Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103911 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yani Siskartika
"Persaingan dan perubahan lingkungan eksternal industri minyak global secara umum dan di Indonesia secara khusus menuntut perubahan-perubahan di lingkungan internal perusahaan yang bergerak di industri itu untuk mempertahankan eksistensi, yang dapat dapat diraih melalui corporate image building didukung dengan strong corporate identity, dengan melakukan redefenisi terhadap citra perusahaan terhadap segenap atribut dari brand perusahaan. Secara konseptual proses redefinisi ini disebut rebranding yang telah dilakukan oleh PT Medco Energi Intemasional, Tbk. terhadap subsidiarinya, PT Exspan Nusantara menjadi PT Medco E&P Indonesia.
Salah satu aktivitas yang dilakukan untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan rebranding adalah melalui program komunikasi ekstemal dan internal. Program komunikasi internal bertujuan untuk mendapatkan kesadaran, pengetahuan, pemahaman dan sikap positif kalangan internal, terutama karyawan. Implementasi program komunikasi internal ini melalui proses manajemen komunikasi antara lain perencanaan, strategi dan implementasi. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan menguraikan strategi komunikasi internal dalam corporate rebranding yang dijalankan oleh perusahaan tersebut.
Menggunakan metode wawancara mendalam kepada narasumber yang terlibat dalam proses implemetasi komunikasi internal dalam corporate rebranding sebagai metode pengumpulan data dan mengacu pada communication campaign system model dalam melakukan analisis data, menghasilkan temuan bahwa strategi komunikasi internal perubahan nama dan logo perusahaan tersebut melalui beberapa tahapan. Mulai dari analisis permasalahan, identifikasi khalayak sasaran, verifikasi hasil riset, pengelolaan program komunikasi herdasarkan tujuan, perencanaan dan strategi pesan, perencanaan dan strategi media, analisis perencanaan dan kerja serta anggaran. Namun, tidak semua komponen-komponen pada setiap tahapan dalam model-yang secara konseptual harus terpenuhi-dipenuhi oleh manajemen dalam menetapkan strategi komunikasi internalnya.
Hasil penelitian ini berimplikasi secara teoritis, metodologi dan praktis. Secara teoritis, memperkuat karakteristik beberapa konsep rebranding yang dikemukakan Moss, Temporal, Aaker, dan Cornelissen, serta strategi komunikasi intemalnya yang dikembangkan oleh Pace, Argenti dan Vardaman. Irnplikasi secara metodologi penggunaan communication campaign system model yang dikembangkan Simmons sebagai acuan dalam analisis data. Sedangkan implikasi praktis, hasil penelitian ini memberikan informasi yang otentik dan alami tentang implementasi strategi komunikasi internal perubahan nama dan logo PT Medco E&P Indonesia yang dapat dijadikan basis untuk inovasi strategi komuniksi internal di perusahaan ini.
Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal, antara lain, dalam masa transisi atau perubahan perusahaan, seperti program rebranding, maka harus ada perhatian khusus dan intensif dalam program komunikasinya. Manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan untuk merubah intensitas penggunaan pesan yang bersifat tulisan dan terdokumentasi dengan beralih pada penggunaan komunikasi langsung yang bersifat dua arah, teratur dan regular mulai dari pemilik, direksi, level menengah hingga kepada karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muliawaty H. Widodo
"Letak geografis wilayah kerja TOTAL E&P INDONESIE yang tersebar di wilayah kontrak kerja Mahakam mendorong implementasi suatu teknologi komunikasi yang dapat meningkatkan komunikasi internal di dalam perusahaan tersebut. Perkembangan teknologi yang ada menciptakan banyak inovasi-inovasi di segala bidang. Inovasi teknologi yang berbasis Internet, yaitu intranet dianggap dapat menjawab permasalahan tersebut. Penelitian mengenai bagaimana teknologi intranet tersebut digunakan dilihat dari difokuskan pada bagaimana dan kebiasaan serta kegunaan intranet bagi karyawan dalam bekerja.
Penelitian menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan mewawancarai 9 orang narasumber yang yang terdiri dari satu orang mewakili manajemen senior sekaligus sebagai pemilik dari media komunikasi tersebut, satu orang berasal dari divisi komunikasi dan tujuh orang lainnya berasal dari divisi yang beraneka ragam. Selain melakukan wawancara, peneliti juga meneliti dari sumber lain seperti dokumen-dokumen, diskusi bebas dan grapevine.
