Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129134 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Komang Ayu Henny Achjar
"Remaja perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi agar dapat berperilaku positif. Perilaku remaja akan dipengaruhi oleh adanya informasi kesehatan. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan kelompok kontrol, bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi remaja sesudah mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi dari peer group. Populasi pada penelitian adalah remaja di wilayah RW Kelurahan Kemiri Muka Depok yaitu sebanyak 20 RW. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan cluster sampling, sehingga ditetapkan 5 RW sesuai kelompok perlakuan yang ingin dilakukan dengan jumlah total sampel 240 remaja. Penelitian menggunakan peer sebagai mediator dalam penyampaian pendidikan kesehatan reproduksi kepada responden remaja. Pendidikan kesehatan kepada responden remaja, dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok intervensi yang diberi buku dan dilatih peer dengan tanpa didampingi peneliti, didampingi 1 kali, 2 kali dan 3 kali dan kelompok kontrol yang hanya diberi buku pegangan. Hasil penelitian didapatkan 1 kali atau 2 kali didampingi peneliti, tidak memperlihatkan peningkatan pengetahuan yang berbeda dengan kelompok tanpa didampingi atau dengan kelompok kontrol. Kelompok yang didampingi 3 kali, memperlihatkan peningkatan pengetahuan yang berbeda dengan kelompok 1 kali dan 2 kali didampingan 2 kali. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyampaian pendidikan kesehatan reproduksi remaja melalui peran kelompok sebaya (peer group) dengan 3 kali didampingi, terbukti dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Untuk itu disarankan bagi pelayanan keperawatan komunitas, peer group di masyarakat dapat dilaksanakan melalui wadah karang taruna, remaja masjid, kelompok pengajian serta melibatkan masyarakat sekitar tempat tinggal remaja seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintah setempat, LSM. Koordinasi dapat dilakukan di tingkat kelurahan, melalui pembinaan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten untuk monitoring dan evaluasi program.

Adolescent needs to embed themselves with knowledge about health reproduction in order to able to have positive attitude. Adolescent attitudes will be influenced by information about health reproduction. This research used quation experiment design with control group to recognize increasing of adolescent knowledge about reproduction health through reproduction health education from peer group. Population in this research is adolescent Kemiri Muka Depok from 20 sub district sampling technique used cluster sampling. It was determined 5 sub district which are suitable with treatment group. Total sampling is 240 adolescent. This research used peer as mediator in delivering reproduction health education to respondents. It was divided into 5 groups that are intervention group which was given book and trained by peer without guidance, once guidance, twice guidance, third guidance and control group which was only given handbook. The result showed that the knowledge of groups which got one or two guidance similar with the group which was no guidance or control group. Intervention group which was gotten guidance three times showed the different increasing of knowledge from the group which obtained once guidance or twice guidance. Therefore it can be concluded that the delivery of reproduction health education through peer group with 3 times guidance, can increase adolescent reproduction health knowledge. It is suggested for community nursing service; peer group in community can be conducted through karang taruna institution, mosque youth, and religious service group as well as involved people around of adolescent residence such as public figure, religion leader, local government, NGO. The coordination can be conducted at level of administrative village, through the construction of people health center and health agency of regency for monitoring and evaluation program."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18375
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Mahatva Deran
"Remaja membutuhkan informasi mengenai kesehatan reproduksi. Salah satu sumber informasi kesehatan reproduksi adalah konselor sebaya. Tujuan dari penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja yang memiliki konselor sebaya. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana. Pengambilan sampel pada 97 responden SMAN 5 Bekasi menggunakan cluster random sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner untuk mengukur karakteristik responden, penggunaan konselor sebaya, dan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Hasil penelitian menunjukkan 69% remaja memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai kesehatan reproduksi. Edukasi oleh konselor sebaya perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi.

