Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12566 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Eka Wisanti
"ABSTRAK
Pencegahan dan penanganan perokok pemula dengan mengedepankan efek
negatif rokok dianggap kurang efektif. Tindakan keperawatan sebagai salah satu
strategi pencegahan dengan memberikan edukasi interaktif yang memaparkan
efek positif tidak merokok, diharapkan dapat merubah sikap dan persepsi remaja
tentang perilaku merokok. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh
edukasi interaktif positif terhadap persepsi dan sikap remaja tentang perilaku
merokok di Depok. Desain penelitian kuasi eksperimen dengan masing-masing
kelompok terdiri atas 36 remaja. Teknik sampling menggunakan multistage
random sampling. Hasil uji t independen menunjukkan ada peningkatan rerata
persepsi dan sikap kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol dengan nilai sebesar 0,001 dan 0,000. Edukasi interaktif positif
dapat meningkatkan persepsi dan sikap secara signifikan tentang perilaku
merokok. Disarankan agar edukasi interaktif positif diterapkan di sekolah yang
terintegrasi dengan program kesehatan remaja.

ABSTRACT
The prevention and treatment of novice smokers by prioritizing the negative
effects of smoking are considered less effective. Nursing action was as one of
prevention strategies by providing interactive education through exposing the
positive effects of non-smoking, it was expected to change the attitude and
perception of adolescents about smoking behavior. This study aimed to identify
the influence of positive interactive education toward the perception and attitude
of adolescent about smoking behavior in Depok. The quasi-experimental design
with each group consisted of 36 adolescents. The sampling technique used
multistage random sampling. Independent t-test result showed the increase of
perception and attitudes rates of the intervention group, which was higher than the
control group on value 0,001 and 0,000. Positive interactive education could
significantly increase the perception and attitude about smoking behavior. It was
recommended that the positive interactive education could be implemented in
school that was integrated with adolescent health program."
2017
T49272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eksi Wijayanti
"Menopause merupakan suatu Menopause merupakan suatu kondisi fisiologis normal yang umumnya terjadi pada usia 44,6 sampai dengan 52 tahun. Adanya pengaruh genetik, autoimun, iatrogenic dan idiopatik diduga dapat menyebabkan menopause terjadi lebih cepat. Kondisi ini berkaitan dengan infertilitas dan peningkatan risiko terjadinya penyakit tidak menular dan kematian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status merokok dengan kejadian menopause dini di Indonesia tahun 2012. Penelitian dilakukan menggunakan disain cross sectional menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 melibatkan 4.973 perempuan usia 45-49 tahun. Untuk menguji hubungan tersebut dilakukan analisis dengan menggunakan regresi cox.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perempuan perokok berisisko 1,5 kali untuk mengalami menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok setelah dikontrol dengan penggunaan kontrasepsi hormonal (PRadjusted = 1,49, 95% CI = 0,99 - 2,24, nilai p = 0,052).

Menopause is physiological condition which usually occurs at 44,6 to 52 years. The influence of genetic, autoimmune, infection, and idiopathic thought to cause early menopause. This condition is associated with fertility and increased risk of non communicable disease and mortality.
The objectives of present study is to investigate the association between smoking status and early menopause in Indonesia year 2012. A cross-sectional study of IDHS data analysis was conducted on 4973 Indonesian women, ranging in age between 45-49 years. We applied cox regression analyses (crude and adjusted prevalence ratio (PR)) to examine the association between smoking status and early menopause.
This study shows that women smokers 1,5 times the risk for early menopause compared with non smokers after controlled use of hormonal contraceptives (PRadjusted = 1,49, 95% CI = 0,99 - 2,24, p value = 0,052).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Fitri Arestria
"[Puskesmas Muara Labuh mempunyai persentase TMDR relatif tinggi (71,1%) dan Puskesmas Talunan mempunyai persentase TMDR yang relatif rendah (15,1%). Berfokus pada dua puskesmas ini, penelitian ini mengevaluasi promkes TMDR dengan teori CDC dan Bowen dengan menganalisis stakeholder, uraian program, disain evaluasi, pengumpulan bukti yang kredibel, kesimpulan yang diambil dari evaluasi, serta sharing pembelajaran dari temuan evaluasi. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan kuesioner kader dan pelaksana promkes di puskesmas dan wawancara mendalam kepada stakeholders. Temuan penelitian ini adalah: 1. Keterlibatan wali nagari dan tokoh masyarakat ternyata berperan penting dalam keberhasilan TMDR, 2. Belum semua stakeholder terlibat dalam promkes TMDR, 3. Sumber daya belum memadai untuk promkes TMDR, 4. Belum ada perencanaan khusus untuk kegiatan promkes TMDR, 5. Advokasi dan kemitraan terkait promkes TMDR belum pernah dilakukan, dan 6. Teori CDC dan Bowen (Canadian Institute of Health Research) dapat digunakan untuk mengevaluasi program kesehatan. Disarankan agar disusun peran yang jelas dari wali nagari dan tokoh masyarakat untuk promkes TMDR, dibentuknya kebijakan lokal TMDR, dan menyususn indikator strategi promkes untuk TMDR.

