::  Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Seno Gumira Ajidarma, 1958-, author

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2017

899.221 SEN d

Buku Teks  Universitas Indonesia Library

• Cari yang mirip
• Tambahkan ke Favorit

Heru S. Sudjarwo, author

Profiles and characteristics of Javanese wayang play...

Jakarta: Kakilangit Kencana, 2010

791SUDR002

Multimedia  Universitas Indonesia Library

• Cari yang mirip
• Tambahkan ke Favorit
• Abstrak

Ki Narya Carita, author

Surakarta: Cendrawasih, 1993

899.222 NAR s

Buku Teks  Universitas Indonesia Library

• Cari yang mirip
• Tambahkan ke Favorit

Purwadi, author

Surakarta: Cendrawasih, 2010

899.222 PUR s

Buku Teks  Universitas Indonesia Library

• Cari yang mirip
• Tambahkan ke Favorit

Purwadi, author

Surakarta: Cendrawasih, [date of publication not identified]

899.222 PUR s

Buku Teks  Universitas Indonesia Library

• Cari yang mirip
• Tambahkan ke Favorit

Purwadi, author

Surakarta: Cendrawasih, 2009

899.222 PUR p

Buku Teks  Universitas Indonesia Library

• Cari yang mirip
• Tambahkan ke Favorit

Darmoko, author

Seni gerak dalam pertunjukan wayang sering disebut dengan sabetan. Dalam seni gerak wayang dikandung aturan-aturan, norma-norma atau wewaton yang merupakan konvensi yang dianut dan diacu oleh para seniman dalang ketika menggerakkan wayang-wayangnya. Salah satu konvensi seni gerak dalam pertunjukan wayang yakni udanagara. Udanegara yakni tatacara bertutur kata, bersikap, dan bertingkahlaku...

Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004

AJ-Pdf

Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library

• Cari yang mirip
• Tambahkan ke Favorit
• Abstrak

Darmoko, author

Depok: Pusat Dokumentasi Seni Indonesia, 2020

791.5 DAR w

Buku Teks  Universitas Indonesia Library

• Cari yang mirip
• Tambahkan ke Favorit

Emerson, Kathryn Anne, author

Surakarta: ISI Press, 2017

791.5 EME p

Buku Teks  Universitas Indonesia Library

• Cari yang mirip
• Tambahkan ke Favorit

Muhammad Fakhrully Akbar, author

Pertarungan keutamaan dan keangkaramurkaan selalu ditampilkan dalam wayang kulit purwa. Pertarungan keduanya disebabkan oleh perebutan harta, tahta, dan wanita. Lakon Dursasana Gugur merupakan pertarungan yang berorientasi pada perebutan tahta dan bentuk ekspresi dari pertarungan kekuatan keutamaan dan keangkaramurkaan.Baik Dursasana maupun Bima sebagai tokoh yang bertarung pada lakon tersebut masing-masing menjalankan...

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019

TA-pdf

UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library

• Cari yang mirip
• Tambahkan ke Favorit
• Abstrak