Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 220651 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oktarinda
"Latar belakang masalah. Epidemi HIV/AIDS membawa berbagai dampak bagi kehidupan individu. Dan berbagai laporan dunia, ada kecenderungan peningakatan kasus pada perempuan. Saat ini perempuan berisiko tertular HIV/AIDS karena risiko tinggi yang dimiliki oleh pasangannya. Kerentanan perempuan terhadap HIV/AIDS antara lain karena perempuan rentan secara biologis, sosial, ekonomi, ketidakadilan gender, dan kultural. Berdasarkan atas kenyataan ini peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang perempuan yang terpapar HIV dari pasangannya.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran stigmatisasi, diskriminasi, dan ketidaksetaraan gender pada ODHA perempuan, serta perjuangannya untuk hidup karena HIV/AIDS yang disandangnya.
Metodologi. Penelitian kualitatif dengan berperspektif perempuan dengan pendekatan life history. Penelitian dilakukan di Jakarta selama 6 bulan pada tahun 2005 dengan teknik pengumpulan data melalui wawaneara mendalam lebih dari sate kali dan observasi selama wawancara. Enam informan (ODHA perempuan yang terpapar HIV/AIDS karena berhubungan seksual) berhasil diwawancara.
Hasil. Stigmatisasi dan diskriminasi masih dialami oleh informan terutarna di pelayanan kesehatan. Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa informan terinfeksi HIV antara lain karena adanya pemaksaan secara seksual dan penggunaan kondom yang rendah karena ketidaktahuan dan merasa tidak enak terhadap pasangannya untuk meminta menggunakan kondom. Dampak HIV/AIDS menyebabkan informan harus bekerja lebih keras untuk menghidupi keluarga dan dirinya sendiri. Dukungan dari lembaga peduli AIDS menyadarkan mereka untuk menyuarakan pengalaman mereka kepada masyarakat terutama perempuan agar pengalaman tersebut tidak dialami oleh perempuan lagi.

Background. HIV/AIDS epidemic has brought impacts on individual life. Worldwide reports there is increasing trends of women being infected HIV. Nowadays, many women who have less risk of being infected HIV eventually have been infected by high-risk HIV partners who for example have IDU history or have many sexual partners. Women who are biologically, socially, economically, and culturally vulnerability have led women's vulnerability.
Objective. This study aims at investigating stigmatization, discrimination, and gender inequity suffered by an HIV positive women and their struggle against those mentioned above.
Method. This study is qualitative study with women perspective using life history approach. The study conducted in Jakarta during 6 months in 2005. The data collection gathered by in-depth interview and conducted more than once and observation for six women informants who have HIV positive from her partners.
Result. Stigmatization and discrimination are experienced by informants especially at health services. This Study also found that women infected HIV among others through sexual force, absence of condom using due to their ignorance or reluctance asks their partner. Being infected, women have to work much harder as the sole breadwinner to replace their already deceased husbands' roles. Support from NGOs care for HIV have pushed them to expose their experience to so as prevents women from having similar experiences.
"
2005
T18136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trubus
"Perkembangan jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan, sebagai akibat cara penularannya yang pada umumnya melalui hubungan seksual.
Sejak secara resmi dilaporkan dan ditemukan di Bali tahun 1987, penyakit ini telah mengundang perhatian para ahli dari sejumlah bidang ilmu terkait. Data jumlah kasus HIV/AIDS sampai sekarang, 31 Maret 2000, yang tercacat dan terlaporkan adalah 1190 kasus, yang terdiri dari 887 orang HIV positip dan 303 orang AIDS. Selama ini kajian penyakit ini lebih banyak dikaji dengan pendekatan medis, karena ada asumsi bahwa permasalahan penyakit HIV/AIDS seperti halnya penyakit-penyakit lain merupakan permasalahan medis belaka. Namun demikian dalam perkembangannya seorang penderita yang sering disebut dengan Odha ternyata tidak hanya mengadapi persoalan kesehatannya saja, tetapi dalam kehidupan sehari-harinya Odha juga menghadapi permasalahan sosial, yakni mendapat perlakuan yang diskriminatif baik dari keluarga maupun dari tenaga medis sendiri. Bahkan dalam banyak kasus, Odha dan keluarganya mendapat tuduhan yang bermacam-macam yang berkaitan dengan perilaku seksualnya.