Adolescents needs information especially about reproduction health. One of the information source is peer counselor. This study aims to describe the knowledge level about adolescents’ reproduction health of student which has peer counselor. This study uses simple descriptive research design. Sampling at 97 respondents in SMAN 5 Bekasi using cluster random sampling. Data were collected using a questionnaire to measure the characteristic of respondents, the characteristic usage of peer counselor, and knowledge level about adolescents’ reproduction health. The result showed that 69% adolescents have a good level of knowledge about reproduction health. It is recommended that educational institutions have a collaboration with health care provider to make a school counselor to increase the knowledge level about adolescents’ reproduction health.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samsuni
"Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang harus di jaga, pada masa remaja banyak perubahan yang terjadi sehingga membutuhkan banyak perhatian khusus dalam mejaga kesehatannya terutama kebersihan diri. Intervensi yang efektif untuk meningkatkan kebersihan diri pada remaja adalah pendidikan kesehatan secara interaktif dan melibatkan kelompok sebaya. Tujuan dari studi ini adalah memberikan gambaran dan pengaruh Implementasi Edisi Kelompok Sebaya sebagai bentuk intervensi keperawatan komunitas pada remaja. Pelaksanaan intervensi Edisi Kelompok Sebaya dilakukan di komunitas khususnya di setting sekolah dan keluarga selama 9 bulan melibatkan 165 siswa kelas 7 dan 8. Hasil evaluasi menunjukan terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan, sikap, dan keterampilan mengenai kebersihan diri pada remaja. Setelah di analisis lebih lanjut didapatkan hasil yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebelum dan sesudah intervensi p=0,001. Intervensi Edisi Kelompok Sebaya efektif untuk meningkatkan pengethuan, sikap, dan keterampilan mengenai kebersihan diri pada remaja. Intervensi ini dapat diterapkan sebagai bentuk layanan kesehatan yang diberikan kepada keluarga maupun sekolah dalam meningkatkan kebersihan diri pada remaja.

Teenagers are the next generation of the nation that must be on guard, in adolescence many changes that occur so require a lot of special attention in health care, especially personal hygiene. Effective interventions to improve personal hygiene in adolescents are health education interactively and involving peer groups. The purpose of this study is to provide an overview and influence of Peer Group Edition Implementation as a form of nursing community intervention in adolescents. The implementation of Peer Group Edition interventions was conducted in the community especially in school and family settings for 9 months involving 165 students of grade 7 and 8. The evaluation results showed an increase in average knowledge, attitude, and skills about personal hygiene in adolescents. After further analysis, there were significant differences in knowledge, attitude, and skill before and after intervention p = 0,001. Peer Group Edition Intervention is effective for improving adolescent self-knowledge, attitudes, and skills regarding personal hygiene. This intervention can be applied as a form of health care provided to families and schools in improving personal hygiene in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"[Berbagai permasalahan kesehatan reproduksi yang dialami remaja disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan kesadaran akan reproduksi sehat. Penyuluhan kesehatan perlu diberikan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan reproduksi remaja dan dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya metode ceramah dan diskusi kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan metode ceramah dan diskusi kelompok terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMP Negeri 281 Jakarta. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group. Subjek penelitian terdiri dari 27 siswa pada masing-masing kelompok eksperimen (metode ceramah dan diskusi kelompok) dan 31 siswa pada kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan peningkatan pengetahuan responden yang bermakna antara metode ceramah dan metode diskusi kelompok. Terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan responden yang bermakna ketika metode ceramah ataupun metode diskusi kelompok dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terdapat perbedaan peningkatan sikap responden yang bermakna antara metode ceramah dan metode diskusi kelompok. Terdapat perbedaan peningkatan sikap responden yang bermakna ketika metode ceramah ataupun metode diskusi kelompok dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah dan metode diskusi kelompok tidak memberikan perbedaan pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa mengenai kesehatan reproduksi remaja., Reproductive health problems adolescents face are mostly caused by lack of knowledge and awareness about healthy reproductive. Health intervention needs to be done to increase knowledge and attitudes on adolescent reproductive health and can be held by methods, such as lecture and group discussion. This study aimed to analyze the difference of using lecture and group discussion to increase student’s knowledge and attitudes on adolescent reproductive health in SMP Negeri 281 Jakarta. The type of research was the quasi experiment with Non Equivalent Control Group design. The subject consists of 27 students in each experiment group (lecture and group discussion) and 31 students in control group. The results showed that there is no significant difference on increasing the knowledge between lecture and group discussion methods. There is significant difference on increasing the knowledge, either using lecture or group discussion methods compared to control group. There is significant difference on increasing the attitudes between lecture and group discussion methods. There is significant difference on increasing the attitudes, either using lecture or group discussion methods compared to control group. Health intervention using lecture and group discussion methods dont give any difference on increasing student’s knowledge and attitudes on adolescent reproductive health.]"
Universitas Indonesia, 2014
S57295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Putri Widiarti
"Suami berperan penting membangun motivasi ibu untuk menyusui. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan suami tentang pemberian air susu ibu (ASI) terhadap motivasi ibu dalam menyusui. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dengan pendekatan analitik komparatif kategorikal tidak berpasangan dan menggunakan teknik purposive sampling terhadap 68 orangtua dari bayi yang sedang menyusu berusia 7-12 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan suami tentang pemberian ASI terhadap motivasi ibu dalam menyusui dengan pvalue=0,230 yang menggunakan uji Chi-square (α=0,05).
Saran penelitian selanjutnya adalah mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan suami tentang pemberian ASI terhadap dukungan kepada istrinya pada masa menyusui.