, Puskesmas Muara Labuh shows high NSH percentage (71,1%) and Puskesmas Talunan
has low NSH percentage (15,1%). Focusing on these two Puskesmas, this study evaluated
the health promotion program using on theories of CDC and Bowen (analysis of
stakeholder, program implementation, evaluation design, evidence based data, highlights
of evaluation and sharing of the evaluation findings). The study used quantitative and
qualitative approach. The findings were: 1. The involvement of wali nagari and
community leaders play high role in the success of the activities of health promotion
NSH, 2. Not yet all relevant stakeholders were involved, 3. Low resources, 4. Not
specific plan for health promotion NSH, 5. Lack of advocacy on health promotion NSH,
and 6. The theories of CDC and Bowen (Canadian Institute Of Health Research) could be
used for evaluating health program. It is recommended to create clear role of the wali
nagari and community leaders, the need for local regulation on NSH and to create
indicators to measure the achievements of the activities on NSH]
"
Universitas Indonesia, 2015
T43629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Meidina
"Prevalensi perokok yang berhasil berhenti merokok di Indonesia diketahui menunjukkan angka yang rendah. Mahasiswa merupakan sekelompok individu yang mengonsumsi rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh smoking abstinence self-efficacy (SASE) dan frekuensi perilaku merokok terhadap perilaku sehat mahasiswa Universitas Indonesia yang memiliki keinginan berhenti merokok. Perilaku sehat yang diukur dalam penelitian ini meliputi sarapan, kudapan, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, konsumsi rokok, dan menimbang berat badan. Penelitian korelasional ini melibatkan 153 partisipan yang terdiri dari 102 laki-laki, dan 51 perempuan dengan usia 18-25 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SASE adalah prediktor yang lebih kuat memengaruhi perilaku sehat dibandingkan dengan frekuensi perilaku merokok. Pengukuran yang lebih mendalam terkait faktor-faktor yang dapat memengaruhi perilaku sehat pada perokok yang ingin berhenti dapat dieksplor lebih jauh.

Prevalence of smokers who succeed in their quit attempt in Indonesia is decreasing. Undergraduate students are a group of people who consume cigarettes. This study aims to investigate the effect of smoking abstinence self-efficacy (SASE) and cigarette smoking frequency on health behavior among undergraduate students of Universitas Indonesia who willing to quit smoking. The aspect of health behavior that are measured in this study are breakfast, snacking, physical activity, consumption of alcohol, consumption of cigarettes, and keep in healthy weight. The correlational study took a participants totally 153 students, 102 male, and 51 female in 18-25 years old. Results indicated that SASE was the strongest predictor of health behavior rather than cigarette smoking frequency. Further measurements related to factors that can influence health behavior in smokers who willing to quit can be explored further."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Wahansa Sugiarto
"ABSTRAK
Nama : Danang Wahansa SugiartoProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Hubungan Smoking Media Literacy dengan Status Merokok Siswa SMANegeri di Wilayah Kecamatan Purwakarta Kabupaten PurwakartaTahun 2018Pembimbing : Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIHDi Indonesia, tren usia mulai merokok paling banyak ada pada remaja rentang usia 15-19 tahun, yang merupakan usia SMA. Di Kabupaten Purwakarta, jumlah proporsi perokok lebih tinggi dibanding angka provinsi. Diketahui bahwa paparan media sangat berpengaruh terhadap inisiasi remaja untuk merokok. Dikembangkanlah suatu konsep strategi pengendalian tembakau berbasis sekolah, yaitu literasi media smoking media literacy [SML] . Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan SML dengan status merokok siswa SMA negeri di wilayah Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta setelah jenis kelamin, pendidikan orang tua, parenting, orang terdekat yang merokok orang tua, saudara kandung, dan teman sebaya , capaian prestasi di sekolah, depresi, self-esteem, sifat memberontak, dan sifat mencari sensasi dikendalikan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional yang dilaksanakan pada April-Mei 2018 di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden yang berjumlah 310 siswa-siswi SMA negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 14,2 responden yang berstatus merokok. Nilai rata-rata skor SML responden adalah 68,94. Hasil regresi logistik ganda menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara SML dengan status merokok setelah jenis kelamin, saudara yang merokok, teman sebaya yang merokok, capaian prestasi di sekolah, dan sifat memberontak dikendalikan nilai p = 0,048; CI = 1,008-7,085 . Perlunya pendidikan dan pemahaman literasi media, promosi kesehatan dengan pendekatan media sosial, dan lebih menggalakkan upaya kesehatan dengan pendekatan keluarga dapat mengurangi penggunaan rokok pada remaja.Kata kunci: literasi media, merokok, smoking media literacy, remaja, siswa SMA

