anggraeni
"Pendek adalah salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan linear berada di bawah standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO). TB/U atau PB/U yang kurang dari -2 SD memiliki berbagai dampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita serta kondisi kesehatan jangka panjang. Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya faktor dominan yang berhubungan dengan TB/U atau PB/U pada balita (6-59 bulan) di Wilayah kerja Puskesmas Mekarwangi Kabupaten Garut tahun 2013.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 152 balita (6-59 bulan). Adapun pengambilan data dilakukan pada bulan Maret hingga April 2013. Variabel yang diteliti yaitu TB/U atau PB/U, umur, berat lahir, panjang lahir, penyakit infeksi, asupan energi, asupan protein, perbandingan persentase asupan protein hewani dan nabati, asupan zat gizi mikro (zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C, kalsium, dan zink), pengeluaran keluarga, ASI eksklusif, dan pendidikan ibu. Analisis yang digunakan adalah uji korelasi dan uji t independen (analisi bivariat), serta regresi logistik berganda (analisis multivariat).
Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara TB/U atau PB/U dengan berat lahir, penyakit infeksi, dan asupan energi. Sementara itu dari hasil analisis multivariat didapatkan bahwa penyakit infeksi merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan TB/U atau PB/U pada balita (6-59 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Mekarwangi Kabupaten Garut.

Stunting is a form of malnutrition which is characterized by impaired linear growth below the World Health Organization (WHO) standards. HAZ or LAZ under-2 SD has various negative effects in infants growth, development and long-term health conditions. The objective of this study was to investigate the dominant factor of stunting (HAZ or LAZ) in infants (6-59 months) in the work areas of Mekarwangi community health center.
This study used cross-sectional design with a sample size of 152 infants (6-59 months). Data collection was conducted in March until April 2013. Variables studied were HAZ or LAZ, age, birth weight, birth length, infectious diseases, energy intake, protein intake, percentage ratio of animal protein and vegetable intake,micronutrients intake(iron , vitamin A , vitamin D, vitamin C, calcium, and zinc), family expenses, exclusive breastfeeding, and mother’s education. The data was analyzed using correlation test, independent t test (bivariate analysis), and multiple logistic regression (multivariate analysis).
The results of bivariate analysis showed a significant relationship between HAZ or LAZ with birth weight, infectious diseases, and energy intake. Meanwhile, results of multivariate analysis showed that infectious disease was the dominant factor associated with HAZ or LAZ on infants (6-59 months) in the work areas of Mekarwangi community health center, Garut regency.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalifah Abadini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berat lahir dan faktor lainnya dengan intelligence quotient (IQ) pada siswa SMP Negeri 200 Jakarta. Sampel yang diteliti adalah kelas 7 dengan total sampel berjumlah 131 siswa. Data yang dikumpulkan berupa skor IQ, berat lahir, TB/U, asupan energi,asupan protein, asupan zat besi, tingkat pendidikan ibu, dan pendapatan orang tua. Data ini dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner mandiri, wawancara recall 2x24 jam, dan pengukuran tinggi badan. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara berat lahir, tingkat pendidikan ibu,pendapatan orang tua dengan IQ (nilai p < 0,05).

This study aimed to identify the association between birth weight and other factors with the intelligence quotient (IQ) of the student of SMP Negeri 200 Jakarta. The observed sample in this study was the 7th grader consisting 131 students. The collected data were IQ score, birth weight, HAZ, energy intake,protein intake, iron intake, mother’s education level, and parent’s income. These data were collected by using self administered questionnaire, 2x24 hours recall interview, and height measurement. The result of this study showed that there was a significant correlation between birth weight, mother’s education level, parent's income, and IQ (p value < 0,05)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Aprilia
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi, persen lemak tubuh, asupan gizi (energi, karbohidrat, lemak, dan protein), usia menarche ibu, dan sosial ekonomi keluarga (pekerjaan dan pendidikan orang tua) dengan status menarche pada siswi SD Negeri Depok Jaya 1 Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross - sectional dengan jumlah sampel sebanyak 115 siswi kelas 4,5, dan 6 SDN Depok Jaya 1 Kota Depok. Tehnik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dan data dianalisis menggunakan uji chisquare.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 30,4% responden sudah menarche dengan rata - rata usia menarche 10,37 ± 0,37 tahun, dengan usia termuda yang mengalami menarche adalah usia 9 tahun dan usia tertua yang mengalami menarche adalah usia 11 tahun. Variabel - variabel yang memiliki hubungan dengan status menarche adalah status gizi (IMT/U) (p value = 0,023), persen lemak tubuh (p value = 0,000), dan asupan lemak (p value = 0,000). Untuk itu, disarankan adanya edukasi tentang kesehatan reproduksi mengingat usia menarche yang semakin cepat.

