Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rio Rasian A.
"Virtualisasi platform adalah pembuatan sistem komputer yang secara logis terpisah dan berjalan di atas platform sesungguhnya. Saat ini ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk melakukan virtualisasi platform, dan masingmasing memiliki karakteristik kinerja yang berbeda- beda. Dalam penelitian ini, eksperimen dilakukan untuk mengkaji perbedaan kinerja yang dihasilkan oleh beberapa pendekatan, yaitu: full virtualization, hardware-assisted virtualization, paravirtualization, dan operating system-level virtualization. Eksperimen dilakukan dengan mengukur kinerja masing-masing pendekatan dengan beban kerja tertentu saat dijalankan dengan menggunakan virtualisasi dan saat virtualisasi tidak digunakan. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa operating system-level virtualization lebih efisien dalam hal penggunaan sumber daya komputer dibanding pendekatan lainnya. Ini menunjukkan bahwa pendekatan virtualisasi seharusnya ikut menjadi pertimbangan dalam memilih solusi virtualisasi.

Platform virtualization is the creation of a logically partitioned computing system that runs on top of an actual platform. There are several approaches used for platform virtualization, each of which has performance characteristics. In this research, experiments was conducted to find out the performance difference generated by several approaches, they are: full virtualization, hardwareassisted virtualization, paravirtualization, and operating system-level virtualization. Their performance under specific workload were measured and compared to the condition where virtualization was not used. Experiment results show that operating system-level virtualization is more efficient in term of computer resource usage than the others. Therefore, virtualization approach should be considered in selecting virtualization solutions."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dodick Zulami Sudirman
"Persaingan dalam industri pengembangan piranti lunak Indonesia semakin ketat seiring dengan membesarnya industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia ataupun di dunia. Namun disayangkan, meskipun saat ini Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada jumlah pengembang dibandingkan dengan negara tetangganya di kawasan Asia Tenggara, keadaan Indonesia saat ini masih dianggap kurang menjanjikan untuk menjadi tempat mengembangkan usaha industri pengembangan piranti lunak dunia. Bahkan pada industri pengembangan piranti lunak domestik, dengan derasnya produk ataupun jasa pengembangan piranti lunak yang masuk ke Indonesia, pengembang piranti lunak Indonesia yang sudah ada kesulitan untuk berkembang. Satu hal yang menjadi perhatian utama industri adalah kualitas piranti lunak yang dibuat. Kegiatan penjaminan kualitas piranti lunak (Software Quality Assurance), merupakan kegiatan utama yang harus diperhatikan untuk mendapatkan kualitas piranti lunak sesuai dengan target. Di Indonesia, hanya ada tiga perusahaan yang telah mendapatkan sertifikasi CMM/CMMI level tiga hal ini memberikan kesan bahwa kegiatan penjaminan kualitas piranti lunak belum menjadi perhatian utama dalam pengembangan piranti lunak. Dengan dasar teori Software Quality Shrine milik Daniel Galin, peneliti menggali bagaimana penerapan kegiatan penjaminan kualitas piranti lunak di Indonesia dari sisi Industri dan pemerintahan. Berdasar dari sembilan perusahaan yang menjadi responden dapat diambi kesimpulan bahwa penerapan kegiatan penjaminan kualitas piranti lunak mendekati standar Software Quality Shrine. Perbedaan utama yang ada adalah pada komponen Quality Management yang terlihat tidak menjadi perhatian utama dalam pengembangan piranti lunak Indonesia. Selanjutnya dari sisi studi pemerintahan diketahui peran pemerintah dalam industri piranti lunak Indonesia adalah sebagai pembuat kebijakan industri. Kebijakan tersebut dapat mempengaruhi komponen standard dalam Software Quality Shrine. Kata Kunci : Kegiatan Penjaminan Kualitas Piranti Lunak, Daniel Galin's

