Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126040 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saptono Raharjo
"Pada era reformasi saat ini terdapat kecenderungan meningkatnya tuntutan dugaan malpraktik pada rumah sakit. Instalasi Gawat Darurat sebagai salah satu unit pelayanan rumah sakit yang berfungsi melayani pasien gawat darurat medis merupakan high clinical risks areas. Masalah asuhan klinis di Instalasi Gawat Darurat bila tidak dikenali dengan baik dapat merugikan pasien, staf medis, ataupun organisasi rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor kontribusi risiko klinis yang mempengaruhi terjadinya adverse outcome di Instalasi Gawat Darurat RS "X" dengan pendekatan metode Reason's organizational model Charles Vincent dan Sally Taylor-Adams. Tahapan penelitian dimulai dengan identifikasi adverse outcome berdasarkan laporan kejadian dari staf Instalasi Gawat Darurat yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Penelitian dilanjutkan dengan wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi partisipatif untuk menyusun kronologi. Selanjutnya melalui concensus decison making group ditetapkan masalah pelayanan asuhan klinis (Care Delivery Problem). Setiap Care Delivery Problems yang ditetapkan kemudian ditelusuri lebih lanjut dengan dasar wawancara, telaah dokumen dan observasi untuk menganalisis faktor faktor kontribusi yang langsung mempengaruhinya. Adapun untuk mengetahui faktor kontribusi yang tidak langsung mempengaruhi masalah pelayanan asuhan klinis dilakukan wawancara mendalam terhadap beberapa informan dan telaah dokumen seperti statuta, rencana strategis, dan sejauhmana manajemen risiko telah diterapkan dalam penyelenggraan rumah sakit.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa faktor kontribusi yang secara langsung mempengaruhi masalah asuhan klinis adalah kondisi pasien gawatdarurat medis yang mengancam nyawa dan faktor individu yang kurang memadai ketrampilannya dalam melakukan tindakan resusitasi jantung paru, khususnya manajemen jalan nafas mempunyai kontribusi paling besar terjadinya suatu adverse outcome. Faktor kontribusi lainnya antara lain beban kerja staf medis, belum lengkapnya SOP observasi pasien yang memerlukan perawatan intensif untuk stabilisasi, SOP tindakan venaseksi sebagai jalur intravena pasien dehidrasi berat dengan syok dan komunikasi tertulis yang kurang Iengkap, serta peralatan medis untuk pemantauan pasien selama dilakukan observasi di Instalasi Gawat Darurat. Faktor kontribusi yang tidak langsung mempengaruhi masalah pelayanan asuhan klinis adalah faktor konteks institusional yang banyak menyoroti Undang Undang No. 9 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran sebagai aspek medikolegal yang sangat berpengaruh pada masalah pelayanan asuhan klinis dan perubahan perilaku masyarakat yang cenderung kritis dan serba menuntut. Adapun faktor organisasi dan manajemen didapatkan belum diterapkannya manajemen risiko secara formal dan terstruktur di RS "X".
Saran yang disampaikan adalah bagi RS "X" agar menerapkan secara formal dan terstruktur manajemen risiko, bagi Instalasi Gawat Darurat untuk meningkatkan kapasitas Instalasi Gawat Darurat dengan melakukan pelatihan pelatihan bagi staf medis yang belum terampil khusus ketrampilan manajemen jalan nafas, ketrampilan komunikasi dan ketrampilan venaseksi, dan melengkapi SOP yang belum tersedia, serta melengkapi peralatan medis untuk pemantauan kondisi pasien selama dilakukan observasi.

Nowdays in reformation era there are tendency increasing demand of malpractice assumtion in hopital practice. Emergency department as one of hospital unit services which funcion is to serve medical emergency patient as high clinical risk areas. The lack identification of care delivery problems in emergency department could be disadvantages to the patient, medical staff, and hospital organization.
The objectives of this research is to find out the contribution factors clinical risks which influence adverse outcome in emergency department. The research was held in emergency department, "X" Hospital with the reason's organizational model approach method which had been expanded by Charles Vincent and Sally Taylor Adams in healthcare services. Research phase is started by adverse outcome identification based on report case from emergency department staff and fulfil official criteria. Research continued with interview, document study and aprticitive observation to arrange cronology. Next on, by concensus decision making group, care delivery problems determined. To each care delivery problems carry out an interview, document study and observation to analyze directly influence of contribution factors. To find out background contribution factor of care delivery problems profound interview is made to some informan, document study for example, statuta, strategic plan, and how far risk management had been carry out in hospital operation.
