Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Theresia Caroline
"ABSTRAK
Latar belakang : Usia lanjut berhubungan dengan terjadinya gangguan kognitif ringan. Pada umumnya usia lanjut memiliki keterbatasan mobilitas. Sebuah metode latihan yang dapat meningkatkan fungsi kognitif pada usia lanjut dengan keterbatasan mobilitas sangat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh latihan koordinasi terhadap peningkatan fungsi kognitif pada usia lanjut dengan gangguan kognitif ringan
Metode : Metode penelitian pra-eksperimental dengan jumlah sampel 35 orang usia lanjut dengan gangguan kognitif ringan pada sebuah pusat kesehatan, Rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Program latihan koordinasi metode Jockey Club for Positive Aging (JCCPA) diberikan 3x seminggu selama 8 minggu. Penilaian fungsi kognitif menggunakan MoCA-Ina pada sebelum dan sesudah perlakuan.
Hasil : Latihan koordinasi selama 8 minggu menghasilkan nilai fungsi kognitif MoCA Ina yang meningkat secara statistik dengan uji T-test berpasangan ( mean 21,23 sebelum perlakuan menjadi 26,00 sesudah perlakuan; p<0,001). Uji Wilcoxon menunjukkan peningkatan yang signifikan pada ranah-ranah fungsi kognitif yaitu visuospatial/ fungsi eksekutif (p<0,001), atensi (p=0,005), bahasa (p=0,004), abstraksi (p=0,002), memori tunda (p<0,001), orientasi (p=0,0025) kecuali pada ranah penamaan (p=0,157) .
Kesimpulan: Latihan koordinasi bermanfaat untuk meningkatkan fungsi kognitif pada usia lanjut dengan gangguan kognitif ringan.

ABSTRACT
Background: Elderly is associated with the occurrence of mild cognitive impairment and limited mobility. An exercise method that can increase the cognitive function in elderly with limited mobility is therefore needed. This study aimed to measure the effect of coordination exercise in increasing the cognitive function in elderly with mild cognitive impairment..
Methods: A pre-experimental study with 35 participants from one health center (RSCM) were given 3 session per week for 8 weeks of JCCPA coordination exercise method. MOCA-Ina was used to measure the cognitive function of the subjects. This assessment is performed before and after the program.
Results: Paired-t test using MoCA-Ina score increases significantly from mean score of 21.23 before intervention to mean score of 26.00 after intervention (p< 0.005). Wilcoxon test showed improved scores in the cognitive domains of visuospatial / executive function (p <0.001), attention (p = 0.005), language (p = 0.004), abstraction (p = 0.002), delayed memory (p <0.001), orientation (p = 0.0025) except naming (p = 0.157).
Conclusion: Coordination exercise is beneficial to increase the cognitive function elderly with mild cognitive impairment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christa Adriane Tenges
" ABSTRAK
ABSTRAK Nama : Christa Adriane TengesNPM : 1206326251Program Studi : Ilmu Kedokteran Fisik dan RehabilitasiJudul Tesis : Pengaruh Pengaturan Nutrisi Disertai Latihan Ergocycle Dibandingkan Pengaturan Nutrisi Tanpa Latihan Ergocycle Pada Penderita Obesitas Terhadap Kualitas Hidup LATAR BELAKANG. Keadaan obesitas diketahui terkait dengan berbagai gangguan kesehatan yang berakibat pada meningkatnya keadaan disabilitas sehingga terjadi penurunan aktivitas dan intregasi sosial yang akhirnya berdampak pada penurunan kualitas hidup. Lini pertama dalam penatalaksanaan obesitas adalah modifikasi gaya hidup, diet dan aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan ergocycle dengan pengaturan nutrisi dibandingkan dengan pengaturan nutrisi tanpa latihan ergocycle terhadap kualitas hidup penderita obesitas. METODE. Quasi experimental terhadap subjek obesitas sesuai kriteria Asia Pasifik usia 30 ndash; 60 tahun dengan sedentary lifestyle PAL

ABSTRACT
