Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lina Fitrianti
Abstrak :
ABSTRAK Infeksi menular seksual dapat menimbulkan beban morbiditas dan mortalitas terutama di negara sedang berkembang. Berdasarkan data STBP di Indonesia, kelompok LSL memiliki prevalensi HIV meningkat tajam 2,5 kali dibandingkan hasil STBP sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis jenis pasangan seksual dengan konsistensi penggunaan kondom pada LSL di 6 kota di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Cross Sectional. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 827 orang. Hasilnya LSL yang mempunyai pasangan waria (44%) paling konsisten dalam menggunakan kondom, LSL yang mempunyai pasangan lakilaki (39,5%) merupakan kelompok LSL yang tidak konsisten dalam penggunaan kondom, dan LSL yang mempunyai pasangan wanita paling banyak yang tidak pernah menggunakan kondom (51,5%). LSL yang mempunyai pasangan laki-laki 8,06 kali lebih konsisten dalam penggunaan kondom dibandingkan pasangan wanita.LSL yang mempunyai pasangan waria 8,58 kali lebih konsisten dalam penggunaan kondom dibandingkan pasangan wanita. Variable confounding pengetahuan, penggunaan pelumas, akses, dan sumber informasi (teman sebaya, konselor, pertunjukan, media social, dan internet) memiliki hubungan yang bermakna terhadap penggunaan kondom secara konsisten. Saran dari penelitian ini yaitu memaksimalkan pelaksanaan program pencegahan HIV yang sudah ada dan penggunaan media massa dan pendekatan yang inovatif.
ABSTRACT Sexually transmitted infections can cause a burden of morbidity and mortality, especially in developing countries. Based on STBP data in Indonesia, MSM have a HIV prevalence that has risen sharply 2.5 times compared to the previous STBP results. The purpose of this study was to analyze the types of sexual partners with the consistency of condom use in MSM in 6 cities in Indonesia. This study uses the Cross Sectional research method. The number of samples studied was 827 people. The result is MSM who have a transgender partner (44%) are most consistent in using condoms, MSM who have male partners (39.5%) are MSM groups who are inconsistent in condom use, and MSM who have the most female partners who have never use condoms (51.5%). MSM who had male partners 8.06 times were more consistent in condom use than female partners. LSL who have a transgender partner were 8.58 times more consistent in condom use than female partners. Variable confounding knowledge, use of lubricants, access, and sources of information (peers, counselors, shows, social media, and the internet) have a significant relationship to consistent condom use. Suggestions from this research are maximizing the implementation of existing HIV prevention programs and the use of mass media and innovative approaches.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Miranti Puspitasari
Abstrak :
Upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak PPIA pada ibu hamil merupakankegiatan essensial pada layanan antenatal, dengan integrasi akan lebih efektif untukmeningkatkan jangkauan ibu hamil melakukan skrining HIV yang bertujuan mencegahpenularan secara vertikal dari ibu ke anak. Analisis Implementasi integrasi ditujukanuntuk melihat pelaksanaan skrining HIV pada ibu hamil yang terintegrasi dalamlayanan antenatal terpadu di Kota Depok Tahun 2017. Metode pada penelitian iniadalah kualitatif dengan teknik pengambilan data WM, FGD dan telaah dokumendilihat dari komunikasi, sumber daya, disposisi,sikap pelaksana, struktur birokrasi danlingkungan sosial. Hasil dari penelitian didapatkan aspek komunikasi dalam bentuksosialisasi mengenai program dan pedoman pelaksanaan belum optimal dijalankan halini berpengaruh kepada aspek lainnya yaitu ketersediaan sumber daya baik fasilitas,dana maupun SDM masih terbatas dan berfokus pada layanan di Puskesmas, strukturbirokrasi berupa SOP dan fragmentasi koordinasi antar bidang yang terlibat belumterintegrasi, lingkungan sosial berupa dukungan masyarakat, dukungan layanankesehatan swasta yang belum optimal dan adanya stigma negatif mempengaruhiimplementasi integrasi PPIA ke layanan antenatal. Disisi lain disposisi berupa sikappelaksana dan sumber daya berupa kewenangan sudah sesuai dengan pedoman.Kesimpulan didapatkan bahwa implementasi