Research result shows that contribution factors directly influence care delivery problems is patient condition of medical emergency condition threatens life and the lack skill of individual factor in cardiopulmonary resucitation, specialIy airway management which has the most contribution to an adverse outcome occurance. The other contribution factor are medical staff workload, uncomplete patient observation stnadard operating procedure which need more ontencive care for stabilization, standard operating procedure for venasectie action as intravena Iine of hard dehydration patient and uncomplete written communication, also medical tools to monitor the patient while observation in emergency department. Contribution factors indirectly influence care delivery problems is institutional context factor that focusing more to constitusion nomor 9 year 2004 about medical practice as medicolegal aspect and its most influence for care delivery problems, another factor is changing behaviour of the people and tendency to more critical and high demand. In organization and management factor, there are structural and formal risk management haven't been applying yet in "X" Hospital.
Conform to research result suggest "X" Hospital have to applied formal and structural risk management, capasity increased for emergency departement by training skill for unskilled medical staff especially in management airway skill, communication skill, and venasectie skill, complete all unavaible medical tolls to monitoring patient while observation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asa Belani Cesarima Basuki
"Manajemen risiko harus dilakukan oleh rumah sakit dalam upaya menerapkan patient safety dan menjaga kelangsungan organisasi. Studi kasus ini menganalisis proses manajemen risiko yang dilakukan oleh RS X terhadap risiko non klinis. RS X telah memiliki Pedoman Manajemen Risiko berdasarkan Manajemen Risiko dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit dan menjalankan proses manajemen risiko. Proses pemantauan dan kaji ulang strategi mitigasi tidak diulangi, tetapi hanya pada akhir periode proses manajemen risiko, sehingga tidak dapat mendeteksi efektivitas strategi mitigasi.

Risk management must be carried out by the hospital in an effort to implement patient safety and maintain the continuity of the organization. This case study analyzes the risk management process carried out by RS X on non-clinical risks. RS X already has Risk Management Guidelines based on Risk Management from the Hospital Accreditation Commission and carries out a risk management process. The process of monitoring and reviewing the mitigation strategy is not repeated, but only at the end of the risk management process period, so it cannot detect the effectiveness of the mitigation strategy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Kurniah Rahmawati
"Tesis ini membahas mengenai kejadian tidak diharapkan (adverse event) yang tejadi di Unit Gavvat Darurat RS Bhineka Bakti Husada bulan Oktober-November 2009. Bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kontribusi yang mempengaruhi kejadian tidak diharapkan tersebut yang bennanfaat bagi rumah sakit untuk mengelola manajemen risiko dengan memberikan pelayanan yang aman dan
mengutamakan keselarnatan pasien Upaya maminirnalkan resiko akan melindungi rumah sakit dari tuntutan yang meninglcat terhadap rumah sakit akhir-akhir ini. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitik. Kesimpulan penelitian memberikan gambaran factor kontribusi langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kej adian tidak diharapkan Saran untuk rumah salcit untuk meningkatkan upaya pengelolaan manajemen risiko melalui peningkatan lrualitas pelayanan dan peran serta staf.

The thesis works through the adverse event occuring in the Emergency Care Unit of Bhineka Bakti Husada Hospital in October - November 2009. It is purposed to find out the contribution factors having an affect on the adverse event which are advantageous for the hospital to handle risk management with giving secure service and accentuating its patients safety. The effort to risk will protect from the claims to the hospital which have beet increasing recently. This research is a qualitative research with analytically descriptive design Its conclusion describes either direct or indirect contribution factors which affect adverse event The suggestion for the hospital is to increase risk management effort with improving its quality and staff role."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32891
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Rahma Anindya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan manajemen risiko serta memberikan usulan perbaikan bagi RSUD X sebagai objek penelitian, sesuai dengan regulasi dan penerapan best practice (ISO 31000:2018). RSUD X sebagai salah satu instansi publik tunduk pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Namun, penelitian tentang penerapan manajemen risiko pada institusi pelayanan kesehatan masih belum banyak dilakukan di Indonesia. RSUD X tentunya menghadapi risiko internal dan eksternal, sehingga memerlukan manajemen risiko agar organisasi dapat memitigasi risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan instrumen data berupa analisis dokumentasi dan wawancara. Penelitian ini menggunakan kerangka konseptual manajemen risiko dari International Standard ISO 31000:2018 untuk melengkapi aturan tentang manajemen risiko yang ada pada PP Nomor 60 Tahun 2008. Hasil penelitian ini adalah sebuah evaluasi terhadap penerapan manajemen risiko dan juga usulan perbaikan manajemen risiko RSUD X yang lebih sesuai dengan regulasi dan penerapan best practice (ISO 31000:2018). Berdasarkan penelitian ini, RSUD X telah melaksanakan proses identifikasi dan analisis risiko, tetapi belum melaksanakan proses evaluasi dan mitigasi risiko. Usulan perbaikan yang diajukan berupa usulan beberapa risiko baru pada daftar risiko, penghitungan ulang skor risiko, penyusunan prioritas risiko, penetapan selera risiko, dan penyusunan mitigasi risiko. Seluruh usulan perbaikan yang diajukan telah disetujui dan dapat diaplikasikan pada RSUD X.