Name Christa Adriane TengesNPM 1206326251Study Program Physical Medicine and RehabilitationTitle Effect of Nutrition management combined with ergocycle training compare to nutrition management without ergocycle training in quality of life of obese patients BACKGROUND. Obesity is known to be associated with various health problems that result in increased of disability resulting in decreased activity and social integration which ultimately impact quality of life. Life modification, diet and physical activity are the first line treatment of obesity. This study aims to compare the effect of nutrition management combine with ergocycle training with nutrition management without ergocycle training in quality of life in obese patients. METHODS. Quasi experiment on obesity patient according to criteria of Asia Pacific aged 30 60 years with sedentary lifestyle PAL "
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T55589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Priambodo Kusumo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan Chin Tuck Against Resistance (CTAR) dengan latihan Shaker terhadap peningkatan kekuatan kontraksi otot suprahyoid pada pasien karsinoma nasofaring dengan disfagia pasca kemoradiasi. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan pada karsinoma nasofaring pasca kemoradiasi yang datang berobat ke Poliklinik Rehabilitasi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo. Pemeriksaan nilai kekuatan kontraksi otot suprahyoid dengan menggunakan alat Vitalstim. Data diambil pada baseline, minggu ke-2, dan minggu ke-4. Latihan dilakukan di rumah dan latihan biofeedback di Poliklinik Rehabilitasi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo 2 kali seminggu. Subjek penelitian terdiri dari 8 Latihan CTAR dan 6 latihan Shaker. Terdapat peningkatan kekuatan kontraksi otot suprahyoid pada Latihan CTAR pada minggu ke-2 dry swallowing : 93,5(51-118), p<0,05, isotonik : 114(48-140), p<0,05. Peningkatan kekuatan kontraksi otot suprahyoid Latihan Shaker terjadi pada minggu ke-4 dry swallowing :102,5(35-162), p<0,05, isometrik : 83(61-139), p<0,05, Isotonik : 121(73-151), p<0,05. Tidak didapatkan perbedaan yang signifikan jika dibandingkan antara Latihan CTAR dan Latihan Shaker. Kesimpulan penelitian ini adalah kedua kelompok menunjukkan peningkataan kekuatan kontraksi otot suprahyoid dari data baseline setelah 4 minggu latihan, namun perbandingan antar kedua kelompok tidak berbeda signifikan. Latihan CTAR memberikan perbaikan sejak minggu ke-2, sedangkan latihan Shaker pada minggu ke-4.

This study aims to determine the effect of Chin Tuck Against Resistance (CTAR) exercise with Shaker exercise on increasing the strength of suprahyoid muscle contraction in nasopharyngeal carcinoma patients with post-chemoradiation dysphagia. This research is a preliminary study on nasopharyngeal carcinoma after chemoradiation who came to the Medical Rehabilitation Polyclinic of Cipto Mangunkusumo Hospital. Examination of the strength value of suprahyoid muscle contraction using the Vitalstim tool. Data were taken at baseline, week 2, and week 4. Exercises were performed at home and biofeedback exercises at the Medical Rehabilitation Polyclinic of Cipto Mangunkusumo Hospital twice a week. The study subjects consisted of 8 CTAR exercises and 6 Shaker exercises. There was an increase in suprahyoid muscle contraction strength in CTAR Exercise at week 2 of dry swallowing: 93.5 (51-118), p<0.05, isotonic: 114(48-140), p<0,05. Increased suprahyoid muscle contraction strength Shaker exercise occurred at week 4 dry swallowing: 102.5 (35-162), p<0.05, isometric: 83 (61-139), p<0.05, Isotonic: 121(73-151), p<0,05. There was no significant difference when compared between CTAR Exercise and Shaker Exercise. This study concludes that both groups showed increased suprahyoid muscle contraction strength from baseline data after 4 weeks of training. Still, the comparison between the two groups was not significantly different. CTAR exercise provides improvement since week 2, while the Shaker exercise in week 4. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Neysa Calista
"Tujuan: Mendapatkan data nilai insiden postoperative cognitive disorders (POCD) pascaCABG dan menilai perbandingan penurunan fungsi kognitif pasca-CABG dengan mini mental state examination (MMSE) dan Montreal cognitive assessment versi Indonesian (MoCA-Ina). Tujuan tambahan penelitian ini untuk membandingkan lama waktu pemeriksaan MMSE dan MoCA-Ina, mengetahui korelasi antara MMSE dan MoCA-Ina, dan mengetahui hubungan antara karakteristik subjek dengan POCD pasca-CABG.