The competition of Indonesia software development industry is getting tougher as the IT Industry in Indonesia and the world is getting bigger. Unfortunately from the perspective of the world IT Industry,Indonesia is considered to be less prospective country to develop software compared to Indonesia's neighbouring countries. In the domestic market itself, Indonesia Software Development Companies have to struggle in the fierce competition with company abroad. One aspect of the software development is quality and software quality assurance is the activity that needs to be noted in order to get the paramount quality for the software. Currently there are only three companies in Indonesia that is either certified with CMM or CMMI level three. This gives an impression that Indonesia's software development company has not yet concerned with the activity of Software Quality Assurance. By using Daniel Galin's Software Quality Shrine as the basic theory of Software Quality Assurance, the writer will gather information on how Indonesia's software development industry implements the Software Quality Assurance from the perspective of the Industry and the Government in order to find the Software Quality Assurance's best practice that has been implemented in Indonesia. Based on the nine company respondents, it can be concluded that the implementation of Software Quality Assurance within the companies is evidently similar with the Software Quality Shrine approach. The main difference is that the Quality Management component is not a particular interest within the companies. From the government perspective research, it's known that Indonesia government has a role to create rules or methodologies that affect the standard component from Daniel Galin's Software Quality Shrine."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T837
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyo Aris Hirtanusi
"ABSTRAK
Petani saat ini masih menjadi pihak yang tidak mempunyai pilihan dalam menyalurkan hasil panennya. Ketika panen raya tiba maka harga komoditi hasil panen menjadi turun yang disebabkan karena stok komoditi berlimpah. Salah satu solusinya adalah dengan menyimpan komoditi tersebut untuk menunda jual agar mendapatkan harga yang lebih baik. Permasalahannya adalah petani tidak memiliki gudang untuk menyimpan hasil panennya dan di satu sisi petani sangat membutuhkan uang tunai segera agar dapat mengolah lahan pertaniannya untuk bercocok tanam kembali sehingga dibutuhkan suatu mekanisme atau proses bisnis paska panen.
Pasar komoditi dan Sistem Resi Gudang (SRG) adalah suatu mekanisme yang dapat membantu petani untuk menyalurkan hasil panennya agar mendapatkan harga terbaik. Mekanisme SRG adalah merupakan satu alternatif dalam mekanisme pembiayaan kredit modal kerja. Undang-undang tentang SRG telah ada Indonesia sejak 2006, namun sampai saat ini perkembangannya masih terasa lambat. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan adanya SRG dan bahkan SRG tersebut bisa dijadikan sebagai media untuk mensejahterakan petani dengan memberikan pilihan mekanisme dalam menyalurkan hasil panennya.
Untuk mendukung keberhasilan Pasar Komoditi dan SRG ini dibutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai dan keterlibatan pihak-pihak terkait pelaku Pasar Komoditi dan SRG. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini, sangat berguna sekali untuk menyediakan salah satu infrastruktur dalam mendukung implementasi Pasar Komoditi dan SRG. Untuk itu perlu dilakukan penelitian agar dapat memaparkan manfaat ekonomis yang didapat dalam penerapan TI Pasar Komoditi dan SRG tersebut. Penelitian ini akan memaparkan manfaat bisnis TI Pasar Komoditi dan SRG dengan mengunakan kerangka pikir Kesejahteraan Dijital Atkinson serta identifikasi manfaat bisnis dengan menggunakan tabel manfaat bisnis generik hasil penelitian Benny Ranti yang dikenal dengan Tabel Manfaat Bisnis TI Generik Ranti dan kuantifikasi dengan Metrik TI sehingga dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan pajak negara.

ABSTRACT
Farmers are still a group that does not have the option to distribute their crops. When harvest time comes, the price of crops commodity dropped due to abundant commodity stocks. One solution is to store the commodity for sale delay in order to get a better price. The problem is that farmers do not have a warehouse to store their crops as well as farmers desperately need cash immediately in order to cultivate their farmland to grow crops again. Thus we need a mechanism for post-harvest period.
Commodity Market and the Warehouse Receipt System (Sistem Resi Gudang/SRG) is a mechanism that can help farmers distribute their crops in order to get the best price. The mechanism of the SRG is an alternative financing mechanism for working capital loans. Law on SRG has existed in Indonesia since 2006, but the progress is slow. Many benefits can be obtained with the SRG including as a medium to increase the welfare of farmers by providing a choice of mechanisms to distribute their crops.
