Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suherman
Abstrak :
Upaya efisiensi pemakaian air di rumah sakit adalah salah satu usaha pencegahan penyebaran pencemaran (Polution Prevention), berupa pengurangan produksi air limbah dan juga bertujuan untuk mengurangi kebutuhan air nasional. Disamping itu juga merupakan usaha untuk menekan biaya rekening air, rekening listrik dan biaya operasional pengolahan limbah cair. Instalasi Rawat Inap Teratai adalah salah satu rawat Inap yang ada di RSUP Fatmawati, yang menempati satu bangunan berlantai 6 dan merupakan rawat inap gabungan untuk berbagai penyakit. Instalasi rawat inap Teratai memiliki 266 tempat tidur dengan 209 karyawan dan BOR rata-rata 62,35 %, mengkonsumsi air sebesar 98,26 m3 per hari. Sedangkan menurut estimasi kebutuhan airnya hanya 47 m3, yang berarti 51,26 m3 air yang dapat dihemat. Dan dari hasil survey cepat dengan penyebaran kuesioner dan observasi, diidentifikasi penyebab terjadinya inefisiensi pemakaian air adalah masih banyaknya keluarga pasien yang menginap menunggu pasien dan masih banyaknya orang yang bezuk diluar jam bezuk. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Juni sampai dengan 31 Juli 2000 dengan metode Praeksperimental (pra dan pasca uji), yaitu melakukan intervensi kepada petugas (Satpam) yang bertujuan agar memperketat pengawasan terhadap jumlah keluarga pasien yang menginap dan orang yang bezuk diluar jam bezuk, agar terjadi efisiensi pemakaian air di instalasi rawat inap Teratai. Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan jumlah orang yang bezuk diluar jam bezuk dari rata-rata 12,2 orang per jam sebelum intervensi, menjadi 7,6 orang per jam setelah intervensi dan jumlah keluarga pasien yang menginap lebih dari satu orang menurut 50 % responder sebelum intervensi, menurun menjadi 43 % responden setelah intervensi dan didukung dari hasil observasi keluarga pasien yang menginap lebih dari satu orang, rata-rata hanya 3 orang per malam pada saat sesudah intervensi. Sedangkan rata-rata pemakaian air perharinya sebelum intervensi sebesar 98,26 m3, menurun menjadi 76,24 m3 sesudah intervensi. Pada program efisiensi pemakaian air bersih di instalasi rawat inap Teratai RSUP Fatmawati, air yang berhasil dihemat sebesar 22,02 m3 per hari atau 660,6 m3 per bulan. Bila dikonversikan kedalam rupiah, uang sebesar Rp. 1.320.000,- yang berhasil dihemat. Disarankan kepada pihak manajemen RSUP Fatmawati dapat melanjutkan program efisiensi pemakaian air di Instalasi rawat inap Teratai dan unit 1 instalasi lain yang ada di RSUP Fatmawati dan mengintervensi faktor prilaku pasien, keluarga pasien dan karyawan misalnya melalui penyuluhan dan pemasangan stiker untuk efisiensi air, dan juga merencanakan untuk mengolah dan menggunakan kembali (reuse) air hasil pengolahan limbah cair. ......Efficiency Program of Clean Water Usage In Teratai Inpatient Installation of Fatmawati General Hospital, JakartaThe efficiency of water usage in hospital is one of the poison prevention efforts in the form of reducing waste water production and national water need. The other purposes are reducing the water bill, electricity bill and liquid waste water processing. Teratai Inpatient Installation is serving one of inpatient rooms in Fatmawati General Hospital; it is located in the new building, as an inpatient joint for various diseases. Teratai Inpatient Installation has 266 beds, 209 employees and 62,35 percent of Bed Occupancy Rate (BOR ). This installation consumes 98,26 m3 water a day. According to estimate, it has been designed to consume only 47 m3, so an amount of 51,26 m3 water could be saved. A rapid survey through questioners and observation, detected the causes of inefficiency of water usage. The first cause that there are too many relatives staying at the patient's room, which is against the rule of family visitation. This research was conducted from July 1st to July 31st, 2000 by a pre experimental method (pre and post examination). It was held by provoking the security members to make the patient's family obey the rules. Among the results of this research are: - A reduction of the amount of family visit from 12,2 persons