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan intranet sebagai media komunikasi yang dapat membantu tercapainya tujuan perusahaan, meningkatkan kinerja karyawan dan perusahaan masih rendah. Dukungan dari manajemen yang masih rendah serta sosialisasi mengenai pengguanaan teknologi intranet tidak banyak dilakukan sehingga penggunaan intranet menjadi tidak efektif. Namun banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut sehingga tujuan dari penggunaan intranet sebagai media komunikasi internal di dalam organisasi TOTAL E&P INDONESIE dapat tercapai. Upaya yang dilakukan juga harus didukung dengan action plan yang matang, realistis serta sosialisasi yang semua pihak di dalam organisasi TOTAL E&P INDONESIE.
Akhirnya, dari penelitian yang telah dilakukan, penulis merekomendasikan agar TOTAL E&P INDONESIE melakukan proses adopsi intranet dengan tepat dan menyeluruh kepada karyawannya serta didukung dengan perangkat peraturan mengenai penggunaannya. Adapun rekomendasi dari segi akademis agar penelitian selanjutnya dapat lebih memfokuskan analisa pada implementasi proses adopsi teknologi komunikasi sesuai dengan teori adaptasi teknologi dan teori komunikasi yang ada."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Sigit Widiantoro
"Usaha untuk menempatkan komitmen terhadap ketepatan mutu dan ketepatan waktu dalam industri buku pelajaran masih menjadi persoalan yang sulit ditangani hingga kini. Banyak penerbit buku pelajaran belum mampu mewujudkan kedua komitmen itu secara simultan yang menjadikan konsumen buku pelajaran --dalam hal ini para guru dan siswa didik di sekolah-- terlayani dalam makna yang sebenarnya. Banyak persoalan yang faktanya mesti dihadapi oleh sebagian besar penerbit buku pelajaran di Indonesia, baik persoalan yang menyangkut aspek produksi maupun aspek organisasi.
Salah satu faktor yang menjadi penghalang dari upaya untuk mewujudkan elemen ketepatan waktu dan ketepatan mutu adalah persoalan konflik organisasi. Bagi banyak penerbit buku pelajaran, konflik di dalam organisasi seolah merupakan sebuah keharusan di tengah-tengah proses penerbitan buku yang berjalan. Namun, tidak banyak penerbit yang mampu mengelola konflik itu menjadi daya dorong yang menjadikan organisasi bergerak ke arah yang dituju. Ketidakpahaman terhadap peta konflik berakibat pada ketidakmampuan organisasi menerapkan strategi komunikasi yang tepat dan jitu.
Merujuk pada persoalan di atas, perhatian tesis ini adalah berusaha untuk mengungkapkan ragam konflik yang muncul beserta kecenderungan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya di dalam lingkungan penerbit-penerbit buku pelajaran. Selain itu, tesis ini juga berupaya untuk mengetahui strategi komunikasi yang diberlakukan oleh Penerbit Yudhistira (PT YGI) dalam mengelola kecenderungan beragam konflik yang muncul sehingga tesis ini lebih sebagai kerja evaluatif.
Untuk mengungkapkan ragam konflik yang hadir beserta strategi komunikasi yang diterapkan oleh organisasi penerbit buku pelajaran, tesis ini menggunakan penelitian kualitatif sebagai jalan untuk menjabarkannya. Data dalam penelitian kualitatif ini diperoleh dan dikumpulkan melalui proses pengamatan dan wawancara mendalam (depth interview). Sebaliknya, model yang digunakan sebagai dasar atau landasan untuk memahami persoalan konflik adalah model dari Louis R. Pondy. Pondy mengemukakan episode konflik yang terdiri atas latent conflict, perceived conflict, felt conflict, manifest conflict, dan conflict aftermath.
