Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157199 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ponny Retno Astuti
"Pembentukan support network beberapa tahun terakhir ini menjadi sarana komunikasi yang dipandang cukup efektif untuk menghimpun kelompok masyarakat dan berbagai kalangan. Bagi mereka, sarana komunikasi seperti ini merupakan tempat yang dapat menyalurkan kepentingannya menuju tujuan kolektif yang sudah disepakati bersama.
Oleh karena fungsinya yang sangat membantu memperkuat potensi penggunanya, maka peneliti dalam studi intervensi sosial untuk menanggulangi masalah bullying di SMA XO, menggunakan support network sebagai instrumen intervensi untuk memberdayakan peran orang tua. Berdasarkan studi preliminary berupa studi pustaka dan observasi di lapangan yang dilakukan peneliti dan tim intervensi, peneliti merasa perlu untuk menggunakan pendekatan Transtheorelical Model of Behavioral Change (TTM) sebagai model intervensi. Pendekatan ini mempunyai lima tahap perubahan untuk rneningkatkan kesadaran orangtua agar berperan-serta menanggulangi bullying. Lima tahap perubahan ini adalah Precontenplation, Contemplation, Preparation, Action, dan Maintenance. Indikator yang diperlukan individu untuk mencapai setiap tahap adalah motivasi, performa, harapan, nilai dan proses perubahannya.
Dalam hal perubahan nilai, peneliti merasa perlu untuk memberikan alat lain yaitu program SAHABAT. Program ini dimaksudkan sebagai referensi bagi orangtua untuk meningkatkan kesadaran memahami bullying melalui pembaruan nilai-nilai persahabatan yang barmaids dan bertanggungjawab dan pengorganisasian diri dalam jaringan orangtua.
Melalui pengenalan tahap perubahan, pemanfaatan support network dan program SAHABAT sebagai referensi, maka diharapkan orangtua sebagai kelompok target menyadari dan mampu berperan-serta menanggulangi masalah bullying di SMA xo.
Sementara itu studi baseline dilakukan melalui serangkaian observasi, wawancara, dialog, lobby, diskusi dan workshop. Dalam studi ini dengan menggunakan alat ukur I atas ditemukan bahwa kesadaran orangtua untuk berperan¬serta menanggulangi bullying di SMA XO rendah. Oleh karena itu peneliti memerlukan upaya pendekatan yang cermat dan mudah diterima kelompok target orangtua. Dernikian pula dalam workshop gabungan yang terdiri dari orangtua, guru clan siswa, peneliti hares melakukan teknik pelatihan yang memberi kesadaran positif, menarik hati, berbasis riset dengan bahasa sederhana dan praktis.
Hasil intervensi ini adalah munculnya motivasi yang kuat dari orangtua untuk berperan-serta menanggulangi bullying dan terbentuknya tim kerja dan jaringan orangtua bersama guru dan siswa dengan usulan, kampanye "No More Senoritas", "Hari Babas Marah", "Asih, Asuh & Asah" dan program kerja yang disetujui Kepala sekolah."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T18795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliana Shani Ahsha
"Kasus bullying memiliki prevalensi yang tinggi pada anak usia sekolah. Korban bullying seringkali takut melaporkan pelaku sehingga membutuhkan bantuan dari pihak lain yang terlibat dalam bullying, seperti bystander. Kehadiran bystander memiliki kesempatan untuk menolong korban sehingga mengurangi dampak bullying. Tindakan bystander dalam menolong korban bullying dapat dimotivasi dari adanya empati. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara empati dan perilaku menolong korban bullying di sekolah. Penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional pada 277 siswa SMP di kota Bekasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil uji korelasi Pearson didapatkan nilai r = 0,407 dengan p = 0,0001 sehingga mengartikan adanya hubungan yang bermakna antara empati dan perilaku menolong korban bullying. Hasil penelitian merekomendasikan pihak sekolah dan puskesmas untuk mengembangkan program PKPR yang sudah ada sehingga dapat meningkatkan empati siswa di sekolah.

