Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44690 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The prevalence of the metabolic syndrome is increased in this last decade the metabolic syndrome is a link between insulin resistance and hypertension,dyslipidemia type 2 diabetes and other metabolic abnomarlities associated with an increased risk of atherosclerotic cardiovascular disease in adult...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Komang Rupadha
"ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik literatur yang digunakan untuk menuniang berbagai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen Universitas Mataram yang ditiniau berdasarkan bentuk, bahasa, dan usia literatur yang disitir dalam laporan hasil penelitian mereka.
Subjek penelitian ini adalah laporan hasil penelitian dosen Universitas Mataram yang diterbitkan pada periode tahun 1991-1995, yang terdapat pada koleksi Perpustakaan Universitas Mataram. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 226 judul, yang terdiri dari 45 judul laporan penelitian dosen Fakultas Hukum, 58 judul laporan penelitian dosen Fakultas Ekonomi, 64 judul laporan penelitian dosen Fakultas Pertanian, dan 59 judul laporan penelitian dosen Fakultas Peternakan. Data penelitian diambil dari seluruh daftar pustaka yang menyertat setiap laporan penelitian tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, bila dilihat dari segi bentuknya maka secara kumulatif dosen Universitas Mataram memiliki kecenderungan lebih banyak menggunakan literatur dalam bentuk buku dibandingkan dengan bentuk majalah atau bentuk lainnya, yaitu dengan perimbangan: 72,70% literatur dalam bentuk buku; 17,47% dalam bentuk majalah, den 9,83% literatur dalam bentuk lainnya. Bila dilihat dari segi bahasa literatur, maka terlihat keoenderungan penggunaannya lebih banyak pada literatur yang berbahasa Indonesia, yaitu dengan perimbangan 70,95% literatur dalam bahasa Indonesia, dan 29,05% dalam bahasa Inggris; sedangkan bila dilihat dari segi usia literatur yang disitir, maka secara kumulatif dosen Unveraitas Mataram cenderung lebih banyak menggunakan literatur yang berusia antara 5 sampai 14 tahun, yaitu dengan perimbangan sebagai berikut: 13,30% literatur berusia 0-4 tahun; 31,14% berusia 5-9 tahun, 29,98% berusia 10-14 tahun; 14,06% berusia 15-19 tahun; 5,66% berusia 20-24 tahun, den 5,86% literatur berusia 25 tahun ke atae.
Lebih jauh hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa usia paro hidup literatur yang digunakan adalah 10 tahun untuk penelitian bidang hukum, 8 tahun untuk bidang ekonomi, dan masing-masing 11 tahun untuk penelitian bidang pertanian dan peternakan.
Mengenai judul-judul majalah yang digunakan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 528 sitiran yang dalam bentuk majalah, diperoleh 174 judul majalah, yang terdiri dari 4 judul majalah bidang hukum, 17 judul bidang ekonomi, 74 judul bidang pertanian, dan 79 Judul majalah bidang peternakan. Dari keseluruhan judul majalah tersebut, rata-rata hanya 47,00% di antaranya telah dimiliki aleh Perpustakaan Universitas Mataram.

ABSTRACT
The aim of the research is to get the description about literature characteristics used to support various research activities carried out by lectures at Mataram University. The study views the form, language, and age of literature cited in their research report.
The subject of the research is the research reports of lectures at Mataram University published between 1991-1995, found at the collection of Mataram University Library. The samples used in the research were 226 titles, consisted of 45 titles of research reports from Law Faculty, 58 titles from Economic Faculty, 64 titles from Agriculture Faculty, and 59 titles from Husbandry Faculty. The re-search data were taken from all of bibliography available in each of the research reports.
The research result showed that viewed from the form of literature, cumulatively, the most dominant literature used were in the form of books (72.70%); the second were in the form of journals (17.47%); and the remaining were in the form of others. If viewed from the language of literature, the research result showed that the most literature used were in Bahasa Indonesia (70.95%); and the remaining were in English (29.05%). If viewed from the age of literature, concentration of the highest use was on the literature age from 5 until 14 years old {61.12%). It was also found that the older the literature age, the lees the use of the literature.
The half-life of literature use was 10 years old for the literature in the field of law; 8 years old in the field of economic; and 11 years old in the field of agriculture and husbandry. However, if viewed cumulatively, the average of literature half-life used by lectures at Mataram university was 10 years old.