This study aims to evaluate the implementation of risk management and provide suggestions for improvements to RSUD X as an object of research, in accordance with regulations and application of best practice (ISO 31000:2018). RSUD X as a public institution is subject to Government Regulation Number 60 of 2008 concerning the Government Internal Control System (SPIP). However, the research on the application of risk management in health care institutions has not been widely carried out in Indonesia. RSUD X certainly faces internal and external risks, so it requires risk management so that the organization can mitigate risks that can hinder the achievement of organizational goals. This study used a qualitative descriptive method with data instruments in the form of documentation analysis and interviews. This study uses a risk management conceptual framework from International Standard ISO 31000: 2018 to complement the existing risk management rules in Government Regulation Number 60 of 2008. The results of this study are an evaluation of the implementation of risk management and also suggestions for improving risk management at RSUD X which is more appropriate with regulations and implementation of best practices (ISO 31000:2018). Based on this research, RSUD X has implemented a risk identification and analysis process, but has not implemented a risk evaluation and mitigation process. Proposed improvements are in the form of several new risks proposed in the risk register, recalculating the risk scores, developing risk priorities, determining risk appetite, and preparing risk mitigation. All proposed improvements have been approved and can be applied to RSUD X."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Maria Uli
"Upaya meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit sudah menjadigerakan yang universal pada saat ini. Perawat mempunyai peran yang sangat penting dalammewujudkan keselamatan pasien di rumah sakit. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukanperilaku perawat yang baik dalam mengidentifikasi pasien. Perilaku perawat dalammengidentifikasi pasien dipengaruhi oleh faktor individu umur, jenis kelamin, tingkatpendidikan, masa kerja , faktor psikologis sikap , faktor organisasi ketersediaan SDM, SOP,peran pimpinan , domain kognitif, afektif, psikomotor pengetahuan . Penelitian ini bertujuanuntuk mendapatkan gambaran dan faktor ndash; faktor yang berhubungan dengan perilaku perawatdalam mengidentifikasi pasien. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional denganmetode kuantitatif. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 120 perawatpelaksana. Hasil penelitian ini ditemukan tidak adanya hubungan yang bermakna antara umur pvalue = 0,459 , jenis kelamin p value = 0,62 , tingkat pendidikan p value = 0,374 , masa kerja p value = 0,091 , peran pimpinan p value = 0,114 , dengan perilaku perawat dalammengidentifikasi pasien dan adanya hubungan yang bermakna antara sikap p value = 0,049 ,pengetahuan p value = 0,017 dengan perilaku perawat dalam mengidentifikasi pasien. Faktoryang paling dominan yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam mengidentifikasi pasienadalah sikap p value = 0,049 dan pengetahuan p value = 0,017 . Disarankan agar manajemenmeningkatkan leadership dan fungsi manajerial kepala ruangan, mengadakan pelatihankeselamatan pasien, melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengidentifikasian pasiendan penambahan jumlah tenaga perawat di rawat inap.