integrasi layanan PPIA ke layananantenatal belum optimal hal ini didukung konseling pra-tes dan pasca tes belum efektif,cakupan skrining HIV bumil masih rendah, mekanisme rujukan yang belum berjalandengan baik dan proses pencatatan dan pelaporan serta monitoring evaluasi yangbelum terintegrasi. Direkomendasikan melakukan koordinasi efektif agar dapatmelakukan pemetaan tentang apa yang sudah dilakukan sehingga akan dapat dibuatroad map perencanaan dan regulasi agar proses komunikasi kepada semua pelaksanadan advokasi kepada stake holder dilakukan dengan efektif yang akan berpengaruhkepada ketersediaan sumber daya, disposisi, pembentukan struktur birokrasi danlingkungan sosial yang mendukung implementasi kebijakan. ......Prevention of mother to child HIV transmission PMCT in pregnant women isan essential activity in antenatal care, so that the existence of integration would be moreeffective to increase coverage of pregnant women do HIV screening aimed atpreventing the transmission vertically from mother to child. In areas with concentratedHIV epidemic status and expanded, mandatory HIV tests and counseling is offered andbecame part of antenatal care and laboratory examination time labor for all pregnantwomen. The analysis of integrated implementation is aimed at seeing theimplementation of HIV screening of pregnant women that is integrated with antenatalcare in Depok city ,2017. Method in this research is qualitative data develop techniqueswith WM, FGD and review the document by using the views of communication, resources, disposition of the attitude of the implementor, the bureaucratic structure andthe social environment. Result of the research, communication aspects of the obtainedin the form of socialization about the program and implementation of the guidelineshave not been optimally run. It is influential to other aspects, such availability of goodfacility resources, funds or human resources is still limited and focuses on public healthcentre, bureaucratic structure in form of SOP and coordination field fragmentationinvolved has not yet been integrated, the social environment in the form of communitysupport, private health service support that is not optimal and the existence of negativestigma affect the implementation of the integration of the PMTCT to antenatal care. Disposition be implementor attitude and resources in the form of authority is incompliance with the guidelines but is not supported by the availability of resourcesraises the indifference of the executor. The conclusions obtained that theimplementation of the Integration PMTCT to antenatal care has not been optimal. Recommended effective coordination in order to do perform the mapping of what isalready done so will can be made road map planning and regulation in order to makethe communication process to managing and advocating to all stake holders is doneeffectively that will affect the availability of resources, establishment of a bureaucraticstructure, disposition and social environment which supports the implementation of thepolicy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Joko Sulistyo
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Iwan Joko SulistyoProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Evaluasi Pelaksanaan Eliminasi Malaria Tahun 2020kabupaten Musi Rawas tinjauan tahun 2018Eliminasi malaria suatu upaya untuk menghentikan penularan malariasetempat dalam satu wilayah geografis tertentu. Penanggulangan penyakit malariadipantau dengan menggunakan indikator Annual Parasite Incidence API , untukmengetahui suatu insidensi penyakit malaria pada suatu daerah tertentu selama satutahun. Penurunan API bermakna bila disertai peningkatan Annual BloodExamination Rate ABER . Oleh karena itu, penurunan API yang disertai penurunanABER belum dapat diartikan sebagai penurunan insiden malaria. Selain ABER untukmenilai API juga digunakan Slide Positivity Rate SPR untuk melihat besarantingkat infeksi pada kelompok populasi tertentu. Angka SPR bermakna bila ABERtinggi. Depkes membuat tahapan eleminasi malaria yaitu dari tahap pemberantasan,tahap pra eleminasi, tahap eleminasi dan tahap pemeliharaan. Tahap pra eleminasisalah satu syarat yang harus terpenuhi adalah Semua unit pelayanan kesehatanmampu memeriksa kasus secara laboratorium mikroskopis dan semua penderitamalaria klinis di unit pelayanan kesehatan sudah dilakukan pemeriksaan sediaandarah dan SPR mencapai