per hour before intervention to be 7,6 persons per hour after intervention, - A decrease of family patient who were stayed in that room, from 50 percents before intervention to 43 percents respondents after intervention. - A reduction of water usage, from an average of 98,26 m3 before intervention to be 76,24 m3 after intervention. This research concludes that the efficiency program of clean water usage in Teratai Inpatient Installation of Fatmawati General Hospital can save water as much as 22,02 m3 a day or 66,06 m3 a month. If it is converted into the monetary units, it can save up to Rp 1.320200. The suggestions for Fatmawati Hospital are continuing this program at Teratai Inpatient Installation and others. Another suggestion is intervenes patient behavior factor in which using water. The other suggestion is reusing liquid waste water.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jusuf Rintowahjudi Sofjan
Abstrak :
Dari hasil residensi ditemukan adanya faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja di kalangan tenaga perawat ruang rawat inap utama Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, disisi lain Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati akan menghadapi penilaian akreditasi rumah sakit dengan kendala belum menggembirakannya kualitas tenaga perawatnya dan dalam penilaian akreditasi tersebut, salah satu yang dinilai adalah pelayanan keperawatan. Dengan adanya kendala tersebut, pengelola rumah sakit harus mengambil kebijakan tertentu dan bila melihat rancang model suasana kerja dari Richard Steers, maka kebijakan yang diambil oleh pengelola rumah sakit akan berdampak terhadap suasana kerja yang pada akhirnya mempengaruhi kepuasan kerja dikalangan perawatnya. Oleh karena itu secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak terhadap suasana kerja di ruang rawat inap utama sebagai akibat kebijakan manajerial Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran suasana kerja dan tingkat kepuasan kerja serta ada tidaknya korelasi komponen suasana kerja terhadap kepuasan perawat di ruang rawat inap utama. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dan bersifat cross sectional. Pengambilan.data primer dilakukan dengan mempergunakan kuesioner suasana kerja yang dirasakan dan yang diharapkan dari Litwin Meyer serta kuesioner kepuasan kerja dari De Attitude School Vor industriale Arbeiden dan data sekunder di dapatkan dari pengumpulan dokumen-dokumen yang terkait. Responden dalam penelitian ini sebanyak 42 orang tenaga perawat ( total populasi ) ruang rawat inap utama Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Hasil penelitian menunjukkan: 1. Berdasarkan teori Litwin Meyer yang mengelompokkan faktor suasana kerja dalam faktor "punishme" dan meliputi komponen : "conformity, responsibility, dan standard" ; serta faktor "rewarding" yang meliputi komponen : "reward, clarity, dan team spirit" , terlihat gambaran suasana kerja di ruang rawat inap utama Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati yang ditandai dengan lebih menonjolnya faktor "punishment" dibandingkan dengan faktor "rewarding". 2. Terdapat korelasi kesenjangan faktor suasana kerja terhadap kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap utama Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. 3. Secara berurut, kesenjangan faktor suasana kerja yang mempunyai korelasi besar terhadap kepuasan kerja adalah : "reward, team spirit, clarity, responsi bility dan standard". 4. Terdapat satu komponen dari faktor suasana kerja yaitu "conformity" yang mempunyai korelasi terhadap kepuasan kerja tetapi secara statistik tidak bermakna. Saran penelitian ini adalah perlunya dilakukan usaha-usaha untuk memperkecil faktor "punishme " dan memperbesar faktor "rewarding" sehingga dapat memperbesar tingkat kepuasan kerja tenaga perawat di ruang rawat inap utama Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Selanjutnya perlu diteliti korelasi kesenjangan komponen suasana kerja terhadap ke puasan kerja di ruang-ruang perawatan lainnya sehingga diperoleh gambaran suasana kerja di masing-masing ruang perawatan Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supardi A.W.
