Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suci Ramadhani
Abstrak :
Perilaku diskriminasi membuat penyandang disabilitas kehilangan akses untuk mendapatkan hak nya sebagai warga negara terutama dalam hal mendapatkan pekerjaan. Banyak penyandang disabilitas yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan karena latar belakang pendidikan yang rendah dan tidak adanya keterampilan. Untuk memberikan jaminan akses pekerjaan, Indonesia sudah mengesahkan Undang-Undang no.8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas dan di dalam aturan ini terdapat kewajiban pemerintah dan perusahaan untuk memperkerjakan penyandang disabilitas. Pada kenyataannya kesempatan kerja yang harus diberikan kepada penyandang disabilitas ini belum terealisasi dengan maksimal karena salah satunya perusahaan belum siap memperkerjakan penyandang disabilitas karena belum memenuhi kualifikasi yang ditentukan. Melihat perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini sudah mulai muncul berbagai lapangan pekerjaan yang bisa di akses oleh penyandang disabilitas. Untuk membantu penyandang disabilitas bersaing di dalam pasar kerja yang sudah memasuki era digitalisasi ini perlu disiapkan kemampuan dan keterampilan di bidang teknologi. Sebuah perusahaan sosio-enterprise yaitu PT. Thisable Enterprise bergerak dalam pemberdayaan peyandang disabilitas dalam memberikan pelatihan dan pekerjaan kepada penyandang disabilitas. Saat ini PT. Thisable Enterprise bekerjasama dengan perusahaan berbasis aplikasi yaitu Gojek mempekerjakan penyandang disabilitas pada vertikal bisnis Go-Life. Isu ini penting untuk diteliti mengingat masih belum ada penelitian yang fokus melihat tahapan pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga non pemerintah. PT. Thisable Enterprise merupakan perusahaan swasta pertama yang memberikan pelatihan vokasional berbasis teknologi dan menyalurkan tenaga kerja penyandang disabilitas ke berbagai perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini mengkaji tahapan pemberdayaan melalui pelatihan vokasional untuk penyandang disabilitas oleh PT. Thisable Enterprise. Tahapan pemberdayaan melalui tiga tahapan yaitu tahapan penyadaran, tahapan pengkapasitasan dan tahapan pendayaan. Faktor pendukung pemberdayaan ini adalah adanya hubungan kemitraan yang luas serta faktor penghambatnya adalah masih belum luasnya lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas. ......Discriminatory behavior makes persons with disabilities lose access to their rights as the color of the state, especially in terms of getting a job. Many persons with disabilities are unable to find jobs due to low educational backgrounds and lack of skills. To guarantee access to work, Indonesia has passed Law No. 8 of 2016 concerning people with disabilities and in this regulation there is an obligation for the government and companies to employ people with disabilities. In fact, the job opportunities that must be provided to persons with disabilities have not been maximally realized because one of the companies is not ready to employ persons with disabilities because they have not met the specified qualifications. Seeing the developments and advances in technology at this time, various job fields that can be accessed by persons with disabilities have started to emerge. To help persons with disabilities compete in the job market which has entered the era of digitalization, it is necessary to prepare abilities and skills in the field of technology. A socio-enterprise company, namely PT. Thisable Enterprise is engaged in empowering people with disabilities in providing training and employment to people with disabilities. Currently PT. Thisable Enterprise collaborates with an application-based company, Gojek, to employ people with disabilities in the Go-Life business vertical. This research is important to study considering that there is still no research that focuses on the empowerment process carried out by non-governmental organizations. PT. Thisable Enterprise is the first private company to provide technology-based vocational training and channel workers with disabilities to various companies. This research uses a qualitative approach with descriptive research type. This study examines the empowerment process through vocational training for people with disabilities by PT. Thisable Enterprise. The empowerment process goes through three stages, awareness stage, the capacitating stage and the empowerment stage. The supporting factor for this empowerment is the existence of a broad partnership relationship and the inhibiting factor is the insufficient employment opportunities for persons with disabilities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Camelia Catharina.L.S
