Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumanto
"Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator dalam menilai kualitas jasa pelayanan di rumah sakit. Kepuasan pasien merupakan rasio persepsi dengan harapan pasien terhadap pelayanan di poliklinik umum. Kepuasan pasien dapat dipergunakan sebagai umpan balik bagi manajemen dan diperlukan untuk menilai kualitas pelayanan rumah sakit. Unit Kesehatan Pertamina Plaju agar dapat bersaing dengan rumah sakit lain dan menjadi unit operasi yang mandiri serta dapat memberikan pelayanan yang berkesinambungan harus memberikan pelayanan yang berkualitas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan di poliklinik umum Pertamina Plaju, mengukur harapan pasien, mengukur persepsi pasien terhadap pelayanan yang diperolehnya, serta melihat hubungan karakteristik pasien dengan kepuasan. Upaya mengukur kepuasan pasien tersebut dengan menggunakan kuesioner dan sebelum dilakukan penelitian, telah diuji coba dan diukur reliabilitas dan validitas secara internal konsistensi. Karakteristik pasien yang dilihat adalah umur, jenis kelamin, statuslgolongan kepegawaian dan pendidikan.
Pengukuran kepuasan pasien pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh pasien. Pengukuran kepuasan pasien dilakukan melalui 5 dimensi kepuasan. Penelitian dilakukan secara potong lintang dan diperoleh sampel penelitian sebanyak 190 responden. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Untuk kegunaan manajemen setiap dimensi kepuasan dilakukan analisis diagram kartesius.
Hasil analisis data didapat rata-rata tingkat kepuasan pasien yang merupakan rasio persepsi dengan harapan pasien terhadap pelayanan di poliklinik umum Pertamina Plaju sebesar 87 %, dimana rasio yang paling rendah 20 % dan yang paling besar 131 %. Rata-rata skor harapan pasien lebih besar dari rata-rata skor persepsi pasien. Proporsi pasien yang puas sebesar 20 % dan proporsi pasien yang tidak puas sebesar 80 %. Dari seluruh karakteristik pasien yang diteliti ternyata karakteristik status/golongan kepegawaian dan pendidikan yang berhubungan dengan kepuasan pada tingkat keyakinan 90 %.
Hasil analisis terhadap dimensi kepuasan pasien ternyata pasien puas pada dimensi jaminan/keyakinan (assurance) dan merupakan dimensi penting bagi pasien. Dimensi sarana fisiklbukti langsung (tangibles) merupakan dimensi yang penting bagi pasien tetapi pasien tidak puas pada dimensi Dimensi empati merupakan dimensi yang tidak penting bagi pasien tetapi pasien puas pada dimensi ini. Sedangkan dimensi keandalan pelayanan (reliability) dan dimensi ketanggapan pelayanan (responsiveness) merupakan dimensi yang tidak penting dan pasien tidak puas pada dimensi ini.

The patient's satisfaction is one of indicator in evaluating the quality of services in the hospital. Patient's satisfaction is a perception ratio by expectation of patient against the service of general policlinic. Patient's satisfaction can be used to evaluate the quality of service in the hospital to the patient. Health Unit of Pertamina Plaju can compete with other hospital and become an independent operation unit and give a quality service.
The purpose of this research is to measure the level of patient's satisfaction against the service in the general policlinic Pertamina Plaju, to measure the patient's expectation, to measure the perception of patient against the obtained services, and to see the characteristic relationship with the satisfaction. In trying to measure the patient's satisfaction in using questioner and before performing the research is carried out experiment and measured the reliability and validity in an internal consistency. Characteristic of patient to be seen is an age, sex, employee status/group and education.
The measure of patient's satisfaction on this investigation is using the questioner that filled alone by the patient. The measure of patient's satisfaction is performed through five dimensions of satisfaction. The research is carried out by cross sectional obtained samples of research as much 190 respondents. Analysis of data is carried out in the form of univariate, byvariate and multivariate. For the use management each dimensions of satisfaction is carried out the analysis of cartesius diagram.
The result of data analysis which obtained the average of patient's satisfaction is a perception ratio with the patient's expectation against the service in the general policlinic Pertamina Plaju as much as 87 %, where the lowest ratio as much as 29 % and the biggest as much as 131 %. The average of patient's expected score is bigger than the average of patient's perception score. Proportion of satisfied patient is as much as 20 % and proportion of unsatisfied patient as much as 80 %. From the whole characteristics of observed patient is appeared in characteristics of employee status/group and education connected with the satisfaction on 90 % confidence level.