Abstrak :
Dalam konvensi Gugus Kendali Mutu Asuhan Keperawatan pada tanggal 15 Oktober 1996 yang diikuti oleh 13 GKM, didapatkan hasil yang kurang memuaskan, tidak satupun GKM yang berketrampilan Baik Sekali. Oleh karena itu secara umum penelitian ini bertujuan untuk menilai Penerapan Pedoman Dasar Kegiatan GKM Askep dan Kegiatannya. Secara khusus penelitian ini menganalisis hubungan faktor-faktor dalam Pelaksanaan Kegiatan dengan Ketrampilan GKM Askep di RSUP Fatmawati. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dan bersifat cross sectional. Pengambilan data primer untuk variabel Penerapan Pedoman Dasar Pelaksanaan Kegiatan GKM Askep ditakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibuet berdasarkan metoda rating yang dijumlahkan atau model penskalaan Likert. Untuk variabel bebas Bimbingan Facilitator, diperoleh dari daftar hadir pada pertemuan Bimbingan Fasilitator. Data sekunder digunakan untuk variabel bebas Pertemuan Anggota dan Ketrampilan GKM Askep. Sampel penelitian ini adalah 13 GKM Askep yang mengikutri konvensi. Sedangkan responden penelitian ini adalah 65 anggota GKM Askep tersebut. Hasil penelitian menunjukkan : 1. Terdapat korelasi antara faktor-faktor Kerja Kelompok, Partisipasi Total, Bimbingan Facilitator, Dukungan Manajemen, Pengembangan Din dan Kesukarelaan dengan Ketrampilan GKM Askep. 2. Terdapat hubungan lemah, terbalik, antara Pertemuan Anggota dengan Ketrampilan GKM Askep, yang secara statistik tidak bermakna. 3. Ditemukan 6 faktor penyebab yang perlu diperhatikan untuk peningkatan Penerapan Pedoman Dasar Pelaksanaan Kegiatan GKM Askep. Saran : 1. Kelanggengan penyelenggaraan konvensi GKM harus dipertahankan. 2. Kehadiran Direksi RSUP Fatmawati dalam konvensi GKM sangat dianjurkan. 3. Penyelenggaraan seminar tentang GKM untuk seluruh pejabat struktural dan fungsional. 4. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan talon Facilitator GKM. 5. Menyatukan Pertemuan Anggota GKM dengan Bimbingan Facilitator 6. Membuat sistem penghargaan yang baik. Selanjutnya perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi Kesukarelaan Anggota GKM. ...... In the convention occurred on October 15, 1996 which was participated by 13 Nursing Care Quality Control Circle (NCQCC), the result was found unsatisfying, none of them had excellent skills. The purpose of the study was to evaluate the conduct of NCQCC activities in Fatmawati General Hospital which consisted of voluntarism, total participation, self development, team work, management commitment, member's meeting and facilitators assistance. Specifically the objective of this study was to analys the correlation between the conduct of activities and the NCQCC skills. This study is a cross sectional analytic descriptive research. The primary data was taken for implementation of basic guide in conducting NCQCC activities variable, which was done by using questionnaire that was made based on the summated rating method, known as Likert scale method. For independent variable facilitator assistance was obtained from attend list on the facilitator assistance meeting. Secondary data was used for independent variable member's meeting and NCQCC skills. Samples of this study wire 13 NCQCC that joined the convention. Meanwhile the research respondents were 65 NCQCC members. This study shows : 1. There is a correlation between team work, total participation, facilitator assistance, management commitment, self development, voluntarism and NCQCC skills. 2. There is a weak reversed association, between member's meeting and NCQCC skills, which is statistically not significant. 3. 6 causing factors were found and need to be focused for increasing the implementation of basic guide in conducting NCQCC activities. Recommendation : 1. Continuity of holding the NCQCC convention should be upheld. 2. The attendance of top management of Fatmawati General Hospital in the NCQCC convention is very recommended. 3. Holding the seminar about QCC (Quality Control Circle ) for all the structural and functional officer. 4. Holding the education and training for the QCC facilitator candidates. 5. To unite QCC members meeting with facilitator guide. 6. To make a good rewarding system. Furthermore, the factors which influenced QCC voluntarism needs to be studied.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Suryati
Abstrak :