ABSTRACT
Name Iwan Joko SulistyoStudy Program Public HealthTitle The Evaluation of Implementation of Malaria Elimination in2020 Musi Rawas Regency on Reviews in 2018Malaria Elimination is an effort to stop local malaria transmission in a certaingeographical area. The effort of malaria elimination can be monitored by usingAnnual Parasite Incidence API indicator. The usefulness of API is to recognize themalaria incidence in a certain area within one year. The decrease of API is morevaluable if it is followed by the increase of Annual Blood Examination Rate ABER .Thus the decrease of ABER does not mean the decrease of malaria incidence.Besides ABER, Slide Positivity Rate SPR is also used to see the magnitude ofinfection level on a certain population. The SPR digit is more valuable if ABER ishigh. The Department of Health has made stages in eliminating malaria. They are preelimination, elimination, and alimination and maintenance. In pre elimination stage,one of the conditions which has to be fullfiled is all health service units have beenable to examine a case microscopically and all clinical patients of malaria in a healthservice unit have sufficient blood and the SPR is 5 . The SPR target has to beaccoplished due to the function to see the magnitude of infection level in a certainpopulation.In Musi Rawas Regency from years API has a decrase 0.15 in 2016, but ifit is investigated per districts. SPR has a change fluctuativelly and ABER remainslow. This shows there is a problem which is not solved yet in order to eliminatemalaria in Musi Rawas Regency. In the implementation program of malariaelimination, evaluation is a must to implement the malaria elimination in MusiRawas Regency in 2020 so that the obstacles of human resource of theimplementation of malaria elimination in Musi Rawas Regency reviews can bedetected in 2018.Keyword evaluation,malaria elimination
2018
T51403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikrotul Ulya
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas kemampuan mahasiswa Fakultas Psikologi UAngka penemuan kasus menurut Global tuberculosis Report 2016 sebesar 77 dan dikawasan Asia Tenggara sebesar 46,5 . Sedangkan di Indonesia mengalami titik stagnan dalam 5tahun terakhir di kisaran 32 - 33 kasus. Angka penemuan kasus TBC di Kota Depok tahun2016 baru tercapai 58 dari target cakupan. Sedangkan di Kota Bekasi, cakupannya sebesar62 . Sejak tahun 2014 dengan menggunakan strategi PPM Public Private Mix di Kota Depokmelibatkan fasyankes Fasilitas Pelayanan Kesehatan swasta dalam penanganan TBCmenggunakan metode DOTS Directly Observed Treatment Shortcourse. Saat ini, dari 4 RSswasta yang sudah bekerja sama menjangkau 18,7 kasus TBC di seluruh Kota Depok.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas biaya penerapan strategi DOTS di RumahSakit swasta Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi ekonomi dengan denganmetode kohort retrospektif. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober ndash; April 2018dengan melakukan study comparative antara 3 alternatif Cost Effectiveness Analysis , yaituPuskesmas yang menggunakan DOTS, RS DOTS dan RS Tanpa DOTS. Peneliti melakukanpenghitungan microcosting dari perspektif societal/masyarakat dengan menghitung biaya yangdikeluarkan oleh pasien dan provider pelayanan kesehatan. Output yang dipakai untuk mengukurpenanganan TBC adalah angka pengobatan lengkap Success Rate . Estimasi biaya berdasarkantarif Rumah Sakit, harga pasar, serta wawancara dari petugas RS.Hasil penelitian dari 36 sampel per kelompok menunjukkan bahwa Success Rate dipuskesmas 86,1 , RS dengan DOTS sebesar 77.78 sedangkan yang non DOTS sebesar 63.89 . Penambahan biaya provider di puskesmas dan RS DOTS meningkatkan success rate. Biayasocietal penatalaksanaan TBC di puskesmas 42 dari biaya di RS swasta. Dari perhitunganACER Average Cost Effectiveness Ratio didapatkan bahwa RS yang melaksanakan strategiDOTS lebih cost effective, dengan nilai ACER di Puskesmas adalah Rp 1.948.284, RS DOTS Rp3.989.576 dan RS tanpa DOTS sebesar Rp 5.390.323. Untuk menaikkan 1 angka kesuksesanpengobatan membutuhkan biaya Rp 10.084.572 dengan melakukan intervensi program DOTS keRS Swasta. Analisis bivariat menyatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna efektivitas biayaperspektif societal pada pengobatan TBC di puskesmas, RS dengan DOTS, dan RS tanpa DOTS .Keywords : Cost effectiveness analysis, DOTS, Fasyankes swasta, Success Rate, ACER, ICER