Mengingat kehidupan sosial yang buruk, karena selalu mendapat tekanan baik dari tekanan internal maupun eksternalnya, menyebabkan Odha harus menggunakan cara-cara tersendiri dalam rangka mempertahankan kehidupannya. Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian terhadap proses adaptasi Odha dalam mempertahankan hidup dengan studi kasus pada pengidap HIV/AIDS di Sanggar Kerja Yayasan "X". Seperti diketahui bahwa sanggar tersebut selain berfungsi sebagai tempat penampungan sementara dan sebagai salah satu model perawatan Odha di rumah, tetapi juga sebagai tempat Odha untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa Odha untuk dijadikan informan, termasuk juga orang-orang yang terkait dengan Odha.
Walaupun dalam penelitian ini menggunakan analisis individual, tetapi dalam pelaksanaannya berhasil mengungkapkan bahwa pengetahuan dan reaksi Odha, terhadap penyakit HIV/AIDS, termasuk juga reaksi keluarga ataupun masyarakat, sangat berbeda-beda dan bergantung pada pengetahuan masingmasing. Reaksi masyarakat pada umumnya menghindari Odha, dan bahkan dalam beberapa kasus justru mengucilkan Odha, karena takut tertular penyakitnya. Sedangkan reaksi Odha sendiri secara terinci dapat dikemukakan, sebagai berikut: (1) ketakutan akan kehilangan pekerjaan; (2) masalah keungan dan biaya pengobatan; (3) takut ditolak oleh pasangan, kolega, dan keluarga; (4) mempunyai teman yang sakit atau meninggal karena AIDS; (5) takut terhadap diskriminasi; (6) cemas akan terjadi cacat dan kehilangan fungsi tubuh; (7) antisipasi terhadap isolasi sebelum kematian; (8) takut akan terjadi gangguan mental; dan (9) takut akan kematian.
Oleh karena kondisi yang tidak menguntungkan, maka dalam banyak kasus para Odha dengan menggunakan seperangkat pengetahuannya, kemudian secara aktif berhasil mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapinya. Beberapa strategi Odha dalam mepertahankan hidupnya adalah dengan mengisolasi diri dari lingkungannya, membuka diri dengan memberitahukan penyakitnya kepada orang-orang yang dianggapnya dekat, bersikap hidup positif dan selalu berserah diri pada Tuhannya, dan membentuk jaringan sosial dengan sesama Odha dalam rangka berbagi perasaan, penderitaan, dan informasi."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryantini B. Chatib
"Saat ini, jumlah individu yang terinfeksi HIV atau Odha (Orang dengan HIV/AIDS) di Indonesia sudah semakin meningkat karena itu diperlukan penanganan kebutuhan-kebutuhan psikologis yang muncul. Mengetahui telah terinfeksi virus yang belum ditemukan obatnya tentu saja menimbulkan beban bagi Odha Harga obat-obatan yang mahal, perjalanan penyakit yang terkadang membaik dan terkadang memburuk serta sikap masyarakat yang diskriminatif membuat stres yang dialami Odha semakin berat. Faktor yang banyak berperan dalam proses stres adalah dukungan sosial, karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran dukungan sosial yang dibutuhkan Odha untuk menangani stresnya.
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metodologi kualitatif yang memungkinkan peneliti mempelajari isu-isu tertentu secara lebih mendalam dan mendetail. Dengan demikian lebih dapat menggambarkan dinamika psikologis yang terjadi. Teknik yang digunakan adalah wawancara dengan pertanyaan tak terstruktur dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka serta teknik observasi.
Dari hasil wawancara dan observasi dengan 3 orang Odha yang sudah tahap AIDS diketahui sumber-sumber stres pada Odha adalah: sikap diskriminatif dari masyarakat; harga obat-obatan yang mahal; komentar-komentar dari lingkungan yang mengabaikan perasaannya; perubahan-perubahan fisik; perjalanan penyakit; ketakutan telah atau akan menularkan virus ke orang lain; slogan-slogan kampanye AIDS yang kurang tepat; perubahan-perubahan yang teljadi karena status HIV.