ABSTRACT
Name Danang Wahansa SugiartoStudy Program Public Health ScienceTitle Association of Smoking Media Literacy and Smoking Status of PublicHigh School Students in Purwakarta District Purwakarta Regency 2018Supervisor Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIHIn Indonesia, the trend of age to start smoking is most prevalent in adolescents rsquo age range 15 19 years, which is the age of high school. In Purwakarta Regency, the number of proportion of smokers is higher than the provincial rate. It is known that media exposure is very influential factor on the initiation of adolescents to smoke. Therefore, a concept of school based tobacco control strategy was developed, namely media literacy smoking media literacy SML . The purpose of this research is to know the relation of SML with smoking status of public high school students in Purwakarta District Purwakarta Regency after controlled by sex, parent education, parenting, parents, siblings, and peers who smoke, school achievement, depression, self esteem, rebelliousness, and sensation seeking. This research used a quantitative research with cross sectional design conducted in April May 2018 in Purwakarta District Purwakarta Regency. Data were collected by self administered questionnaires with 310 students of public senior high school. The results showed that there were 14.2 of respondents who had smoking. Mean of SML score was 68.94 on a scale of 100 . The result of logistic regression showed that there is a significant correlation between SML and smoking status after controlled by sex, sibling who smoke, peers who smoke, school achievement, and rebelliousness p value 0,048 CI 1,008 7,085 . The need for education and understanding of media literacy, health promotion with media social approach, and further promoting health efforts with family approaches may reduce smoking use in adolescents.Keywords media literacy, smoking, smoking media literacy, adolescents, high schoolstudents"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kumboyono
"Tingginya prevalensi remaja-awal yang mencoba merokok, mengindikasikan perlunya pengembangan upaya perlindungan terhadap remaja oleh seluruh elemen masyarakat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh Model KeKAR dalam menanggulangi perilaku merokok pada siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Malang.Penelitian merupakan riset operasional dengan tiga tahap penelitian yaitu: fenomenologi, pengembangan model, daneksperimen semu. Fenomenologi melibatkan 25 informan (perawat, guru, remaja dan orang tua).
Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dengan panduan pertanyaan semi-terstruktur. Hasil wawancara ditranskripsi dan dianalisis secara manual menggunakan metode Colaizzi. Pengembangan Model KeKAR diawali dengan studi literatur Teori Pencapaian Tujuan, Karakteristik Risiko, Model Ketangguhan Protektif, Komunitas sebagai Mitra, Model Intervensi Roda, dan Pengalaman Merokok pada Perokok Pemula. Selanjutnya dilakukan validasi model melalui survei terhadap 248 responden.
Data dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling. Model KeKAR yang telah tervalidasi, kemudian dikembangkan menjadi buku Model dan Modul KeKAR untuk dinilai kelayakannya oleh pakar kesehatan komunitas. Implementasi Model KeKAR diberikan kepada masing-masing 60 partisipan di kelompok Model KeKAR dan kelompok kontrol. Intervensi diberikan selama tiga bulan, diawali dengan pelatihan kepada perawat, guru pembina kesehatan sekolah, orang tua, teman sebaya serta siswa. Kemudian dilanjutkan dengan pendampingan implementasi Model KeKAR. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney.
Permasalahan utama penanggulangan perilaku merokok pada remaja-awal ialah kontinuitas respons komunitas sekolah yang bervariasi mulai dari asertif hingga reaktif. Model KeKAR merupakan model intevensi yang layak untuk memberdayakan komunitas sekolah dalam membentuk ketangguhan diri remaja guna menolak inisiasi merokok. Implementasi Model KeKAR meningkatkan secara bermakna skor perilaku anti-rokok pada remaja-awal berupa ketiadaan intensi merokok; konsumsi rokok; penerimaan ajakan merokok; dan keinginan merokok pada masa yang akan datang. Model KeKAR berkontribusi positif dalam upaya penanggulangan perilaku merokok pada siswa SMP di Kota Malang.