Cases of bullying have a high prevalence in school age children. Victims of bullying are often afraid to reporting the bullies so that requiring assistance from others who involved in bullying such as bystander. The presence of bystanders has an opportunity to help the victim then reduce the impact of bullying. Bystander action can be motivated by empathy. The purpose of this study is to determine the relationship between empathy and defending bullying victim in school. This study used descriptive correlative with cross sectional approach on 277 middle school students in Bekasi. Data collection was carried out by using a questionnaire. Pearson correlation test obtained r value 0,407 with p 0,0001 so that means there is a significant relationship between empathy and defending bullying victim. This study result recommended the school and puskesmas to developing PKPR which can increase student rsquo s empathy in school. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"School bullying merupakan masalah serius di Indonesia dan membutuhkan perhatian ahli dari berbagai ilmu untuk mencari solusinya. School bullying melibatkan perilaku agresif yang dianggap normal pada anak muda. Perilaku siswa di sekolah dipengaruhi oleh kondisi sekolah maupun peer group yang ada yang terbentuk mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Salah satu hubungan yang dimiliki anak dengan orangtuanya disebut sebagai pola attachment dengan tiga pola utama yaitu secure, avoidant atau ambivalent attachment. Penelitian ini ingin melihat hubungan pola attachment terhadap orang tua dan perilaku agresi pada pelau school bullying. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan populasi penelitian siswa-siswi pelaku school bullying di Jakarta. Responden penelitian berusia antara 15-18 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pelau bullying adalah anak perempuan (n-35, 66%) karena mungkin mereka cenderung berperilaku membully secara verbal. Sedangkan hubungan antara pola avoidant attachment dan pola ambivalent terhadap tendensi perilaku agresi tidak dapat dilakukan karena jumlah responden tidak memadai. Penelitian selanjutnya perlu menambah jumlah responden pada kelompok ini, karena mereka yang mempunyai pola non-secure attachment sangat mungkin lebih agresif dan beresiko menjadi bullies yang bersifat fisik."
JIPM 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Salim
"Penelitian ini ingin melihat hubungan antara empati dengan perilaku bullying serta perilaku defending yang dilakukan oleh siswa reguler terhadap siswa dengan ASD di SMPN inklusif yang berlokasi di Jakarta. Penelitian dilakukan terhadap 158 siswa reguler kelas 7 dan 8 yang memiliki teman sekelas dengan ASD. Pengumpulan data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan dua instrumen.
Empati diukur dengan Interpersonal Reactivity Index (IRI) sementara perilaku bullying dan defending diukur dengan Self Report of Behaviors in Bullying. Wawancara dengan guru dan siswa juga dilakukan untuk menambah gambaran seputar sekolah inklusi, karakteristik siswa dengan ASD di kelas, serta hubungannya dengan para siswa reguler.
Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang negatif antara empati dengan perilaku bullying (r= -0,301, p < 0,01), dan hubungan yang positif antara empati dengan perilaku defending (r= 0,554, p < 0,01). Hal tersebut berarti semakin tinggi tingkat empati para siswa reguler terhadap siswa dengan ASD, maka semakin rendah tingkat perilaku bullying dan semakin tinggi tingkat perilaku defending yang mereka tampilkan.

This research aims to find the correlation between empathy and bullying and defending behavior performed by regular students towards student with ASD in public inclusive middle schools located in Jakarta. The participants are 158 regular students in 7th and 8th grade who have a classmate diagnosed with ASD. Quantitative data collection was conducted using two instruments.
Empathy was measured using Interpersonal Reactivity Index (IRI), while bullying and defending behavior was measured using Self Report of Behaviors in Bullying. Interviews with teachers and students were also done in order to obtain more informations about the inclusive school, characteristics of student with ASD, and their relationship with other students.
The main results of this research show that empathy is negatively correlated with bullying behavior (r= -0,301, p < 0,01), and at the same time empathy is positively correlated with defending behavior (r= 0,554, p < 0,01). That is, the higher empathy of regular students towards student with ASD, then the lower bullying behavior and the higher defending behavior is displayed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Trianawati
"Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dan menjelaskan strategi coping yang digunakan oleh anak sebagai korban bullying di sekolah. Selain itu, penulisan ini ingin menjelaskan penerapan strategi coping dikarenakan persepsi kerentanan dirinya sebagai korban bullying dan perasaan stress selama ia di sekolah. Penulisan ini menggunakan metode penulisan unobtrusive melalui pendekatan analisis isi. Jumlah keseluruhan artikel media massa online mencapai 105 kasus. Berdasarkan hasil tinjauan penulis, strategi coping yang digunakan yaitu diam, menghindari sekolah, mencari pertolongan, membalas, membawa senjata ke sekolah dan mengikuti kegiatan di sekolah. Dukungan sosial dan penjagaan di sekolah mampu mempengaruhi penggunaan coping oleh korban bullying.

