Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sihombing, Rico J.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S36695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Manogar T.N.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S36060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parlindungan, N. Henri
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S35957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdi Wahyu Wardono
Abstrak :
ABSTRAK
Persaingan industri yang ketat, khususnya industri otomotif membuat orang-orang yang terlibat berpikir dua kali untuk membuat produk dengan biaya tinggi. Untuk dapat bersaing dengan industri otomotif yang lain setiap perusahaan sekarang-sekarang ini sedang giat-giatnya melakukan pengurangan biaya di segala aspek produksi, salah satu diantaranya adalah biaya persediaan. Dalam hal tersebut penulis melihat kurangnya orientasi perusahaan pada minimalisasi biaya persediaan, khususnya persediaan komponen pemotong. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis untuk membuat skripsi tentang Perencanaan Pemakaian dan Pemesanan Komponen Pemotong di PT. X. Sebelum dilakukan penulisan, penulis melakukan wawancara dengan orang dari PT. X yang terkait dengan masalah ini, juga mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi. Penulisan skripsi ini dibatasi hanya untuk komponen pemotong di jalur Crankshaft. Data-data yang diambil diantaranya adalah spesifikasi komponen pemotong, umur pakai, kapasitas regrind, waktu tenggang pemesanan, data produksi satu tahun kebelakang, model perhitungan persediaan yang sedang berlangsung sekarang di PT. X dan lain-Iain. Dalam penulisan skripsi ini, penulis membuat usulan ukuran lot- ekonomis untuk pemesanan serta jumlah persediaan pengaman komponen pemotong, khususnya komponen pemotong di jalur Crankshaft. Sebelumnya penulis membuat peramalan produksi untuk satu tahun kedepan terhadap data produksi satu tahun kebelakang. Setelah didapat hasil ramalan produksi, data ini dipakai untuk menentukan jumlah pemakaian dan pemesanan berdasarkan hasil ramalan tersebut Setelah dilakukan perhitungan, hasil yang didapat dibandingkan dengan metode pemesanan dan penentuan jumlah persediaan yang sudah sedang berjalan di PT. X. Dalam hal ini penulis membuat Studi perbandingan biaya diantara kedua metode tersebut. Hasil yang didapat setelah dilakukan perbandingan biaya adalah ternyata dengan menggunakan jumlah pemesanan dengan ukuran lot-ekonomis, perusahaan dapat menghemat biaya sekitar 37 juta rupiah dalam setiap tahunnya. Disamping itu dalam skripsi ini juga dilampirkan tabel perencanaan pemesanan dan pemakaian komponen pemotong untuk satu tahun ke depan. Di dalam tabel ini kita dapat melihat kapan dan berapa komponen pemotong harus dipesan.
1996
S36678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Laurentius
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Pramadi
Abstrak :
Pompa sentrifugal double suction, single sloge, item 1107 -JC di lokasi unit benfields system pabrik ammunia sering rusak. Prediksi kerusakan berdasa:rkan panlauan getaran mesin, basil pengukuran pada t!nggal 31 Maret 2002, getaran tertinggi adalah 12 mmldatik, dimana sebe1umnya adalah 8 mm/detik. Pada tanggal 1 Nopember 2002, get!ran mesin pompa tenrebut cendarung nail: dengan kenaikan sampai 13 mm/detik. Berdasarkan basil pengukuran hail: secara filter-all dan filter-in dengan ala! ul-ur IRD-810 M dan !RD-885 Analyzer, dan serta basil analisis getaran menunjukkan bahwa frekuensi getaran pompa tersebut sudab di atas 5 kali opm, dengan damikian kondisi pompa sudah tidak Ia yak jalan dan diputuskan untuk diparbaiki. Penelitian lebih dalam terlladap gejala kerusakan barus didahulukan untuk bisa menentukkan tindakan porhaikan yag effektif dan eff!Sien. Hasil penelitian menunjukkan kerusakan kemungkinan basar bemwa1 dari aus dan longgar pada rumah bantalan, akihatnya bantalan dan poros bargorak at!u bergetar, disarnping berputar arah radial. Hid ini menyehabkan terjadinya katidaksesumbuan pada rotor, kerusakan pada tip impeller pompa, poros, wearing case, wearing impeller dan berikut J:Umah pompa. Disamping hal tersebut di atas, larutan benfie/ds yang disirkulasikan jika kadar Fe dalarn lllrut!n tersebut tidak dikenda.likan, maka sangat eepat mengerosi wearing-ring dan rumah pompa. Effektivitas tindak parbaikkan ada!ah pompa dan semua komponennya yang rusak dikembalikan kc kondisi standar dan material dari wearing~ring diganti dari material yang barga kekemsannya 18,6 HRC dengan kompnsisi kimia unsur 13,2% Cr; 1,5 %Mn; 11 %Ni; dan 2,1 % Mo, dengan material yang harga kekerasa;mya 56 HRC dcngs.n kompnsisi kirnia unsurnya 16-18% Cr, 2 % Mn, 10-14 % Ni, dan 2,1 Mo. Dun juga ion ys• harus dijaga ketat pada batas mffiimumnya 1,5 % dari komposisi larutan benfiends, fungs.i membantu melapisi permukaan metal, dan memperkecil penrunbahan Fe akibat erosi dan korosif.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S36330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warneri