Father have role to increase mother?s motivation to breastfeed. The objective of this research is to find the relation of fathers? knowledge level about giving breast milk to maternal motivation of breastfeeding. This research was conducted using cross sectional design with approach analytical comparative categorical nonpaired and using purposive sampling technique to 68 parents of baby who suckling and aged 7-12 months.
The result shows that no significant relation between fathers? knowledge level about giving breast milk to maternal motivation of breastfeeding with p=value=0,230 using Chi-square test (α=0,05).
Recommendation for next research is identifying relation of fathers? knowledge level about giving breast milk toward support to his wife breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
S43131
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tiara Rahmah Dini Hanjari
"Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu menyusui dalam pencegahan bayi tersedak di Kelurahan Kemiri Muka Depok. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian cross sectional. Sejumlah 133 Responden dipilih dengan metode cluster random sampling. Pada penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu menyusui dalam pencegahan bayi tersedak (p=0,004; α=0,05) dan antara tingkat pendidikan dengan perilaku ibu menyusui dalam pencegahan bayi tersedak (p=0,028; α=0,05). Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan kegiatan preventif untuk mengurangi angka kejadian tersedak dikarenakan cara menyusui yang tidak baik dan benar.

This research aimed to identify the relationship between mothers‟ knowledge level and behavior in the prevention of baby choking incidence in Kelurahan Kemiri Muka Depok. This research was conducted using cross sectional design method. Cluster random sampling was used to select 133 respondents. The results showed that there is a significant relationship between the level of mothers‟ knowledge and their behavior to prevent baby choking (p=0,004; α=0,05) and between mothers‟ educational background and their behavior to prevent baby choking (p=0,028; α=0,05). Accordingly, it is recommended that a program to prevent the incidence of choking in babies need to develop particularly how to breastfed appropriately.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sjarifah Salmah
"Bagi remaja kelompok usia 10 - 19 tahun, pendidikan kesehatan reproduksi merupakan pendekatan awal yang bersifat preventif. Pendekatan ini dilakukan dengan harapan agar remaja dapat menyayangi dan memelihara kesehatan reproduksinya, sehingga mereka terhindar dari hal-hal yang berhubungan dengan antara lain kehamilan pada usia muda dan akibat yang ditimbulkannya. Komsumsi gizi yang mencukupi, menjadikan remaja secara biologis lebih cepat tumbuh dibandingkan tahun-tahun yang lalu. Pengaruh arus globalisasi dan rasa ingin tahu yang menonjol perlu mendapat jawaban yang benar, agar mereka tidak salah menghadapi tantangan kebutuhan biologis yang meronta dalam pertumbuhannya. Jenis penelitian ini adalah eksperimen lapangan dengan desain dasar "non equivalent control group" dan diubah menjadi "modified control group" agar sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis statistik dilakukan dengan uji univariat dan bivariat.
Hasil penelitian : 1. Pengetahuan responden meningkat secara bermakna pada kedua metode. 2. Perubahan sikap hanya terjadi pada metode ceramah. 3. Metode ceramah lebih efektif meningkatkan pengetahuan responden. 4. Pendidikan dan pekerjaan ibu/bapak responden tidak tampak banyak berperan/berkontribusi dalam memberikan pengetahuan kesehatan reproduksi kepada anak remajanya.
Kesimpulan : Kedua metode dapat meningkatkan pengetahuan responden, namun metode ceramah lebih efektif meningkatkan pengetahuan dibandingkan metode simulasi; Kedua metode tidak berpengaruh kepada retensi memori responden.
Saran : Agar remaja menyayangi dan memelihara kesehatan reproduksinya, maka pengetahuan tentang alat reproduksi pria dan wanita, hormon dan fungsinya, dan pola reproduksi sehat perlu diberikan pada siswa kelas II ke atas.;The effect of Game and Lecture Methods on the Reproduction Health EducationFor the teenagers of 10 - 19 years of age, reproduction health education is one of the preventive approaches to the sex related problems.