Dengan adanya kemajuan IPTEK khususnya dibidang Kedokteran menyebabkan pengobatan melalui pembedahan menjadi berkembang spesialistik dan mahal, selain itu demand masyarakat terhadap tindakan pembedahan juga meningkat. Pada dasawarsa terakhir, dinegara maju dan berkembang ada kecenderungan penghematan dalam bidang pelayanan kesehatan utamanya rumah sakit, sehingga timbul gagasan untuk mengadakan sentralisasi unit-unit tertentu terutama unit sebagai cost centre diantaranya adalah kamar bedah. Hal tersebut diatas juga banyak mengundang penelitian tentang utilisasi dan efektifitas kamar bedah. Rendahnya utilisasi kamar bedah oleh beberapa ahli dikatakan merendahkan citra profesi kedokteran dan para administrator Rumah Sakit. Instalasi Bedah Sentral RSUP Fatmawati terdiri dari 6 kamar bedah yang seluruhnya melayani tindakan pembedahan elektif. Dari hasil pengamatan, utilisasi kamar bedah perhari / kamar sebesar 174 menit ( 43% dari kapasitas waktu yang tersedia ). Rata-rata kegiatan pembedahan dimulai pukul 08:00 - 09:00, ada nilai ekstrim yang menunjukan kegiatan pembedahan dimulai pukul 07:00 dan pukul 11:00. Beberapa kamar bedah diketahui tidak terpakai. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan utilisasi kamar bedah dengan optimalisasi waktu kerja di Instalasi Bedah Sentral RSUP Fatmawati yang didapat dengan metoda simulasi. Model penelitian ini adalah penelitian operasional dengan analisis deskriptif dan pendekatan retrospektif. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah kasus bedah elektif di IBS RSUP Fatmawati, sampel penelitian diambil dari data sekunder selama 6 bulan pada 5 Satuan Medik Fungsional dengan jumlah kasus bedah elektif terbesar dan mempunyai catatan perencanaan pembedahan. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui rata-rata utilisasi kamar bedah/minggu sebesar 658 menit(36.26%). Waktu kerja IBS yang efektif rata-rata 1507 menit/minggu, hal ini dapat meningkatkan utilisasi rata-rata 30.38 % dari yang dicapai saat ini. Diperkirakan dibutuhkan 76 tempat tidur untuk pasien bedah elektif. Dari hasil simulasi, waktu kerja IBS yang optimal yaitu: 5 hari kerja (2x405 menit + 3x195 menit) dan 4 hari kerja (3x405 menit + 1x195 menit).Dengan optimalisasi waktu kerja di IBS, diharapkan produktifitas tenaga kerja tinggi dan adanya efisiensi terhadap sumber daya terutama waktu. Saran yang dikemukakan adalah, dalam menerapkan alternatif optimalisasi waktu kerja, perlu ditunjang dengan perencanaan jadual pembedahan yang sesuai dengan waktu tindakan masing-masing jenis tindakan bedah elektif. Untuk mengetahui optimalisasi jadual perencanaan pasien bedah elektif perlu penelitian lebih lanjut tentang model pelayanan yang sesuai untuk kamar bedah di IBS RSUP Fatmawati. ......Recent developments in medical science and technology have led to specialties and expensive treatment in surgical cases. Many expectation of surgery also made contributions. The last decade, there was much pressure in hospital to do cost containment. The idea was to centralize some cost centers, one of them is Operating Room. The idea made some questions about utilization and effectivity of operating room. The low utilization of operating room was humiliating the image of medical professions including hospital administrator. Central surgery installation in Fatmawati General Hospital consist 6 operating room which service the elective surgery. The utilizations of its operating room 174 minutes per room per day (43 % from optimal capacity ). Usually surgery starts among 08:00 - 09:00 a.m. Sometimes at 07:00 or 11:00 a.m. And some operating room were not used. The object of this research is to optimalize the utilization of operating room in central surgery installation with working time minimalization using simulation method. This research was operation research with descriptive analysis and retrospective perspective. The population are total cases of elective surgery in central surgery instalation at Fatmawati general hospital, the samples were taken from 5 medical function units that have the more cases and surgical planning in 6 months. The result average utilization of operating room is 658 minutes per week (36.26 %) . The effective time is 1507 minutes per week. This, could increase average utilization as many as 30.28 %.The needed of total beds for elective patients are 76 beds. The result of simulation, optimal working time are 5 days (2x405 minutes + 3x195 minutes ) and 4 work days ( 3x405 minutes + 1x195 minutes ). The optimalization of working time could improve the productivity and effectivity, mainly time. For implementing this alternative optimalization, the schedule of surgery has to be prepared effectively depends of type of surgery. Needed further research to optimalize scheduling time, in central surgery installation Fatmawati general hospital.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saraswati
Abstrak :