Abstrak :
Disertasi ini membahas mengenai iklan natif (native advertising) dan melihatnya dalam perspektif kapitalisme baru media. Iklan natif adalah iklan yang dikemas dalam format berita dan telah menjadi sorotan karena desepsi terhadap khalayak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan perubahan kerja kapitalisme baru media dalam konteks hipermodern yang terefleksikan melalui proses produksi dan distribusi konten iklan natif pada media daring. Penelitian ini menggunakan kapitalisme baru Sennett sebagai teori utama penelitian ini, dalam kombinasi dengan pemikiran hipermodern Lipovetsky dan Gottschalk. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan melakukan wawancara pada informan media dan analisis isi teks kualitatif. Wawancara dilakukan terhadap dua puluh satu orang dari enam media yang diteliti, pengiklan, dan asosiasi. Analisis teks dilakukan terhadap dua ratus konten iklan natif dari enam media yang diteliti. Ada beberapa temuan signifikan dari hasil penelitian. Pertama, analisis teks menunjukkan tingkat kesamaan penuh antara berita dengan konten iklan natif pada beberapa media. Kedua, wawancara menunjukkan bahwa praktik iklan natif tidak hanya berada pada level teks, tapi sifat natif juga ada pada level produksi dan distribusi. Ada divisi baru yang terbentuk yang menjembatani antara redaksi dengan pemasaran. Pada media lain, produksi iklan natif dilakukan dengan keterlibatan penuh redaksi dengan pembentukan tim-tim ad hoc. Ketiga, ada beberapa perubahan dalam budaya kapitalisme baru pada media yang tercermin dalam penelitian ini. Media daring tidak bisa menjual berita sebagai produk utama mereka kepada khalayak. Imitasi terhadap berita dalam bentuk iklan natif dan ruang berita menjadi produk komersial yang dijual kepada iklan. Budaya kapitalisme baru pada media daring yang tercermin dari hasil penelitian adalah fleksibilitas manajemen dan produk, melahirkan norma kolaboratif antara bisnis dan redaksi, melahirkan produk hibrida dan produk baru di luar bisnis utama media. Dari perspektif teoritis, penelitian ini berargumen bahwa komoditas utama dari media daring adalah ruang berita. Khalayak, konten, dan pekerja adalah komoditas sekunder yang dijual secara terintegrasi dengan komoditas utama. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya melihat produk, bahan baku, dan alat produksi yang mendorong berbagai perubahan manajerial dalam budaya kapitalisme baru. Dalam perspektif praktis, penelitian ini menunjukkan bahwa jurnalisme sedang bermetamorfosis menjadi lebih komersial dibandingkan sifat jurnalisme sebelumnya yang politis dan informatif. ......This dissertation aims to look into native advertising in the perspective of new media capitalism. Native advertising is the paid ads that match its editorial surrounding. The purpose of this study is to portray the changing works of the new media capitalism in the context of hypermodern society, which is reflected through the production and distribution of native advertising content on online media. Sennett’s theory of new capitalism with its short-term logic in relation with Lipovetsky and Gottschalk hypermodern theory are used to analyzing the data. To get rich data, the researcher uses case study approach. This study gathered the data from twenty-one sources from six online media, advertisers, and associations, and text analysis from the six online media. This research has some findings. First, the text analysis shows the resemblance between news and native advertising. Secondly, the interviews show the concept of native is not only at the level of text, but also at the level of production and distribution. In some media, new divisions were established to bridge the editorial and marketing departments. In other media, native advertising production fully involved the editorial department by building ad hoc teams. Thirdly, in the view of new capitalism, there are some changes found. Online media fail to sell news as their main product. News imitation in the form of native advertising and the news space have become the new commercial products sold to the advertisers. New media capitalism of the online media as reflected by this research works in a flexible manner both of managing the organization and of the product. The results are collaborative norms between the business and editorial sides, hybrid products, and the development of new products aside of media main business. From theoretical perspective, this research argues that the main commodity of the online media is news space. Audience, content, and labors are secondary commodities sold in integration with the main commodity. This research highlights the importance to see the products, raw materials, means of production beside managerial changes in the new capitalism. In the practical perspective, this research shows that journalism has been metamorphosing into a commercial journalism, replacing the old political and informative journalism.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carolus Boromeus Pedro Prasetyo