High prevalence of smoking among early-teenagers indicates the need for efforts of all elements of society to protect teenagers from smoking. This study aimed to determine the effect of the Anti-Smoking Community Resilience Model (ASCRM) for controlling smoking behaviour among middle school students in Malang. The study was employed action research design consisted of three phases: phenomenology, model development, and quasi-experiments. The first phase was the phenomenological study which involved 25 informants (7 students; 7 fathers of students; 7 teachers; 4 nurses).
Data were collected using in-depth interviews and analysed manually using Colaizzis method. The development of the ASCRM Model as the second phase began through a literature review based on goal attainment theory, risk characteristics, the model of protective resilience, community-as-partner model, intervention wheel model, and smoking experience of novice smokers, which then continued by a survey of 248 respondents conducted to validate the model.
The data were analysed using Structural Equation Modelling. The validated ASCRM Model was developed into ASCRM Module and assessed for fitness by community health experts. In the third phase, The ASCRM Model had designed to the quasi-experimental involved 60 students as the treatment group and 60 students as a control group. Data were analysed using the Mann-Whitney U test.
The main problem of regard controlling smoking behaviour in early-teenagers is the continuity of school community responses that vary from assertive until reactive. The ASCRM model is a fit intervention model to empower the school community for developing teenager self-resilience to refuse smoking initiation. Implementation of ASCRM Model significantly increased student score of smoke-free behaviour included the absence of smoking intention; cigarette consumption; acceptance of smoking; and the urge to smoke in the future. The ASCRM model positively contributed to the control of smoking behaviour among middle school students in Malang.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Lesmana Putra
"Kecemasan adalah perasaan subjektif seperti rasa waswas, takut, atau antisipasi dan terdapat kewaspadaan dan sikap menghindar dari keadaan yang membuat cemas. Cemas merupakan respon psikologis primer terhadap stress. Kebiasaan merokok sendiri merupakan kegiatan yang menjadi salah satu faktor risiko penyakit mematikan tertinggi di dunia dan mempunyai efek terhadap berbagai sistem di tubuh. Kecemasan dan kebiasaan merokok memiliki hubungan timbal balik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kecemasan dengan tingkat kebiasaan merokok. Penelitian dilakukan pada mahasiswa di Universitas Indonesia, Depok pada bulan Juni 2013 hingga bulan Juli 2013.
Penelitian dilakukan dengan disain crosss-sectional. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada mahasiswa yang telah setuju mengikuti penelitian. Jumlah subyek penelitian adalah 97 mahasiswa. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai kebiasaan merokok mahasiswa, dan Zung?s Self Rating Anxiety Scale.
Hasil penelitian menunjukkan 53% mahasiswa memiliki kecemasan dan 53% mahasiswa merupakan perokok berat. Analisis bivariat terhadap kecemasan dan tingkat kebiasaan merokok subyek menunjukkan hasil p=0,983. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara antara tingkat kebiasaan merokok dan cemas. Meskipun demikian, masih perlu dilakukan penelitian lanjutan mengingat lebih dari setengah responden memiliki kecemasan.

Anxiety is a subjective feeling like anxious, afraid or anticipation for situation that make anxious. Smoking is one risk factor for deadly disease and has effect on many different systems in our body. Anxiety and smoking have a connection. This research is conducted to find out whether there is a connection between smoking and anxiety. This research was conducted on university of Indonesia?s students in June to July 2013.
This research design's is cross-sectional. The data is gathered by giving approved students a questionnaire which they would fill in. The number of subjects of this research is 97. The questionnaire is filled with question about students smoking behavior and Zung?s Self Rating Anxiety Scale.
The results shows that 53% students had anxiety and 53% students was a heavy smoker. The bivariat analyst between anxiety and students smoking behavior showed p=0,983. The score showed that there is no relationship between anxiety and the smoking heavyness. Nevertheless, further research need to be conducted because more than half respondent have anxiety.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mazziyatul Fuadah
"Konsumsi rokok di kalangan mahasiswa Indonesia meningkat setiap tahunnya. Sebuah penelitian menunjukan frekuensi perokok pada mahasiswa meningkat cukup signifikan pada tahun 2009, yakni 24,5% mahasiswa dan 2,3% mahasiswi. Faktor- faktor yang mempengaruhi kondisi ini adalah orang tua, teman, kepribadian dan iklan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2009. Penelitian deskriptif ini yang menggunakan cluster sampling ini dilakukan pada 98 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 69,4% perokok mahasiswa berpengetahuan tinggi terhadap bahaya merokok. Faktor orang tua, teman sebaya, kepribadian, dan iklan memiliki peran yang besar dalam perilaku merokok mahasiswa dan berada sangat dekat dengan para mahasiswa. Maka, promosi kesehatan yang lebih intensif dan kreatif terkait perilaku merokok perlu dilakukan untuk kalangan mahasiswa.

