Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158189 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Wawan Kosasih
"Ikan Lemuru (Sardinella sp) adalah salah satu kelompok ikan yang memiliki kandungan
protein tinggi dan kandungan minyak ikan yang banyak, tersebar luas di perairan Jawa
Timur, terutama di Banyuwangi. Penelitian ini bertujuan untuk pengayaan omega-3
minyak ikan Lemuru melalui reaksi enzimatik, sehingga akan meningkatkan nilai
ekonomi dari minyak ikan lemuru yang selama ini di Muncar (sentra produksi minyak
ikan) dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak dan ikan. Minyak ikan Lemuru
dilakukan pemurnian dengan menggunakan bentonit dan karbon aktif. Minyak ikan
sebelum pemurnian dan sesudah pemurnian ditentukan kualitasnya dengan cara analisa
angka asam lemak bebas, angka asam, angka peroksida dan angka iodnya
menggunakan metode titrimetri, sedangkan pemucatan warna (bleaching) ditentukan
menggunakan nilai absorbansinya menggunakan spektofotometer. Pengayaan omega 3
minyak ikan cara hidrolisis dengan bantuan enzim lipase komersial dilakukan sebanyak
1 gram minyak ikan menggunakan tabung reaksi dan 160 gram menggunakan reaktor 1
L. Reaksi enzimatis dilakukan dengan variasi suhu (45-55), waktu (6-24 jam),
konsentrasi enzim (500, 1000, 1500 dan 2000 unit) dan agitasi (50-150 rpm).
Kandungan asam lemak omega 3 dari minyak ikan yang telah dihidrolisis dengan enzim
lipase ditentukan menggunakan Gas Chromatography (GC). Hasil pemurnian
menggunakan karbon 3% dapat menurunkan angka peroksida sampai nol dan
menurunkan nilai absorbansi yang sebelumnya 0,883 menjadi 0,559 pada λ 440 nm.
Hasil GC menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk reaksi enzimatis adalah waktu
reaksi 24 jam, konsentrasi enzim 1000 unit dan temperatur optimum 50oC. Reaksi
enzimatik menggunakan lipase komersial dapat meningkatkan kadar omega-3 minyak
ikan Lemuru yang sebelum reaksi enzimatis ALA 0,110, EPA 0.089 dan DHA 0.01 %
setelah reaksi enzimatis berturut turut menjadi menjadi 1,059 (12 kali), 1,61 (18 kali
lebih) dan 0.352 % (35 kali lebih). Reaksi enzimtais minyak ikan Lemuru dengan cara
rancangan RSM-Box Behnken mendekati sebenarnya sampai lebih dari 95%, dengan
kondisi optimum rancangan temperature, waktu dan agitasi berturut-turut 45oC, 24 jam
dan 150 rpm.

Lemuru fish (Sardinella sp.) is a group of fish that has a high protein and oil content. It
is widespread in East Java waters, especially in Banyuwangi. The present study was
aimed to enrich the omega-3 lemuru fish oil through enzymatic reactions so that it
would increase the economic value of lemuru fish oil, which has been used as the
mixture of animal and fish feed in Muncar (fish oil production center). Lemuru fish oil
was refined using bentonite and activated carbon. The quality of fish oil before and after
purification was determined by analyzing the free fatty acid number, acid value,
peroxide value and iodine value using the titrimetric method, while bleaching analysis
was determined by absorbance value using a spectrophotometer. The enrichment of
omega-3 from fish oil by enzymatic hydrolysis using commercial lipase enzymes was
carried out in the amount of 1 gram of fish oil using a test tube and 160 grams using a 1
L reactor. Enzymatic reactions were carried out with variations in temperature (45-
55°C), time (6-24 hours), concentration enzymes (500, 1000, 1500, and 2000 units),
and agitation (50-150 rpm). The omega-3 fatty acid content of fish oil that has been
hydrolyzed with lipase was determined using gas chromatography (GC). The result of
purification using 3% carbon could reduce the peroxide value to zero and the
absorbance value from 0.883 to 0.559 at λ 440 nm. The GC result showed that the
optimum conditions for the enzymatic reaction were 24 hours, 1000 units of enzyme
concentration, and 50°C. The enzymatic reaction using commercial lipases could
increase the omega-3 levels of lemuru fish oil. It was found that before enzymatic
hydrolysis, the concentration of ALA, EPA, and DHA were 0.110%, 0.089%, and
0.01%, respectively. After the enzymatic reaction, the level of ALA, EPA, and DHA
became 1.059% (12 fold), 1.61% (18 fold), and 0.352% (35 fold), respectively. The
enzymatic hydrolysis of lemuru fish oil by using Behnken RSM-Box design approach
was true to more than 95%, with the optimum design conditions of temperature, time,
and agitation were 45°C, 24 hours and 150 rpm, respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eugenia Mardanugraha
"Lemuru merupakan jenis ikan utama di Selat Bali. Sekitar 80% dari hasil tangkapan nelayan di Selat Bali adalah ikan Lemuru. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan perikanan mencapai sekitar 61%. Dengan demikian, analisis mengenai perekonomian di Selat Bali sangat erat kaitannya dengan analisis mengenai perekonomian Lemuru.
