Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187158 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jeannie Firstonimirza
"Bancassurance di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, Bancassurance adalah penjualan produk asuransi jiwa kepada nasabah bank. Sebaliknya kerjasama ini juga membuka kemungkinan untuk menarik nasabah asuransi jiwa meniadi nasabah bank salah satunya adalah AXA Mandiri merupakan joint venture Bank Mandiri dan AXA Asia Pacific Holdings pada 2003. Perusahaan patungan ini terpisah dari AXA Life Indonesia yang merupakan perusahaan patungan antara AXA Asia Pacific Holdings dan Tempo Grup. Dalam perjanjian kerjasama tersebut, AXA Asia Pacific akan memiliki 51 persen saham dan 49 persennya akan dimiliki oleh Bank Mandiri.
Perusahaan patungan ini menawarkan produk-produk bancassurance kepada lebih dari 7 juta nasabah Bank Mandiri. Semakin gencamya produk sejenis yang diluncurkan membuat AXA Mandiri harus merencanakan strateginya dengan matang agar dapat bersaing dan menjadi pemimpin di pasarnya.
Pada penelitian ini Penulis ingin melihat Sejauh mana tingkat kepuasan nasabah yang telah diberikan oleh AXA Mandiri di mana lebih dititikberatkan pada penerapan operational excellence, customer intimacy, product leadership sehingga nasabah merasa puas dan membuat meraka akan melakukan pembelian kembali terhadap produk jasa tersebut.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Penulis terlihat bahwa Operational excellence mendominasi pada pemilihan tingkat kepuasan nasabah, terutama pada proses claim nasabah merasa senang dengan proses claim yang mudah, dan diharapkan AXA Mandiri dapat lebih fokus dalam operational excellence, karena masih kurangnya kecepatan dan kenyamanan yang dirasakan oleh nasabah. Semua itu dapat Iebih ditingkatkan dengan melakukan evaluasi kinerja seluruh staff yang berkaitan dalam proses layanan jasa investasi nasabah AXA Mandiri. AXA Mandiri dapat memberikan informasi terkini Tentang investasi dengan mengeluarkan bulentin setiap sebulan sekali, melakukan event - event buat nasabah mengingat produk bancassurance ini masih baru maka perlunya untuk meningkatkan core competitive.

Bancaassurance in Indonesia is progressing tremendously, apparently Bancaassurance is the life insurance for bank customers. In fact, this partnership also provides opportunity to absorb more and more bank customers to join life insurance customers and one of our product is the AXA Mandiri that is joint venture of Bank Mandiri and AXA Asia Pacific Holdings in 2003. This joint venture company is separated from AXA Life Indonesia which is the joint venture company between Axa Asia Pacific Holdings and Tempo Group. In such agreement, Axa Asia Pacific shall have 51 percent of shares and 49 percent shall be owned by Bank Mandiri.
This joint venture company offers bancaassurance product to more than 7 millions Bank Mandiri customers. The launching of this kind of product is getting more tremendous and it has encouraged AXA Mandiri to plan its strategy thoroughly so that they can compete well and become the most outstanding leader in its market.
In this research, the Writer wishes to observe how far the customers have been satisfied by AXA Mandiri service where it is focused more on the aspect of operational excellence, customer intimacy, product leadership so that the customers will satisfy and they will be encouraged to consume again such product.
Research made by Writer has proved that operational excellence has dominated the customers satisfaction option, mainly in customer claim process where they have been satisfied with uncomplicated claim process, and hopefully Axa Mandiri may focus more in operational excellence. because they have to make customers feel more comfortable and enjoy the faster service.