To support the success of Commodity Market and SRG adequate infrastructure support and involvement of stakeholders and actors of Commodity Market and SRG are required. Development of Information Technology (IT) today is very useful for providing one of the infrastructures to support the implementation of Commodity Market and SRG. It is necessary for research in order to explain the economic benefits gained in the application of IT in Commodity Market and SRG. This study explores the business benefits of IT Commodity Market and SRG using the Digital Prosperity Atkinson framework and identify the business benefits by using a table of generic IT business benefits developed by Benny Ranti known as Ranti’s Generic IT Business Value Table and quantification of the IT Metrics that can provide benefits to increase the Gross Domistic Products (GDP), which in turn increases state tax revenue."
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irhantoro Eko
"ABSTRAK
Keberadaan TI di dalam perusahaan adalah hal yang penting. Perusahaan memandang bahwa ada nilai (value) yang diraih melalui penerapan solusi bisnis berbasis TI. Meskipun dianggap penting dan strategis, pada kenyataannya banyak perusahaan yang memandang organisasi TI mereka hanya sebagai unit bisnis yang bersifat sebagai cost center, dan bukan sebagai bagian yang ikut serta secara langsung mengalirkan pendapatan bagi perusahaan atau dengan kata lain sebagai profit center.
Untuk melakukan perubahan organisasi TI dari cost center menjadi profit center bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan pertimbangan dalam melakukan kajian transformasi termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi penerapannya, manfaat dan tantangan penerapannya, bagaimana model konseptual penerapannya, dan juga bagaimana proses transformasi itu sendiri dapat berlangsung.
Penelitian ini akan membahas tentang model konseptual organisasi TI sebagai profit center. Konsep profit center untuk organisasi TI dapat dibangun melalui penerapan intrapreneurship di dalam organisasi TI dan adanya penetapan kebijakan IT chargeback. Pemetaan model konseptual organisasi TI sebagai profit center dilakukan dengan alat bantu Business Model Canvas (BMC), yang terdiri dari sembilan elemen, yaitu: customer segments, value proposition, channels, customer relationship, revenue stream, key resources, key activities, key partners, dan cost structure. Pemetaan dilakukan dengan membandingkan antara penerapan organisasi TI sebagai cost center dengan penerapannya sebagai profit center. Penelitian ini juga membahas aspek-aspek lain yang terkait dengan penerapan organisasi TI sebagai profit center, yaitu aspek manajemen, organisasi, sumber daya manusia, produk dan layanan, dan pemasaran.

ABSTRACT
The presence of IT in the company is important. The company considers that there are values achieved through the implementation of IT-based business solutions. Although considered to be strategic and important, in fact, many companies are looking at their IT organizations as cost center not as part of business unit that gives revenue stream for the company or in other word as a profit center.
It is not easy to transform the IT organization from a cost center into a profit center. There are some things to be considered in the assessment of the transformation including the factors that affect the implementation, benefits and challenges of implementation, how the conceptual model of the application, as well as how the process of transforming itself can take place.
This study discusses the conceptual model of the IT organization as a profit center. The concept of a profit center for the IT organization can be built through the application of intrapreneurship within the IT organization and the establishment of IT chargeback policy. Mapping the conceptual model of the IT organization as a profit center is done with Business Model Canvas (BMC) which consists of nine elements which are customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partners, and cost structure. Mapping is done by comparing the implementation of the IT organization as a cost center and as a profit center. This study also discusses other aspects related to the implementation of the IT organization as a profit center including the aspects of management, organizational, human resources, products and services, and marketing."
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damianus Haryusutanto
"ABSTRAK
Seiring dengan kebutuhan implementasi produk perangkat lunak yang dibutuhkan oleh perusahaan, dibutuhkan beberapa Server yang dapat menjamin hasil yang optimal dari proses yang dilakukan oleh klien atau pemakai. Imbas dari jumlah Server yang meningkat tersebut adalah akan dibutuhkannya biaya yang besar dalam melakukan investasi awal maupun pemeliharaan. Sejalan dengan permasalahan yang disebutkan, terjadi perubahan di dalam industri TI yaitu teknologi virtualisasi. Teknologi ini dapat mengurangi jumlah Server fisik dengan memindahkan Server fisik ke dalam host Server. Menurut Ziff-Davis Research, ada beberapa hal yang mengarahkan perusahaan untuk mengadopsi teknologi virtualisasi, dengan hasil survey terbanyak secara berurutan adalah menurunkan biaya perangkat keras, perbaikan rasio utilisasi Server, mengurangi penyebaran Server, dan menurunkan biaya pemeliharaan. Berdasarkan hasil di atas, PT. XYZ memutuskan untuk melakukan implementasi teknologi virtualisasi ke dalam infrastruktur TI perusahaan.