Efforts to improve the quality of patient care and safety in hospitals have become a universalmovement at the moment. Nurses have a very important role in realizing patient safety in thehospital. To realize these goals requires good nurse behavior in identifying patients. Thebehavior of nurses in identifying the patient is influenced by individual factors age, sex,education level, length of service , psychological factor attitude , organizational factors availability of human resources, standard operational procedures, leadership roles , cognitive,affective, psychomotor knowledge . The study aims to obtain a description and factors related tothe behavior of nurses in identifying patients. This research use cross sectional design withquantitative method. The amount of sample used in this research is 120 nurses executor. Theresults of this study found no significant relationship between age p value 0,459 , sex p value 0,62 , education level p value 0,374 , length of service p value 0,091 , leadership role pvalue 0,114 , with behavior of nurses in identifying patients and a significant relationshipbetween attitude p value 0,009 , knowledge p value 0,017 with behavior of nurses inidentifying patients. The most dominant factors related to the behavior of nurses in identifyingpatients are attitude p value 0,049 and knowledge p value 0,017 . It is recommended thatmanagement improve the leadership and managerial functions of the head of the room, conductpatient safety training, monitor and evaluate the implementation of patient identification andincrease the number of nurses in the inpatient."
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Anggita Triandini
"ABSTRAK
Tesis ini memberikan solusi bagaimana penerapan manajemen risiko di Rumah Sakit ABC. Tujuannya adalah untuk memahami desain manajemen risiko yang efektif dan terintegrasi, kemudian mendapatkan hasil desain yang akan diimplementasikan. Penulis menggunakan pendekatan studi kasus. Hasilnya menunjukkan bahwa Rumah Sakit ABC menghadapi 12 risiko utama yang dikategorikan berdasarkan tingkat orang yang bertanggung jawab. Temuan lainnya adalah sumber daya manusia memiliki tingkat kesadaran risiko yang rendah serta manajemen risiko yang diterapkan belum sepenuhnya terintegrasi dengan setiap aspek signifikan masih dipisahkan. Rekomendasi berfokus pada membangun kesadaran risiko dan menerapkan manajemen risiko terintegrasi.

ABSTRACT
This thesis intends to provide solution of how the implementation of risk management at ABC Hospital is. Its objectives are getting understanding of effective and integrated design of risk management then getting the results of the design to be implemented. Author used case study approach. Result shows that ABC Hospital faces 12 key risks categorized by level of responsible person. Other findings are human resources have low level of risk awareness as well as risk management implemented hasn't been fully integrated with each significant aspects are still being separated. Recommendation focuses on building risk awareness and implementing integrated risk management."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Yuliani
"Kemampuan rumah sakit untuk bertahan dan menjalankan fungsinya sebagai penyedia layanan kesehatan kepada masyarakat menghadapi tantangan dalam situasi darurat dan bencana. Rumah sakit harus mampu menghadapi pandemi COVID-19 dan bertahan sebagai salah satu bagian sentral dari ekosistem kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis respon Rumah Sakit Awal Bros Batam terhadap pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus melalui wawancara mendalam, telaah dokumen, observasi dan focus group discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum rumah sakit dinilai memiliki tingkat kesiapsiagaan yang adekuat untuk berespon terhadap COVID-19. Komponen yang memiliki performa kurang baik adalah Komponen Kesehatan kerja, kesehatan mental, dan dukungan psikososial; Komponen Manajemen Pasien, dan Komponen Surge Capacity. Rumah sakit belum memiliki program kesehatan mental karyawan yang komprehensif terutama bagi tenaga kesehatan yang menangani COVID-19. Penggunaan terapi baru yang belum terdaftar juga belum dilakukan pemantauan dan kajian dilema etik dengan mengembangkan protokol pemantauan terapi. Selain itu, rumah sakit juga belum melakukan penetapan jumlah optimal sumber daya yang dibutuhkan untuk menghadapi kemungkinan kapasitas lonjakan di masa mendatang. Kesiapsiagaan dan respon rumah sakit terhadap pandemi tentunya harus dapat dipertahankan, ditingkatkan, dan dievaluasi sehingga disusunlah strategi mitigasi risiko prioritas yang menitikberatkan pada subkomponen yang memiliki nilai Risk Priority Number (RPN) paling tinggi. Selain strategi mitigasi risiko, telah disusun pula serangkaian Key Performance Outcome Indicator yang akan digunakan untuk melakukan pengukuran dan pemantauan keberhasilan rumah sakit dalam bersiapsiaga, berespon terhadap pandemi COVID-19 dan mempertahankan keberlangsungan bisnis operasionalnya. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang status kesehatan mental tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit pada masa pandemi COVID-19 serta analisis hubungannya dengan status kesiapsiagaan rumah sakit serta melakukan evaluasi dari pemantauan penggunaan obat yang tidak terdaftar dan dampaknya terhadap outcome pasien COVID-19.