ABSTRACT
According to Global Tuberculosis Report 2016, the number of TB cases 77 andSoutheast Asia cases 46.5. While Indonesia was at a stagnant point in the last 5 years in therange 32 33 of cases. Case Detection Rate 2016 at Depok City only reached 58 of targetcoverage. While at Bekasi, coverage of 62. Since the year 2014 by using strategies of PPM Public Private Mix in the Depok City involves private health service facility to handling TBusing DOTS Directly Observed Treatment Shortcourse . Currently, partnership between DepokHealth District Office with 4 private hospitals can increase 18.7 of TB cases. The aims of thisstudy is to determine cost effectiveness of DOTS strategy implementation in Private Hospital. This research is a study of the economic evaluation with method a retrospective cohortstudy. This research will be conducted in October ndash April 2018 by doing a comparative studybetween 3 alternatives Cost Effectiveness Analysis , i.e. Public Health Care PHC Puskesmas,DOTS and Non DOTS Private Hospitals. Researchers did a microcosting from the perspective ofsocietal by calculating the costs incurred by the patient and health care provider. Outputmeasured by the number of complete treatment Success Rate . Cost estimation based onHospital rates, market prices, and interviews of the officers of hospital.From 36 samples per group shows that the Success Rate at PHCis 86.1 DOTS hospitalof 77.78 and non DOTS hospital of 63.89 . The addition cost providers PHC and DOTShospital increase success rate. The cost of TB treatment in PHC 42 of costs in a privatehospital. ACER Average Cost Effectiveness Ratio is obtained that the hospital which carry outthe strategy of DOTS is more cost effective. ACER in PHC is Rp 1,948,284, DOTS Hospital Rp3,989,576 and Non DOTS Hospital is Rp 5,390,323. To increase 1 success rate of TBtreatment costs Rp 10,084,572 with intervention DOTS programs into a private hospital. Bivariatanalysis stated that cost effectiveness societal perspectives on TB treatment between PHC, DOTS hospital and Non DOTS hospital has a significant difference.Keywords Cost effectiveness analysis, DOTS, Fasyankes swasta, Success Rate, ACER, ICER
2018
T50136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Rosi Vela
Abstrak :
Indikator yang diukur untuk menilai kinerja pelaksanaan imunisasi di Indonesia berdasarkan Renstra Kemenkes RI adalah pencapaian imunisasi dasar lengkap (IDL) sedangkan indikator programnya adalah pencapaian universal child immunization (UCI). Pencapaian indikator IDL Kabupaten Kapuas pada tahun 2017 sebesar 62% di mana selisih ada selisih 26,4% dari target Renstra Kemenkes RI 2015-2019 sebesar 95%. Pencapaian indikator UCI desa/kelurahan Kabupaten Kapuas Tahun 2017 sebesar 32,2% dan ada selisih 62,8% dari target UCI berdasarkan RPJMN sebesar 95%. Tesis ini bertujuan untuk membahas kinerja implementasi kebijakan terkait pencapaian indikator imunisasi dasar lengkap (IDL) dan Universal Child Immunization (UCI) tahun 2018 di Kabupaten Kapuas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus yang dilaksanakan di 6 puskesmas yang berada di kabupaten Kapuas. Jumlah informan dalam penelitian ini ada 34 informan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi melalui telaah dokumen dan kemudian dilakukan analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang sudah berjalan dengan optimal adalah karakteristik badan pelaksana dan standar dan tujuan kebijakan, sedangkan yang belum berjalan dengan optimal adalah kinerja implementasi kebijakan, komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksana, sumber daya (SDM, anggaran, insentif, sarana dan prasarana), dukungan lingkungan sosial, ekonomi, dan politik. Sehingga dapat disimpulkan kinerja implementasi kebijakan terkait pencapaian indikator imunisasi dasar lengkap (IDL) dan Universal Child Immunization (UCI) di Kabupaten Kapuas tahun 2018 kurang optimal sehingga diperlukan upaya perbaikan untuk meningkatkan