Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Triatmojo Turangga Jaya Sena
"ABSTRAK Film merupakan salah satu media perkembangan fotografi tingkat tinggi, perkembangannya yang pesat mengubah fungsi film itu sendiri. Film kini tidak lagi menjadi produk industri untuk mendapatkan keuntungan bagi instansi tertentu, melainkan telah menjadi salah satu media untuk menyampaikan pesan atau kritik tersirat terhadap isu-isu budaya yang terjadi pada masa itu. Fungsi film tersebut kemudian digunakan oleh Joseph Goebbels sebagai alat propaganda pada saat NAZI berkuasa. Setelah berakhirnya Perang Dunia II banyak sutradara film yang ingin membuat reka ulang peristiwa holocaust dari berbagai sudut pandang. Namun Aaron Kerner (2011:2) menyatakan film-film yang bertemakan sejarah harus direpresentasikan secara akurat dengan menggunakan pendekatan retorikal yang tersedia pada pemain dan pembuat film, dengan tujuan agar tidak terjadi kritik terhadap film. Quentin Tarantino membuat film berjudul Inglourious Basterds, film dengan cerita sejarah alternatif dengan latar belakang perburuan Yahudi saat Perang Dunia II. Film ini menceritakan perlawanan sekelompok Yahudi bernama The Basterds yang memiliki misi untuk membunuh seluruh anggota Nazi dan menghentikan Perang Dunia II. Selama melakukan rencana itu, film ini memperlihatkan bagaimana cara The Basterds membunuh setiap anggota NAZI yang mereka temui dengan cara yang kejam menggunakan tongkat baseball, menguliti kulit kepalanya, hingga ditembak secara membabi buta dalam satu ruangan. Penelitian ini akan melihat bagaimana kemenangan yang diraih oleh Yahudi dalam fim Inglourious Basterds berdasarkan narasi cerita yang disampaikan dengan cara satir. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis film sebagai teks dengan pendekatan semiotik. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pihak minoritas berupaya menjadi pihak yang berdaya terhadap pihak mayoritas tanpa bantuan pihak eksternal untuk meraih kemenangan.

ABSTRACT
Film is one of the media for the development of high-level photography, its rapid development changes the function of the film itself. Film is now no longer an industrial product to gain profits for certain agencies, but has become one of the media to convey implied messages or criticism of cultural issues that occurred at that time. The function of the film was later used by Joseph Goebbels as a propaganda tool during Nazi rule. After the end of World War II many film directors wanted to re-create the holocaust from various perspectives. But Aaron Kerner (2011: 2) states films with historical themes must be represented accurately by using rhetorical approaches available to players and filmmakers, with the aim of avoiding criticism of the film. Quentin Tarantino made a film called Inglourious Basterds, a film with alternative historical stories against the background of hunting Jews during World War II. The film tells the resistance of a group of Jews named The Basterds who have a mission to kill all Nazi members and stop World War II. During the plan, the film shows how the Basterds killed every NAZI member they met in a cruel way using a baseball bat, skinned his scalp, and shot blindly in one room. This study will look at how the victory achieved by Jews in the Inglourious Basterds program is based on story narratives delivered in a satirical way. The research method used is film analysis as a text with a semiotic approach. Based on this research, it can be concluded that the minority party seeks to be a powerful party towards the majority without the help of external parties to achieve victory.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chika Virginia
"Studi yang menggunakan metode deskriptif kulitatif ini berkaitan dengan berbagai poster bir terutama dari Dai Nippon, Kirin, dan Asahi. Sebagai bir lokal yang banyak dikomsumsi dan 'booming' di masyarakat pada periode sebelum perang. Penjualan bir dalam kurun waktu tersebut juga membantu negara dalam bentuk pendapatan pajak untuk mobilisasi perang Jepang. Pada sisi lain, diketahui periode tahun 1920an-1940 dikenal sebagai periode depresi ekonomi yang buruk dalam sejarah Jepang, yang diikuti dengan munculnya jumlah pengangguran di kota-kota dan pedesaan. Namun pada sisi lain, menjamurnya industri mizu shobai yang memunculkan cafe dan bar di sakariba kota-kota besar menyerap banyak tenaga kerja perempuan. yang dianggap memiliki bayaran yang lebih tinggi dari pekerjaan lain. Seiring bejalannya waktu, pelayan perempuan ini menjadikan layanan erotis sebagai layanan utama jasa mereka. Berkaitan dengan hal ini, penulis mencoba menganalisis citra perempuan pada 1920-1940, di dalam media poster-poster bir yang digunakan untuk mempromosikan produk mereka. Dengan menggunankan pisau analisis gender advertisements dari Erving Goffman (1979) dan Kang (1997), penelitian ini mencoba menganalisis poster-poster yang mengarah kepada eksploitasi komersial atas citra perempuan. Berdasarkan hasil analisis, perempuan direpresentasikan sebagai sosok yang inferior, lemah, lembut, tunduk, ketergantungan, seorang pelayan dan penghibur bagi laki-laki. Hal ini terlihat dari perempuan yang secara biologis, fisik, dan sosial, dilemahkan oleh iklan bir poster tersebut.