Analisis ekonomi dinamis dapat dilakukan dengan menghitung tangkapan optimum yang memaksimumkan keuntungan bersih dari pengusahaan Lemuru. Kondisi biologis ikan Lemuru yaitu sifat reproduksi dan pertumbuhan ikan Lemuru serta keterkaitan antara produksi Lemuru muda dan Lemuru dewasa menjadi kendala dalam persoalan maksimisasi di atas. Persoalan optimasi ini diselesaikan dengan menggunakan pengganda LAGRANGE dan kondisi KUHN TUCKER. Metode KUHN TUCKER merupakan salah satu teknik dalam menyelesaikan persoalan nonlinear programming.
Dalam menggambarkan kondisi biologisnya, Lemuru dibagi menjadi Lemuru muda dan Lemuru dewasa. Dalam satu tahun, Lemuru muda bertumbuh menjadi Lemuru dewasa dan Lemuru dewasa melakukan reproduksi menghasilkan Lemuru muda. Di pasar, Lemuru muda mempunyai harga jual lebih rendah- dibandingkan ikan Lemuru dewasa.
Populasi Lemuru diperkirakan mencapai keseimbangan pada tahun 2010 pada tingkat 245,634.395 ton untuk ikan Lemuru dewasa dan 110,070.564 ton untuk ikan Lemuru muda. Untuk mencapai kondisi keseimbangan, maka tingkat tangkapan yang harus dilakukan adalah 95,309.640 ton untuk ikan Lemuru dewasa dan 29,768.135 ton untuk ikan Lemuru muda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T20524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elidar Naiola
"This study was focused on the selection of type of beans for kecap production. The mold fermentation or kecap koji making process was conducted in small scale at room temperature for 3 days and the brine fermentation for 2 weeks at room temperature.Product were analyzed for biochemical (total nitrogen, formol nitrogen, and total water soluble nitrogen) content. It was found that the final composision of kecap mash were mainly due to brain fermentation and by activities of strains showed varies effect to total nitrogen (TN), formol nitrogen (FN), and total water soluble nitrogen (WN).Kecap mash produced using kedelai, hiris and tolo inoculated with Aspergillus sp. K-1 containing formol nitrogen 0.58%, 0.65% and 0.57%, respectively.Meanwhile using Aspergillus sp. K-1A producing kecap mash with formol nitrogen were 0.75%, 0.75%, 0.65%, respectly. The ratio of WN to TN of the kecap mash from hiris and tolo were up to 50%, while the ratio of FN to TN varies, which was influenced by the koji used.Based on the chemical properties above, it can be recommended that hiris can be used for kecap production though requires extensive researches."
Bogor: Pusat Penelitian Biologi, 2007
BBIO 8:5 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aryono Bambang Ardhyo
"ABSTRAK
Nitrogen merupakan salah satu unsur makronutrien yang penting bagi bakteri, baik secara struktural maupun fungsional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penambahan enam variasi sumber nitrogen, yaitu kombinasi ekstrak khamir dengan bakto-pepton, ekstrak khamir, bakto-pepton KNO3, (NH4)2SO4, dan urea dalam medium Pamatong modifikasi, terhadap aktivitas amilase bakteri termofil Bacillus sp. Th4, pada fermentasi 20 jam.
Aktivitas amilase bakteri pada enam variasi sumber nitrogen diuji dengan metoda Morgan & priest modifikasi. Pengukuran kadar gula pereduksi yang terbentuk dengan pereaksi DNS. Aktivitas amilase dinyatakan dalam unit/ml.