About the most scientific journal titles used, the research result showed that only 47.00% out of 174 titles used possessed by Mataram University Library.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rizki
"Latar belakang: Pentingnya kemampuan kepemimpinan bagi seorang dokter dalam menjankan tugas memunculkan pemikiran untuk mulai menumbuhkannya secara terstruktur dalam pendidikan kedokteran. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan suatu model pendidikan kepemimpinan yang efektif. Dalam upaya merancang model pendidikan kepemimpinan ini, perlu digali harapan dosen sebagai komponen inti perancang kurikulum. Dengan mengetahui harapan dosen, institusi dapat menentukan langkah-langkah strategis yang diperlukan dalam rangka keberhasilan rancangan dan implementasi model pendidikan kepemimpinan dalam kurikulum Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Metode: Studi kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalarn pada 11 dosen Fakultas Kedokteran Universitas Mataram yang diperoleh melalui maximum variαtion sampling; Data dianalisis secara kualitatif untuk mendapatkan isu dan tema yang penting. Hasil: Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Mataram menganggap kepemimpinan penting untuk diajarkan di kurikulum. Kepemimpinan 1m mencakup. ranah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sebagian besar dosen mengharapkan pendidikan kepemimpinan diterapkan secara terintegrasi di kurikulum. Indikator penilaian yang diharapkan dosen meliputi kemampuan komunikasi, kualítas pribadi, keterampilari interpersonal, visioner, 'kemampuan mempengaruhi, kerjasama kelompok, dan kemampuan berorganisasi. Metode penilaian yang tepat masih menjadi isu yang menjadi perhatian sebagian besar dosen, namun dosen mengharapkan adanya standar penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Simpulan: Harapan dosen mengenai pendidikan kepemimpinan adalah pendidikan kepemimpinan ini diberikan secara terintegrasi dengan metode belajar yang mengutamakan praktek mencakup ranah pengetahuan, keterarnpilan dan sikap dengan standar pencapaian yang telah ditetapkan sebelumnya.

Background: The importance of physician leadership has driven the need to systematically cultivate it as early as medical students enter medical education. In cultivating physician leadership systematically, an ideal model of physician leadership education is crucial. Teachers' expectation wiII give significant contribution in a search of such a model since they will be the core of curriculum planning team. Therefore, it is important to know teachers' expectation of physician leadership education in medical curriculum. Methods: In-depth interviews were undertaken using maximum variation sampling with 11 teachers of Faculty of Medicine, University of Mataram . The data were analysed qualitatively to identifikasi important issues and themes. ResuIts: Teachers consider leadership as an important competence for future physicians. Physician leadership. comprises knowledge, skills and attitudes. Most teachers prefer it to be delivered integratively in medical curriculum. They expect it to be delivered using multiple methods ranging from lecture to field-work. The expected outcomes include communication skills, personal quality, interpersonal skills, ViSion setting, inf1uencing skills, teamwork, and organizing skills. Teachers consider assessment of physician leadership is still needed to be clearly defined. Conclusion: Teachers' expectations of physician leadership education are integrative delivery; comprises knowledge, skills, and attitudes; delivered by multiple learning methods; and clearly defined assessment criteria."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T56852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahtamal
"Sindrom metabolik adalah masalah kesehatan yang prevalensinya cenderung meningkat pada pekerja. Penelitian ini bertujuan memaparkan prevalensi kasus sindrom metabolik yang terjadi pada pekerja perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 pada dua perusahaan di Provinsi Riau dengan rancangan potong lintang. Sumber data adalah rekam medis pekerja yang melakukan medical check up periode Oktober 2013 hingga Februari 2014. Populasi adalah pekerja yang menderita sindrom metabolik sebanyak 131 orang. Sampel penelitian dipilih dengan cara total sampling yakni 131 orang. Instrumen adalah kuesioner, international physical activity questionnaire, tabel 24 hours food recall, dan tabel bantu pencatatan komponen sindrom metabolik. Pengelolaan data dilakukan secara kuantitatif menggunakan analisis univariat dan bivariat, dengan uji korelasi Spearman?s Rho dan kai kuadrat.
Hasil penelitian mendapatkan prevalensi sindrom metabolik sebanyak 21,58%, dengan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki, kelompok usia terbanyak adalah > 50 tahun. Sebagian besar kasus sindrom metabolik memiliki tiga komponen, dengan komponen terbanyak adalah lingkar perut dan tekanan darah. Sebanyak 23,50% kasus memiliki riwayat keluarga obesitas dan diabetes melitus. Sebagian besar kategori aktivitas adalah sedang. Jenis asupan makanan dengan kategori tidak sesuai dengan diet adalah serat pangan dan lemak jenuh. Variabel lingkar perut berhubungan bermakna secara statistik dengan tekanan darah sistolik dan diastolik serta kadar kolesterol high density lipoprotein (p < 0,05).