The result of analysis againts the dimension of patient's satisfaction is appeared in patient's satisfaction on the dimension of assurance and is an important dimention for the patient. Dimension of tangibles is an important dimention for the patient, but the patient is not satisfied in this dimention. Dimention of empathy is unimportant one for the patient, but the patient is satisfied on this dimention. Dimension of reliability and responsiveness are unimportant one and patient is not satisfied on this dimension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T7798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunindro Tjokrodipo
"ABSTRAK
Pada era tahun 90 sampai saat ini terjadi pergeseran kebutuhan dari doctor oriented menjadi customer oriented. Dengan adanya pergeseran pada pelayanan kesehatan manajemen rumah sakit harus juga merubah menjadi pelayanan kesehatan yang berdasarkan customer oriented. Pelayanan jenis ini memerlukan partisipasi aktif seluruh karyawan sehingga mutlak diperlukan motivasi kerja yang erat hubungannya dengan kepuasan kerja karyawan.
Masalah yang dihadapi dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan antara lain sistem imbalan yang berdasarkan peraturan PNS dan adanya model pemberian insentif yang belum mengacu pada fairness.
Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif dengan metoda deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Didapatkan 110 sampel dari total populasi 439 karyawan. Data primer didapat dari angket dan wawancara mendalam, data sekunder dari bagian personalia. Pengolahan data dengan perangkat lunak SPSS versi 7.5 for windows dengan analisis Label silang dua variabel (chi square).
Dari hasil penelitian didapatkan ketidakpuasan responden terhadap sistem imbalan yang dinyatakan oleh lebih dan separuh responden (65.5 %), begitu juga dengan faktor pekerjaan (57.3 %).
Tidak terdapat hubungan bermakna antara karakteristik karyawan dengan faktor pekerjaan. Pada sistem imbalan terdapat hubungan bermakna antara karakteristik karyawan dengan aspek usia, lama bekerja, pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan.
Pihak manajemen perlu mengkaji kembali sistem imbalan termasuk premi bidan, perlu dirancang lagi uraian kerja, standar prosedur yang disesuaikan dengan beban kerja, memelihara hubungan antar karyawan / karyawan dengan atasan.
Kepustakaan 32 ( 1973 - 1997 )

ABSTRACT
Employee Satisfaction on Reward System and Job Factor at Budi Kemuliaan Maternity Hospital JakartaIn this globalization era there has been many changes in the health care delivery systems to improve the services quality of health services. The organization has to consider both are internal and external organizational factors. In this situation the organization have to consider the customer-oriented management and also to provide high quality of working life for their members. Essentially, the high quality of working life in the organization will be reflected through the high employee satisfaction to their job and low rate of employee turnover and absenteeism. Employee job satisfaction is important because satisfaction will directly influence motivation to perform well the work.
At the present time has it reward system and job design model nearly identical with the model of the government hospital. A report from the personnel department note that they observed some employee expressed their dissatisfaction with the existing condition. The management should pay attention seriously to this symptom due to its relation to the employee performance. For this reason, research of employee satisfaction should be conducted to evacuate employee altitude to the existing management system.
A cross sectional study was conducted with 110 samples from 439 population. A questioner was constructed to identify employee satisfaction with existing reward system and existing job factors. Beside an closed ended questioner an in-depth interview was also conducted to validate data gathered from the closed ended questioner. Statistical Package for Social Sciences version 7.5 for windows was utilized to process bi variate analysis.
The result of the study indicated 65,5 % of the employee dissatisfied with the existing reward system and 57,3 °/o dissatisfied also with job factors. Bivariate analysis indicated the significance difference between employee characteristics with the reward system, but indicated no significance difference between employee characteristics with the job factors.
Based on this study result, it is advices management has to restructure its reward systems especially its incentive for midwife and also to redesign the work load with the new standard operating procedure.
Bibliography 32 ( 1973 - 1997 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I. G. K. Wijasa
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran kepuasan tenaga perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan penelitian survai, yang sifatnya deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional.
Berdasarkan penelitian kepustakaan, diperoleh pemahaman bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh pelbagai keadaan seperti : prestasi kerja, pemberian penghargaan, pemberian tanggung jawab dan pemberian kesempatan berkembang.
Pola hubungan tersebut diteliti kebenarannya terhadap perawat di Ruang Rawat Inap RSUP Persahabatan, Jakarta. Data-data yang diperlukan, dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur, yang selanjutnya diolah serta dianalisis.