Untuk menentukan seberapa besar manfaat penerapan SI/TI, dalam hal ini implementasi teknologi virtualisasi, diperlukan suatu pengkajian terhadap penerapan SI/ TI tersebut. Penelitian ini menggunakan Tabel Manfaat Bisnis TI Generik yang dikembangkan oleh Benny Ranti yang kemudian akan disebut sebagai Tabel Manfaat Bisnis TI Generik Ranti untuk mengidentifikasi manfaat dan kemudian dari hasil identifikasi akan ditentukan manfaat yang mempunyai kontribusi yang relevan dan signifikan kepada PT. XYZ. Manfaat-manfaat tersebut akan dikuantifikasikan dan kemudian disimulasikan dengan menggunakan metode Monte Carlo yang bertujuan untuk memperhitungkan nilai ketidaktentuan dari hasil wawancara. Simulasi Monte Carlo dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel.
Hasil dari identifikasi manfaat terhadap implementasi teknologi virtualisasi adalah 5 Kategori dan 16 Sub kategori berdasarkan Tabel Manfaat Bisnis TI Generik Ranti. Hasil kuantifikasi manfaat dengan menggunakan simulasi metode Monte Carlo menunjukkan bahwa nilai penghematan yang terjadi adalah Rp. 108.574.036, 68 yang membuktikan bahwa implementasi teknologi virtualisasi ke dalam PT. XYZ layak untuk dilakukan.

ABSTRACT
To support company’s need for their software product implementaton, the company has to decide the number of servers required to guarantee clients or users optimal results. The numbers of servers will influence costs for initial investment and maintenance. In line with this issue, there is a new wind of change in the IT industry which is called virtualization. This technology will help companies minimize the number of physical servers by moving it to the host server. According to Ziff-Davis Research there are several factors that drive companies to adopt virtualization technology including decreasing hardware initial investment costs, improving server utilization ratio, decreasing server distribution, and decreasing maintenance costs. Based on the above research result, PT. XYZ decided to implement virtualization technology into their IT infrastructure.
Study is required to measure benefits obtained from the application of Information System/Information Technology, specifically virtualization technology. This study uses Generic IS/IT Businees Value Table developed by Benny Ranti, later known as Ranti’s Generic IS/IT Business Value Table to identify benefits or values. Identified values are filtered based on relevant and significant contribution to PT. XYZ. Simulation based on Monte Carlo method is then conducted to analyze uncertainty values to ease value quantification process. Monte Carlo Simulation is conducted by using Microsoft Excel.
The values obtained from virtualization technology investment are 5 categories and 16 sub-categories based on Ranti’s Generic IS/IT Businees Value Table. The result of values quantification shows a cost saving Rp 108.574.036,68. This result proves that implementation of virtualization technology on PT. XYZ is feasible to do."
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Haryadi
"ABSTRAK
Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi (TI) mempengaruhi kegiatan manusia di berbagai bidang industri, salah satunya bidang pendidikan. Kondisi ini berdampak pada semakin ketatnya persaingan antar-Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Dengan demikian, untuk meningkatkan daya saing dan juga untuk mempercepat proses bisnis perlu adanya perubahan dari sistem yang masih dijalankan secara manual dan konvensional menjadi sistem otomasi yang terkomputerisasi. Dalam proses pergantian tersebut pasti terjadi resistensi, yang jika dibiarkan dapat berakibat terhambat atau gagalnya proses implementasi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian strategi manajemen perubahan dalam mengimplementasikan sistem baru untuk mengatasi resistensi yang terjadi.
Saat ini Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) sedang dalam proses implementasi sistem Kartu Rencana Studi (KRS) Online yang menggantikan sistem KRS berbasis intranet. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa bentuk resistensi yang terjadi dalam mengimplementasikan sistem KRS Online di Universitas Al Azhar Indonesia (UAI). Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner online, wawancara, dan observasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode manajemen perubahan berdasarkan teori Prosci yang bernama model ADKAR (Awareness Desire Knowledge Ability Reinforcement). Pertanyaan yang diajukan kepada responden dibuat dengan menggunakan pendekatan model ADKAR. Data yang didapat merupakan bentuk resistensi yang terjadi, kemudian untuk mengatasi resistensi tersebut dilakukan Focused Group Discussion (FGD) yang dihadiri para pakar untuk mendapatkan strategi manajemen perubahan yang perlu dilakukan.