Hasil penelitian juga menunjukkan subyek membutuhkan semua bentuk dukungan sosial, yaitu dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan penghargaan dan dukungan integrasi sosial. Sumber dukungan sosial yang berarti adalah dokter, keluarga serta relawan AIDS.
Penelitian ini bisa dianggap sebagai studi awal dari penelitian tentang Odha, karena itu masih diperlukan penelitian-penelitian yang lebih mendalam. Misalnya penelitian yang membahas sumber-sumber stres secara lebih spesifik, meningkatkan jumlah subyek sehingga dapat lebih menggeneralisasikan hasil penelitian serta mencakup subyek yang masih dalam tahap tanpa gejala."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Agustanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup ODHA di Bandar Lampung, khususnya yang bergabung dalam LSM Sakurai Support Group, yang berjumlah 54 orang. Desain yang digunakan adalah desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Analisis yang dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian untuk sumber dukungan didapatkan bahwa keseluruhan responden menyatakan mendapat dukungan, balk dari keluarga, teman, tenaga profesional dan non profesional. Dimensi dukungan materil instrumental, dukungan emosi/psikologis dan dukungan penghargaan didapatkan jumlah yang berimbang antara yang mendapat dukungan balk dan tidak balk. Sedangkan untuk dimensi dukungan integritas sosial dan informasi, sebagian besar responden mendapatkan dukungan baik. Jumlah responden yang memiliki kualitas hidup baik juga berimbang antara yang baik dan tidak balk. Analisis hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup dengan menggunakan uji Chi Square dengan a < 0,05, terlihat ada hubungan yang bermakna antara dukungan emosi, penghargaan dan informasi dengan kualitas hidup (p Value 0,05). Uji regresi Iogistik terhadap 5 (lima) variabe! yang memenuhi syarat untuk analisis multivariat ditemukan bahwa ada 2 (dua) variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kualitas hidup yaitu dukungan penghargaan dan dukungan informasi. Hasil akhir analisis multivariat didapatkan bahwa dukungan penghargaanlah yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup ODHA (p = 0,000). Pihak pemerintah maupun institusi pelayanan kesehatan, khususnya Puskesmas disarankan dapat membuat program dukungan sosial bagi ODHA baik program jangka panjang maupun jangka pendek. Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan berperan aktif dalam memberikan dukungan sosial bagi ODHA. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan desain eksperimen maupun penelitian kualitatif untuk mengetahui efektifitas dukungan sosial yang diberikan pada ODHA dan dimensi dukungan yang paling diharapkan ODHA untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

The purpose of this study is to examine the correlation between social support and quality of life of people with HIV/AIDS (PHlV/AIDS) in Bandar Lampung, especially those who joined in Saburai Support Group's non-governmental organization (NGO). The total respondent of this study were 54 persons, male and female. This study used correlation descriptive design with cross sectional approach. The method of data analysis was univariate, bivariate, and multivariate. The descriptive results showed that all respondents got the social support from all sources such as from family, friends, professionals, and non-professionals. It also showed that respondents got an equal support for instrumental/material, emotional/psychological, and esteem dimensions of social support. Therefore, all respondents categorized in good social support both from social integrity and informational dimensions of social support. For the quality of life variable, this study showed that respondents had an equal result both from good and bad category. To measure the correlation between social support and quality of life, this study using the Chi Square test with cc < 0.05. The result indicated that there is a significant correlation between emotional, esteem and informational support with quality of life (p<0.05). The multiple logistic regression analysis informs that 5 variables could be used in multivariate analysis properly, and 2 variables -that are esteem and informational support- were significantly correlated to quality of life. This study - using multivariate analysis-found that esteem support is the dominant factor to quality of life of PHIVIAIDS (p=0.000). This finding of this study suggests that the government and the health service institutions should make short and long programe about social support for PHIVIAIDS. The suggestions for the community are to encourage for H1V/AIDS information actively, minimize the discrimination and develop new health centre/ NGO which are concern to PHIVIAIDS. The new researcher can used disaign eksperiment research or kualitative research. So then, social support from any kind of sources could be optimized."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Suparno
"Tulisan ini menganalisis dampak kegiatan KIE-HIV/AIDS oleh kelompok pendidik sebaya terhadap perubahan perilaku berisiko terinfeksi HIV/ AIDS di kalangan IDU di Jakarta, 2003. Fokus perubahan perilaku yang diamati adalah praktek yang terkait dengan penggunaan peralatan suntikan dan hubungan seksual. Praktek yang terkait dengan penggunaan peralatan suntikan yang diamati antara lain status kelangsungan pemakaian NAPZA dengan suntikan, penggunaan jarum suntik bersama, penggunaan peralatan tempat pencampur larutan NAPZA secara bersama dan sterilisasi peralatan suntikan. Perilaku hubungan seks yang diamati adalah jumlah pasangan seks dan konsistensi penggunaan kondom dalam melakukan hubungan seks.
