Ditemukan 298 dokumen yang sesuai dengan query
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1998
745.67 KAJ
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Uka Tjandrasasmita, author
Jakarta: Depdikbud , 1982
913.92 UKA u
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2010
913.92 PRO
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Park, Ji Weon (박지원), author
Buku ini ditulis oleh Park Ji Weon. Buku ini berisi 40 cerita kuno yang wajib diketahui murid SMP dan SM...
Seoul: Lever, 2013
KOR 895.740 9 PAR j
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 1989
091 IND p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Erna Tyas D. Prasetyo, author
ABSTRAK
Museum adalah tempat penimpanan benda-benda bersejarah. Di Museum Nasional Jakarta terdapat artefak meriam kuno yang berjumlah 86 buah. Pada meriam-meriam tersebut banyak yang menarik untuk diteliti diantaranya: bentuk, pola hias, tipologi, fungsi dan peranan meriam dalam sistem politik dan ekonomi. Hasil yang didapat adalah, bahwa meriam mempunyai 2 bentuk yang...
1986
S-Pdf
UI - Skripsi (Membership) Universitas Indonesia Library
Green, Peter, translator
New York: Thames and Hudson , 1989
930.072 GRE c (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Harahap, F.K.N., author
Djakarta: Djakarta Press, 1959
182 HAR t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Toni, author
Istiwa adalah salah satu alat untuk mengetahui waktu masuk shalat yang menggunakan petunjuk matahari yang ditemukan pada mesjid-mesjid kuno di Jawa Dalam bahasa Jawa penunjuk matahari ini disebut befzeer, sedangkan istilah istiwa dikenal dalam bahasa Sunda yang berasal dari bahasa Arab (lihat bahasa khat al-istiwa, equator) yang artinya sama dengan...
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12030
UI - Skripsi (Membership) Universitas Indonesia Library
Tantri Yuliandini, author
Dalam agama Hindu dewa-dewa seringkali divisualisasikan dalam bentuk arca, demikian pula yang terjadi di Jawa. Penggambaran dewa-dewa tersebut ada yang dalam bentuk tenang atau saumya dan ada juga yang dalam bentuk bengis atau ugra. Penggambaran dewa yang berbeda-beda ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang berbeda-beda pula, saumya untuk tujuan-tujuan yang...
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11076
UI - Skripsi (Membership) Universitas Indonesia Library
