Strategi pengembangan Klab Konsumen "Buyers Club"
Budi Pramono;
Aditiawan Chandra, supervisor
([Publisher not identified]
, 2000)
|
ABSTRAK Sebuah puusahaan yang baru saja meluncurkan produk barunya ke pasar padaumumnya mengharapkan agar produknya dapat diterima oleh target pasar yang menjadisasaran perusahaan. Jika ternyata produk tersebut tidak atau belum mendapat sambutan yangmemuaskan dari target pasar yang biasanya ditandai dengan penjualan yang tidak baikuntuk mengetahui penyebabnya perusahaan harus melakukan sebuah riset yang disebutriset pengembangan produk.Karya akhir ini berisi tentang riset pengembangan produk yang dilakukan untukmembantu sebuab klab konsumen yang baru hadir di Jakarta pada akhir tahun 1998.Penelitian ini bertujuan antara lain untuk mengetahui kesesuaian target pasar yangditetapkan, awareness target pasar terhadap kehadiran Buyers Club dan pendapat pararesponden khususnya anggota Buyers Club terhadap fitur-fitur klab konsumen yang ada.Riset ini dilakukan melaiui dua tahap, ysitu pertama riset eksploratori yangbertujuan untuk mendapatkan gambaran secara tepat masalah yang dihadapi BuyersClub dengan cara melakukan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan dankedua adalah riset deskriptif yang dilakukan dengan cara mengadakan wawancaramelalui kuesioner. Jumlah responden yang diwawancarai adalah 150 orang yang terdiridari 60 orang anggota Buyers Club dan 90 ocang non anggota Buyers Club danwawancara dilakukan dari awal Nopember ?99 sampal dengan akhir Desember ?99 diperumahan, kampus UI dan beberapa perkantoran di Jakarta.Untuk mendapatkan 60 orang anggota Buyers Club, pertama-tama ditentukanbahwa anggota Buyers Club yang akan dijadikan responden adalah konsumen yangmulai menjadi anggota pada bulan Mei 1999 sampai dengan bulan September 1999.Lalu dari periode di atas, siap bulannya di ambil 12 orang anggota untuk diwawancarasehingga jumlah keseluruban adalah 60 responden.Enam puluh responden yang mewakili sebagian anggota Buyers Club inidirasakan memadai karena dari riset eksploratori yang dilakukan oleh penulis,ditemukan bahwa anggota Buyers Club mempunyal karakteristik yang tidak banyakberbeda satu sama lain, atau dapat dikatakan mendekati honiogen, terutama dalam halusia dan pengeluaran rutin per bulan.Sedangkan untuk mendapatkan 90 responden non anggota Buyers Club, pertanlatama diprioritaskan orang-orang yang berumur antara 20 sampai dengan 30 taknm danorang-orang yang mempunyai pengeluaran perbulan Rp. 700000,00 sampal dengan Rp.1500.000,00 atau termasuk dalain masyarakat dengan kelas sosial C+, B-, B dan B+.Hal ini dilakukan karena nielihat kenyataafl bahwa sebagian besar responden yangmenjadi anggota Buyers Club mempunyai rentang amur dan pengeluaran seperti di atas.Dari hasil analisis data yang terkumpul ada beberapa hal penting yang dapatdijadikan bahan masukan bagi pihak manajemen Buyers Club. Di antaranya adalahtarget pasar yang telah ditetapkan oleh pihak Buyers Club ternyata sudah tepat tetapikarena belum adanya program komunikasi terpadu yang tepat mijka target pasar tidakmenyadaii kehadiran Buyers Club di tengah-tengah mereka atau dengan kata lain brandawareness dan kian konsumen Buyes Club sangat kecil.Salah satu bentuk komunikasi yang sangat baik utuk meningkatkan brandawareness Buyers Club adalah berikian di televisi, khususnya RCTI pada saat jamtayang utama. Memang untuk beriklan di media televisi biaya yang diperlukan tidaksedikit. Tetapi Buyers Club dapat mengantisipasinya dengan jalan menggunakan iklanbumper-in dan bumper-out di salah satu sinetron unggulan. Yaitu dengan caramemunculkan pesan Buyers Club bentuk slide film yang ditayangkan 5 detik pada saatsebuah sinetron akan memasuki masa istirahat dan dimunculkan lagi 5 detik pada saatsinetron tersebut akan diputar kembali.Untuk masalah fitur-fitur yang diberikan oleh Buyers Club, ternyata tidak semuafitur yang ada diminati oleh anggotanya. Hal ini terlibat dan hasil analisis Thurstone dimana terlihat fitur diskon di banyak tempat merupakan fitur yang paling diminati olehpara responden sedangkan fitur yang paling sedikit diminati adalah fitur voice mail danMetro Box.Di sini penulis menyarankan supaya kualitas fitur diskon di banyak tempatditingkatkan yaitu dengan membenikan minimal diskon sebesar 10% untuk setiaptransaksi belanja dan membuang fitur Metro Box dan deretan fitur-fltur Buyers Club. |
T5691-Budi Pramono.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2000 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xiv, 85 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-17-285737214 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20451489 |