Hasil pengujian statistik menunjukkan ada pengaruh penambahan enam variasi sumber nitrogen terhadap aktivitas amilase bakteri. Perbedaan-rata-rata aktivitas amylase terjadi antara (NH4)2SO4. dengan KNO3, bakto-pepton, dan kombinasi ekstrak khamir dengan bakto-pepton, begitu pura antara urea dengan KNO3, bakto-pepton, dan kombinasi ekstrak khamir dengan bakto-pepton. Rata-rata aktivitas amilase bakteri yang maksimar, diperoleh dengan penambahan sumber nitrogen bakto-pepton.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Rosana Sari
"ABSTRAK
Enzim amilase adalah enzim ekstraselular berfungsi menghidrolisis pasti menjadi unit-unit yang lebih sederhana. Aktivitas enzim tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, di antaranya adalah pH.
Peneiitian ini bertujuan meneliti pengaruh pH awal terhadap aktivitas amilase Bacillus sp. Th4 pada enam variasi pH awal, yaitu: 5,5; 6,0; 6,5; 7,0; 7,5 dan 8,0. Medium fermentasi menggunakan medium Pamatong dkk. Modifikasi. Pengujian aktivitas amilase dilakukan dengan metoda Morgan & Priest modifikasi. Pengukuran kadar glukosa dilakukan dengan pereaksi dinitrosalisilat. Aktivitas amilase dinyatakan dalam unit/mi.
Hasil perhitungan aktivitas amilase menunjukkan bahwa ada perbedaan aktivitas amilase Bacillus sp. Th4 pada pH awal 5,5 dengan kelima pH awal lainnya; pH awal 6,0 dengan pH awal 7,0, 7,5 dan 8,0. Aktivitas amilase Bacillus sp. Th4 tidak berbeda pada pH awal 6,0 dengan 6,5; pH awal 6,5 dengan pH awal 7,0, 7,5, dan 8,0; pH awal 7,0 dengan pH awal 7,5, dan 8,0; serta pH awal 7,5 dengan 8,0. Rata-rata aktivitas amilase Bacillus sp. Th4 tertinggi diperoleh pada pH awal 7,0.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Melani Sigar
"ABSTRAK
Bacillus sp. Th4 merupakan bakteri penghasil amilase. Pada proses fermentasi, sumber karbohidrat mempengaruhi dan menentukan hasil akhir proses tersebut. Penelitian ini bertujuan meneliti pengaruh sumber karbohidrat, yaitu: maizena, tepung sagu, tapioka, tepung beras, dan soluble starch, terhadap aktivitas amylase Bacillus sp. Th4; dan menentukan sumber karbohidrat terbaik untuk aktivitas amilase yang maksimum.
Bacillus sp. Th4 diinokulasikan pada medium fermentasi Pamatong modifikasi dengan variasi sumber karbohidrat, dan diinkubasi dalam shaking incubator selama 20 jam, 45°C, dengan kecepatan 120 rpm. Aktivitas amilase diuji berdasarkan metode Morgan & Priest modifikasi. Gula pereduksi yang terbentuk diukur dengan menggunakan pereaksi DNS.
Urutan dari tinggi ke rendah, aktivitas amylase hasil penelitian ini, diperoleh pada substrat tapioka, tepung sagu, maizena, soluble starch dan tepung beras. Pada tapioka aktivitas amilase berbeda nyata dengan tepung sagu, maizena, soluble starch dan tepung beras. Aktivitas amilase pada maizena, soluble starch dan tepung beras tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan tepung sagu.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Onie Kristiawan
"ABSTRAK
Biodiesel dan biobutanol merupakan contoh sumber energi alternatif pengganti bahan bakar cair yang bersifat karbon netral dan mempunyai beberapa keunggulan dari segi lingkungan apabila dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Biodiesel dapat diperoleh dari tanaman, dan juga mikroalga melalui proses ekstraksi. Sedangkan biobutanol dapat diperoleh melalui proses fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri C. acetobutylicum dalam memfermentasi mikroalga Nannochloropsis sp dalam menghasilkan biobutanol, serta pengaruhnya terhadap perolehan lipid. Fermentasi terhadap mikroalga Nannochloropsis sp untuk produksi biobutanol sebagai perlakuan awal sebelum ekstraksi lipid mikroalga. Fermentasi dilakukan menggunakan bakteri C. acetobutylicum selama 96 jam. Hasil yang diperoleh menunjukkan bakteri C. acetobutylicum mampu menghasilkan butanol 2.61 v/v sebagai hasil yang tertinggi. Proses tersebut menggunakan media hidrolisat dan biomassa mikroalga Nannochloropsis sp hasil hidrolisis viscozyme. Hasil ekstraksi lipid mikroalga Nannochloropsis sp menunjukkan hasil tertinggi dengan diperoleh lipid 25,4 per gram berat kering. Ekstraksi dilakukan pada hidrolisat dan biomassa hasil hidrolisis viscozyme yang tersisa setelah fermentasi.