Metode: Desain pre dan post-test pada sebelum CABG, tiga hari pasca-CABG, dan satu bulan pasca-CABG. Penelitian dilakukan pada 40 subjek yang didapat secara konsekutif, berusia ≥ 40 tahun dan memenuhi kriteria penelitian. Penilaian fungsi kognitif dengan formulir MMSE dan MoCA-Ina. Data demografis dan klinis pasien dikumpulkan dan dicatat.
Hasil: Seluruh subjek mengalami penurunan rerata score MMSE dan MoCA-Ina pada sebelum CABG dibandingkan tiga hari pasca-CABG. Terdapat 10 subjek (25%) dengan MMSE, dan 16 subjek (40%) dengan MoCA-Ina yang tergolong POCD pada 3 hari pascaCABG. Seluruh subjek mengalami peningkatan nilai MMSE dan MoCA-Ina pada satu bulan pasca-CABG dibandingkan tiga hari pasca-CABG. Sebanyak 7 subjek (17,5%) dengan MMSE dan 9 subjek (22,5%) dengan MoCA-Ina tergolong POCD pada 1 bulan pascaCABG. Lama waktu pemeriksaan MMSE lebih singkat hampir dua kali lipat dibandingkan MoCA-Ina (p<0,0001). Terdapat korelasi kuat antara MMSE dengan MoCA-Ina (r=0,79 p<0,0001). Untuk hubungan antara karakteristik subjek, didapatkan korelasi kuat antara lama waktu CPB dengan POCD (r=0,869 p=0,040), korelasi sedang antara usia dengan POCD (r=0,58 p=0,047) pada 3 hari pasca-CABG, korelasi lemah antara tingkat pendidikan (r=0,36 p=0,228) dan lama operasi (r=0,36 p=0,022) terhadap POCD, dan korelasi sangat lemah antara jenis kelamin (r=0,10 p=0,52) dan status pekerjaan (r=0,07 p=0,64) terhadap POCD.
Kesimpulan: Terdapat penurunan fungsi kognitif tiga hari pasca-CABG, yang mengalami perbaikan pada satu bulan pasca-CABG. MoCA-Ina dapat mendeteksi penurunan fungsi kognitif dengan proporsi yang lebih besar dibandingkan MMSE pada subjek pasca-CABG.

Objective: To determine the incidence of postoperative cognitive disorders (POCD) postCABG and assess the comparative decline after CABG using the Mini Mental State Examination (MMSE) and Montreal Cognitive assessment Indonesia version (MoCA-Ina). Secondary purpose are comparing the length of time between MMSE and MoCA-Ina, determining the correlation between MMSE and MoCA-Ina, and also determining the relationship between the characteristics of subjects with POCD post-CABG.
Methods: A pre and post-test on before CABG, 3 days after CABG, and one month afterCABG study. The study was conducted on 40 respondents who obtained consecutively, aged ≥40 years and met the study criteria. Assessment of cognitive functional form using MMSE and MoCA-Ina. Patint demographic and clinical data were collected and recorded.
Results: All subjects experienced decrease in score of MMSE and MoCA-Ina on before CABG than three days post-CABG. There were 10 subjects (25%) using MMSE and 16 subjects (40%) using MoCA-Ina to POCD. All subjects had an increase score both MMSE and MoCA-Ina in one month post-CABG compared to three days post-CABG. There were 7 subjects (17.5%) by MMSE and 9 subjects (22.5%) by MoCA-Ina classified as POCD. The length of time were shorter using MMSE for almost doubled compared to MoCA-Ina (p<0.0001). There was a strong correlation (r=0.76, p<0.0001) between the MMSE with MoCA-Ina. For the correlations between subject characteristics, there was a strong correlation between CPB time to POCD (r=0,869 p=0,040), moderate correlation between the age to POCD (r=0,58 p=0,047) at 3 days post-CABG, a weak correlation between education status (r=0,36 p=0,228) and operation time (r=0,36 p=0,022) to POCD, and very weak correlation between gender (r=0,10 p=0,52) and employment status (r=0,07 p=0,64) to POCD.
Conclusion : There is a decline in cognitive function between three days after CABG, which improves in one month after CABG. MoCA-Ina can detect cognitive dysfunction in a greater proportion compared to MMSE in post - CABG subjects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library