Hospital ability to survive and maintain its function as a health service provider to the community faces challenges in emergency and disaster situations. Hospitals must be able to deal with the COVID-19 pandemic and survive as a central part of the health ecosystem. This research was conducted to analyze Awal Bros Batam Hospital responses to the COVID-19 pandemic. This study used a qualitative approach with a case study design through in-depth interviews, document review, observation, and focus group discussion (FGD). The results showed that in general, hospitals were considered to have an adequate level of preparedness to respond to COVID-19. Underperforming components are the components of Occupational Health, Mental Health, And Psychosocial Support; Patient Management Components, and Surge Capacity Components. The hospital have not develop a comprehensive employee mental health program, especially for health workers who handle COVID-19 patients. The use of new unregistered has also not been adequately monitored and studied ethical dilemmas by developing therapy monitoring protocols. Besides, the hospital has not determined the optimal amount of human resources needed to deal with possible future capacity spikes. Hospital preparedness and response to pandemics must of course be maintained, improved, and evaluated so that a priority risk mitigation strategy is formulated that focuses on the subcomponent that has the highest Risk Priority Number (RPN) value. In addition to risk mitigation strategies, a series of Key Performance Outcome Indicators have also been prepared which will be used to measure and monitor the success of hospitals in preparing, responding to the COVID-19 pandemic, and maintaining the sustainability of its operational business. Further research is needed on the mental health status of health workers working in hospitals during the COVID-19 pandemic and its relationship with hospital preparedness status, also research to evaluate the unregistered drug use monitoring and its impact on COVID-19 patient outcomes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadil Moch Al-Ridha
"Distribusi farmasi merupakan bagian yang sangat esensial dalam pengelolaan akses obat dan alat kesehatan. Obat dan alat kesehatan harus dikelola dengan baik karena merupakan salah satu penunjang bagi pelayanan kesehatan. PBF maupun DAK merupakan fasilitas distribusi atau penyaluran sediaan farmasi yang digunakan untuk mendistribusikan sediaan farmasi maupun alat kesehatan. Obat dan alat kesehatan harus memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan. Salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam menjamin mutu dari obat dan alat kesehatan serta mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan yaitu Manajemen Risiko Mutu (MRM). MRM merupakan hal penting dalam proses distribusi obat dan alat kesehatan karena merupakan suatu proses yang terstruktur yang dilakukan untuk menilai, mengendalikan, mengkomunikasikan dan mengkaji resiko terhadap obat dan alat kesehatan yang dilakukan secara proaktif maupun retrospektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses MRM di PT MJG. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan mengobservasi kegiatan MRM di PT MJG. Hasil penelitian menunjukkan proses MRM di PT MJG dilakukan untuk meminimalisasi risiko terhadap keamanan pasien dan kualitas dari produk. Proses MRM dimulai dari mengidentifikasi risiko dengan tingkat resikonya, mengidentifikasi dampak dari setiap risiko, menentukan peringkat kemungkinan dari timbulnya risiko, dan membuat strategi untuk mengurangi risiko yang mungkin timbul.

Pharmaceutical distribution is a very essential part of managing access to medicines and medical devices. Medicines and medical devices must be managed well because they are a support for health services. PBF and DAK are distribution facilities for pharmaceutical preparations that are used to distribute pharmaceutical preparations and medical devices. Medicines and medical devices must meet specified quality requirements. One aspect that has an important role in ensuring the quality of medicines and medical devices and preventing the possibility of errors is Quality Risk Management (QRM). QRM is important in the distribution process of medicines and medical devices because it is a structured process carried out to assess, control, communicate and assess risks to medicines and medical devices which is carried out proactively and retrospectively. This research aims to examine the QRM process at PT MJG. This research was carried out by observing QRM activities at PT MJG. The research results show that the QRM process at PT MJG is carried out to minimize risks to patient safety and product quality. The QRM process starts from identifying risks with their risk level, identifying the impact of each risk, determining the probability rating of the risk occurring, and creating strategies to reduce risks that may arise.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lieta Sarah Anggraeni W.
"Rumah sakit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan dengan jenis pekerjaan yang kompleks dan memiliki banyak potensi bahaya. Jenis pekerjaan terkait kesehatan dengan tingkat cedera tertinggi yang mengakibatkan absen kerja yaitu pada perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan persepsi perawat terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja di instalasi rawat inap rumah sakit. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif menggunakan desain penelitian cross sectional yang dilakukan pada instalasi rawat inap di RS Kanker ldquo;Dharmais rdquo; pada bulan Juni 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di instalasi rawat inap di RS Kanker ldquo;Dharmais rdquo; sebanyak 348 orang dengan total sampel yang diambil adalah sebanyak 126 orang dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dengan instrumen penelitian kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji statistik chi square test.