Suatu tantangan yang dihadapi Komite Medik RSUP Fatmawati pada awal masa pembentukannya tahun 1993 adalah bagaimana membuat organisasi berjalan dan sasarannya tercapai dengan upaya yang wajar. Sebagai konsep baru yang diadopsi dari negara lain, beberapa petunjuk diberikan melalui SK Menkes 983 dan 551. Setelah periode kepengurusan pertama berakhir, ditemukan bahwa pencapaian hasil kerjanya tidak optimal dan sebagian besar upaya yang dilakukan adalah pengkajian tata organisasi tanpa penyelesaian yang berarti. Disimpulkan bahwa ada hambatan dalam proses pengorganisasian Komite Medik periode I yang perlu diteliti. Penelitian ini mengidentifikasi proses pengorganisasian Komite Medik periode I, Desember 93 - Desember 95, dengan desain studi kasus retrospektif pendekatan deskriptif analitik kualitatif. Diidentifikasi proses dan faktor yang terkait pada proses. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Data proses adalah fakta yang digali melalui pengungkapan fakta oleh pelaku proses, data faktor adalah fakta yang digali melalui pendapat pelaku proses atas faktor. Analisa dilakukan secara deskriptif kualitatif, tidak dilakukan uji korelasi secara statistik. Hasil yang didapat adalah: sebagian besar proses berjalan baik sesuai standar, sementara sebagian besar faktor dinilai tidak sesuai standar. Penelitian mengukur dan menilai kelengkapan ('appropriateness') proses, keadekuatan tidak dinilai. Kesimpulan pokok adalah: proses pengorganisasian yang 'appropriate' hanya berkaitan dengan faktor: kebermaknaan tugas, komitmen dan kejelasan tujuan, tetapi tidak berkaitan dengan faktor: kemampuan, otonorni, umpanbalik, kejelasan tatacara pelaksanaan dan dukungan atasan. Saran yang diajukan berupa upaya yang ditujukan untuk memperkecil faktor lemah, langsung maupun tidak, dengan: menyusun perundang-undangan Komite Medik, membuat prosedur yang perlu, membentuk satuan kerja administratif pendukung yang bertanggung jawab atas aspek manajemen dan administratif dari aktivitas Komite Medik. Disamping itu disarankan melakukan penelitian lebih jauh tentang efektifitas proses yang juga mencakup keadekuatan, dan penelitian korelasi proses dan faktor penentu efektifitas pada Komite Medik. ...... Challenge faced by the Fatmawati Hospital Medical Committee at the beginning of their establishment in 1993 is how to make the organization run and attain goals with a reasonable effort. As a new concept adopted from other country, several clues were set in the stipulation No.983 of the Minister of Health and No.551 released subsequently. At the end of the first period, an un optimal performance recognized, part of the effort done were to discuss issues concerning organizing process the committee assumed responsible for, with insignificant accomplishment, Constraint on the organizing process of the Fatmawati Hospital Medical Committee in their first period was concluded, which called for a research. The research identified the organizing process held during the first period, December 1993 - December 1995. The study design is a retrospective case study, qualitative approach. The process and the related factors were identified. The data collecting was held through in-depth interview and document study method. The data on the organizing process are facts as told by the persons involved. The data on the related factors are facts told through the perception of the persons involved on the factors. Analysis was carried out through qualitative method, no statistical con-elation test conducted. The result was : most of the process were carried out properly, consistent with standards. Most of the factors by contrast, were inconsistent with standard. Adequacy of the process was not under study. The main conclusion was : the appropriateness of the organizing process of the Medical Committee was related to such factors as: job significance, commitment and unvagueness purpose, while it was not related to such factors as: personnel competence, job autonomy, feedback, unvagueness method of task conducting, superior support. Suggestions were given to reduce negative factors, by: drafting a medical committee bylaws, procedures necessary, and set up an administrative support unit which may have the responsibility for assisting the medical committee in carrying out its function, especially on management and administrative aspects. It was suggested to conduct another research on the effectiveness of the organizing process included the adequacy, and a research on the correlation between the process and the factors attached as well.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiek Wahjuningtyas
Abstrak :
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis deskriptif elemen yang terdapat pada proses pelayanan medik dokter jaga rawat inap yang diduga berhubungan dengan Perubahan Klinis dan menganalisis korelasinya. Metodologi. Penelitian ini merupakan studi Cross Sectional terhadap 172 kasus yang ditangani langsung oleh Dokter Jaga Rawat Inap dan tidak dikonsulkan kepada Konsultan (Dokter Spesialis) selama masa pengamatan 1 bulan. Seluruh kasus dijadikan sampel penelitian (172 kasus). Data yang digunakan adalah data primer yang terdapat pada status (dokumen medik) pasien. Analisis statistik yang digunakan adalah tabel frekuensi, distribusi dan statistik deskriptif untuk analisis univariat serta uji Chi t dan analisis korelasi Rank dari Kendall untuk analisis bivariat. Hasil. Analisis deskriptif variabel independen yang terdiri dari pemeriksaan penunjang dan terapi (keduanya mewakili aplikasi keahlian); penulisan kriteria diagnosa dan penulisan diagnosa banding (keduanya mewakili kedisiplinan menulis dokumen medik) memberikan