Sampel penelitian dipilih secara purposive yakni seluruh perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap Bedah sebanyak 60 orang. Adapun profil perawat yang menjadi sampel penelitian adalah 86,7% merupakan perawat wanita dan 13,3% perawat pria. Sebagian besar responden (45%) telah bekerja kurang dari 10 tahun, 40% antara 11-20 tahun dan 15% telah bekerja lebih dari 20 tahun. Sebanyak 70% dari responden berusia antara 30-50 tahun dan selebihnya (30%) berusia 22-29 tahun. Dilihat dari pendidikannya, sebagian dari mereka (83,4%) responden berpendidikan SPK, selebihnya 10% berpendidikan D3 Keperawatan, 3,3% S1 Keperawatan dan 3,3% berpendidikan lain-lain yang setara dengan SPK.
Hasil penelitian tentang gambaran kepuasan kerja menunjukkan bahwa 61,7% perawat di Ruang Rawat Inap Bedah RSUP Persahabatan Jakarta, dinyatakan telah mendapat kepuasan kerja. Sebanyak 88,3% menyatakan puas terhadap bentuk penilaian prestasi; 31,7% menyatakan puas terhadap penghargaan; 70% menyatakan puas terhadap tanggung jawab yang diberikan; 46,&% menyatakan puas terhadap kesempatan berkembang; dan 53,3% menyatakan puas terhadap pekerjaannya.
Selain dari pada itu didapatkan pula gambaran faktor intrinsik perawat yang dinyatakan telah mendapatkan penilaian prestasi amat baik 41,7%; yang diberi penghargaan 43,3%; yang diberi tanggung jawab 43,3% dan yang diberi kesempatan berkembang 11,7%.
Setelah dilakukan analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi-Square terhadap hubungan keempat faktor intrinsik dan kepuasan kerja, ternyata hanya ada dua faktor intrinsik yang menunjukan hubungan bermakna yakni: faktor prestasi kerja (x=3,72469, df=1 dan c=O,05) dan faktor tanggung jawab (x=4,5.1776, df 1 dan c=0,05).
Oleh karena itu dari hasil penelitian ini, disarankan kepada Pimpinan RSUP Persahabatan Jakarta untuk mempertahankan dan menyempurnakan pola penilaian prestasi dan pemberian tanggung jawab kepada perawat dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja serta secara bertahap meningkatkan/memperbaiki pola pemberian penghargaan dan pemberian kesempatan berkembang agar lebih bermakna.

The objective of this study is to get information about job satisfaction of the nurses working in the hospital wards, of Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta. In this respect, a descriptive correlative field research was conducted by utilizing a Cross Sectional approach.
Based on literature study, it was found that job satisfaction is influenced by various conditions such as work performance, reward achievement, responsibility of growth.
In this study, such correlation patterns were observed to a number of nurses working in the surgery wards of RSUP Persahabatan, Jakarta. The necessary data were collected trough a structured questionnaire which were then processed and analyzed.
Samples of the study were selected purposively, those are 60 nurses working in surgery wards, consisting of females, (86,7%) and males (13,3%). A part of them (45%) had worked for less than 10 years, 40% between 11 and 20 years and 15% for more 20 years. Of the total respondents, 70% were 30 to -50 years old and the rest (30%) were between 22 and 29 years old. According to the educational background, most respondents (83,4%) graduated from the Nursing High School (SPK), 10% from Nursing Academy, 3,3% from the University and 3,3% from other institutions equal to the Nursing High School.
This study of job satisfaction found that 61,7% of the respondents, nurses in the surgery wards of RSUP Persahabatan Jakarta, said they had got satisfaction. Of the total respondents, 88,3% were satisfied with the performance; assessment with the reward achievement (31,7%); with the responsibility their job (70%); the possibility of growth (46,7%); and with the job (53,3%).
Besides, the study also found some intrinsic factors of the respondents which were stated as having the best performance (41,7%); rewards (43,3%); responsibility (43,3%) and possibility of growth (11,7%).
Having done the bivariat analysis by utilizing the Chi-Square statistical test on the correlation of the four intrinsic factors and job satisfaction, there were only two intrinsic factors showing significant correlation namely performance assessment factor (x=3,72469, df1 and a=0,05 and responsibility factors (x=4,51776, ,:11 and a-0,05).