Model penelitiannya adalah one group pre-posies, yaitu rancangan penelitian yang hanya menggunakan satu kelompok subyek serta melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pemberian perlakukan pada subyek. Perbedaan kedua hasil pengukuran ini dianggap sebagai dampak/ efek perlakulan. Jumlah subyek penelitian yang terlibat sebanyak 327 IDU. Pemilihan sampel menggunakan metode multiplikasi nominasi. Yaitu memperoleh sampel dengan cara snowball dengan melibatkan orang kunci yang berperan untuk menunjukkan sejumlah IDU secara acak. Analisis data menggunakan dasar perhitungan uji McNemar untuk mengetahui signifikasi perubahan perilaku yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1). proporsi IDU yang menghentikan menggunakan NAPZA dengan suntikan cenderung meningkat namun berdasar hasil uji statistik , peningkatan tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan selama pasca intervensi, 2). terjadi penurunan proporsi IDU yang menggunakan jarum dan semprit secara bersama selama intevensi, 3). terjadi perubahan perilaku yang lebih baik dalam praktek mensucihamakan jarum dan sempritnya namun dengan intensitas (sampai tiga kali). Pemberian KIE ternyata tidak diiikuti dengan meningkatkannya proporsi IDU yang mensucihamakan peralatan suntikan dengan bleach, 4). analisis terhadap praktek penggunaan tempat pelarut ternyata menunjukkan perubahan perilaku yang lebih baik, yaitu menggunakan tempat milik sendiri (tidak berbagi dalam wadah) selama intervensi berlangsung. 5). dalam upaya merubah perilaku seks yang berisiko hasilnya terlihat adanya kecenderungan menurunnya proporsi IDU yang melakukan hubungan seks dengan banyak atau berganti-ganti pasangan. dan kecenderungan tersebut belum menunjukkan perubahan proporsi yang signifikan secara statistik dan 5). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa proporsi IDU yang selalu menggunakan kondom saat berhubungan seks dengan orang lain meningkat secara signifikan selama intervensi berlangsung.
Daftar bacaan : 45 ( 1993 - 2003 )

Effect of HIV/AIDS Information, Education, and Communications (IEC) Among Intravenous Drug Users (Edus) Through Peer Educators on the Changes in HIV/AIDS Risk Behaviors in Jakarta, 2003This thesis examines the impact of IEC through peer educators on HIVIAIDS to IDUs in Jakarta. The focus of the study includes changes in risk behaviors relating to IDU and risky sex. Observed behaviors relating to IDU include use of needles and syringes, sharing behaviors. and sterilization, while those relating to risky sex include: multiple sex partners and condom use.
The study used a one group pre- and post-test approach, using one subject group for pre- and post testing intervention method to observe the level of changes behavior and as indicative of the intervention impact. The subject included a total of 327 IDUs. The samples were selected using a multiple nomination by snowballing through key persons. These were then randomly selected. Data analysis basically utilized McNemar test of significance.