indikasi rendahnya ketaatan Dokter Jaga Rawat Inap terhadap SOP (Standard of Operating Procedure) yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Analisis deskriptifvariabel dependen perubahan klinis menunjukkan hanya 47.1% yang mengalami perubahan klinis dengan penanganan pasien langsung oleh Dokter Jaga Rawat Inap. Analisis evaluatif bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara elemen proses pelaksanaan pelayanan medik dokter jaga rawat inap dengan perubahan Medis. Kesimpulan. Konsep penelitian yang disusun hanya mampu menerangkan kemaknaan hubungan antara proses pelaksanaan pelayanan medik dengan perubahan klinis yang terjadi. Sedangkan hubungan yang mungkin terdapat di antara masing-masing elemen yang terdapat di dalam proses pelaksanaan pelayanan medik tersebut tidak dianalisa. Dari analisis deskriptif dapat disimpulkan bahwa ketepatan pelaksanaan pelayanan medik terhadap SOP RSUP Fatmawati masih rendah (rata-rata 34.88%), hal ini menunjukkan perlunya dilakukan intervensi oleh pihak rumah sakit untuk memperbaiki kinerja Dokter Jaga Rawat Inap ini. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain dapat berupa pendidikan berkelanjutan untuk Dokter Jaga Rawat Inap, pembinaan kedisiplinan melalui Komite Medik, peningkatan peran Dokter Konsultan (Spesialis) dalam melakukan supervisi, peningkatan sosialisasi SOP dan pembaharuan tatalaksana kerja dokter jaga rawat inap.
Introduction. Medical services in hospital is conducted for 24 hours per day. As a part of it, Dokter Jaga Rawat Inap (general practitioner) take an Important role as they conduct a 16 after office hours medical services. Since there is an assumption that DokterJaga Rawat Inap's performance in their medical case handling doesn't meet the requirements, it is necessary to study their ability in gaining inpatient clinical improvement. Objectives of the study. The objectives are to get some information?s about expertise application aspect and medical document writing compliance aspect of Dokter Jaga Rawat Inap that correlates to clinical improvement. Metodology of the study. This is a cross sectional study of 172 cases those are directly handled by Dokter Jaga Rawat Inap not consulted to the specialists. All of them are used as a sample (172 cases).The data analyzed are all primary ones, took from patient's medical document. Statistical analysis used in the study are the table of frequency distribution, the descriptive analysis of univariate and the bivariate analysis by Chit test and Kendall's Rank Correlation test. Result of study. Descriptive analysis for variables of process indicates Dokter Jaga Rawat Inap's compliances in implementing SOP ( Standard of Operating Procedure) is low. Those variables consist of supporting test and therapy conducted ( represent the expertise application) and writing the diagnosis criterion and the differential diagnosis (represent the compliance in medical document writing). While the analysis for variable of Output indicates 47% of patients had clinical improvements.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendarto Natadidjaja
Abstrak :
Menghitung biaya pendidikan PSPD FK Usakti di Rumah Sakit Pendidikan Fatmawati merupakan hal yang penting. Tidak saja hal itu berguna bagi FK Usakti dan RS Fatmawati sendiri untuk membuat penghitungan seluruh pendapatan dan pengeluaran dalam penyelenggaraan pendidikan itu secara lebih tepat, tetapi juga dapat menjadi masukan bagi pemerintah selain dapat dipakai sebagai acuan bagi rumah sakit serta fakultas kedokteran lain. Menghitung biaya pendidikan dokter di Rumah Sakit Pendidikan bukanlah hal yang mudah, karena standar untuk itu tidak ada. Khususnya di rumah sakit milik pemerintah yang menjalin kerjasama dalam penyelenggaraan pendidikan dengan fakultas kedokteran swasta. Jadi, menghitung biaya itu semata-mata hanya didasarkanAtaskesepakatan tanpa menyalahi peraturan-peraturan yang mengikat masing-masing pihak. Hal yang pertama perlu disepakati adalah batasan tentang biaya pendidikan. Kedua, perlu disepakati komponen-komponen biaya yang diikutsertakan dalam penghitungan biaya untuk pendidikan. Ketiga, adalah bagaimana cara masing-masing komponen itu dihitung sebagai biaya pendidikan. Biaya pendidikan yang mesti dikeluarkan ditujukan untuk memperoleh hasil yang diharapkan, yaitu terselenggaranya suatu program pendidikan yang bagi calon dokter dari FK Usakti harus dilaksanakan sesuai dengan kurikulum dan tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh FK Usakti dan pelaksanaannya tertuang dalam isi Piagam Kerja Sama antara FK Usakti dengan Rumah Sakit Fatmawati. Permasalahan yang timbul disebabkan karena selama ini biaya untuk pendidikan itu hanya ditetapkan secara aktual berdasarkan atas kesepakatan kedua belah pihak semata, tanpa memperhatikan ketentuan-ketentuan normatif yang berlaku. Sementara pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan itu merasa bahwa penetapan secara demikian kurang adil dan tidak sesuai dengan kenyataan. Penelitian ini membuktikan bahwa biaya pendidikan aktual tidak berbeda dengan bila dihitung secara normatif dalam hal total biaya maupun biaya satuan pendidikan, tetapi amat berbeda dalam pengalokasian biaya tersebut terutama untuk biaya investasi gedung dan biaya untuk gaji/honorarium. Perhitungan secara normative dalam penelitian ini juga memperlihatkan adanya inefisiensi tenaga yang dilibatkan dalam pendidikan. Berdasarkan hasil yang didapat maka disarankan agar perhitungan biaya pendidikan yang berjalan saat ini segera dikaji kembali dan rekrutmen tenaga yang dilibatkan ditinjau ulang sesuai dengan ketentuan-ketentuan normatif yang ada, untukmenghindarkan dampak negatif terhadap program yang berlarut-larut.