The objective of this approach is to make the teen-agers care and maintain their reproduction health, so that they will be prevented from facing certain problem such as young woman pregnancy and its related consequences. As the result of consuming nutritious food, the teen-agers can physically grow faster than those of the previous years. Their feeling of curiosity in sexual issues in addition to the influence of globalization upon them should be tackled in a correct manner so that they will be able to cope with their biological needs positively during the course of their growth. Statistical analysis is applied by using univariate and bivariate examinations.
The results of the research : 1. The respondents improves significantly after the application of the two methods, 2. The lecture method is, however, more effective in improving the knowledge of the respondent, 3. The alteration of attitude exists in the lecture method, 4. There is no indication that the professions and educational background of the parents have influenced the improvement of the knowledge on the reproduction health of their children.
Conclusion : The two methods can improve the knowledge of the respondent. The lecture method is however, more effective than the simulation method. The two method have no significant influence for the retention of the respondents' memories.
Suggestion : In order that the teenagers can care and maintain their reproduction health, it is suggested that the knowledge on the male and female reproduction organs, hormones and their functions, as well as healthy reproduction patterns be taught to the students of the second or higher grades of the secondary high schools.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhidayat
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku merokok di kelurahan Kemiri Muka Depok. Pengambilan sample pada penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan desain cross sectional dan teknik Quota sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner pada 135 siswa. Hasil penelitian menunjukkan siswa berpersepsi positif (51,9%). Usia >14 tahun berpersepsi negatif dibanding usia dibawahnya, Persepsi responden laki-laki berpersepsi negatif dibanding perempuan sebanyak 2,6 kali, responden dengan orang tua perokok serta bekerja di bidang non kesehatan berpersepsi positif. 23% responden mendukung pernyataan bahwa merokok membuat laki-laki terlihat jantan. 28,9% responden mendukung pernyataan merokok dapat mengurangi stress.

This study aims to knowing the perception of junior high school student about smoking in Kemiri Muka district, Depok. Sample collected in this quantitative descriptive study used cross sectional design with quote sampling.. The tool of study used questionnaire to 135 students. The result show that respondents have positive perception (51,9%). Student >14 years have more negative perception than younger, male more negative than female as much as 2.6, student with parent as smoker; work at non-healthy have positive perception. 23% respondent agree that smoking make male more gentle. 28,9% respondent agree that smoking decline the stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43125
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Amalia
"Persentase wanita pernah melahirkan atau sedang hamil anak pertama naik dari 8,5% pada SDKI 2007, menjadi 9,5% pada SDKI 2012. Umur kawin pertama yang terlalu muda dan tidak adanya penundaan kelahiran anak pertama menuju pada kehamilan yang berisiko. Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi dan tingkat pendidikan rendah berkontribusi pada terjadinya kehamilan remaja. Penelitian ini menguji hubungan pendidikan dan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kehamilan remaja di Indonesia. Sumber data penelitian adalah SDKI 2017 dengan sampel wanita usia subur 15-49 tahun dan 15-24 tahun yang memenuhi kriteria penelitian. Desain studi penelitian adalah cross sectional, dengan analisis regresi logistik multinomial. Hasil penelitian mendapatkan persentase kehamilan remaja sebesar 33.5% pada wanita usia 15-49 tahun, sementara pada wanita usia 15-24 tahun sebesar 57,6%. Wanita yang tidak sekolah & SD dan tidak tahu masa subur berhubungan pada hamil remaja pada wanita usia 15-49 tahun dan usia 15-24 tahun. Wanita yang kurang mengetahui penularan HIV/AIDS dan kurang mengetahui metode kontrasepsi berhubungan dengan kehamilan remaja pada wanita usia 15-49 tahun. Temuan ini menyarankan perlunya berkolaborasi dalam penguatan kebijakan terkait batas penundaan usia melahirkan pada mereka yang menikah muda, memastikan akses pendidikan yang berisi informasi kesehatan reproduksi yang komprehensif, dan sosialisasi kepada orang tua dan remaja terkait bahaya kehamilan remaja.

The percentage of women who have given birth or are currently pregnant with their first child rose from 8.5% in the 2007 IDHS to 9.5% in the 2012 IDHS. Too young age at first marriage and no delay in the birth of their first child leads to risky pregnancies. Lack of knowledge on reproductive health and low levels of education contribute to the occurrence of teenage pregnancy. This study examines the relationship between education and knowledge of reproductive health with teenage pregnancy in Indonesia. The source of research data is the 2017 IDHS with a sample of women of childbearing age 15-49 years and 15-24 years who meet the research criteria. The research study design was cross sectional, with multinomial logistic regression analysis. The results showed that the percentage of teenage pregnancies was 33.5% in women aged 15-49 years, while for women aged 15-24 years it was 57.6%. Women who do not go to school & elementary school and do not know the fertile period are associated with teenage pregnancy in women aged 15-49 years and aged 15-24 years. Women who are less aware of HIV/AIDS transmission and lack of knowledge of contraceptive methods are associated with teenage pregnancy in women aged 15-49 years. These findings suggest the need to collaborate in strengthening policies related to the delay in giving birth to those who marry young, ensuring access to education containing comprehensive reproductive health information, and outreach to parents and adolescents regarding the dangers of teenage pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>