This study using qualitative descriptive method relating with various beer posters, especially from Dai Nippon, Kirin, and Asahi. As a local beer that was widely consumed and 'booming' in society in the pre-war period. Sales of beer during this period also assisted the country in the form of tax revenue for Japan's war mobilization. On the other hand, it is known that the period of 1920s-1940 is known as the period of the worst economic depression in Japanese history, which was followed by the rise of unemployment in the cities and countryside. But on the other hand, the proliferation of the mizu shobai industry which gave rise to cafes and bars in Sakariba in big cities absorbs a lot of female workers. considered to have a higher pay than other jobs. As time goes by, these female waitress made erotic services as their main service. In this regard, the author tries to analyze the image of women in 1920-1940, in the media of beer posters used to promote their products. By using the analysis of gender advertisements from Erving Goffman (1979) dan Kang (1997), this study tries to analyze the posters that lead to the commercial exploitation of women's images. Based on the results of the analysis, women are represented as inferior, weak, meek, submissive, dependent, a servant and an entertainer for men. This can be seen from the women who are biologically, physically, and socially weakened by the poster beer advertisement."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Margareta Berty Wahyuni
"Proses seleksi adalah salah satu tahap dalam kegiatan pengembangan koleksi. Proses seleksi dilakukan untuk seluruh jenis koleksi, termasuk koleksi audiovisual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses seleksi dalam kegiatan pengembangan koleksi audiovisual di Perpustakaan Kemendikbudristek. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil dari penelitian ini adalah aspek bahasa dan subjek koleksi menjadi prioritas ketika memilih koleksi audiovisual. Kedua aspek tersebut disesuaikan dengan pemustaka yang dilayani. Pedoman Pengembangan Koleksi Kemendikbudristek berfungsi sebagai acuan dalam melakukan proses seleksi koleksi audiovisual. Kebijakan tersebut menjadikan proses seleksi koleksi audiovisual lebih terarah pada visi dan misi lembaga induk. Pustakawan berperan sebagai pelaksana dan penentu dalam proses seleksi koleksi audiovisual. Pustakawan juga diharapkan mampu mengatasi kendala yang sering kali terjadi dalam proses seleksi koleksi audiovisual. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses seleksi koleksi audiovisual dilakukan dengan memprioritaskan aspek bahasa dan subjek koleksi sesuai kebijakan pengembangan koleksi meskipun dalam kenyataannya masih ditemukan sedikit unsur subjektivitas. Saran yang dapat diberikan adalah Perpustakaan Kemendikbudristek dapat mulai mengelola koleksi audiovisual digitalnya dalam suatu laman dan dapat mempertimbangkan data peminjaman koleksi audiovisual ketika melakukan proses seleksi.