This issue can be improved through implementing performance evaluation enhancement of all staff who are responsible for accelerating Axa mandiri customer investment service process. Axa Mandiri may provide the updated information on investment through their monthly newsletter, performing customer event that may remind customers on the recent bancaassurance product, so it is important to improve the competitive core.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handini Susiwi
"Kesuksesan suatu perusahaan dilihat dari kinerja perusahaan tersebut dalam meningkatkan keuntungan (profitable), dapat bertumbuh (Growing), dapat mempertahankan kelangsungan hidup (Sustainable), dan mampu bersaing (Competitiveness). Hal tersebut merupakan pedoman arah strategis hampir semua organisasi bisnis, khususnya usaha jasa konstruksi (kontraktor). Di Indonesia, kemampuan bersaing perusahaan-perusahaan jasa konstruksi masih dirasakan sangat lemah. Padahal di dalam era perdagangan bebas, kemampuan daya saing merupakan salah satu ukuran kinerja suksesnya perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut dan untuk meningkatkan kemampuan daya saing dalam era globalisasi, faktor market forces (Kekuatan Pasar) pada industri konstruksi perlu dikelola dengan baik. Permasalahan market forces yang banyak terjadi di dalam suatu perusahaan biasanya berhubungan dengan lemahnya kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia dan organisasi perusahaan, khususnya organisasi di bidang pemasaran. Kemampuan menganalisa permasalahan pada faktor market forces adalah salah satu hal yang menentukan dalam meningkatkan daya saing perusahaan jasa konstruksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan pengaruh faktor Market Forces sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan jasa konstruksi serta untuk menganalisis seberapa besar pengaruh market forces tersebut terhadap kinerja daya saing perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) di Indonesia. Dengan analisis SPSS diketahui bahwa faktor perusahaan yang gagal dalam melakukan proses pengembangan inovasi serta adanya budaya perusahaan yang cenderung negatif terbukti seeara significant mempengaruhi kinerja daya saing (Competitiveness) perusahaan jasa konstruksi. Pada akhimya dengan mengetahui hal tersebut di atas, tentunya akan lebih mudah bagi perusahaan jasa konstruksi untuk mengelola faktor market forces dalam meningkatkan daya saing perusahaan.

The success of a company is reflected by its performance in profitability, growth, sustainability, and competitiveness. Those are the strategic aims of all business organizations. The competitive capability among construction companies in Indonesia is very low. Whilst in free trade era, competitive capability is the core of company success. To anticipate this problem and to advance competitive capability, well-managed marketing in Construction Company is the key. Marketing which happens to be the major problem is usually related to low capability of company in carrying out the market. Marketing strategy capability in a company turns out to be a crucial problem that needs better dealing. The improvement can be reached by knowing marketing objectives, strategies, and tactics to be used by a company in accomplishing the entire company goals. Hence, marketing is one of the biggest factors that mostly occur in a company failure.
This research is done to identify market forces factors in a Construction Company that can decrease, the company's competitive performance, and to analyze the effect of market forces factors towards the company's competitive performance. By using SPSS analysis, it is proven that failing in applying innovation development process and a negative trend in corporate culture is factors that significantly influence the company's competitive performance. Thus, in determining those factors above, construction companies can easily manage market forces factors in order to improve the companies' competitiveness."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Soerjanto
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui daya saing satelit Indonesia, dengan metode deskriptif analitis. Dilakukan analisis terhadap strategi teknologi untuk mengidentifikasi posisi teknologi dan posisi bersaing yang dimiliki operator-operator satelit Indonesia.
Identifikasi posisi teknologi dilakukan dengan melakukan audit teknologi terhadap ke-empat operator tersebut. identifikasi posisi bersaing dilakukan dengan meneliti faktor eksternal dan faktor internal terhadap operator satelit itu sendiri dan pengguna jasa satelit tersebut.
Analisis terhadap faktor eksternal memperlihatkan daya tarik industri sedang analisa terhadap faktor internal akan memperlihatkan kekuatan bisnis operator satelit.