The results indicate several interesting points: 1) that although the proportion of IDUs who reduced injected drugs tend to increase, the post intervention results (based on 1 year period) have not been statistically significant, 2) with increasing intensity of EEC on HIVIAIDS and harm reduction, there were some changes in risk behaviors relating to sharing of needles_ 3) although sterilization behaviors tend to improve somewhat, and IOUs have tend to use their own containers, however bleaching practices does not seem to have improved significantly, 4) 1EC have not resulted in significant changes in risky sex although a few IDUs reported less sex with less number of partners, and 5) IEC have, however, resulted in improved consistent condom use among IDUs.
References: 45 (1993 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13008
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robiatul Adawiyah
"Latar Belakang: Kriptokokosis meningeal merupakan infeksi oportunistik yang muncul pada penderita terinfeksi HIV di Indonesia. Penyebab utama kriptokokosis adalah Cryptococcus neoformans. Laporan terkait karakteristik klinis, mikologis dan laboratorium klinis pada pasien AIDS dengan kriptokokosis meningeal belum ada di Indonesia. Tujuan: Mengetahui karakteristik klinis, mikologis dan laboratoris pasien AIDS dengan kriptokokosis meningeal di Jakarta. Metode: Penelitian deskripsi retrospektif dengan desain potong lintang ini dilakukan di RSCM dan RSKO untuk data klinisnya dan pemeriksaan laboratoriumnya dilakukan di laboratorium departemen Parasitologi FKUI dan Westerdijk Fungal Biodiversity Institute, Utrecht, the Netherlands. Hasil: Gejala klinis utama adalah sakit kepala. Pasien yang hidup lebih banyak dari yang meninggal di RS. Isolat Cryptococcus sp. seluruhnya memproduksi melanin, membentuk empat fenotipe koloni, memiliki dua jenis mating-type dan empat genotipe (AFLP1, AFLP1 A, AFLP2 dan AFLP3). Terdapat infeksi campur mating-type dan genotipe pada satu pasien. Hitung CD4 mayoritas rendah.
Diskusi: Mating-type terbanyak adalah α- α karena lebih virulens. Genotipe yang ditemukan sesuai laporan di dunia. Infeksi campur mating-type dan genotipe diduga karena jamur yang menginfeksi memiliki mating-type dan genotipe yang berbeda.
Kesimpulan: Sakit kepala merupakan gejala klinis terbanyak. Genotipe terbanyak adalah AFLP1. Terdapat infeksi campur mating-type dan genotipe pada satu pasien.

Background: Meningeal cryptococcosis is an opportunistic infection in HIV-infected patients. The main cause of cryptococcosis is Cryptococcus neoformans. Reports related to clinical, Mycological and laboratory characteristics in AIDS patients with meningeal cryptococcosis do not yet exist in Indonesia. Objective: To determine the clinical, Mycological and laboratory characteristics of AIDS patients with meningeal cryptococcosis in Jakarta. Methods: This retrospective description study with cross-sectional design was conducted at RSCM and RSKO for clinical data and laboratory tests were carried out in the laboratory of the department of Parasitology FKUI and Westerdijk Fungal Biodiversity Institute, Utrecht, the Netherlands. Results: The main symptom is headache. Patients live more than those who died in the hospital. All isolates of Cryptococcus sp. produce melanin, forming four colony phenotypes, having two types of mating-type and four genotypes (AFLP1, AFLP1 A, AFLP2 and AFLP3). There were a mixed mating-type and genotype infection in one patient.
Discussion: Most mating-types are α- α because they are more virulent. Genotype found is the same with reported in the world. The mixed mating-type and the genotype because suspected infecting fungi have different mating-types and genotypes.