Based on the study results and in order to increase job satisfaction of the nurses, it is suggested to RSVP Persahabatan Jakarta management to maintain the patterns of existing working system and to improve gradually the patterns of responsibility, reward achievement and possibility of growth so that it correlate to the nurse's performance assessment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanzil, Ricky Effendi
"Memasuki era perdagangan dan investasi bebas baik dalam kerangka AFTA maupun APEC, semua Rumah Sakit di Indonesia harus meningkatkan efisiensi pelayanannya kepada masyarakat untuk memenangkan persaingan. Salah satu parameter efisiensi pelayanan rumah sakit selain BOR dan TOI adalah LHR (lama hari rawat) yang penting bagi manajemen RS untuk kualitas pelayanan. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah salah Satu penyakit degeneratif yang makin banyak terdapat akhir-akhir ini, sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup, meningkatnya pencemaran udara akibat industrialisasi, meningkatnya mobilisasi, serta perubahan gaya hidup masyarakat. RSUP Persahabatan Jakarta yang merupakan pusat rujukan paru nasional dan sebagai Rumah Sakit Unit Swadana, mencoba menerapkan delapan strategi manajemen diantaranya dengan lebih mempersingkat lagi lama hari rawat rata-rata. Masalahnya selama 1 tahun terakhir (1 Desember 1994 sampai dengan 30 November 1995), di Ruang Rawat Soka RSUP Persahabatan Jakarta, masih terdapat sebanyak 20 kasus Penyakit Paru Obstruksi Kronik atau 40% dari sebanyak 50 pasien yang pulang hidup, mempunyai LHR lebih lama dari 14 hari sesuai standar rumah sakit. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan LHR PPOK yang diperkenankan pulang setelah dirawat di Ruang Rawat Soka RSUP Persahabatan Jakarta selama 1 tahun penuh ( 1 Desember 1994 s/d 30 Desember 1995 ) dan menganalisa hubungannya. Disain penelitian adalah cross sectional memakai data sekunder dari rekam medis, deskriptif statistik memakai tabel distribusi frekuensi dan areal isa statistik memakai tabulasi silang dengan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua faktor-faktor internal rumah sakit tidak ada yang mempunyai hubungan dengan LHR PPOK, sedang dari faktor-faktor eksternal rumah sakit, hanya faktor- kelas perawatan yang dipilih pasien mempunyai hubungan dengan LHR PPOK. DisimpuIkan, penelitian ini tidak menjawab sebagian besar faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan LHR PPOK, serta disarankan agar diadakan penelitian lanjutan dengan memakai disain penelitian kohort, sehingga dapat menerangkan hubungan sebab akibat.

Following to the AFTA and APEC era in the near future, support hospital management concern in Indonesia to improve their efficiency, effectiveness of the service. Inpatient's Length of Stay in a hospital is one of the hospital efficiency indicators as well as Bed Occupancy Rate and Turn Over Interval, and it is important to the hospital management to indicate the quality of service. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is one of the increased degenerating diseases following to social economic condition such as life expectancy rates, air pollution due to industrialization, public mobilization and changing in the way of life. Persahabatan General Hospital is a centre of excellent in pulmonary disease, and a partially self financing hospital since 1492, apply the eight strategic management policy to improve it efficiency, and one of these strategic is shortening the Average Length Of Stay. The problem is, there are 20 cases or 40% of all allowed discharged COPD cases in Persahabatan General Hospital, have Length Of Stay more longer than the hospital's standard for the last one year. The aims of the research is to describe and to analyze factors which is be estimated relating to Length Of Stay of all allowed discharged COPD cases for last one year in Persahabatan General Hospital. The methodology of this research is a cross sectional study of allowed discharged COPD cases for one year period and research sample used data is secondary data which given by medical record department. Statistical analysis use tables of frequency, distribution and descriptive statistic for univariate analysis and chi square test for bivariate analysis. The results is, only one variable of the external factors have a statistically significance related to Length Of Stay, but the other variables show non significances. The conclusions is, the research concept actually cannot prove allowed discharged COPD's most relating factors to Length Of Stay in Persahabatan General Hospital as reported by references or prior researchers and suggest to follow through this research by difference concept to know other variables relating to Length Of Stay of allowed discharged COED, and developed another research to explore causes factors such as kohort study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Haryono
"ABSTRAK
Komite Medik RS. Pertamina Jaya Jakarta Pusat yang telah berjalan selama satu tahun, merupakan wadah fungsional untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai peningkatan multi pelayanan medik di rumah sakit. Melalui pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Komite Medik yang dilaksanakan selama 1 tahun dari periode 1 April 1997 s/d 31 Maret 1998 dibandingkan periode 1 April 1996 s/d 31 Maret 1997. Untuk mengetahui apakah masukan, proses, dan keluaran dari kegiatan Komite Medik berdasarkan SK Kepala RSPP/RSPJ dengan membandingkan pelayanan medik tindakan bedah RSPJ pada periode sebelum dan sesudah terbentuk Komite Medik.