Penelitian dilakukan terhadap ke-empat operator satelit Indonesia dan 12 perusahaan pengguna jasa satelit Indonesia, dengan cara pengisian Kuesioner. Hasil penelitian dikelola dengan software Expert Choice dengan metode Analytic Hierarchy Process dan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) dan memperlihatkan status dan posisi teknologi dalam perusahaan operator satelit Indonesia. Dengan matriks GE dapat didentifikasikan posisi bersaing operator satelit Indonesia dalam industri satelit. Kemudian dengan teori Five Forces Porter dapat diketahui posisi operator satelit Indonesia di pasar Asia.
Dengan mengetahui posisi teknologi, posisi bersaing dan posisi persaingan operator satelit Indonesia di pasar Asia, maka dapat dirumuskan strategi teknologi bagi ke-empat operator satelit tersebut untuk perbaikan sistem maupun manajemen pengelolaan teknologi dalam perusahaan agar dapat lebih mampu bersaing di pasar Asia.
Audit teknologi merupakan proses yang berkesinambungan, sehingga basil analisa strategi teknologi terhadap operator satelit Indonesia yang dilakukan dalam penelitian ini belum mencerminkan daya saing satelit Indonesia secara permanen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8496
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Adha Pamekas
"Kaca lembaran merupakan salah satu komoditas yang dapat dikategorikan sebagai komoditas andalan. Hal ini ditandai dengan kinerja ekspor yang terus meningkat setelah sebelumnya mengalami penurunan yang cukup berarti pada saat krisis melanda Asia, dimana nilai ekspor terus meningkat dengan peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan ekspor dunia.
Daya saing kaca lembaran Indonesia di pasar dunia, sejak tahun 1996 - 2000 menunjukkan kecenderungan meningkat dan mampu bersaing dengan produk yang sama dari negara-negara pesaing walaupun sempat mengalami penurunan pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan menurunnya konsumsi di dalam negeri dan nilai atau volume ekspor ke dunia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi kekuatan daya saing kaca lembaran Indonesia di pasar intemasional dan mencari alternatif strategi yang direkomendasikan dalam upaya meningkatkan daya saing.
Dari hasil perhitungan kinerja ekspor dan dengan metode Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP), diketahui bahwa untuk kaca lembaran secara umum, kinerja ekspornya terus meningkat dengan tingkat pertumbuhan melebihi pertumbuhan ekspor dunia serta meningkatnya pangsa pasar komoditas tersebut memiliki kekuatan daya saing yang sedang dan juga menunjukkan bahwa dari tahun 1996 hingga tahun 2000 terjadi peningkatan dan tahap perluasan ekspor menjadi tahap net eksportir. Sementara itu, untuk komoditas-komoditas yang termasuk dalam kaca lembaran ini, diketahui bahwa dua komoditas yaitu HS 700521 dan 700510 memiliki kekuatan daya saing yang tinggi dan mempunyai peluang yang lebih besar dalam penguasaan pangsa pasar, serta komoditas lainnya yaitu 700530 memiliki kekuatan daya saing yang tingkat menengah.
Untuk menentukan alternatif strategi, digunakan teknik proses hirarki analitik (PHA), yaitu suatu permodelan dengan menggunakan skala prioritas berdasarkan penilaian para pakar. Dengan menggunakan metode ini diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh dalam upaya peningkatan daya saing kaca lembaran Indonesia, adalah : Kondisi Faktor; Kondisi Permintaan, Industri terkait dan pendukung, Strategi, Struktur dan Persaingan; Kesempatan / peluang serta Pemerintah.
Alternatif strategi dalam upaya peningkatan daya saing kaca lembaran didasarkan pada teori Strategi Generik Michael Porter. Selanjutnya dengan PHA dihitung bobot dari kuesioner yang telah diisi oleh responden dan diperoleh prioritas pertama dari alternatif strategi adalah keunggulan biaya menyeluruh dengan keunggulan pada biaya kumulatif yang dikeluarkan oleh industri dalam melaksanakan aktivitas rantai nilai lebih rendah dibandingkan dengan biaya kumulatif para pesaingnya, misalnya dalam bentuk harga yang rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan pesaingnya.