ABSTRACT
Biodiesel and biobutanol are the examples of alternative energy sources to replace liquid fuel with the carbon neutral characteristic. It also has other benefits related to the environment compared with fossil fuel. Biodiesel can be obtained from plant and microalgae through the extraction process, while biobutanol obtained through fermentation. Fermentation used carbohydrates of microalgae cells wall or other parts as energy and carbon sources. The aim of this study is to determine the ability of C. acetobutylicum bacteria in the fermentation of Nannochloropsis sp microalgae to produce biobutanol, as well as its effect on lipid acquisition. Fermentation of Nannochloropsis sp microalgae for biobutanol production as an initial treatment before lipid extraction. Fermentation was performed with C. acetobutylicum bacteria for 96 hours. The result showed that C. acetobutylicum bacteria were able to produce 2.61 v v butanol as the highest result. This process used Nannochloropsis sp microalgae hydrolysates and biomass of viscozyme hydrolysis yield. The result of Nannochloropsis sp microalgae extraction also showed the highest lipid content 25.4 per gram dry weight. This used hydrolysates and biomass of viscozyme hydrolysis that remaining after fermentation as media."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T52624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyo Prabowo Hidayanto
"Produksi hidrogen secara biologi (biohidrogen) dengan menggunakan mikroorganisme dari golongan alga merupakan suatu terobosan baru yang menawarkan produksi potensial penggunaan hidrogen dari berbagai sumber energi yang dapat diperbarui. Beberapa penelitian baru yang telah dilakukan adalah mengenai berbagai macam pemanfaatan sintesis hidrogen sebagai salah satu sumber energi terbarukan dengan bahan baku limbah industri secara anaerob sebagai medium tumbuh dengan bantuan agen biologi seperti alga dan bakteri. Dalam penelitian ini, sintesis hidrogen dilakukan melalui pemanfaatan medium tumbuh yang berasal dari limbah susu kambing dan limbah kecap dengan bantuan metabolisme mikroalga hijau Chlorella sp. melalui proses fermentasi cahaya. Selain itu akan dilakukan analisis hubungan antara kepadatan sel Chlorella sp. dan sumber karbon yang terdapat pada medium susu dan kecap dengan produksi hidrogen yang diperoleh serta analisis faktor penentu metabolisme Chlorella sp. Hasil sintesis hidrogen menggunakan GC-TCD menunjukkan bahwa medium susu menghasilkan jumlah hidrogen yang lebih baik dibandingkan kecap sampai sekitar 9 kali lipat yaitu mencapai 40,432 mL Hidrogen / L Kultur. Pada medium susu terlihat bahwa jumlah kepadatan sel Chlorella sp. yang dihasilkan lebih besar jika dibandingkan kecap karena medium susu memiliki selektivitas nutrien bagi selnya yang lebih baik. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa metabolisme Chlorella sp. sangat ditentukan oleh, tingkat keenceran medium dan jumlah sumber karbon yang berasal dari kandungan karbohidrat medium. Oleh karena itu, sintesis hidrogen dengan memanfaatkan proses metabolisme Chlorella sp. cukup menjanjikan di masa mendatang walaupun masih dibutuhkannya penelitian yang lebih mendalam.

Production of biological hydrogen (biohydrogen) using microorganism from algae is a new approach that offering potential production of hydrogen application from all renewable sources. Recent experiments conducted the various application of the synthesis of hydrogen production as a renewable energy come from industrial wastewater medium in anaerobic condition by microbial agents like algae or fungi. In this research, synthesis of hydrogen was conducted using growth medium that come from goat milk and soy wastewater by Chlorella sp. metabolism activity through photofermentation process. In addition, the correlation of cell density of Chlorella sp. and carbon content from milk and soy growth medium with hydrogen production was analyzed. The dominant factors that affect metabolism process of Chlorella sp. were also analyzed. Using GC-TCD, milk medium showed more significant hydrogen production amount than soy medium that was 9 times higher than soy medium production with 40,432 mL Hidrogen / L culture from its amount. Moreover, cell density amount of Chlorella sp. from milk medium was more significant than soy medium because milk medium had better nutrient selectivity than soy medium to its cell. Also, milk medium had lower carbon content than soy medium. Thus, this research revealed that metabolism process of Chlorella sp. were determined primarily by the degree of dilution from the growth medium and carbon source amount from carbohydrate content of the growth medium. Therefore, the production of hydrogen using metabolism process of Chlorella sp. will be worthy in the future, although it still needs the further and deeper study."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>