Dari tesis ini diperoleh hasil bahwa hampir semua penerbit buku pelajaran yang menjadi subjek penelitian mengalami konflik organisasi yang disebabkan oleh berbagai persoalan yang melilitnya. Konflik itu beragam, dari mulai latent conflict hingga conflict aftermath. Konflik itu terjadi dan selalu berulang-ulang seiring dengan pekerjaan yang terus diterima dan bergulir dari waktu ke waktu sehingga konflik itu niscaya menunjukkan kelemahan strategi komunikasi yang ada. Bahkan kebanyakan penerbit, termasuk penerbit Yudhistira sebenamya masih memperlakukan strategi komunikasi pengelolaan konflik secara temporal, belum secara sistematik. Implikasinya, strategi komunikasi yang selalu diterapkan terlihat kurang efektif karena tidak menjadi jawaban terhadap persoalan organisasi secara menyeluruh dan mendasar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yuliana
"Penelitian ini membahas peran komunikasi internal organisasi Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) dalam mewujudkan lembaga peradilan yang Court Excellence. Penelitian kualitatif dengan desain deskriptif ini dilakukan melalui wawancara informan internal dan eksternal.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa iklim komunikasi organisasi di MKRI cenderung suportif. Sementara temuan minor kepuasan komunikasi organisasi muncul pada isu pemerataan kesempatan menduduki jabatan tertentu serta pemanfaatan teknologi informasi pada saluran komunikasi internal MKRI. Variabel Komunikasi yang kecenderungannya suportif ini merupakan perwujudan Court Excellence.

This research explains the role of internal organization communication in the Constitutional Court of the Republic of Indonesia (Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia - MKRI) to achieve a court excellence in judiciary institution. This qualitative research with descriptive design was collected through interviews with internal and external informant.
The result shows that organizational communication climate in MKRI nearest to supportive. Whereas there is a minor result that shows in the satisfaction level for organizational communication especially in the distribution of opportunity for certain position and the use of information technology within internal MKRI. A tendency of supportive communication variable is a manifestation of court excellence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Srinursih
"Sempati Air merupakan salah satu maskapai penerbangan yang ada di Indonesia, yang secara berkesinambungan meluncurkan berbagai macam program pelayanan, dalam rangka memperbaiki kinerja perusahaan, sehingga dapat dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen. Perbaikan pola layanan ini dilaksanakan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, dalam usaha memasuki era globalisasi. Dalam mensosialisasikan program kerja ataupun program pelayanan yang inovatif tersebut dibutuhkan suatu iklim komunikasi yang terbuka. Sehingga semua pihak mengerti dan memahami program kerja tersebut secara rinci. Dengan demikian dapat dicapai kualitas layanan yang lebih baik bagi penumpang Sempati Air. Dalam kenyataannya, Sempati Air mengalami berbagai kendala dalam mengimplementasikan program-programnya, hal ini karena tidak efektifnya program sosialisasi karena tidak adanya iklim komunikasi yang sesuai.Akibatnya pelaksana dilapangan tidak dapat melaksanakan program tersebut secara optimal. Konsep iklim komunikasi mencakup dua pengertian yakni persepsi dan reaksi para karyawan terhadap kualitas organisasi tempatnya bekerja. Dalam penelitian secara empiris konsep iklim komunikasi oleh para Ahli terutama Redding telah dijabarkan mejadi 5 komponen, yaitu : daya dukung, pengambilan keputusan yang partisipatif kepercayaan, percaya diri dan krediabilitas, keterbukaan dan keterusterangan, serta tujuan prestasi yang tinggi.