Education Cost for the Medical Doctor Profession Study Program of Trisakti Medical School at Fatmawati HospitalCalculating the education cost of medical doctor profession, study program of The Trisakti Medical School at Fatmawati Hospital is an important work. It could be used not only by both institutions to figure out the real cost of the education program, but it could also be as an input for the government and used as a reference for other medical schools and teaching hospitals as well. Calculating the medical doctor education cost at a teaching hospital is not an easy work, because there is no standard reference. It is especially true for a government owned teaching hospital which cooperates with a private medical school such as Fatmawati Hospital and Trisakti Medical School. Accordingly, calculating this solely based on agreement made by both institutions without prejudice to the regulations prevailing to the respective parties. The things need to be agreed upon are, firstly the definition of the education cost itself, secondly the components of cost associated with the education program, and thirdly the manner to calculate the components respectively. The education cost spent is intended to establish educational program according to the curriculum and the educational objectives provided by Trisakti Medical School, of which implementations are contained in the cooperation agreement between Trisakti Medical School and Fatmawati Hospital. The problem is that to date the education program is determined only by an agreement without considering the existing normative regulations. Meanwhile, some persons involved in the program feel that such determination is unfair and not in accordance with the fact. This study shows that the total and the unit cost of the education program calculated on normative basis are equal to the actual cost, but the amount for each cost allocation is significantly different. This is true especially in the case of investment cost for the building and the cost of salary. It also shows that there are inefficiencies in the recruitment of persons involved in this program. This study suggests to recalculate the education cost and to review the recruitment policies according to the normative values as soon as possible to avoid unexpected impacts of prolonged feeling of unfairness to the program. x + 101 Pages, 8 Tables, 1 Enclosure
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Kusumawati
Abstrak :
Pengelolaan rumah sakit bukanlah hal yang sederhana dan cukup diselenggarakan dengan biaya yang seadanya, melainkan menentukan upaya yang strategis dengan didukung oleh sumber daya yang andal seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan laporan analisa rasio RSUP Fatmawati dapat diperoleh Informasi mengenai rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio pertumbuhan dan rasio aktivitas. Dalam analisa tersebut RSUP Fatmawati memiliki rasio likuiditas baik untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, tetapi memlilki rentabilitas yang tidak baik karena masih minus berarti defisit dan rendah tingkat efisiensrnya dalam melaksanakan kegiatan sehari-harinya. Selain flu RSUP Fatmawati telah memiliki strategi RSUP Fatmawati, maka rencana strategis keuangan ini dapat mendukung strategi RSUP Fatmawati. Bertolak dari hal itu maka dilakukan penelitian deskriptif analitik untuk memperoleh gambaran mengenai analisa internal dan eksternal dan keuangan RSUP FatmaWati dengan analisis strategi melalui tiga tahap yaitu : 1. The input Stage terdiri dari identifikasi External Factor Evaluation Matrix dan Internal Factor Evaluation Matrix. 2. The Matching Stage menggunakan Internal Eksternal Matriks. 3. The Decision Stage , menggunakan teknik Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Pengumpulan data lewat observasi data sekunder dan analisa faktor lingkungan dengan intuisi terbaik dalam fokus grup serta wawancara mendalam. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa eksternaI dibawah sedikit rerata dan internal berada diatas sedikit rerata dan dalam lE matriks tergolong datam sel V dengan rekomendasi alternatif strateginya market penetration dan product development. Dan dipilih market penetration sebagai pilihan strateginya.