The consumption of cigarette among university student is getting increase every year. A research showed that the frequency of smoker among university student was increasing quiet significant in 2009, 24,5% in male student and 2,3% in female student. The factors that influencing this condition are parent, friend, personality, and advertisement.
The purpose of this research was to describe the factors that influencing smoking behavior in male student of Technical Faculty of Jakarta State University class of 2009. This descriptive research conducted with a cluster sampling method of 98 respondents.
The result showed that 69,4% student have a good knowledge about the danger of smoking. Parent, friend, personality and advertisement factors take a big role in influencing smoking behavior among university student and that are so closed with university student. So, a creative and intensive health promotion related smoking behavior need to be hold for university student.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
S42787
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amarudin
"Merokok merupakan salah satu faktor gaya hidup yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan pada masyarakat dan memiliki dampak buruk terhadap kesuburan pria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rokok terhadap kualitas dan kuantitas sperma pada pria infertil di Jakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan desain kasus kontrol. Kelompok kasus adalah pria infertil dengan kualitas sperma abnormal, dan kelompok kontrol adalah pria infertil dengan kualitas sperma normal sesuai kriteria WHO edisi ke 4 tahun 1999, dengan pajanan yaitu merokok ≥ 10 batang per hari, selama ≥10 tahun dan kadar nikotin ≥ 1,5mg.
Hasil penelitian menunjukkan pria perokok 10 ? 20 batang perhari memiliki odds untuk menderita kualitas sperma abnormal 8,6 kali lebih besar dari responden yang tidak merokok dan memiliki odds 7,7 kali untuk menderita motilitas sperma abnormal setelah di kontrol stres dan alkohol, memiliki odds 21,4 untuk menderita konsentrasi abnormal setelah dikontrol stres dan narkoba dan memiliki odds 27,4 kali menderita morfologi abnormal setelah dikontrol stres, alkohol dan narkoba. Dan odds meningkat pada pria perokok 21 - 40 batang perhari, yaitu memiliki odds untuk menderita kualitas sperma abnormal 39,4 kali lebih besar dari responden yang tidak merokok dan memiliki odds 30,1 untuk menderita motilitas sperma abnormal setelah dikontrol oleh stres dan alkohol, memiliki odds 47,9 kali menderita konsentrasi sperma abnormal setelah dikontrol stres dan narkoba, memiliki odds 171,7 kali menderita morfologi abnormal setelah dikontrol stres, alkohol dan narkoba. sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh merokok terhadap kualitas sperma.

Smoking is one of the lifestyle factors that can lead to health problems in society and have an adverse effect on male fertility. This study aims to determine the effect of smoking on the quality and quantity of sperm in infertile men in Jakarta. This study uses quantitative design with case-control design. Group of cases is infertile men with abnormal sperm quality, and control groups were infertile men with normal sperm quality according to WHO criteria 4th edition 1999, with the exposure that is smoked ≥ 10 cigarettes per day, for ≥ 10 years and ≥ 1.5 mg nicotine levels.
The results showed male smokers 10-20 rods per day had odds of abnormal sperm quality to suffer 8.6 times more likely than respondents who do not smoke and had odds 7.7 times to suffer from abnormal sperm motility after in the control of stress and alcohol, has the odds 21.4 to suffer from abnormal concentrations after controlled stress and drugs and has 27.4 times the odds of suffering from abnormal morphology after controlling stress, alcohol and drugs. And the odds increased in male smokers 21-40 rods per day, which has odds to suffer from abnormal sperm quality 39.4 times more likely than respondents who do not smoke and has a 30.1 odds for suffering from abnormal sperm motility after controlled by stress and alcohol, has 47.9 times the odds of suffering from abnormal sperm concentrations after controlled stress and drugs, has 171.7 times the odds of suffering from abnormal morphology after controlling stress, alcohol and drugs. so that it can be concluded there are effect of smoking on sperm.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>