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang proses belajar cyberfraud oleh pengemudi transportasi online di Jakarta. Penelitian ini melihat bagaimana proses belajar yang dialami oleh pengemudi transportasi online di Jakarta sebagai pelaku kejahatan. Penelitian ini berlandaskan pada teori Differential Association untuk menjelaskan dan menganalisis proses belajar tersebut. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus terhadap 4 orang informan yaitu, M, R, D dan A yang merupakan seorang pelaku kejahatan. Metode tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi sedalam mungkin mengenai proses belajar cyberfraud oleh pengemudi transportasi online. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat proses belajar kejahatan yang dialami oleh pengemudi transportasi online, sehingga bisa menjadi seorang pelaku kejahatan cyberfraud ......This undergraduate thesis discusses the learning process of fraud by online transportation drivers in Jakarta. This study looks at how the learning process experienced by online transportation drivers in Jakarta as perpetrators of crime. This research is based on the theory of Differential association to explain and analyze the learning process. This research method uses a case study approach to 4 informants, namely M, R, D and A who are criminals. This method aims to obtain as much information as possible about the learning process of fraud by online transportation drivers. The results of this study indicate that there is a learning process experienced by online transportation drivers, so that a perpetrator of fraud is a crime.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marliana Susanti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat bagaimana pengaruh pesan dalam Iklan Layanan Masyarakat Pajak terhadap pengetahuan dan sikap khalayak dalam membayar pajak berdasarkan faktor-faktor perhatian dan pemahaman serta faktor-faktor kepercayaan dan evaluasi khalayak terhadap atribut Iklan Layanan Masyarakat Pajak di media cetak. Iklan Layanan Masyarakat Pajak bersifat persuasif, dengan tujuan agar khalayak sasaran..mempunyai pengetahuan yang cukup dan akhirnya bersikap positif terhadap kehadiran ILM Pajak maupun terhadap pajak itu sendiri. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan didukung data kualitatif. Data dikumpulkan melalui survei di lapangan dan diperoleh melalui teknik wawancara berstruktur. Populasi terdiri dari pria dan wanita berusia, 18 tahun keatas serta bertempat tinggal di Kelurahan Rawa parat dan Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Jumlah sampel 100 orang dengan teknik pengambilan sampel secara purposive. Interpretasi data hasil penelitian dilakukan berdasarkan analisis deskriptif tabel tunggal dan analisis tabel silang. Penelitian berlandaskan pada teori konsistensi kognitif. Teori konsistensi berbicara tentang nilai, Jika terjadi keadaan yang inkonsisten, maka akan timbul perasaan tidak enak dan disharmoni. Hal ini mendorong seseorang untuk secara aktif menjauhi keadaan yang baginya tidak nyaman tersebut. Sehubungan dengan penelitian ini, terlihat adanya inkonsistensi antara kewajiban dengan keengganan membayar pajak dalam diri responden, sehingga sikap responden berimbang, sebagian positif dan sebagian lagi negatif. Hal ini disebabkan karena mereka meragukan kebenaran dari pesan maupun gambar yang ditampilkan dalam ILM Pajak berdasarkan dari sikap yang telah terbentuk sebelumnya. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pengetahuan responden tinggi terhadap ILM Pajak tetapi tidak dalam pembentukan sikap. Faktor pendidikan, pekerjaan, penghasilan, gaya hidup serta pengenaan media tidak mempunyai pengaruh sama sekali dalam pengetahuan dan sikap responden terhadap ILM Pajak. Hanya pada faktor usia yang mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan dan pembentukan sikap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pesan-pesan yang disampaikan oleh ILM Pajak hanya dapat meningkatkan keingintahuan dan pengetahuan responden saja tetapi tidak dalam pembentukan sikap. Jadi ILM pajak disini yang diharapkan dapat mempengaruhi sikap responden tidak tercapai.