pencapaian IDL dan UCI di tahun berikutnya. ......Indicator that used to measure the performance of immunization in Indonesia based on the Strategic Planning of Health Minister of Republic Indonesia is Complete Basic Immunization (CBI) achievement and indicator that used to measure the immunization program is Universal Child Immunization (UCI) achievement. The indicator achievement of CBI of Kapuas Regency in 2017 was 62.0%. It had difference of 31% from the target of Strategic Planning of Health Minister of Republic Indonesia in 2015-2019 of 93%. The indicator achievement of UCI of Kapuas Regency in 2017 was 32.2% and it had difference of 62.8% from the target based on the Strategic Planning of 95%. This manuscript aims to discuss the performance of policy implementation regarding indicator achievement of Complete Basic Immunization (CBI) and Universal Child Immunization (UCI) in 2018 at Kapuas Regency. This research is a qualitative research with case study design at 6 Puskesmas in Kapuas Regency. Total informants in this research are 34 informants. The primary data collection is done by deep interview and observation through documents review and then analyze of qualitative data. The result of this study indicate that have not run optimally are standard and policy objectives and characteristics of the implementing agency, while those that have not run optimally are performance of policy implementation, inter-organization communication and implementing activities, resources (human resources, budgets, incentives, facilities and infrastructures), support of social, economic, and politic environment. So, the conclusion is the performance of policy implementation regarding to indicators achievement of Complete Basic immunization (CBI) and Universal Child Immunization (UCI) at Kapuas Regency in 2018 have not run optimally so improvement efforts are needed through to improve the achievement of CBI and UCI of Kapuas Regency in next year.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Afrianti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja pegawai Puskesmas Celikah Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini seluruh PNS di Puskesmas Celikah yang berjumlah 57 orang (total sampling). Faktor yang berhubungan dengan kinerja pegawai Puskesmas Celikah adalah disiplin kerja, motivasi kerja dan Imbalan. Faktor yang paling berhubungan dengan kinerja pegawai Puskesmas Celikah Tahun 2020 adalah Disiplin kerja. Kinerja pegawai Puskesmas Celikah masih kurang memiliki kinerja yang baik. Diperlukan peningkatan kinerja pegawai dengan menerapkan sistem reward dan punishment yang tegas, pembinaan rutin, peningkatan kemampuan pegawai, dan evaluasi kinerja secara berkala. ......This study aimed to determine the factors associated with the performance of Puskesmas Celikah employees in 2020. This study uses quantitative methods with cross sectional design. Sample in this study are all of the government employees in Puskesmas Celikah, 57 persons in total. Factors related to the performance of Puskesmas Celikah employees are discipline, motivation and rewards. The most related factor to the performance of Puskesmas Celikah employees in 2020 is discipline. The performance of Puskesmas Celikah employees still lacks good performance. It is necessary to increase employee performance by implementing a firm reward and punishment system, routine coaching, increasing employee capacity, and periodic performance evaluation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Asih Rianty
Abstrak :
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dengan prevalensi meningkat setiap tahun dan menjadi salah satu penyebab kematian akibat dari komplikasinya yang terjadi pada usia dewasa. Pengelolaan hipertensi dapat dilakukan melalui modifikasi gaya hidup dan manajemen stres melalui latihan relaksasi. Latihan diberikan pada dewasa hipertensi dalam keluarga dan edukasi modifikasi gaya hidup serta imajinasi terbimbing dan relaksasi otot progresif (SIGAP STRES) diberikan kepada kelompok dewasa hipertensi sebanyak 95 orang. Intervensi tersebut diberikan satu minggu sekali selama 60 menit per sesi selama 12 sesi. Hasil implementasi dalam asuhan keperawatan keluarga dan kelompok, didapatkan perubahan rerata pengetahuan dari 12,04 menjadi 19,60, sikap dari 13,01 menjadi 22,84 dan keterampilan dari 14,87 menjadi 19,72, penurunan TDS dari 137,34±18,40 menjadi 121,84±10,05, TDD dari 88,23±10,56 menjadi 72,26±5,87 serta persepsi stres dari 35,76 menjadi 27,94. Intervensi keperawatan SIGAP STRES berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan hipertensi (p value<0,05), penurunan tekanan darah (p value<0,05) dan persepsi stres (p value<0,05). Latihan relaksasi imajinasi terbimbing berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah dan persepsi stres klien dewasa dalam keluarga.   