Metabolic syndrome is a health problem that often occurs among workers. The objective of this research was to reveal prevalence of metabolic syndrome in company workers. This research was conducted in 2014 at two Prevalensi Sindrom Metabolik pada Pekerja Perusahaan The Prevalence of Metabolic Syndrome among Company Workers Zahtamal*, Wasilah Rochmah**, Yayi Suryo Prabandari***, Lientje K. Setyawati**** companies in Riau Province with cross sectional design. Data source is the medical records of workers who have been doing medical check up between October 2013 through February 2014. The population is 131 workers who suffer from metabolic syndrome. The study sample is 131 workers, counted by total sampling. The instruments are self-reported questionnaire, international physical activity questionnaire, 24 hours food recall form and recording auxiliary table for components of of metabolic syndrome. Quantitative data management conducted with descriptive analysis and bivariate analysis, by Spearman?s Rho correlation test and chi square.
Prevalence of metabolic syndrome is 21.58%, with the highest gender is male, and the largest age group is > 50 years. Most cases of metabolic syndrome has three components, with the largest component is the abdominal circumference and blood pressure. A total of 23.50% of cases have a family history of obesity and diabetes mellitus. Most categories of activity is moderate. Most types of food intake in the category ?out of dietary guidelines? are dietary fiber and saturated fat. Abdominal circumference variable has a statistically significant relationship with systolic and diastolic blood pressure and high density lipoprotein (p <0.05)."
Riau: Universitas Riau, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat-Kedokteran, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Iriani Roesmala Dewi
"ABSTRAK
Pelaksanaan peran ganda dosen perempuan pada kenyataannya tidak sedikit yang menimbuikan permasalahan. Salah satunya adalah bagaimana mereka melakukan peranan publik (yaitu dunia kerja di luar rumah tangga) secara optimal dalam arti tidak hanya sekedar bekerja tetapi juga me lakukan mobilitas pekerjaan (pengembangan karir), tanpa mengabaikan peranan domestik (pengurusan rumah tangga).
Namun kenyataan ini tidak terlepas dari struktur clan ku.ltur masyarakat; khususnya tentang pembagian kerja menurut jencier (gender division of labor).
Penelitian ini didasarkan kerangka pemikiran teori Pertukaran Normans dan Blau. dengan obyek penelitiannya adalan dosen perempuan Universitas Gajah Mada. Penelitian cenderung bersitat kualitatiif yang didukung oleh data-data flash survey dan data lain.
Temuan penelitian lni menyatakan banwa perliaku / tindakan dosen perempuan selalu diorientasikan untuk memperoleh imbalan (dalam arti kepuasaan. kebanggaan) yang mencakup imbalan intrinsik dan ektrinsik yaitu di sektor publik ( kedudukan, dan status penghargaan) serta imbalan di sektor domestik (cinta, kasih sayang, keharmonisan keluarga) Ketika dosen perempuan dihadapkan pada sejumlah imbalan baik dari sektor publik maupun domestik. Maka yang dipilih adalah imbalan yang memberikan 1) Keuntungan terbesar. Sehingga suatu saat dosen perempuan akan mengutamakan kepentingan keluarga atau kepentingan diri pribadi. Jalan aktualisasi mobilitas pekerjaan dosen perempuan dihadapkan pengoroanan yang berupa beban/ hambatan yaitu peran utama perempuan di sector domestik.
Peran domestik ini tetap dipertahankan/dijalankan dosen perempuan walau mereka sudah memasuki sektor publik. Apabila division os labor tetap dimiiiki, berlaku dan dipegang kuat karena hal berkaitan dengan motif dosen perempuan untuk mendapatkan imbalan yang bersumber sari sektor publik dan domestik_ Nilai tersebut nampak jelas menjadi kerangka acuan dosen perempuan paaa saat dosen perempuan mengaktualisasikan aspirasi dalam mengikuti pendidikankan lanjut baik program magister dan doktor. Dimana dukungan keluarga menjadi pertimbangan dosen perempuan dalam aktualisasi mobilitas pekerjaan.
Usia anak responden (dosen perempuan) berkisar antara usia balita sampai 12 tahun. Usia anak dimana reproduksi sosial orang tua khususnya dari ibu sangat dibutuhkan. Pekerjaan suami responden (dosen perempuan) sebagian besar adalah pegawai negeri khususnya tenaga pengajar, kondisi ini turut berperan dalam proses mobilitas pekerjaan dosen perempuan.