Abstrak :
Pemantauan kondisi adalah cara pemeliharaan yang sangat efektif agar kondisi permesinan dapat terpantau secara terus - menerus. Pemantauan kondisi melalui analisis getaran merupakan cara lain dalam menentukan kondisi permesinan, sehingga dalam menganalisis getaran perlu diketahui karakteristik dari getaran bagaimana sifat, letak, serta akibat yang didapat bila sudah terlihat pada spektrum getaran. Melalui pemantauan kondisi ini bisa terlihat perkembangan kerusakan pada komponen serta bisa diramalkan kapan komponen itu diganti melalui besarnya amplitude yang terlihat pada spektrum getaran ditiap pengukurannya. Hasil spektrum getaran dari tiap pengukuran bisa terlihat perkembangannya pada grafik kecenderungan getaran yang merupakan hasil keseluruhan spektrum getaran, karena getaran ini adalah energi yang merambat sehingga kondisi secara keseluruhan dari kondisi permesinan bisa terpantau. Dari hasil analisis pada kompresor dan kotak roda gigi terlihat komponen yang menunjukkan kerusakan, jadi secara teori komponen yang terus bergerak dan bergesekan memiliki kecenderungan terjadi kerusakan. Untuk selanjutnya pemahaman terhadap getaran pelu dikaji lebih dalam karena setiap komponen yang bergerak memiliki frekuensi pribadi yang belum semuanya bisa terdeteksi secara keseluruhan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Kurniahadi
Abstrak :
Pemantauan kondisi telah dilakukan di turbin gas penggerak kompressor khususnya di bagian turbin gas set. Pemantauan dan pengambilan data getaran dilakukan di tiga titik utama pada turbin gas set. Kecenderungan getaran overall menunjukkan keadaan turbin gas set yang masih baik. Pemantauan kondisi menggunakan metode analisa getaran sangat baik dalam memberikan gambaran keadaan turbin gas set. Analisa frekuensi getaran dapat menunjukkan komponen yang terindikasi rusak. Dengan menggunakan kecenderungan kenaikan amplitude getaran, waktu kerusakan komponen dapat diperkirakan. Keadaan turbin gas set secara umum masih berada dalam keadaan yang baik. Beberapa komponen menunjukkan indikasi kerusakan yang masih dalam batas toleransi. Pemantauan kondisi tetap harus dilakukan untuk memantau kondisi komponen kritis yang telah memiliki indikasi kerusakan dan untuk memantau indikasi kerusakan dari komponen kritis lainnya. ......Condition monitoring have already applied on gas turbine compressor set particularly on gas turbine engine. Monitoring and derivation of vibration data have taken at three primary data point on ga\ turbine engine. Trending of overall vibration showed that gas turbine engine is still in good state. Condition monitoring with vibration analysis method is very good to give illustration about gas turbine engine condition. Vibration frequency analysis can slwwed which component indicate to damage. By using trending of vibration amplitude, component breaking time are predictable. Generally, gas turbine engine condition still in good state. Several component showing damage indication but still in tolerance. Condition monitoring must continued to monitor critical component condition that has a damage indication and to monitor damage indication of another critical component.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Recia Karina Melly
Abstrak :
Turbin gas merupakan mesin yang mengubah energi panas menjadi energi mekanik untuk menggerakkan mesin ataupun alat lain seperti kompresor, pompa, generator dan lain-lain. Mesin panas ini mengambil udara dari lingkungan sekitar oleh kompresor untuk dikompresikan sehingga tekanan aliran udara naik dan cukup untuk melakukan pembakaran. Udara terkompresi ini dicampur dengan bahan bakar yang kemudian dibakar untuk mendapatkan energi yang besar agar dapat menggerakkan turbin. Turbin akan menghasilkan daya putar yang digunakan dalam berbagai bidang seperti industri penerbangan, pembangkit listrik, minyak dan gas, dan lain-lain. Pada industri yang bergerak dibidang perminyakan dan gas, turbin gas digunakan untuk menggerakkan kompresor yang berfungsi untuk memompa minyak, transmisi pipa, injeksi gas, penyimpanan dan pengambilan gas, dan lain-lain. Untuk mendapatkan kerja yang optimal dari mesin-mesin tersebut, maka kedua mesin harus dapat bekerja sama dengan selaras. Setiap pemilihan turbin gas yang digunakan disesuaikan dengan kompresor yang tersedia. Untuk mendapatkan performa yang optimal dari set turbin gas dan kompresor, selama beroperasi perlu dilakukan analisis terhadap kinerja masing-masing mesin. Pemantauan ini kemudian