Dengan terpilihnya alternatif strategi tersebut, kemudian dapat dilaksanakan dengan baik oleh seluruh pihak-pihak yang terkait yang pada akhirnya akan kemampuan daya saing dan penguasaan pangsa pasar akan meningkat sehingga diperoleh peningkatan kinerja ekspor Indonesia guna meningkatkan keselahteraan masyarakat Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natan Kambuno
"Sejak beberapa tahun yang lalu Jepang merupakan pasar utama tujuan ekspor udang Indonesia yang berperan penting dalam perolehan devisa bagi Indonesia karena berdasarkan data tahun 1995 sampai tahun 1999, rata-rata 61,7% komoditi udang Indonesia diekspor ke pasar Jepang, sementara sisanya diekspor ke Amerika Serikat, Hongkong, Singapura dan negara-negara lainnya. Dari segi volume, data perkembangan ekspor udang Indonesia ke Jepang (1995 - 1999) menunjukkan angka fluktuatif, namun dari segi nilai menunjukkan angka penurunan dari tahun ke tahun. Mengamati fenomena menurunnya nilai ekspor udang Indonesia di pasar Jepang dan untuk mengantisipasi persaingan ketat dengan negara-negara produsen utama dipasar tersebut, maka perlu dikaji strategi peningkatan daya saing udang Indonesia agar tidak terpuruk lebih jauh lagi mengingat pasar Jepang selama ini merupakan pasar utama produk udang Indonesia yang merupakan sumber perolehan devisa terbesar dari sektor pertanian. Adapun Metode analisis yang digunakan adalah analisis faktor-faktor Iingkungan, baik lingkungan internal maupun ekstemal berdasarkan pendekatan Diamond Porter. Sementara Data yang dianalisis adalah data primer yang didapatkan dari para nara sumber yang ahli dalam masalah perudangan sedangkan data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber seperti dikemukakan pada bab 1 halaman 11.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kekuatan daya saing udang Indonesia di Jepang bertumpu pada potensi sumber daya laut dan perairan, besarnya lahan potensial untuk budidaya udang, tersedianya tenaga kerja yang melimpah dengan upah yang relatif murah, dan relatif stabilnya pasokan bahan baku. Sementara hasil pemetaan posisi daya saing udang Indonesia di pasar Jepang berdasarkan matriks Evaluasi Faktor Ekstemal dan Internal menunjukkan bahwa posisi daya saing udang Indonesia berada di kuadran 1. Untuk itu, maka alternatif strategi yang perlu ditempuh adalah: peningkatan produksi, diversif kasi produk dan peningkatan promosi.
Dalam mengimplementasikan strategi tersebut, perlu dukungan pemerintah dalam bentuk iklim usaha yang kondusif dengan stabilitas keamanan yang baik, di samping memberikan kemudahan-kemudahan berinvestasi dan pengurusan dokumen-dokumen ekspor. Peran Instansi terkait dan Badan Asosiasi juga perlu di tingkatkan khususnya dalam memberikan masukan-masukan kepada pemerintah agar daya saing udang Indonesia di pasar Jepang bisa ditingkatkan atau minimal dipertahankan pada posisinya yang sekarang.
"
2000
T3667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandingan, Luhut A.
"Perusahaan asuransi di industri asuransi Indonesia banyak menggunakan saluran pemasaran produk asuransi melalui praktik bancassurance. Pihak bank sebagai pihak yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi menawarkan konsumen bank menjadi konsumen bancassurance. Berdasarkan data dari OJK, konsumen asuransi yang melakukan pengaduan konsumen meningkat. Konsumen yang tidak puas dengan pengaduan melanjutkan upaya hukumnya melalui penyelesaian sengketa. Posisi konsumen yang lemah dibanding pelaku usaha membutuhkan penguatan pelindungan konsumen. Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan mengenai bagaimana praktik bancassurance ditinjau dari hukum pelindungan konsumen dan hukum asuransi di Indonesia dan bagaimana pengawasan dan penyelesaian sengketa terhadap praktik bancassurance sebagai bentuk pelindungan konsumen di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan oleh Penulis dalam penulisan adalah penelitian doktrinal dengan menganalisis data sekunder. Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa pengawasan yang dilakukan terhadap praktik bancassurance belum maksimal sehingga konsumen harus menempuh tahap pengaduan dan penyelesaian sengketa.