Conclusion: Headache is the most symptom. Most genotypes are AFLP1. There was a mixed mating-type and genotype infection in one patient.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Puspita Sari
"Pengetahuan masyarakat yang minim tentang HIV/AIDS dan interpretasi yang salah tentang masalah tersebut merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya penurunan jumlah kasus orang dengan HIV/AIDS. Perlakuan tidak adil, kasar, dan stigma yang negatif membuat ODHA tidak mau memberanikan dirinya untuk terbuka bahkan untuk mengakses pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pada wanita pernah kawin usia 15-49 tahun yang berhubungan dengan stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah wanita pernah kawin usia 15-49 tahun yang pernah mendengar HIV/AIDS dalam data SDKI 2012. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umur yang lebih muda dalam memberi stigma terhadap ODHA daripada umur yang lebih tua. Semakin rendah pendidikan seseorang semakin besar kemungkinan untuk memberi stigma terhadap ODHA. Selain itu, pengetahuan komprehensif mengenai HIV/AIDS yang kurang juga dapat menyebabkan seseorang menstigma ODHA. Hasil uji chi-square didapatkan proporsi wilayah pedesaan lebih memberi stigma terhadap ODHA daripada wilayah perkotaan. Pemanfaatan sumber informasi juga sangat berpengaruh dalam memberi stigma terhadap ODHA, responden dengan sumber informasi ≤ 3 jenis cenderung memberi stigma terhadap ODHA. Status ekonomi rendah juga cenderung memberi stigma terhadap ODHA. Upaya keterlibatan seluruh stakeholder untuk peningkatan keterpaparan informasi sebagai upaya promotif dan preventif dengan penyebaran informasi tentang HIV/AIDS melalui media massa, khususnya melalui koran, radio, dan televisi lokal.

A low level of knowledge about HIV / AIDS and incorrect interpretation is one of the factors causing low reduction in the cases of people living with HIV / AIDS (PLWHA). The unfair treatment, rude, and the negative stigma made people living with HIV did not want to encourage their self for an open and even to access the treatment. This research aims to determine of ever married women aged 15-49 years were associated with the stigma against people living with HIV / AIDS. This research is descriptive analytic with cross-sectional design. Samples were ever married women aged 15-49 years who have heard of HIV / AIDS in the data IDHS 2012. The analysis used in this research is univariate and bivariate by chi-square test.
The results showed there is a relationship between a younger age in giving stigma against people living with HIV than older age. The lower of educational more likely for giving stigma against people living with HIV. Additionally, a lower comprehensive knowledge about HIV / AIDS also one of causes a person stigmatize people living with HIV. Chi-square test results obtained proportion of rural areas is giving the stigma against people living with HIV than in urban areas. The utilization of resources was also very influential in giving stigma against people living with HIV, respondents with less resources than 3 types tend to give stigmatize. Lower economic status also tend to stigmatize people living with HIV. Attemps to increase the involvement of all stakeholders of exposure information as promotive and preventive efforts to dissemination of information about HIV / AIDS through the mass media, particularly through newspapers, radio and local television.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Luthfi Adillah
"Praktek Spesialis Keperawatan merupakan sebuah proses penting dari pendidikan profesi dalam rangka mengaplikasikan peran perawat spesialis yang berdampak pada upaya peningkatan kualitas layanan keperawatan. Praktek ini dilakukan dan dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui berbagai penelitian. Model Adaptasi Roy dan Teori Sosial Kognitif Bandura di RSUP Fatmawati Jakarta. Tiga kompetensi yang harus dicapai dalam praktek residensi ini adalah memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori keperawatan, menerapkan implementasi keperawatan yang berbasis bukti ilmiah (evidence based nursing practice), dan melakukan proyek inovasi keperawatan yang berguna bagi lahan yang menjadi tempat praktek residensi. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, mahasiswa residensi telah memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori adaptasi Roy pada 1 kasus kelolaan utama dan 30 kasus resume pasien HIV/AIDS dengan berbagai infeksi oportunitis. Sebagai peneliti, mahasiswa residensi telah mengaplikasi penerapan permainan Kartu Inovatif Stop Stigma (KISS) dan hasil dari evidence based nursing ini menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan menurunkan self stigma pada pasien HIV. Sedangkan sebagai innovator, telah dilakukan inovasi edukasi pengetahuan terkait pencegahan infeksi oportunistik yang mana media edukasi juga dibetuk dapat barcode dan hasil penerapan proyek inovasi ini menunjukkan manfaat yang sangat signifikan bagi peningkatan pengetahuan dalam melakukan pencegahan infeksi oportunistik pada ODHA.