Dari penelitian yang dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap informan kunci dalam perusahaan PT. Sempati Air , yang dianggap mengetahui secara mendalam tentang organisasi dan konsep kerja maupun perilaku segenap karyawannya. Maka dapat disimpulkan komunikasi antara atasan dan bawahan dapat dikategorikan baik , karena bawahan tidak perlu takut-takut untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya kepada atasan. Tetapi hal yang ada kaitannya dengan program kerja inovatif masih banyak kurang dipahami oleh karyawan Sempati.Dalam hal ini dikarenakan Top down dilakukan secara lisan , yang sayangnya tidak didukung oleh adanya petunjuk teknis yang dapat digunakan sebagai pegangan dilapangan. Selain itu dalam perkembangnnya penyebaran informasi dari atas tidak dilakukan secara terpadu, sehingga ditemukan banyak masalah dilapangan. Oleh karena itu disarankan : 1. Agar diselenggarakan komunikasi timbal balik antara Top Down dan Button Up maupun komunikasi horizontal dalam pertemuan-pertemuan yang setingkat. 2. Dibuat buku pedoman sebagai petunjuk kerja. 3. Harus ada program khusus untuk pelaksanaan program inovatif tersebut, karena sistem komunikasi dan iklim komunikasi yang ada nampaknya hanya efektif untuk program yang rutin, bukan untuk program inovasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Nurhayati
"PT Rajawali Nusantara Indonesia merupakan salah satu BUMN yang memiliki berbagai macam bidang usaha, Selain pengembangan industri gula sebagai core businessnya. PT RNI terus mengkonsolidasikan usahanya dengan mengembangkan SDM dan memperbesar usahanya di bidang farmasi, perdagangan, industri kulit, pakan ternak dan agrobisnis dengan diversifikasi pertanian, kehutanan yang meliputi industri teh dan kelapa sawit. Pesatnya perkembangan perusahaan salah satunya ditandai dengan perkembangan aset yang pada tahun 1991 hanya berjumlah Rp. 496 milyar menjadi Rp. 1,1 trilyun di tahun 1996. Hal ini tentu saja membawa konsekuensi logis semakin kompleksnya struktur organisasi dan iklim komunikasi atau aktivitas komunikasi yang terjadi dalam organisasi. Sebagai sebuah perusahaan yang tengah berkembang maka PT RNI tentu tidak bisa begitu saja mengabaikan persoalan tersebut mengingat pengaruhnya yang begitu besar terhadap keberhasilan perusahaan.
Konsep iklim komunikasi mencakup persepsi pesan dan kesan yang berhubungan dengan kejadian yang berlangsung dalam organisasi. Berdasarkan penelitian secara empirik, para pakar ilmu komunikasi terutama Redding dan Dennis berpendapat adanya lima faktor ideal yang melekat dalam iklim komunikasi yaitu supportiveness; participation decision making; trust, confidence and credibility; openness and candor; high performance goals.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap key informants di PT RNI maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa iklim komunikasi yang selama ini berlangsung di PT RNI relatif baik. Mayoritas pimpinan menyadari pentingnya dukungan atasan kepada bawahan dalam melaksanakan tugas dan mengembangkan ide-ide yang inovatif. Demikian juga halnya dengan komunikasi lisan atau komunikasi dua arah, dipandang sebagai jenis atau bentuk komunikasi yang lebih memungkinkan terbentuknya iklim komunikasi yang relatif terbuka dan dialogis antara atasan dan bawahan. Dalam proses pengambilan keputusanpun, pimpinan biasanya terlebih dahulu berupaya untuk mendapatkan informasi, usulan dan saran dari bawahan sebagai pengembangan ide demi mendapatkan berbagai alternatif yang mungkin dapat membantu dalam pemecahan masalah. Sedangkan berkaitan dengan sosialisasi dan akses informasi tentang kebijakan atau keputusan perusahaan, mayoritas mengaku selama ini berjalan tanpa ada persoalan yang cukup berarti. Mayoritas informan mengakui bahwa iklim komunikasi di lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang besar implikasinya bagi peningkatan motivasi kerja dan kesadaran karyawan akan makna perannya.
Namun demikian ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan. Pertama, perlu ditingkatkannya pengakuan dan penghargaan atasan terhadap prestasi atau keberhasilan bawahan dalam melaksanakan tugas. Persoalan kedua yang harus diperhatikan adalah menyangkut pernyataan beberapa informan yang secara eksplisit menyampaikan harapan diberlakukannya pertemuan rutin dan ditingkatkannya dialog atau diskusi internal. Hal ini perlu, selain sebagai media sosialisasi informasi secara jujur dan konkret juga sebagai salah satu bentuk media transfer of knowledge yang dapat meningkatkan self confident dan motivasi kerja bawahan karena perasaan dianggap penting oleh atasan. Ketiga, berkaitan dengan terdapatnya kekurangan menyangkut komunikasi atau sosialisasi informasi secara tertulis tentang beberapa persoalan. maka pimpinan perusahaan perlu lebih memperhatikan hal tersebut karena bagaimanapun juga komunikasi semacam ini tetap merupakan sesuatu yang penting sehingga karyawan memiliki pemahaman yang komprehensif tentang persoalan yang ada. Hal ini penting sebagai salah satu bentuk pengakuan atasan terhadap keberadaan bawahan sehingga semakin meningkatkan motivasi kerja dan membuka gairah kesadaran pribadinya untuk mendukung keberhasilan perusahaan mewujudkan misinya menjadi holding company dengan kinerja terbaik di bidangnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Tresnaningsih
"Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (Balitbang) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) merupakan suatu Badan yang sangat strategis yang berfungsi memberikan masukan kepada Mendiknas dalam rangka perurnusan kebijakan pendidikan nasional. Badan ini memiliki dua lokasi kantor yang berbeda, pertama di lingkungan Kantor Depdiknas, Senayan dan kedua di Iingkungan kantor Balai Pustaka, Senen.