Jadi dua hal yang perlu digaris bawahi dalam temuan penelitian ini adalah : (1) Nilai pembagian kerja secara seksual masih dimiiiki dan dipegang kuat oleh dosen perempuan. Nilai itu terlihat jelas bilamana dosen perempuan yang mempunyai dua peran yaitu di sektor publik dan domestik mempertimbangkan nilai tersebut dalam proses aktualisasi mobilitas pekerjaan. (2) Perilaku dosen perempuan selalu diorientasikan untuk mendapatkan imbalan-imbalan. Alternatif imbalan tersebut bersumber dari peran dosen perempuan di sektor publik dan domestik. Dan imbalan yang memberi keuntungan terbesar yang akan diambil/ dipilih. Dengan demikian bahasan (fokus) penelitian inipun memperlihatkan adanya pertukaran antar imbalan, j adi pertukaran antar imbalan (reward). Bukan hanya antara imbalan dan pengorbanan (reward dan cost)."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mataram: Mataram Universitas Press, {s.a.}
ORYZA 3 (1
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ellya Poespitasari
"ABSTRAK
Dengan semakin majunya perekonomian di Indonesia yang
berakibat positif bagi perbaikan lingknngan hidup dan kemajuan ilmu
pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran telah meningkatkan
harapan hidup manusia dan diperkirakan akan meningkatkan jumlah
orang usia lanjut mencapai 19 juta orang (Kompas, 1992). Jumlah 19 juta
ini bukanlah jumlah yang sedikit dan tampaknya dapat berpengaruh
pada kehidupan ekonomi negara. Oleh karena itu perlu dipikirkan
untuk menjadikan usia lanjut tetap produktif^ sehingga mereka bukan
lagi menjadi beban imtuk perekonomian negara tetapi justru menjadi
modal perekonomian.
Menjadi tenaga pengajar diasumsikan akan menjadi profesi yang
tepat bagi para usia lanjut Selain tidak mengandalkan kekuatan fisik
semata, dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman yang lebih tinggi
menjadikan kelompok usia lanjut dapat menjadi lebih imggul daripada
kelompok usia lainnya, karena tidak dipungkiri bahwa seiring dengan
bertambahnya usia maka pengetahuan dan pengalaman yang bersifat
akumulatif yang dimilikinya juga bertambah. Mereka menjadi
bijaksana dalam. menilai dan menghadapi masalah yang ada (Schrank
& waring, 1983). Keuntungan lainnya, sebagai masyarakat budaya timur,
kita masih memiliki budaya masyarakat yang menempatkan para usia
lanjut sebagai kelompok pemikir dalam mengambil keputusan dan
jawaban dari masalah yang ada. Selain itu, stimulasi intelektual yang
didapat dengan tetap mengajar merupakan hal yang penting untuk tetap
menjaga seorang usia lanjut agar tetap sehat
Namun dalam era globalisasi dan informasi ini temyata menjadi
pengajar belum tentu merupakan pekerjaan yang mudah bagi usia
lanjut. Sebab, salah satu akibat dari adanya perubeihan yang cepat adalah
semakin banyaknya tuntutan dan kritikan terhadap dunia pendidikan.
Perguruan tinggi yang tidak mampu mencetak tenaga-tenaga terampd
dan berkuaUtas, tidak akan dapat beradaptasi dengan proses
pembangunan nasional yang makin melaju dengan cepat. Dengan
adanya tuntutan untuk membentuk mahasiswa yang berkualitas, maka
peran dosen semakin berat."
1999
S2719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darwine Sri Wijayanti
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1984
S6547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Lanny Christine
"Indeks antropometri merupakan pengukuran yang mudah, cepat, murah, non-invasif, dan cukup akurat dalam memprediksi lemak viseral tubuh yang berkorelasi erat dengan sindrom metabolik. Lingkar pinggang merupakan salah satu indeks antropometri yang dapat digunakan untuk memprediksi sindrom metabolik dan dapat digunakan sebagai pengukuran alternatif atau tambahan di samping body mass index (BMI)/indeks massa tubuh (IMT), karena terdapat hubungan yang jelas antara Iingkar pinggang, deposisi lemak viseral, dan faktor risiko kardiovaskular pada anak. Selain itu, lingkar pinggang merupakan pengukuran yang membutuhkan peralatan yang sederhana, murah, dan pencatatan nilai tunggal atau rata-rata dari dua atau tiga pengukuran. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Yunani, dan Spanyol telah membuat nilai batasan lingkar pinggang menurut populasi mereka sendiri untuk memprediksi sindrom metabolik. Sayangnya, Indonesia belum mempunyai nilai batasan lingkar pinggang untuk memperkirakan risiko sindrom metabolik pada anak dan remaja obes dengan menggunakan populasi anak dan remaja Indonesia.