Penelitian ini menghasilkan strategi manajemen perubahan terhadap implementasi sistem KRS Online di UAI. Secara umum, resistensi yang terjadi dikarenakan kurangnya sosialisasi terhadap implemetasi ini dan juga fitur yang ada di sistem masih belum lengkap sehingga proses bimbingan akademik menjadi terhambat.

ABSTRACT
The rapid growth of Information Technology (IT) has affected people’s activity in many industrial fields including education. This condition has made tighter competition among many private universities. Thus, to improve competitiveness level and also to fasten the business processes, changes are necessary from the manual and conventionally working system to computerized and automated system. Resistance will normally appear within the replacement process which can delay or prevent the implementation process. A management strategy of replacement is necessary to handle the upcoming resistance.
Nowadays, University of Al Azhar Indonesia is in the process of implementing KartuRencanaStudi (KRS) Online System to replace the old intranet base KRS System. This research is held to analyze any kind of emerging resistance in the KRS OnlineSystem implementation. The data collection process for this research is done by posting online questionnaire, interview, and observation. Change management based on Prosci’s theory which is called ADKAR (Awareness Desire Knowledge Ability Reinforcement) is used for designing the questionnaire. The obtained data is then discussed by the experts through Focus Group Discussion (FGD) to determine the strategy to handle occurred resistances.
The research result is the change management strategies against KRS Online system implementation in the UAI. Generally, the occurred resistanceswere caused by the lack of system socialization and the incomplete system features that impede the academic assistance process. This research produces 9 change management strategies which can be used by UAI in implementing the KRS Online."
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhman Nur
"Perdagangan saham secara elektronik telah difasilitasi Bursa Efek Indonesia (BEI) (dahulu Bursa Efek Jakarta) sejak tahun 1995 yang ditandai dengan implementasi Jakarta Automated Trading System (JATS). BEI telah memiliki Disaster Recovery Plan (DRP) dengan menyediakan JATS di Disaster Recovery Center (DRC). Kebutuhan atas ketersediaan teknologi informasi yang tinggi menjadi dasar bagi BEI untuk melakukan investasi multiple active trading center JATS. Penelitian ini melakukan evaluasi investasi multiple active trading center JATS di BEI.
Analisis dilakukan dengan menggunakan tabel generik manfaat bisnis SI/TI. Manfaat yang diidentifikasi akan dipetakan hubungannya menggunakan metode system dynamics yang kemudian dilakukan kuantifikasi untuk dihitung menggunakan metode Economic Value Added. Manfaat yang didapatkan dari investasi ini adalah 2 kategori dan 2 sub kategori dari tabel generik manfaat bisnis SI/TI yaitu penghematan biaya perjalanan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan. Nilai EVA yang positif dapat diartikan investasi ini memberikan keuntungan terhadap BEI dan layak untuk dilakukan.

Indonesia Stock Exchange (IDX)(previously Jakarta Stock Exchange) has facilitated electronic stock trading since 1995 that began with the implementation of the Jakarta Automated Trading System (JATS). IDX already have Disaster Recovery Plan (DRP) and realized with providing Disaster Recovery Center (DRC). The need for high availability of information technology is the basis for the IDX to invest multiple active trading center JATS. This research evaluated the investment of multiple active trading center JATS in IDX.