dibandingkan dengan design point masing-masing mesin untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kinerja mesin saat beroperasi pada kondisi lapangan tertentu. Hasil perhitungan yang dilakukan terhadap set turbin gas Centaur 40 dan kompresor sentrifugal C3063 menunjukkan untuk turbin gas beroperasi pada off design point, namun masih berada pada area kerja dari turbin gas tipe tersebut. Sedangkan, pada kompresor booster beroperasi pada area dari design point dan tentunya pada area kerja yang telah dirancang dari pabrik untuk kondisi lapangan tertentu. Untuk matching antara set turbin gas dan kompresor booster pun berada pada area design point kedua mesin. Performa kedua mesin ini sangat dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan ambien, humiditas, ketinggian, beban dan kecepatan putar poros. Jadi, sangat wajarjika kedua mesin tersebut bekerja tidak pada design pointnya asalkan masih di area operasinya. ......Gas turbine is basically a heat engine in which generate and convert heat energy into mechanical energy to drive other engines or devices, such as compressor, pump, electric generator, etc. Air is sucked into the gas turbine by a compressor to increase its pressure then heated in the combustor to add heat energy into the air and expanded to drive a turbine. Gas turbine is variety in output power so it is used in many industrial for example in aircraft, power generation, oil and gas, etc. In oil and gas industry, gas turbine is used to drive a centrifugal compressor. This centrifugal compressor functions are to pump crude oil, pipeline transmission, storage and withdrawal gas, and re-injection gas. In order to get an optimum work from these engines, some analyses on their performance must be done when they operate at certain environment condition. This operation monitoring will be compare to the design point of engines to get information about their working area. The results from operation data calculations on Gas turbine Centaur 40 and booster compressor C3063 show that gas turbine operated in off design point area, but still in the operation enveloped of its design, while, booster compressor works in the area of its design point and obviously in its operation enveloped. For matching both of the engines, the operational engines are inside of the design point area. These engines performances are depends on some factors, such as ambient temperature, ambient pressure, air humidity, altitude, load, and rotational speed of shaft. As these factors give a big influence in operational performance, it is possible to the engines to work at off design but still in their operation enveloped.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Kirana Sainan
Abstrak :
Volume penumpukan sampah yang belum dapat ditangani di wilayah Provinsi DKI Jakarta yaitu sebesar ±405 m3, angka ini merupakan jumlah penumpukan sampah yang terdapat pada jalur air dan sungai-sungai di kawasan padat penduduk. Akses bagi kendaraan berat yang sulit, menyebabkan kebutuhan akan peralatan alternatif dengan mobilisasi yang tinggi, salah satu alternatifnya berupa excavator amfibi. Excavator amfibi yang dikembangkan memiliki batasan berupa lebar sungai yang merupakan daerah operasi kerja sebesar 5 m dan mampu menangani volume penumpukan sampah kurang dari jam kerja maksimal, yaitu 8 jam/hari. Berdasarkan batasan desain tersebut, dihasilkan sebuah pengembangan berupa excavator mini amfibi dengan kapasitas bucket 0.4 m3, yang memiliki ukuran pontoon dengan desain catamaran sebesar: LOA = 5.3 m; Lpp = 5 m; B = 3 m; H = 1.5 m; T = 1.2 m. Serta dihasilkan aspek-aspek desain berupa karakteristik lambung pontoon, material dan dimensi plat, spesifikasi pengelasan, mooring system, hambatan, dan daya main engine (propulsi). ......The volume of trash accumulation which can’t be handled on DKI Jakarta is ±405 m3, this amount is the trash accumulation’s volume which is existed in water ways and rivers on the dense population. Difficulties for heavy equipment's access makes the need of alternative equipment with high mobility, and one of the alternatives is amphibious excavator. The amphibious excavator which is developed has constrains such as 5 m of the minimum river width and could handle the accumulation of trash within maximum working hour as 8 hour/day. Based on those constrains, developed a mini amphibious excavator design with bucket capacity 0.4 m3, which has a catamaran pontoon with the dimension: LOA = 5.3 m; Lpp = 5 m; B = 3 m; H = 1.5 m; T = 1.2 m. And also resulted another design aspects such as the characteristic of pontoon's hull, material and dimension of plate, welding specification, mooring system, drag, and main engine power (propulsion).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>