RUMUSAN MASALAH
? Berapakah proporsi sindrom metabolik pada kelompok remaja obes yang mempunyai lingkar pinggang di atas atau sama dengan persentil 80, dan di bawah persentil 80 menurut Taylor, dkk?
? Bagaimanakah gambaran tebal lemak viseral berdasarkan USG abdomen pada remaja obes, yang mengalami maupun tidak mengalami sindrom metabolik?
Tujuan Umum
? Mengetahui manfaat lingkar pinggang persentil 80 menurut Taylor, dkk dalam memprediksi sindrom metabolik pada remaja obes.
? Mengetahui ketebalan lemak viseral pada remaja obes dengan menggunakan USG abdomen.
Tujuan Khusus
? Mengetahui proporsi sindrom metabolik berdasarkan kriteria NCEPATP III yang dimodifikasi khusus untuk penelitian ini pada kelompok remaja obes dengan lingkar pinggang di atas atau sama dengan persentil 80 menurut Taylor, dkk.
? Mengetahui proporsi sindrom metabolik berdasarkan kriteria NCEPATP III yang dimodifikasi khusus untuk penelitian ini pada kelompok remaja obes dengan lingkar pinggang di bawah persentil 80 menurut Taylor, dkk.
? Mengetahui gambaran tebal lemak viseral berdasarkan USG abdomen pada kelompok remaja obes yang mengalami sindrom metabolik, dengan lingkar pinggang di atas atau sama dengan persentil 80, dan di bawah persentil 80 menurut Taylor, dkk.
? Mengetahui gambaran tebal lernak viseral berdasarkan USG abdomen pada kelompok remaja obes yang tidak mengalami sindrom metabolik, dengan lingkar pinggang di atas atau sama dengan persentil 80, dan di bawah persentil 80 menurut Taylor, dkk."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariha Ramadhaniah
"Indonesia memiliki beban yang serius terhadap penyakit kardiovaskular, terutama PJK. Di Asia Tenggara, Indonesia memiliki angka kematian tertinggi akibat penyakit jantung. Prevalensi PJK berbasis diagnosis dokter tidak mengalami kenaikan, meski begitu, berdasarkan data Riskesdas 2013-2018, terjadi kenaikan terhadap prevalensi faktor risiko PJK. Beberapa faktor risiko PJK yang terjadi bersamaan menyebabkan sindrom metabolik, prevalensinya cukup tinggi di Indonesia dan meningkatkan risiko PJK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar risiko sindrom metabolik terhadap terjadinya PJK di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif, dengan median masa pengamatan 6,8 tahun, data skunder IFLS4 tahun 2007 dan IFLS5 tahun 2014 pada 6.571 responden usia 40-69 tahun. Hasil penelitian mendapatkan prevalensi sindrom metabolik 20%, berdasarkan kriteria Joint Interim Statement. Kasus baru PJK 2,72%, dengan insiden rate 34 per 100.000 orang tahun. Analisis multivariat dengan uji cox regression mendapatkan HR 2,16 (95%CI 1,564-2,985), bahwa seseorang dengan sindrom metabolik memiliki risiko dua kali lebih tinggi untuk mengalami PJK dibanding tanpa sindrom metabolik setelah mengontrol variabel jenis kelamin, umur, status merokok, dan aktivitas fisik.

Indonesia has a serious burden of cardiovascular disease, especially CHD. In Southeast Asia, Indonesia has the highest death rate from heart disease. The prevalence of CHD based on doctor's diagnosis did not increase, however, based on the Riskesdas 2013-2018, there was an increase in the prevalence of CHD risk factors. Several risk factors for CHD that occur together cause metabolic syndrome, the prevalence is quite high in Indonesia and increases the risk of CHD. The purpose of this study was to determine the risk of metabolic syndrome on the incidence of CHD in Indonesia. This retrospective cohort study, was followed up for a median of 6.8 years, secondary data from IFLS4 in 2007 and IFLS5 in 2014, population study 6,571 respondents, aged 40-69 years. The results of the study found that the prevalence of metabolic syndrome was 20%, based on the Joint Interim Statement criteria. New cases of CHD are 2.72%, with an incidence rate of 34 CHD per 100,000 person years. Multivariate analysis with cox regression test found HR 2.16 (95% CI 1.564-2.985), that someone with metabolic syndrome had a twice higher risk of developing CHD after adjusting gender, age, smoking status, and physical activity."
Depok: Fakultas Kesehatan dan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>