Analyses were performed using generic table of IS/IT business value. The identified benefits will be mapped using system dynamics method. Subsequently quantified to be calculated using Economic Value Added (EVA). The benefits obtained from these investments are 2 categories with 2 sub categories of the generic table of IS/IT business value is reduced traveling costs and increased customer trust. EVA positif values can be interpreted this investment provides benefits to IDX and feasible.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bembi Prima
"ABSTRAK
Penilaian atau kajian tentang manfaat bisnis investasi Sistem Informasi (SI) / Teknologi Informasi (TI) atau proyek SI/TI telah banyak dilakukan. Hasil dari kajian tersebut turut membantu mengubah pola pikir para pelaku industri tentang TI yang sebelumnya dianggap sebagai cost center. Penilaian atau identifikasi atas manfaat bisnis dari suatu proyek SI/TI tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode evaluasi manfaat investasi SI/TI seperti Information Economics. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Benny Ranti (Ranti, 2008), metode Information Economics memiliki beberapa titik kelemahan dan beberapa titik pengembangan yang dapat dilakukan. Benny Ranti menggunakan hal tersebut sebagai titik awal penelitiannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Benny Ranti adalah Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik. Tabel tersebut merupakan alat bantu dalam melakukan identifikasi manfaat bisnis SI/TI untuk kemudian dikuantifikasi nilai manfaat yang bersangkutan. Beragamnya penelitian yang menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik untuk melakukan kajian mengenai investasi SI/TI terhadap berbagai proyek SI/TI di berbagai industri mendorong penulis untuk melakukan penelitian atau kajian mengenai penerapan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik pada beberapa tipe industri dan proyek SI/TI di Indonesia. Penelitian ini memiliki sifat studi literatur terhadap beberapa penelitian tentang investasi SI/TI yang menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik pada sektor industri dan jenis proyek SI/TI yang berbeda. Penelitian yang menjadi sumber data kemudian diklasifikasi menurut tipe industri dan proyek SI/TI pada masing-masing penelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan metode komparatif dalam menganalisa penerapan manfaat bisnis SI/TI terhadap masing-masing industri dan proyek SI/TI. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik sangat dipengaruhi oleh definisi, proses bisnis, dan jenis layanan industri serta manfaat, tujuan, dan fungsi dari proyek SI/TI.

ABSTRACT
There is already numerous study about Information System (IS)/Information Technology (IT) investment or IS/IT project business value. These studies’ result helps industry user’s mindset about IT that was previously regarded as cost center. Business value identification of IS/IT project can be done by using IS/IT investment evaluation method such as Information Economics. According to research conducted by Benny Ranti (Ranti, 2008), Information Economics method has a few weak points that can be develop further. Benny Ranti use those weakness as a starting point for his research. The result of research conducted by Benny Ranti is Generic IS/IT Business Value Table. The table is an invaluable tool in identifying IS/IT business values for then quantified. The diversity of research that utilizes Generic IS/IT Business Value Table in conducting study about IS/IT investment on various IS/IT projects in various industries encourages writer to conduct a study on the application of Generic IS/IT Business Value Table in several types of industries and IS/IT projects in Indonesia. This study is a literature research on a number of previous research about IS/IT investment that utilize Generic IS/IT Business Value Table on various industry and various IS/IT project. Data source for this research is then classified by industry type and IS/IT project type. This study uses comparative methods in analyzing IS/IT business values application on each industry and each IS/IT project. The results of this study concluded that Generic IS/IT Business Value Table utilization is heavily influenced by industry’s definition, business process, and type of service as well as by IS/IT project’s benefits, purpose, and function."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meikhal Firmansyah
"Penerapan Tata Kelola TI di Universitas Paramadina saat ini khususnya pada perencanaan proyek-proyek / kegiatan TI sebagai kerangka untuk membuat keputusan TI jangka panjang yang tepat dengan mempertimbangkan kepentingan Universitas secara keseluruhan. Berbagai proyek/kegiatan TI dilakukan demi untuk mewujudkan suatu Tata Kelola yang efektif. Perencanaan proyek / kegiatan TI di Universitas Paramadina belum mengikuti prosedur yang standar. Metode pemodelan Tata Kelola yang digunakan dalam penelitian ini difokuskan pada satu domain utama COBIT, yaitu Planning and Organisation khususnya pada PO10. Pengumpulan data dilakukan dengan proses observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, dilakukan analisis dan penilaian tingkat maturity. Berdasarkan hasil penilaian maturity yang didapat, diberikan usulan berupa struktur organisasi yang baru yang diharapkan memperkuat keterlibatan Div. TI dalam pengelolaan proyek / kegiatan TI serta SOP atau pedoman yang diharapkan dapat diimplementasikan di Universitas Paramadina.