1993
S3802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antik Widayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk memasuki kelompok dalam kelangsungan hidupnya. Dalam kelompok terjadi interaksi-interaksi antar anggota kelompok yang menyangkut komunikasi dari pihak-pihak yang berinteraksi. Masuknya individu menj adi anggota suatu kelompok didasarkan atas beberapa alasan, yakni untuk mencapai tujuannya akan dicapai dalam kelompok. Untuk itu, individu mengembangkan upaya pertukaran informasi. Mulai dari interaksi awal hingga kestabilan hubungan terjadi. Dalam penelitian ini,' terdapat pengurus dalam Klub Jantung Sehat (KJS), walaupun demikian antara anggota dan pengurus tetap bebas berinteraksi, tidak terdapat hierarki-hierarki. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan 9 anggota KJS yang menjadi subyek dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan interaksi awal hubungan antar anggota dalam KJS, dilalui melalui strategi pencarian informasi interaktif. Yaitu adanya kontak dengan target. Dalam interaksi awal menuju eskalasi hubungan hingga menjadi anggota 9 terjadi proses persepsi. Baik stategi pencarian informasi interaktif maupun persepsi pada awal hubungan hingga menjadi anggota bisa berjalan lancar. Walaupun informasi yang dimiliki sebelumnya mengenai KJS umumnya belum ada. Disinilah terjadi pemikiran individu bahwa dari interaksinya akan diperoleh imbalan. Dari hasil penelitian ini ternyata eskalasi hubungan hingga tahap pertukaran yang stabil seperti dikemukakan oleh Altman dan Taylor, umumnya bisa dicapai. Dalam pencapaian eskalasi hubungan tersebut individu menggunakan kesempatan untuk mengikuti kegiatan pelayanan, non pelayanan maupun dalam kepanitiaan dan kepengurusan dalam KJS. Keikut sertaan dalam kegiatan tersebut akan memungkinkan terjadinya intensitas pertemuan yang lebih sering i sehingga informasi yang dipertukarkan individu mengenai KJS semakin meluas dan bahkan mendalam. Analisis evaluasi hasil hubungan, yang merujuk pada Thibaut dan Kelley dari interaksi antar anggota KJS, umumnya mencapai hubungan yang puas dan stabil, dimana hasil yang diperoleh lebih dari yang dibayangkan. Yaitu bisa memenuhi kebutuhan manusia. Mulai dari tingkat dasar kebutuhan, yaitu kebutuhan psikologis, sampai pada kebutuhan yang paling tinggi yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pengurus Yayasan Jantung Indonesia, khususnya pengurus Badan Pelaksana Pusat KJS, sebagai pengelola KJS, yaitu agar memanfaatkan kesempatannya untuk menggunakan media sebagai usaha promosi agar masyarakat lebih mengenalnya » menciptakan suasana keakraban klub dengan melaku an kegiatan-kegiatan yang lebih mengarah pada pertukaran informasi hingga tahap emosional, disamping juga perlu ada kegiatan yang terintegrasi dengan masyarakat sekitar dalam bentuk yang lebih bermanfaat untuk kedua belah pihak.
1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Shintawati
Abstrak :
ABSTRAK
Sejalan dengan kenaikan standar ekonomi dan era kecanggihan teknologi dunia elektronik audio, pendengar radio tidak lagi menuntut pada radio yang sekedar 'asal bunyi', melainkan pada segi kualitas materi program dan audionya. Dalam abad teknologi digital audio saat ini, radio T rijaya dan sederet radio lain di jalur Frekuensi Modulasi (FM), saling bersaing menjaring target pendengar masing- masing. Melalui motto The Real Radio More Than Just Music, radio ini mengemas lagu-lagu enak didengar dan sajian acaraacara unggulan dalam bentuk Talk Show radio. Kemasan tai k show radio ini didukung oleh atribut Gaya Penyiar, Suasana yang ditampi1kan, Topik Perbincangan serta Musik, untuk menghasilkan acara informatif dengan gaya komunikatif. Proses penyampaian program acara radio Trijaya kepada pendengarnya merupakan keseluruhan pesan dalam proses.