The selection process is one of the stages in collection development. The selection process is carried out for all types of collections, including audiovisual collections. This research aims to identify the selection process in the development of audiovisual collections at the Ministry of Education, Culture, Research and Technology Library. This research uses a qualitative method with a case study approach. Data collection is done through interviews, observations, and document analysis. The results of this research are that language and subject aspects of collections are prioritized when selecting audiovisual collections. Both aspects are adjusted to the users served. The Ministry of Education, Culture, Research and Technology Library Collection Development Guidelines works as a reference in the selection process of audiovisual collections. This policy directs the selection process of audiovisual collections 2 more towards the vision and mission of the institution. Librarians play a role as implementers and decision-makers in the selection process of audiovisual collections. Librarians are also expected to overcome obstacles that often occur in the selection process of audiovisual collections. The conclusion of this research is that the selection process of audiovisual collections is carried out prioritizing language aspects and collection subjects in accordance with collection development policies, although in reality, there are still some elements of subjectivity found. The suggestion that can be given is that the Ministry of Education, Culture, Research and Technology Library can begin managing its digital audiovisual collections on a webpage and can consider audiovisual collection loan data when carrying out the selection process."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farizza Bella Rachmawati
"Penelitian ini membahas terkait analisis kebutuhan pengguna dalam pengembangan koleksi jurnal elektronik di perpustakaan lembaga penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik dan kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan BRIN dalam melakukan analisis kebutuhan pengguna terkait koleksi jurnal elektronik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen, dari Maret hingga Mei 2024. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik analisis kebutuhan pengguna di Perpustakaan BRIN memiliki 3 (tiga) tahapan, yakni identifikasi data yang akan dikaji, pengumpulan data, dan interpretasi data. Dapat disimpulkan bahwa praktik tersebut mengombinasikan survei dan analisis bibliometrik yang dilakukan oleh tim e-resources beranggotakan pustakawan dan analis data yang tidak terbatas pada lulusan program studi tertentu dengan berpedoman pada ID Scopus dan waktu pengerjaan selama kurang lebih satu minggu. Hasil analisis disosialisasikan kepada pusat riset dan dibuat rekomendasi langganan jurnal elektronik untuk proses pengadaan koleksi. Kendala yang dihadapi praktik tersebut meliputi kesadaran periset yang rendah untuk berpatisipasi mengisi survei, ketidakakuratan ID Scopus periset, serta keterbatasan pengetahuan dan keterampilan tim e-resources. Saran yang diajukan adalah memperluas analisis bibliometrik dengan menggunakan ID Sinta dan pustakawan aktif untuk menindaklanjuti hasil pengadaan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah mengevaluasi pemakaian jurnal elektronik dan e-resources lainnya.

This study explores user needs analysis in e-journal collection development at a research institution’s library. This research aims to identify the practices and obstacles the BRIN Library faces in conducting user needs analysis for e-journal collection. This research uses a qualitative approach with a case study method. Data was collected through interviews, observations, and document analysis, from March to May 2024. The results of this study indicate that the user needs analysis practice at BRIN Library has three stages, identifying the data to be examined, collecting data, and interpreting data. It can be concluded that these practices combine surveys and bibliometric analysis conducted by an e-resources team consisting of librarians and data analysts, following Scopus IDs and taking approximately one week to complete. The analysis results are communicated to the research centers, and recommendations for e-journal subscriptions are made for the collection acquisition. The challenges faced in these practices include low researcher awareness in surveys, inaccuracies in researchers' Scopus IDs, and the e-resources team's limited knowledge and skills. Suggestions include expanding the bibliometric analysis using Sinta IDs and having librarians follow up on the acquisition results. Suggestions for future research include evaluating the usage of e-journals and other e-resources"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Aulia Shabira
"Penggunaan kata-kata kasar dalam sehari-hari sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat, terlepas dari penggunaan kata kasar tersebut dalam maksud negatif maupun netral. Kata kasar dalam bahasa Belanda terbagi menjadi dua yaitu vloeken (kutukan) dan schelden (makian). Dalam penelitian ini, kata kasar dikaji melalui tindak tutur yang menunjukkan ilokusi ekspresif kekesalan dalam kalimat atau kata yang diucapkan oleh tokoh-tokoh dalam film Ferry (2021). Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan peran konteks dalam identifikasi tindak tutur yang diungkapkan melalui ekspresi kekesalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori tindak tutur J. L. Austin yang kemudian dikembangkan kembali John R. Searle. Hasil penelitian ini menunjukkan konteks percakapan berperan besar dalam identifikasi bentuk tindak tutur yang diungkapkan melalui kata-kata kasar untuk mengekspresikan kekesalan. Seperti pada kata godverdomme, kata tersebut termasuk ke dalam bentuk tindak tutur ekspresif yang biasa diungkapkan melalui mengutuk. Namun, apabila kata tersebut terletak pada kalimat help me godverdomme recht! dengan konteks memerintahkan seseorang untuk melakukan sesuatu maka bentuk tindak tutur berubah menjadi direktif yang diungkapkan melalui memerintah.