The implementation of IT Governance at the Paramadina University, especially in planning IT projects and activities, is crucial as a framework for a long term decision in IT, while considering the interests of the University in general. Various IT projects and activities have been undertaken to achieve an effective IT Governance. Planning IT projects and activities at the Paramadina University are not follow standard procedures. IT Governance modeling method used in this research is focused on a particular main domain COBIT, which is the Planning and Organization, especially in PO10. Data collection is done by the process of observation and interviews. Based on that, the analysis and assessment of the maturity level are carried out. Based on the results of the assessment of maturity, recommendations of a new organizational structure is proposed. The recommendations are expected to strengthen the involvement of the Division of IT at Paramadina University in managing IT projects and activities and developing of SOP or guidelines to be implemented in the University."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mishbah
"

Berdasarkan studi literatur terhadap 56 penelitian yang spesifik membahas desa cerdas, terdapat 7 penelitian yang membahas model konseptual untuk tema-tema tertentu di bidang desa cerdas. Dari ketujuh penelitian ini, belum ada yang membahas model generik dari desa cerdas yang menggambarkan bagaimana sebuah desa cerdas dibangun beserta aspek-aspek yang perlu dikembangkan di dalamnya. Penelitian ini membahas pengembangan model konseptual desa cerdas di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang mengembangkan model generik konseptual berdasarkan model kota cerdas sebagai acuan. Data yang digunakan berupa artikel-artikel ilmiah tentang desa cerdas, Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa, serta hasil wawancara pakar. Pakar yang terlibat sebagai narasumber adalah 1 orang akademisi di bidang pengembangan teknologi perdesaan, 1 orang praktisi di bidang kota cerdas, serta 2 orang kepala desa yang sudah menerapkan program desa cerdas di desanya. Analisis data dilakukan dengan melakukan meta-analysis terhadap studi literatur, thematic analysis terhadap ketentuan-ketentuan yang ada di dalam UU Desa, serta thematic analysis terhadap hasil wawancara pakar. Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini memunculkan sebuah model desa cerdas yang dapat diterapkan di Indonesia yang terdiri atas 4 buah tujuan, 10 strategi, 5 dimensi dengan 49 fokus area, serta 9 fondasi. Tujuan menjelaskan tentang apa yang dingin dicapai dari sebuah desa cerdas. Strategi menjelaskan tentang bagaimana cara mencapai tujuan desa cerdas. Dimensi-dimensi menjelaskan area fokus yang perlu dikembangkan dari sebuah desa cerdas, sedangkan fondasi merupakan landasan yang harus dipenuhi untuk melakukan pengembangan desa cerdas. Model ini divalidasi dengan melakukan expert judgement yang melibatkan 3 orang pakar yang terdiri atas 1 orang praktisi di bidang e-government, 1 orang akademisi di bidang kota cerdas, serta 1 orang akademisi di bidang pengembangan teknologi perdesaan. Hasil akhir dari penelitian ini berupa sebuah model desa cerdas di Indonesia yang terdiri dari 2 buah tujuan, 11 strategi, 4 dimensi dengan 38 fokus area, serta 9 fondasi.


Based on the literature study of 56 specific studies discussing smart villages, there are 7 studies that discuss conceptual models for certain themes in smart villages. From these studies, no one has discussed the generic model of a smart village that illustrates how a smart village is built along with aspects that need to be developed in it. This study discusses the development of smart village conceptual models in Indonesia. This research is a qualitative descriptive study that develops generic conceptual model based on smart city model as a reference. The data used are scientific articles about smart villages, Law No.6 of 2014 about Villages, and expert interviews. Experts involved as resource persons consist of 1 academic in rural technology development specialty, 1 professional in the smart city field, and 2 village heads who had implemented smart village programs in their villages. Data analysis was carried out by conducting a meta-analysis of literature studies, thematic analysis of the provisions contained in the Village Law, and thematic analysis of expert interviews’ transcribe. The results of the analysis carried out in this study gave rise to a smart village model that can be applied in Indonesia consisting of 4 objectives, 10 strategies, 5 dimensions with 49 focus areas, and 9 foundations. The purpose show objectives to be achieved by a smart village. Strategies explain how to achieve those goals. The dimensions explain the focus areas that need to be developed from, while the foundations are basics that must be met to develop smart villages. This model is validated by conducting expert judgment involving 3 experts consisting of 1 professional in the field of e-government, 1 academic in the field of smart cities, and 1 academic in the field of rural technology development. The final result of this research is a smart village conceptual model in Indonesia which consists of 2 objectives, 11 strategies, 4 dimensions with 38 focus areas, and 9 foundations.

"
2018
T52024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>