The purpose of writing is to explain the coping strategies used by the child as a victim of bullying at school. In addition, this paper wants to explain the application of coping strategies due to the perception of vulnerability itself as the victim of bullying and feelings of stress for his/her at school. This writing used unobtrusive research through content analysis approach. The total number of mass media articles online reached 105 cases. Based on the results of the review authors, coping strategies used are silent, avoiding school, seeking help, revenge, bring weapons to school and attending activities at school. Social support and capable guardianship in schools can affect the use of coping by victims of bullying."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Katarina Menik Astuti
"Setiap individu pasti melakukan kegiatan dan berada dalam setting tempat tertentu. Peristiwa dan pengalaman di suatu tempat memiliki kaitan dengan persepsi individu dan ikatan pada tempat tersebut. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara school well-being, bullying dan place attachment di Sekolah Menengah Atas dan antar ketiganya. Pengukuran school well-being mengadaptasi alat ukur school well-being (Anne Konu, 2002) dan pengukuran place attachment mengadaptasi alat ukur place attachment (Williams, 1989), sedangkan pengukuran bullying menggunakan pertanyaan terbuka mengenai situasi yang terjadi. Jumlah sampel penelitian ini adalah 133 orang yang merupakan mahasiswa tingkat pertama di Universitas Indonesia.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara school well-being, bullying dan place attachment maupun antar ketiganya, kecuali antara school well-being dan bullying. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa perubahan skor dari satu variabel dapat diikuti dengan perubahan skor pada variabel lainnya.
Hasil penelitian mengenai hubungan school well-being dan bullying dengan menggunakan partial correlation dan mengontrol place attachment yang tidak signifikan diasumsikan peneliti disebabkan oleh ikatan yang muncul dengan sekolah membuat persepsi kesejahteraan diri siswa tidak terpengaruh dengan perilaku bullying yang terjadi. Selain hasil diatas, didapatkan pula hasil bahwa bullying lebih sering terjadi di sekolah swasta dibandingkan dengan sekolah negeri dan well-being siswa yang bersekolah di luar Jabodetabek cenderung lebih tinggi dibandingkan di Jabodetabek.

Every individual must do activities and be in a certain place setting. Events and experiences in a place linked to individual perception and attachment to the place. Therefore, this study was conducted to determine the significant relationship between school well-being, bullying and place attachment in high school and intercorrelation between them. Measurements adapted the school well-being measure school well-being (Anne Konu, 2002) and measurement of place attachment measure place attachment adaptation (Williams, 1989), whereas measurements using open-ended questions about the bullying situation occurs. The study sample size was 133 people which is a first year student at the University of Indonesia.
The results of this study indicate that there is a significant relationship between school well-being, bullying and place attachment and between the three, but the school well-being and bullying. Based on the results of the study can be seen that the change in score of one variable can be followed by changes in scores on other variables.
Results of research on the relationship of well-being and school bullying by using partial correlation and place attachment control is not significant due to the researchers assumed that ties up with schools to make students self-perception of well-being is not affected by bullying behavior happened. In addition to the results above, also obtained results that bullying is more common in private schools compared to public schools and wellbeing of students who attend school outside Jabodetabek tend to be higher than in Jabodetabek.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Rahmadara
"Tujuan penelitian ini untuk melihat ada tidaknya hubungan antara pola asuh orangtua dengan peran-peran dalam perilaku bullying pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan ex post facto field study. Partisipan penelitian ini terdiri dari 132 siswa kelas 5 dan 6 dari empat SD Negeri di daerah Jakarta dan Bekasi.
Adapun pola asuh orangtua dibedakan menjadi tipologi yang dibuat Baumrind (1980 dalam Martin & Colbert, 1997) yakni authoritarian, authoritative, permissive dan uninvolved. Sementara peran-peran dalam perilaku bullying adalah peran sebagai pelaku, bystander, defender, dan korban.
Hasil uji Pearson Chi Square yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang tidak signifikan antara pola asuh orangtua dengan peran-peran dalam perilaku bullying pada taraf signifikansi 0.05. Dengan demikian, anak yang memiliki orangtua dengan pola asuh berbeda tidak menjamin ia akan memiliki peran yang berbeda pula dalam perilaku bullying di sekolahnya.