Perawat dapat menerapkan latihan ini delapan kali untuk meningkatkan status kesehatan dewasa hipertensi melalui asuhan keperawatan keluarga. Modifikasi gaya hidup dan latihan relaksasi disarankan untuk dilakukan sebagai upaya pengelolaan hipertensi dan pencegahan komplikasi pada dewasa hipertensi. Hypertension is a non-communicable disease with an increasing prevalence every year and is one of the causes of death due to its complications in adulthood. Management of hypertension can be done through lifestyle modification and stress management using relaxation exercises. Relaxation exercises given to hypertensive adults in the family and lifestyle education and guided relaxation exercises and progressive muscle relaxation (SIGAP STRESS) were given to the hypertensive adult group of 95 people. The intervention is given once a week for 60 minutes per session for 12 sessions. The results of implementation in family and group nursing care, obtained a change in mean knowledge from 12.04 to 19.60, attitudes from 13.01 to 22.84 and skills from 14.87 to 19.72, an increase in TDS from 137.34 ± 18, 40 to 121.84 ± 10.05, TDD from 88.23 ± 10.56 to 72.26 ± 5.87 and stress perception from 35.76 to 27.94. Nursing intervention. SIGAP STRESS. Assessment of hypertension management behavior (p value <0.05), decrease in blood pressure (p value <0.05) and perception of stress (p value <0.05). Relaxation exercises guided imagery influence the decrease blood pressure and perception of adult hypertension through family nursing care. Lifestyle modification and relaxation exercises are recommended to be carried out as an effort to manage hypertension and prevent complications in hypertension adults.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Rahmawati
Abstrak :
Pembentukan pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak usia sekolah merupakan salah satu upaya penting dalam pencegahan penyakit menular dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Angka pencapaian PHBS pada tatanan sekolah masih rendah sehingga membutuhkan perhatian dari berbagai pihak termasuk tenaga kesehatan. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan intervensi SISUKA berPHBS ( Siswa, Guru, Keluarga berPerilaku Hidup Bersih dan Sehat) melalui asuhan keperawatan keluarga dan komunitas dalam meningkatkan PHBS siswa di SD swasta Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Metode yang digunakan yaitu evidence based practice. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan PHBS baik di keluarga maupun di tatanan sekolah setelah diberikan intervensi. Intervensi SISUKA berPHBS dapat diaplikasikan sebagai salah satu program kesehatan untuk meningkatkan PHBS khususnya pada anak usia sekolah di keluarga maupun tatanan sekolah. Healthy behavior pattern in school children is one of the important efforts in the prevention of infectious disease and improving community health status. The number of achievement of healthy behavior in the school is still low so that it requires attention from various parties including health workers. Writting this scientific paper aims to provide an overview of the implementation SISUKA berPHBS (Siswa, Guru, Keluarga berPerilaku Hidup Bersih dan Sehat) through family and community nursing care in improving healthy behavior among school children in Depok City. The method used was evidence based practice. The results showes that there was an increase knowledge, attitude and healthy life skill both ini family and in the school setting after being given interventions. SISUKA berPHBS interventions can be applied as one of the health programs to improve healthy beahvior ini families and school setting.

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library