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Utari Cholid
Abstrak :
ABSTRAK
Citra positif adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh sebuah bank sebagai agent of trust, dimana kepercayaan publik adalah alat utama untuk mencapai keberhasilan usahanya. Identitas perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat membantu terbentuknya citra positif. Segala usaha yang bertujuan untuk membangun citra positif perusahaan, seharusnya dilakukan oleh bagian Hubungan .Masyarakat. Namun tidak demikian halnya dengan Bank Bukopin, kampanye PR yang berkaitan dengan perbaikan identitas perusahaan, dengan tujuan untuk membangun citra positif banknya, sebagian besar dilaksanakan oleh urusan Perencanaan dan Pengembangan Bank Bukopin. Sedangkan bagian Humas yang dimiliki perusahaan hanya sebagian kecil saja dilibatkan. Tujuan penelitian ini, adalah untuk melihat usahausaha yang dilakukan Bank Bukopin ketika melakukan kampanye PR bagaimana fungsi Humas dijalankan oleh bagian Humas Bank Bukopin dan keterlibatannya dalam kampanye tersebut, serta hal-hal yang menjadi hambatan dalam melakukan kegiatannya disamping itu penulis juga ingin mengetahui citra khalayak terhadap usaha-usaha yang dilakukan Bank Bukopin dalam kampanyenya. Usaha-usaha yang dilakukan Bank Bukopin dalam kampanye PR dalam penelitian ini, dilihat melalui empat tahap Humas, yang terdiri atas tahap penelitian, perencanaan, komunikasi, dan evaluasi. Dimana diantara keempat tahap tersebut, penulis lebih memfokuskannya pada tahap komunikasi yang diteliti melalui kegiatan-kegiatan yang menggunakan media Humas yang meliputi, publisitas, iklan, sponsorship, komunikasi langsung, house Journal, dan PR print. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan tehnik penarikan sampel purposif. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara mendalam terhadap 5 informan yang dianggap berkompeten untuk dapat memberikan informasi penelitian, yang terdiri dari kepala urusan Perencanaan dan Pengembangan, direktur PT. Polygon, kepala bagian Humas, dengan dua orang stafnya, disamping dikumpulkan pula data pelengkap dari 50 publik internal dan eksternal Bank Bukopin pusat, yang dapat memberikan informasi tambahan yang diperlukan dengan mengajukan kuesioner. Dari penelitian ini diketahui bahwa, pada dasarnya Bank Bukopin telah melakukan kegiatan kampanye PR sesuai dengan empat tahap yang dikemukakan oleh Cutlip dan Center. Namun demikian Bank Bukopin kurang memandang penting keberadaan kegiatan penelitian, perencanaan dan evaluasi. Kegiatan penelitian yang kurang dapat dijadikan landasan yang kuat bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan selanjutnya, serta tidak dibuatnya suatu program rencana kerja dari setiap usaha yang dilakukan dalam kampanye PR, membuat Bank Bukopin tidak melakukan kegiatan evaluasi dari setiap usaha yang telah dilaksanakan dalam kampanyenya. Hal tersebut diatas mengakibatkan setiap usaha dalam operasional yang telah dilakukan dalam kampanye tidak memberikan hasil yang maksimal bagi Bank Bukokegiatan PR, p in . Sedangkan tidak diserahkannya tanggung jawab kegiatan kampanye PR kepada bagian Humas, disamping disebabkan karena kondisi dari bagian ini yang kurang menguntungkan, lingkungan kerja perusahaan juga tidak menunjang bagian ini untuk dapat maju dan menjalankan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab bagian Humas yang sebenarnya.
1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Supriyati Widyaningsih
Abstrak :
Pers, khususnya surat kabar mempunyai peranan penting dalam menyebarkan program pembangunan. Namun terutama pers daerah kurang mampu mengelola, baik segi editorial management (Redaksi) maupun dalam business nanagement (Administrasi, Iklan dan Distribusi). Karenya pers daerah. harus memperbaiki diri dalam pengelolaannya. Perlu ada pemasaran terpadu antara unsur 4 P dalam Pengelolaan Pemasaran Disini tampak pentingnya komunikasi yang terjadi di dalamnya. kenyataannya pers, nya Surabaya Post merupakan surat kabar terbesar di Jawa-Timur. Penulis merasa perlu melihat pola komunikasi yang terjadi sehubungan, dengan permasalahan yang ada pada Surabaya Post Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara participant-observation, antara Oktober - November 1981 Dari hasil penelitian tampak bahwa komunikasi pengelolaan pemasaran Surabaya Post melalui saluran dan non formal Saluran komunikasi formal terdiri dari komunikasi vertikal dan horizontal, atau, membentuk arus informasi downward, upward dan horizontal Arus downward banyak berasal dari Pemimpin Umumnya dan berisi komunikasi formal. Saluran non formal sering digunakan, yaitu melalui perantara Sekretaris Direksi. Jelas ini menghambat arus upward dalam formal seorang yang, langsung pada Pemimpin Umumnya Sedangkan arus horizontal lebih hidup di antara bawahan atau antar bagian. Kesimpulannya bahwa, pengelolaan Surabaya Post terpusat pada Pemimpin Umumnya. Karenanya lebih banyak arus downward yang bersifat instruktif. Dalam hubungan dengan bawahan tampak peran seorang perantara, yaitu Sekretaris Direksi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1982
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>