The purpose of this study was to determine the associated between nutritional status, body fat percentage, nutrient intake (energy, carbohydrates, fats, and proteins), mother's menarche age, and family socio-economical status (parents' occupation and education) with female students' menarche status. This study used cross-sectional design with a total sample of 115 female students grades 4, 5, and 6 elementary school of SDN Depok Jaya 1. This research used total sampling method and the data were analyzed by chi-square test.
The result of this research showed that 30.4% of respondents had menarche at average age of 10.37 ± 0.37 years old, with the youngest age of menarche was 9 years old and the oldest one was 11 years old. Variables which have relation to menarche status are nutritional status (IMT/U) (p value = 0.023), body fat percentage (p value = 0.000), and fat intake (p value = 0.000), Thereof, a reproductive health education was suggested in elementary school as menarche age was sooner.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athiya Fitria Maulani
"Asupan gizi remaja perlu diperhatikan terutama mereka yang bersekolah dengan fasilitas asrama karena tidak tinggal bersama orangtua. Apabila asupan gizi dengan penyelenggaraan makanan pondok pesantren tidak memadai atau mencukupi kebutuhan gizi santri, maka perlu dilakukannya evaluasi dan perbaikan terhadap penyelenggaraan makanan tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan, tingkat kecukupan asupan zat gizi, dan sisa makanan. Penelitian dilakukan di salah satu pondok pesantren di Depok pada bulan Juli 2023. Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif yang menggunakan data primer dari santri remaja. Lalu data tersebut dianalisis secara univariat dengan jumlah sampel sebanyak 56 santri. Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rata-rata, pada makan siang lebih banyak santri yang merasa puas dibandingkan makan pagi dan makan sore begitupun sebaliknya. Persentase rata-rata santri yang puas pada makan siang yaitu 69.64%. Santri memiliki rata-rata asupan energi 1516 kkal, protein 51.69 gram, lemak 37.35 gram dan karbohidrat 238.9 gram. Rata-rata asupan tersebut termasuk dalam kategori kurang karena <80% AKG. Sehingga diharapkan santri meningkatkan asupan zat gizi agar pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu dan terhindar dari risiko masalah kesehatan lainnya. Peningkatan asupan dapat dilakukan dengan meningkatkan kuantitas asupan makanan dan pemberian edukasi terkait Pedoman Gizi Seimbang.

Attention needs to be paid to the nutritional intake of adolescents, especially those who attend school in boarding facilities because they do not live with their parents. If the nutritional intake by organizing Islamic boarding school meals is inadequate or sufficient for the nutritional needs of the students, it is necessary to evaluate and improve the provision of these meals. The purpose of this study was to describe the level of satisfaction, the level of adequacy of nutrient intake, and food waste. The research was conducted at an Islamic boarding school in Depok in July 2023. This research was a descriptive observational study using primary data from students. The results of the analysis show that based on the average value, at lunch more students are satisfied compared to breakfast and evening meals. The average percentage of students who were satisfied at lunch was 69.64%. Santri accept an average energy intake of 1516 kcal, 51.69 grams of protein, 37.35 grams of fat, and 238.9 grams of carbohydrates. The average intake is included in the less category because it is <80% AKG. So it is hoped that students will increase their intake of nutrients so that growth and development are not disturbed and avoid the risk of other health problems. Increasing intake can be done by increasing the quantity of food intake and providing education related to Pedoman Gizi Seimbang."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>