The use of profanity in everyday life has become commonplace in society, regardless of whether they are used in a negative or neutral sense. Profanity in Dutch are divided into two, namely vloeken (curses) and schelden (harsh). In this study, Profanity are studied through speech acts that show expressive illocution of annoyance in sentences or words spoken by characters in the movie Ferry (2021). The purpose of this study is to show the role of context in the identification of speech acts expressed through expressions of annoyance. The method used in this research is the descriptive qualitative method by using J. L. Austin's speech act theory which was then developed again by John R. Searle. The result of this research shows that the context of conversation plays a big role in identifying the form of speech acts expressed through harsh words to express annoyance. As in the word godverdomme, the word is included in the form of expressive speech acts that are usually expressed through cursing. However, if the word is located in the sentence help me godverdomme recht! with the context of ordering someone to do something then the form of speech act changes to directive which is expressed through commanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Hanifati
"Penulisan ini bertujuan untuk meneliti seruan freedom of speech dalam puisi berjudul Ikhtiyār karya Azzedine
Mihoubi yang merupakan seorang penyair dan mantan menteri Kebudayaan Aljazair tahun 2015-2019. Puisi
digunakan sebagai media menyampaikan pendapat para demonstran sebagai salah satu bentuk kebebasan
berpendapat. Akan tetapi seorang demonstran di Aljazair ditangkap sebagai tahanan politik setelah membacakan
puisinya yang berisi kritik kepada pemerintah. Melihat peristiwa penangkapan tersebut, puisi Ikhtiyār menjadi
menarik untuk diteliti. Karena puisi tersebut dibuat oleh seorang penyair yang pernah menjabat di pemerintahan.
Pemerintahan pada umumnya sering menerima krtik dari rakyatnya sebagai bentuk kebebasan berpendapat dan
Mihoubi menunjukan dukungan atas kebebasan berpendapat melalui puisi Ikhtiyār. Penelitian ini dilakukan
dengan metode pendekatan kualitatif dan deskriptif berdasarkan teori retorika Arab atau balāgah dan teori
isotopi. Penelitian ini menemukan bahwa teori balāgah dan teori isotopi merupakan teori yang tepat untuk
melihat seruan dan tema freedom of speech dalam puisi Ikhtiyār. Dalam puisi ini ditemukan banyak seruan
freedom of speech yang ditujukan kepada rakyat Aljazair. Selain ditemukan tema freedom of speech, puisi ini
juga terdapat sub-tema perjuangan, persaudaraan setanah air dan musuh negara.

This writing aims to examine the call for freedom of speech in the poem entitled Ikhtiyār by Azzedine
Mihoubi who is a poet and former Minister of Culture of Algeria from 2015-2019. Poetry
used as a medium to convey the opinions of the demonstrators as a form of freedom
opinion. However, a demonstrator in Algeria was arrested as a political prisoner after reading
His poetry contains criticism of the government. Seeing the events of the arrest, Ikhtiyār's poetry became
interesting to research. Because the poem was written by a poet who had served in the government.
Governments in general often accept criticism from their people as a form of freedom of opinion and expression
Mihoubi shows support for freedom of expression through the poem Ikhtiyār. This research was conducted
with a qualitative and descriptive approach based on Arabic rhetoric theory or balāgah and theoretical
isotopy. This research finds that the balāgah theory and the isotopy theory are the right theories for
see the call and theme of freedom of speech in Ikhtiyār's poem. There are many exclamations in this poem
freedom of speech addressed to the people of Algeria. Apart from finding the theme of freedom of speech, this poem
There are also sub-themes of struggle, brotherhood in the country and enemies of the state.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammat Kevin Julio
"Dalam perang sipil Angola terjadi pada 11 November 1975 terdapat tiga kelompok besar dalam politik Angola yaitu MPLA, FNLA dan UNITA. Dukungan Uni Soviet terhadap MPLA merupakan sebuah kebijakan melawan kekuatan Imperialis Barat di Afrika. Penelitian ini merupakan penelitan sejarah. pendekatan teori intervensi Jean-Sebastien Rieux tentang Intervensi pihak ketiga dalam konflik Internasional digunakan untuk membahas kasus bantuan Uni Soviet dalam perang sipil Angola. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengungkap bagaimana kebijakan Uni Soviet didalam konflik tersebut. Hasil penulisan menunjukan keterlibatan Uni Soviet dalam perang sipil Angola, merupakan satu kebijakan luar negeri Uni Soviet untuk perluasan pengaruh di Afrika.