Many insurance companies in the Indonesian insurance industry use insurance product marketing channels through bancassurance practices. The bank as a party that cooperates with insurance companies offers bank consumers to become bancassurance consumers. Based on data from OJK, insurance consumers who make consumer complaints are increasing. Consumers who are not satisfied with the complaint continue their legal efforts through dispute resolution. The weak position of consumers compared to business actors requires strengthening consumer protection. Therefore, the author will explain how bancassurance practices are viewed from consumer protection law and insurance law in Indonesia and how supervision and dispute resolution of bancassurance practices as a form of consumer protection in Indonesia. The research method used by the author in writing is doctrinal research by analyzing secondary data. Through this research, it can be seen that the supervision carried out on the practice of bancassurance has not been maximized so that consumers must take the stage of complaints and dispute resolution."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas ndonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Sih Prathiwi
"During the last decade, people in the world realize the necessity of environment conservation. The increase of forest resource sustainable protection due to devastated of natural disaster and human health.
The rapid escalating of significance environment conservation in the world meddles in economic issue. People's lifestyle changes into green consumerism, which makes them to use environmentally product especially for wood. For example, international market appeal boycott for tropical timber. Ecolabelling certification for wood product get primary priority in their consuming style. Consumer preference is become serious threat to wood base company, which is not environmentally friendly. This is also given such a pressure to the government.
The research use correlation method to evaluate the influence of ecolabelling certification to competitiveness of Indonesia wood product in international market and also to know the motivation of the company to get ecolabelling certification. The variables of the research are bargaining power of supply, bargaining power of demand, market equilibrium of wood product and business stability.
Ecolabelling is a label, which is marked on the wood product so the consumer could know that the product is process from the forest, which is sustainable managed. The purpose of ecolabelling for consumers and supplier so they can define the product they used and sell. Ecolabelling is also a strategy for a company to get incentives such as premium price and market access. Ecolabelling is also a standard for the company if they want to compete in larger market.
The result of this research is ecolabelling certification give significant influence for bargaining power of demand so the company could compete with other company from another country. Supply of ecolabelling certification product is to fulfill international market demand. It is not necessary to achieve ecolabelling certification for local & region market.
Ecolabelling product competition is high in international market due to most company in develop country such as USA and Europe has this program before. Ecolabelling become a standard to enter and get access to their market and make a non-tariff barrier for company from developing country to compete in their market.
Since only a few forest product company in Indonesia has ecolabelling certification but the effort to get the certification is one of company contribution to be included in sustainability of our forest. The effort is also to keep continuity of wood supply so they can get long-term benefit and competitiveness in larger market.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Mutakin
"Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelusuran data sekunder dan informasi lain serta literature yang relevan, dengan alat analisis Indek Spesialisasi Perdagangan (ISP).
Hasil analisis menunjukkan bahwa daya saing buah-buahan Indonesia masih rendah terutama bila dibandingkan dengan negara-negara pesaingnya. Lemahnya pengusaha Indonesia dalam memenuhi permintaan pasar luar negeri disebabkan antara lain : (1) perkebunan buah-buahan Indonesia sebagaian besar dikelola secara tradisional sehingga sulit untuk menciptakan produk berkualitas tinggi, (2) kegiatan pasca panen yang kurang benar dan sistem pengangkutan yang tidak memadai membuat banyak buah-buahan yang beredar di pasar rusak. Di sisi lain potensi pasar dalam negeri yang besar dengan persyaratan mutu buah dan tingkat persaingan yang tidak ketat membuat pengusaha lebih tertarik melempar produknya ke pasar domestik.