Penelitian ini merupakan studi kualitatif, menggunakan pendekatan studi kasus pada Komite Medik RS. Pertamina Jaya dengan membandingkan sebelum dan sesudah terbentuk Komite Medik, menggunakan instrumen penelitian untuk pengumpulan data primer dari informasi, data sekunder dari dokumentasi serta penggunaan kuesioner untuk penilaian tingkat kepuasan pasien, dengan meneliti masukan, proses dan keluaran yang sudah memiliki bentuk, khususnya yang berhubungan dengan masukan, proses dan keluaran kegiatan Komite Medik pada tindakan bedah di RS. Pertamina Jaya.
Dari hasil penelitian, didapat suatu gambaran pengorganisasian Komite Medik berdampak positif terhadap masukan, proses, keluaran tindakan bedah sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan Komite Medik di RS.Pertamina Jaya.
Selanjutnya pada peningkatan multi pelayanan medik di RS. Pertamina Jaya, perlunya Komite Medik membantu dan bekerja sama dengan Kepala Rumah Sakit dalam mengawasi dan evaluasi masukan, proses, keluaran secara berkesinambungan.

ABSTRACT
The Medical Committee of Pertamina Jaya Hospital at Central Jakarta was a functional organization that had an obligation to implement progress on the quality of the medical service at the hospital. Through observations and evaluations, the performance of the two periods of Medical Committee, 1 April 1996 to 31 March 1997 and 1 April 1997 to 31 March 1998, were compared. To find out whether the input, the process, and the output of the Medical Committee activities were based on the decree of the Head of Pertamina Hospital Centre or Pertamina Jaya Hospital, the medical service of surgical action of the hospital on the periods before and after the Medical Committee formed was compared.
This research is a quality study using a case study approach on the Medical Committee of Pertamina Jaya Hospital. The research instruments were used to collect primary data from information, secondary data from documentation and questioner in evaluating the degree of patients satisfaction, and then used to examine the input, the process and the output that had a shaped, especially related to the input, the process and the output of the Medical Committee's activities on the surgical actions at the hospital.
In the findings, a description of the organizing of the Medical Committee was discovered that it had a positive impact onto the input, the process and the output of the surgical action. Thus the findings of this research can be used as a foundation to improve the performance of the Medical Committee of Pertamina Jaya Hospital in the future.
To increase the quality of the medical service of Pertamina Jaya Hospital, Medical Committee need to assist and cooperate with the Head of the Pertamina Jaya Hospital in observing and evaluating the input, the process, and the output continually.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Akhmad
"Perhitungan biaya satuan jenis operasi ini akan memperlihatkan besarnya defisit/profit dari setiap jenis operasi sehingga dapat diketahui total defisit/profit dari Instalasi Bedah Sentral. Dengan melakukan analisa ini, maka dapatlah diadakan perencanaan, pengendalian biaya maupun penetapan tarif yang tepat. Selain itu analisis ini juga dapat memberikan langkah-langkah yang harus dilakukan balk oleh Instalasi Bedah Sentral maupun pimpinan rumah sakit dalam rangka pengambilan keputusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi biaya satuan setiap jenis operasi hubungannya dengan pola tarif yang berlaku untuk setiap jenis operasi di Rumah Sakit Persahabatan tahun 1991/1992. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tidak melihat hubungan sebab akibat antar variabel. Pengumpulan data sekunder dengan Cara- cross sectional untuk periode tahun 1991/1992.
Hasil penelitian ini ternyata menunjukkan bahwa hanya ada satu jenis operasi yang profit dari ketujuh puluh tujuh jenis operasi. Pada penggolongan jenis operasi menurut teknis medis dan catatan dari medical record di hasilkan masing-masing : Operasi besar 5 dan 16 jenis operasi profit, 31 dan 44 jenis operasi defisit. Operasi sedang keduanya hanya hanya satu jenis operasi profit, 32 dan 51 jenis defisit. Operasi kecil dan operasi khusus paru pada kedua penggolongan tersebut di atas mengalami defisit. Keadaan defisit di atas selain tarif yang rendah bila dibandingkan dengan biaya satuan setiap jenis operasi juga disebabkan oleh utilisasi theater/kamar operasi yang belum optimum.
Disarankan selain penyesuaian tarif dengan biaya satuan setiap jenis operasi juga kapasitas theater ditingkatkan. Selain itu perlu dipertimbangkan dalam hal penyesuaian tarif adalah kemampuan membayar masyarakat serta tarif pesaing yang ada."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library