Hasil penelitian ini menunjukkan dari 126 perawat di Instalasi Rawat Inap RS Kanker ldquo;Dharmais rdquo; terdapat 50,8 perawat memiliki persepsi baik terhadap risiko K3, sedangkan 49,2 memiliki persepsi kurang. Hasil analisis bivariat menunjukkan dari 10 variabel yang diteliti ada 6 variabel yang menyatakan ada hubungan yang bermakna signifikan dengan persepsi risiko, yaitu kesegeraan efek, pengetahuan paparan risiko, pengetahuan risiko, pengendalian risiko, ketakutan, dan konsekuensi. Berdasarkan hasil tersebut, maka perlu adanya sosialisasi dan pengkajian lebih mengenai risiko K3 yang ada di instalasi rawat inap agar para perawat bisa lebih waspada terhadap segala potensi bahaya yang ada.

Hospitals are one of health care facilities with a complex type of work and has many potential hazards. Nurse is the type of health related occupation with the highest injury rate resulting in the absence of work. This study aims to determine and describe the nurse rsquo s perception of occupational health and safety risks in hospital rsquo s inpatient unit. This study is an descriptive analytic research with quantitative approach using cross sectional research design in June 2017. Population in this research is all nurses who work in inpatient unit at RS Kanker ldquo Dharmais rdquo as much 348 people with total sample taken is 126 people with purposive sampling method. The data were collected by questionnaire as research instrument and analyzed by univariate and bivariate analysis with chi square test.
The results of this study showed that 126 nurses in the inpatient unit of Dharmais RS Kanker ldquo Dharmais rdquo shows 50.8 nurses had good perception on occupational health and safety risks, while 49.2 had less perception. The result of bivariate analysis shows that there are 6 variables that have significant correlation with risk perception, that are immediate effect, knowledge of risk exposure, risk knowledge, risk control, fear, and consequence. Based on these results, it is necessary to socialize and assess more about occupational health and safety risks in the inpatient unit so that the nurses can be more vigilant against any potential hazards.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janaditya Adhipurusa
"Balanced scorecard (BSC) adalah kerangka pengukuran kinerja yang komprehensif dengan melihat perspektif keuangan dan non keuangan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja sendiri belum menerapkan BSC. Penelitian ini bertujuan mengetahui kinerja Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Koja Tahun 2017-2018 dengan menggunakan BSC. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) kinerja keuangan dinilai kurang: pertumbuhan penerimaan menurun, keuangan tidak efektif. (2) Kinerja perspektif pelanggan dinilai baik: pertumbuhan kunjungan, retensi, dan kepuasan pelanggan baik serta akuisisi pelanggan kurang. (3) Kinerja proses bisnis internal dinilai baik: waktu tanggap baik, pasien tidak harus membayar uang muka, inovasi baik. (4) Kinerja pembelajaran dan pertumbuhan dinilai baik: kepuasan kerja, sistem informasi, akses diklat dinilai baik, akan tetapi produktivitasnya dianggap masih kurang. Kinerja IGD secara umum dinilai baik. Pihak manajemen disarankan untuk menetapkan kebijakan agar BSC dapat digunakan sebagai pengukuran kinerja yang komprehensif guna menjaga mutu pelayanan secara berkelanjutan.

The balanced scorecard (BSC) is a comprehensive performance measurement by looking at financial and non-financial perspective. Koja District Hospital (RSUD Koja) has not implemented the BSC. This study aims to determine the performance of Emergency Department (ED) at RSUD Koja in 2017-2018 using the BSC. Method in this study uses descriptive analytics through quantitative and qualitative approaches. Results shows that (1) financial performance is poor: income growth is declining, financial is not effective. (2) Performance of customer perspective is good: customer visit growth, retention, and satisfaction are considered good, but customer acquisition is poor. (3) Internal business process performance is good: good response time, patient do not have to pay a down payment, good innovation. (4) learning and growth performance are good: job satisfaction, information system, and training access are considered good, but productivity is still considered poor. Performance of ED is generally considered good. Management is advised to establish policies so that the BSC can be used as a comprehensive performance measurement to maintain service quality on an ongoing basis."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>