Nursing Specialist Practice is an important process of professional education in order to apply the role of specialist nurses which has an impact on efforts to improve the quality of nursing services. This practice is carried out and developed based on science and technology through various research. Roy's Adaptation Model and Bandura's Social Cognitive Theory at Fatmawati General Hospital, Jakarta. The three competencies that must be achieved in this residency practice are providing nursing care using a nursing theory approach, implementing nursing implementation based on scientific evidence (evidence based nursing practice), and carrying out nursing innovation projects that are useful for the land where the residency practice takes place. As providers of nursing care, residency students have provided nursing care using Roy's adaptation theory approach to 1 primary management case and 30 resume cases of HIV/AIDS patients with various opportunistic infections. As researchers, residency students have applied the Innovative Stop Stigma (KISS) Card game and the results of this evidence-based nursing show increased knowledge about HIV/AIDS and reduced self-stigma in HIV patients. Meanwhile, as an innovator, we have carried out knowledge education innovations related to the prevention of opportunistic infections in which the educational media is also made of barcodes and the results of implementing this innovation project show very significant benefits for increasing knowledge in preventing opportunistic infections in PLWHA."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrian Rayasari
"Infeksi HIV/AIDS akan menimbulkan infeksi berkepanjangan dan gangguan pada semua sistem tubuh serta masalah psikologis seperti depresi dan akhirnya menimbulkan fatigue. Intervensi untuk mengatasi fatigue salah satunya dengan self care practice. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan depresi dan self care practice dengan tingkat fatigue pada penderita HIV/AIDS. Metode penelitian menggunakan analitik korelasi dengan cross sectional, dan jumlah sempel 98 responden. Pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan rata-rata usia 33,2 tahun, berjenis kelamin laki-laki 85,7%, berpendidikan tinggi 91,8%, berpenghasilan > UMR 73,5%, Telah mengkonsumsi ARV selama 36,96 bulan, rata-rata kadar CD4 310 cell/mm3, ratarata Hb 13 gr%.
Analisis hubungan menunjukan ada hubungan yang bermakna antara depresi, self care practice dengan tingkat fatigue (p<0,05). Analisis selanjutnya menunjukan responden yang mengalami depresi dan mempunyai self care practice yang kurang beresiko terjadi fatigue berat setelah dikontrol oleh kadar haemoglobin. Diketahui bahwa depresi merupakan faktor yang dominan yang berhubungan dengan fatigue. Rekomendasi peneliti adalah peningkatan peran perawat sebagai konselor terhadap gejala depresi dan fatigue pada pasien HIV dan dikembangkan strategi self care practice.

HIV/ AIDS infection will cause prolonged infection and disturbance to all body system and also psychological such as depression and eventually fatigueness. One of the interventions to deal with fatigue is by self care practice. The research?s goal is to identify the relation between depression and self care practice on fatigue level of HIV/AIDS patient. The method of the research applied correlation analysis with cross sectional. There were 98 respondents. Sample was taken by purposive sampling technique. The research showed that 85,7 % male respondents with 33,2 years of age in average, 91,8 % highly educated, 73,5 % earns higher than Regional Minimum Wage, has consumed ARV for 36 months, CD4 rate average of 310 cell/mm3, Hb rate 13 gr% in average.