Hospital management is not a simple management with enough financial, but they need strategic with supported on good resources side by side science and technology progress. From the RSUP Fatmawati retio analysis report obtained information about liquidity ratios, turn over ratios, performance ratios and activity ratios. RSUP Fatmawati have a good liquidity ratios for pay a short term obligation but RSUP Fatmawati have bad turn over ratios because they still deficit and low efficient to perform they activity. Except that RSUP Fatmawati already have RSUP Fatmawati strategy so this strategic financial planning support the RSUP Fatmawati strategy. Based on its this description analysis research to obtain illustration about internal and external analysis from RSUP Fatmawati financial is conducted through 3 stages or strategic analysis as follows : 1. The input Stage consisting of External Factor Evaluation Matrix and Internal Factor Evaluation Matrix. 2. The Matching Stage using Internal External Matrix. 3. The Decision Stage with Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Data collection is done by observing secondary data and analyzing environmental factor with the good Intuitive judgment in group focus and indepth interview. Based on the research, It Is known that finance RSUP Fatmawati has a little bit internal above the average and the external is slightly lower than the average, with position on cell V in IE Matrix, with recommended alternative strategies are market penetration and product development. And finally choose market penetration as a strategic financial planning.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T3797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yani
Abstrak :
Kepuasan pasien adalah salah satu indikator untuk mengukur kualitas layanan. Kepuasan pasien yang rendah menggambarkan kualitas layanan yang berada di bawah standar. Kepuasan pasien yang rendah akan berdampak terhadap citra rumah sakit. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya karakteristik pasien. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan pasien dan faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik pasien. Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dari tanggal 14 September -- 30 November 1999. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional pada 117 pasien rawat inap. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat, bivariat dan multivariat: distribusi frekuensi, chi square, dan regresi logistik. Hasil yang didapat menunjukkan tingkat kepuasan pasien sebesar 50,4%. Kepuasan pasien ini dari diagram kartesius berhubungan dengan layanan dokter dan layanan perawat. Dari uji bivariat didapat faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah variabel pendidikan dan jenis pekerjaan. Regresi logistik mendapatkan faktor dominan yang berhubungan dengan kepuasan adalah variabel pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan dan usia. Dari hasil ini disarankan bagi manajer rumah sakit untuk lebih meningkatkan layanan kepada masyarakat terutama layanan dokter dan perawat terutama bagi petugas kesehatan untuk dapat memperhatikan mereka dengan pendidikan dan pendapatan yang tinggi, mempunyai harapan yang tinggi terhadap layanan dan cenderung tidak puas terhadap pelayanan. Perlu penelitian lebih lanjut tentang kepuasan ini terutama menyangkut tentang kepuasan pasien antar kelas ataupun antar peserta asuransi. ......Factors Related to In-patient Satisfaction of Dr.Zainoel Abidin Hospital Banda Aceh in 1999Patient satisfaction is one of indicators to measure quality of services. A low patient satisfaction is reflection of under-standard of level quality services, which is effect for image of the hospital. Patient satisfaction is influenced by many factors, one of them is patient characteristic. This is a cross sectional study which aim to obtain information about patient satisfaction and factors that associate with patient satisfaction. The study was conducted at 117 in-patients of Dr. Zainoel Abidin hospital from September 14th to November 30th 1999. Data were analyzed by univariate, bivariate and multi-variate : frequency =iibution, chi square and logistics regression. The result showed only 50.4 % of in-patient were satisfied to health services of Dr. Zainoel Abidin hospital, which was related to doctors and nurses services. It's also proved that education and job were a significant correlation to patient satisfaction. Logistic regression analyzed found that education, job, income and age were main factors, which are related to patient satisfaction. It was suggested that doctors should be more courtesy to patient, on time visiting, and especially for GP it's necessary to improve skill and knowledge. Nurse should be more kindness, responsiveness to patient's complaining, and should be in schedule in giving medicine. In order to get a comprehensive result of patient satisfaction, a -combination a qualitative and quantitative method is suggest for measure patient satisfaction.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library