Atas dasar temuan-temuan tersebut, penulis menyarankan perlu segera dicari alternatif pengembangan investasi disektor pertanian dengan bunga kompetitif dan segera dibangun fasilitas-fasilitas distribusi buah-buahan yang memadai baik di sentra produksi maupun sentra konsumen. Selain itu perlu ditingkatkan kemampuan petani dan ciptakan kerjasama kemitraan antara pengusaha Indonesia/eksportir buah-buahan dengan pengusaha asing."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T4514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuana Budi Jaya
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh konsentrasi kepemilikan, Pemegang saham pengendali dan Corporate Governance terhadap Disiplin Pasar di perbankan Indonesia. Sampel penelitian adalah 101 bank komersial konvensional di Indonesia selama tahun 2013-2016. Dengan menggunakan model panel data dinamis, penelitian ini menemukan bahwa bank dengan pengendali asing dan Corporate Governance akan berpengaruh negatif terhadap Disiplin Pasar. Sebalikya, penelitian ini menemukan bahwa bank dengan pengendali pemerintah dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif terhadap praktik Disiplin Pasar. Penelitian ini membuktikan bahwa struktur kepemilikan dan Corporate Governance berdampak terhadap Disiplin Pasar di perbankan Indonesia

ABSTRACT
This study was conducted with the aim to examine the effect of concentration of ownership, controlling shareholders and Corporate Governance on Market Discipline in Indonesian banking. The research sample is 101 conventional commercial banks in Indonesia during 2013 2016. Using a dynamic data panel model, this study found that banks with foreign control and Corporate Governance negatively affect Market Discipline. In contrast, this study found that banks with government controls and concentration have positive effect on Market Discipline. This study proves that ownership structure and Corporate Governance have an impact on Market Discipline in Indonesian banking. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyah
"Bank Muamalat Indonesia adalah bank syariah pertama yang beroperasi di Indonesia dan menerapkan sistem bagi hasil. Masalah utama yang dihadapi adalah rendahnya kinerja Bank Muamalat Indonesia yang ditunjukkan dengan minimnya sumber daya manusia yang benar-benar memahami tentang bank syariah.
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengkaji keadaan yang terjadi yang dalam hal ini adalah proses pembelajaran di Bank Muamalat Indonesia dalam upayanya meningkatkan kepuasan nasabah. Sedangkan tujuan penelitian dimaksudkan untuk melihat sejauh mama hubungan antara rendahnya kinerja dan kualitas sumber daya manusia atau variabel lain yang mempengaruhi kinerja tersebut.
Penerapan aspek pembelajaran tertinggi di Bank Muamalat Indonesia adalah pada penerapan dinamika belajar. Sedangkan penerapan terendah adalah untuk aspek aplikasi teknologi. Dengan melihat persepsi nasabah terhadap layanan yang diterima dan harapan nasabah terhadap layanan yang diberikan, diperoleh hasil bahwa kualitas layanan Bank Muamalat Indonesia masih rendah dengan kesenjangan (tingkat Iayanan) (-) 0,93 serta tingkat kepuasan nasabah 77,56 % yang berarti bahwa layanan yang diberikan masih dibawah harapan nasabah, sehingga masih perlu ditingkatkan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu upaya peningkatan kinerja melalui peningkatan disiplin pembelajaran khususnya dalam menyelesaikan permasalahan yang cukup kompleks yang terjadi di Bank Muamalat Indonesia termasuk di dalamnya melakukan perubahan-perubahan yang diharuskan. Perbaikan ini dapat dilakukan melalui dinamika belajar (baik individual learning dan team learning) yang merupakan jalan terbaik dalam meningkatkan kinerja Bank Muamalat Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>