Angola's civil war occurred on November 11th 1975. There are three large Angola's politician groups: MPLA, FNLA, and UNITA. This conflict evolved into an international conflict when nations like USA, and USSR are involved. This paper is a historical research. Jean-Sebastien Rieux's Intervension theory used in this paper to discuss the USSR's aid in Angola's civil war. The objective is to reveal clearer and thoroughly. The result shows that USSR's involvement in Angola's civil war was one of USSR's foreign policies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;;;, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yessi Yolanda Guci
"Kalimat perintah larangan dalam wacana pada poster-poster larangan membeli minuman beralkohol bagi orang-orang di bawah 18 tahun di Belanda rata-rata memiliki bentuk yang berbeda dari kalimat perintah larangan pada umumnya yaitu tidak diawali kata "jangan" atau "tidak boleh" dan tidak diakhiri dengan tanda seru. Poster-poster larangan tersebut pun memiliki tujuan khusus yaitu untuk melarang orang-orang di bawah umur 18 tahun untuk meminum ataupun membeli alkohol sesuai dengan peraturan pemerintah Belanda yang dikeluarkan per tanggal 1 Januari 2014. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana kepaduan wacana terbentuk pada poster-poster larangan membeli minuman beralkohol bagi yang berusia di bawah 18 tahun. Poster-poster dalam penelitian ini diambil dari website google.nl dengan kata kunci alcoholverbod onder 18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana pada tujuh poster larangan membeli minuman beralkohol bagi yang berusia di bawah 18 tahun di Belanda menjadi padu karena adanya peran dari alat pemarkah kohesi (kohesi leksikal dan gramatikal) dan koherensi (tempat dan tujuan) di dalam tujuh poster larangan tersebut.

In the discourse of Dutch posters forbidding alcoholic beverages consumption for people under 18 years old, the imperative sentences stated are mostly different from the common imperative sentences. The sentences in most posters do not use imperatives such as "do not" ("jangan" in Bahasa Indonesia) or "must not" ("tidak boleh" in Bahasa Indonesia), and the sentences do not end with a exclamation mark. These posters have specific purpose that is to forbid people under 18 years old to consume or purchase alcoholic beverages in accordance with the Netherlands Government Regulation issued on January 1st, 2014. The problem that will be discussed in this thesis is how the cohesion of discourses in posters prohibiting people under 18 from purchasing alcoholic beverages is formed. The posters, which will be the focused of my research, is taken from google.nl website with the keyword alcoholverbod onder 18. The research result shows that the discourses of Dutch poster forbidding alcoholic beverages consumption for people under 18 years old are coherent due to cohesion markers (lexical and grammatical) and coherence markers (place and purpose)."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Milagita Satria Putri
"Cerita pendek adalah jenis karya sastra yang menyajikan konflik dengan singkat dan jelas. Berbagai judul cerpen telah ditulis oleh para sastrawan Indonesia. Salah satu cerpen yang menarik adalah ?Orang yang Selalu Cuci Tangan?, diterbitkan oleh Kompas, 19 Mei 2013, karya Seno Gumira Ajidarma. Makalah ini mendeskripsikan analisis kritik sastra dalam cerpen tersebut melalui pendekatan mimetik. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kualitatif untuk melihat keterkaitan antara isi cerita dengan kasus yang terjadi sebelum dan sesudah cerpen tersebut diterbitkan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa cerpen karya Seno itu merupakan hasil peniruan dan pembayangan dari peristiwa di kehidupan nyata, yaitu tindak korupsi yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Short story is a kind of literature that presents a conflict clearly. Various titles have been written by some Indonesia?s writer. One of some great story is ?Orang yang Selalu Cuci Tangan? by Seno Gumira Ajidarma, published by Kompas, on May 19th 2013. This article describes the analysis of literature criticism with mimetic approach. In this research, I use qualitative methods to see the connection between the story and some cases that happened before 2013, and also after 2013. The result of this research shows us that Seno?s short story is based on imitation and imagination of some corruption cases by people without responsibility."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arkan Tanriwa
"Shifu Semakin Lama Semakin Konyol adalah sebuah cerpen karya Mo Yan Cerpen ini bercerita tentang Ding Shikou seorang pekerjapabrik teladan yang mengalami PHK sebulan sebelum masa pensiunnya Dibantu dengan L Xiaohu anak buahnya ketika di pabrik Ding membangun sebuah bisnis kamar sewaan jam jaman yang kemudian menghantui dirinya akibat prinsip prinsip moralnya sendiri Melalui analisis tokoh alur latar serta judul makalah ini mengungkap kontras kepribadian antargenerasi yang tampak antara Ding dan L melalui reaksi mereka terhadap bisnis kamar sewaan Kemungkinan sumber perbedaan ini juga diteliti dengan melihat catatan sosiologis mengenai keadaan sosial yang telah dilalui serta membentuk Ding dan L
Shifu You rsquo ll do Anything for A Laugh is a short story by Mo Yan This story centers on Ding Shikou a model factory worker who was forced to resign a month before starting his retirement Helped by L Xiaohu his disciple while in factory Ding built a love hotel business that eventually haunted him due to his own moral values Through an analysis of characters plot setting as well as title this paper reveals the intergenerational contrast between Ding and L through their reactions to the love hotel business The possibilities for the source of the differences are also investigated through looking at notes about the social conditions that Ding and L may have been portrayed to go through"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>