This research was conducted to find the correlation between parenting style and the roles in bullying behavior among elementary students, and how much each parenting style contributes to the roles in bullying behavior. This study is an ex post facto field study. Participants of this study consisted of 132 students in grade 5 and 6 of the four primary schools in Jakarta and Jakarta.
The foster parents can be divided into patterns created Baumrind typology (1980 in Martin & Colbert, 1997) which is authoritarian, authoritative, permissive and uninvolved. While roles in bullying behavior is the role of a bully, bystander, defender, and the victim.
Pearson Chi-Square test results obtained in this study showed no significant relationship between parent and parenting roles in bullying behavior at the 0.05 level. Thus, children who have parents with different parenting does not guarantee it will have different role in bullying behavior at school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sullivan, Keith
London: Paul Chapman, 2005
371.58 SUL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rindya Ayu Murti
"Skripsi ini membahas hubungan antara family functioning dan keterlibatan dalam perilaku bullying pada siswa SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Pengambilan data terhadap 302 siswa SMA yang berada di daerah Jakarta dan Depok dilakukan dengan menggunakan dua buah kuesioner. Pertama, Family Assesment Device yang dikembangkan oleh Epstein, Baldwin dan Bishop (1983), kedua, Bullying Questionnaire yang dikembangkan oleh Duffy (2004) dan telah dilakukan modifikasi oleh peneliti dan rekan.
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara family functioning dan keterlibatan siswa SMA dalam perilaku bullying, dengan r(302) = -0,282, p < 0,05. Hal itu berarti semakin tinggi family functioning, semakin rendah keterlibatan dalam perilaku bullying pada siswa SMA, dan sebaliknya.

This study explored the relationship between family functioning and bullying involvement of senior high school student. This is a quantitative research with correlational design. Two questionnaires, Family Assesment Device (Epstein, Baldwin & Bishop, 1983) and modification of Bullying Questionnaire (Duffy, 2004), were used to obtained data from 302 senior high school student in Jakarta and Depok.
Pearson correlation test indicated negative significant correlation between family functioning and bullying involvement of senior high school student, with r(302) = -.282, p < .05. That means the higher family functioning, the lower bullying involvement of senior high school student, and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Mega Paranti
"ABSTRAK

Studi tentang bullying selama ini lebih banyak membahas hubungan dyadic pelaku dan korban, padahal studi pada saksi mata bullying (bystander) juga penting dilakukan. Studi di ranah kontekstual terutama level sekolah juga dapat mengembangkan pemahaman mengenai bullying. Bullying adalah perilaku agresif atau menyakiti orang lain secara sengaja, berulang-ulang, yang melibatkan ketidakseimbangan kekuatan fisik, verbal dan sosial. Penelitian ini membahas

hubungan antara school safety dan respons bystander siswa SMA pada kejadian bullying. School safety dihubungkan dengan 3 jenis respons bystander bullying, yaitu defender, outsider, dan reinforcer. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Penelitian dilakukan pada 130 siswa SMA dan SMK di Jakarta dan Depok. Hasil pengujian menunjukkan terdapat hubungan positif antara school safety dan respons defender bystander, r(128) = 0,233, p < 0,01. Lalu, terdapat hubungan negatif antara school safety dan respons outsider bystander, dengan r(128) = -0,302, p < 0,01. Sementara itu, terdapat korelasi yang tidak signifikan antara school safety dan respons reinforcer bystander. Dalam penelitian ini juga dapat diketahui hubungan school safety dan respons bystander bullying pada tiap peran bullying yang dialami partisipan.


ABSTRACT

The study of bullying have mainly discussed the dyadic relationship of perpetrator and victim, whereas studies on bullying witnesses (bystanders) are also important. Studies in contextual domain especially school level can also develop the understanding of bullying. Bullying is aggressive behavior or intentional harm to another person, repeatedly, that involves an imbalance of physical, verbal and social strength. This study examines the relationship between school safety and bystander responses of high school students on bullying incidents. School safety associated with 3 types of bullying bystander response, the defender, outsider, and reinforcer. This research is a quantitative study with a correlational design. The study was conducted on 130 high school students in Jakarta and Depok. The study results showed a positive relationship between school safety and defender bystander response, r (128) = 0.233, p <0.01. Then, there is a negative relationship between school safety and outsider bystander response, with r(128) = -0.302, p <0.01. Meanwhile, there is no significant relationship between school safety and reinforcer bystander response. In this research can also be known the relationship between school safety and bullying bystander response in each role bullying experienced by participants.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>