The analysis showed that there was a significant relation between depression, self care practice with fatigue level of (p0,05). Further analysis showed that respondents that underwent depression and had lower self care practice will risk heavy fatigue after controlled by hemoglobin rate. It was found that depression is the dominant factor related to fatigue. The researcher recommends that there should be an increase of nurse?s role as counselor to depression symptom and fatigue of HIV patient. There should also efforts to develop self care practice.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Latri Mumpuni
"HIV/AIDS bukanlah sekedar masalah lokal tapi telah mewabah ke seluruh Indonesia. Sekalipun belum ditemukan data yang lebih valid dan reliabel namun dipastikan virus ini sudah mengarah menjadi masalah sosial. Persoalannya masih relatif kecil studi tentang HIV/AIDS dari kajian Ilmu Sosial. Penelitian ini menggambarkan suatu fenomena sosial yang bersifat khusus mengenai perilaku sosial penderita HIV/AIDS sebagai diskriminan dalam menghadapi reaksi masyarakat. Di mana penderita terus-menerus melakukan proses adaptasi sosial. Penelitian menunjuk pada kasus langka melibatkan 8 orang informan penderita HIV yang tersebar di berbagai penjuru Jakarta, Bogor, Tanggerang dan Bekasi, serta 16 orang informan berasal dari masyarakat yang ada diseputar penderita. Pendekatan kualitatif menjadi pilihan dalam melakukan penelitian, karena pendekatan ini bisa menjelaskan fakta-fakta dalam menunjukkan makna sosiologis yang sebenarnya. Penelitian ini berpijak dari kerangka Kluckhohn mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya. Keberagaman makna penderita dalam menghayati dunia sakitnya akan (1) waktu, (2) Tuhan, (3) lingkungan sosial, (4) pekerjaan, dan (5) masa depan.
Hasil penelitian menemukan bahwa perilaku sosial penderita menunjukkan perilaku yang berubah-ubah dan sangat situasional, mengalami kesulitan melaksanakan adaptasi sosial terhadap lingkungannya. Ketidakmampuan melaksanakan penyesuaian sosial terhadap lingkungan berpijak pada dua aspek yaitu (a) perilaku situasional yang dilakukannya menyebabkan yang bersangkutan tidak berkemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan (b) ketidakmampuan masyarakat untuk melakukan penyesuaian sosial terhadap penderita.
Temuan lain dalam penelitian ini, terjadi perubahan perilaku yang demikian cepat oleh para penderita. Perilaku yang ditampilkan tergantung pada kemampuannya untuk menafsirkan stimuli yang berasal dari lingkungannya. Jika lingkungan memberikan dukungan, maka yang terjadi adalah penampilan perilaku secara konstruktif dan optimistik. Sebaliknya, jika menurut penafsirannya, ternyata lingkungan menolak, maka ia akan menampilkan dirinya sebagai orang yang menarik diri, mengasingkan diri dan bahkan disertai dengan sikap menutup diri terhadap lingkungan sosialnya. Gejala sosial yang muncul pada dirinya adalah terbentuknya sikap kurang percaya diri, stereotipe negatif terhadap lingkungan sosial, fatalistik, pesimistik, serta keputusasaan sehingga fungsi sosialnya terganggu. Pada akhirnya akan makin melemahkan daya tahan tubuhnya.
Sebelum yang bersangkutan dinyatakan terkena HIV, akan menampilkan sikap maupun perilaku sebagaimana bentuk perilaku sosial lainnya. Namun, ketika dinyatakan sebagai penderita HIV/AIDS, maka terjadi beberapa kecenderungan perilaku situasional terutama dalam menyikapi dirinya terhadap waktu, Tuhan, lingkungan sosial, pekerjaan, dan masa depannya. Faktor yang mempengaruhi perilaku sosial penderita antara lain reaksi masyarakat terhadap dirinya, proses pembelajaran diri terhadap lingkungan sosial, pengalaman traumatik yang menyebabkan terbentuknya penghayatan sesuai dengan sikap prasangkanya. Reaksi penyangkalan begitu keras diberikan penderita untuk mengembalikan keberadaan dirinya didalam masyarakat. Penyangkalan ini merupakan upaya menjadikan dirinya ada dalam masyarakat. Sementara proses penyesuaian diri terhambat karena perilaku situasional yang terus-menerus dilakukan penderita, ditunjang ketidakmampuan masyarakat dalam melakukan penyesuaian sosial terhadap penderita HIV/AIDS. Hal ini berarti bahwa begitu besar pengaruh reaksi sosial pada perilaku sosial penderita. Perilaku yang sebenarnya akan muncul ketika penderita mampu mengendalikan realitas sosial secara sadar yang dihayatinya sebagai kehidupan sosial yang dianggap wajar dan normatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>