Beberapa hambatan dijumpai pada Badan ini antara lain masalah komunikasi internal organisasi, yang tidak disadari oleh pimpinan, yang ditunjukkan antara lain informasi dari pimpinan kurang tersebar kepada pegawai; sering terlambatnya laporan kegiatan dari masing-masing unit kerja; dan terlambatnya pemenuhan permintaan pimpinan yang bersifat urgen. Rumusan masalah penelitian: Bagaimana pelaksanaan sistem komunikasi internal organisasi yang lokasinya tersebar di dua tempat? Pertanyaan penelitian: (1) Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan organisasi, tingkat kepuasan komunikasi, dan iklim komunikasi antara pegawai di kantor Senen dan pegawai di kantor Senayan? (2) Apakah ada perbedaan antara pelaksanaan sistem komunikasi internal pegawai di kantor Senen dan pegawai di kantor Senayan? (3) Apakah ada hubungan antara level pegawai dengan: kepuasan komunikasi, kepuasan organisasi, iklim komunikasi dan pelaksanaan sistem komunikasi internal kantor? dan (4) Budaya organisasi yang bagaimana yang berkembang dari hasil interaksi diantara para pegawai dengan organisasinya?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adlah Teori Sistem, dimana organisasi dianggap sebagai sebuah sistem. Sebagai suatu sistem organisasi terdiri dari bagian-bagian yang satu sama lain saling bergantung dan berada dalam suatu lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) pelaksanaan sistem komunikasi internal Balitbang Depdiknas, yang lokasi kantornya berada di dua lokasi yang berbeda; (2) ada tidaknya perbedaan tingkat kepuasan organisasi, tingkat kepuasan komunikasi, dan iklim komunikasi antara pegawai di kantor Senen dan pegawai di kantor Senayan; (3) ada tidaknya perbedaan antara pelaksanaan sistem komunikasi internal pegawai di kantor Senen dan pegawai di kantor Senayan; (4) ada tidaknya hubungan antara level pegawai dengan: kepuasan komunikasi, kepuasan organisasi, iklim komunikasi dan pelaksanaan sistem komunikasi internal kantor; dan (5) budaya organisasi yang bagaimana yang berkembang dan hasil interaksi diantara para pegawai dengan organisasinya.
Metode penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan menggunakan metode Audit Komunikasi pada Organisasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified sampling, diperoleh 115 responden. Metode pengumpulan data melalui kuesioner dengan instrumen Profil Komunikasi Keorganisasian (PKK) dan wawancara mendalam. Teknik analisis data menggunakan metode statistik dengan program SPSS 13 for Windows. Penghitungan statistik yang digunakan adalah mengukur mean PKK untuk melihat nilai kondisi organisasi yang sebenamya; t test untuk melihat perbedaan mean antarlokasi, dan Korelasi Spearman Rho untuk melihat hubungan antarlevel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat kepuasan komunikasi dan kepuasan organisasi cukup, (2) iklim komunikasi kurang baik, terutama dalam hal kepercayaan. (3) Kebutuhan informasi kurang tercukupi; (4) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kepuasan organisasi, tingkat kepuasan komunikasi, dan iklim komunikasi pegawai di kantor Senen dengan pegawai di kantor Senayan; (5) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pelaksanaan sistem komunikasi internal pegawai di kantor Senen dengan pegawai di kantor Senayan; (6) Tidak ada korelasi yang signifikan antara level pegawai dengan: kepuasan komunikasi, kepuasan organisasi, iklim komunikasi, dan pelaksanaan sistem komunikasi internal kantor (5) Budaya yang berkembang belum menunjukkan budaya kuat.
Implikasi teoritis dapat diketahui bahwa pelaksanaan sistem komunikasi yang efektif ditandai dengan kondisi iklim komunikasi yang baik, tingkat kepuasan organisasi dan tingkat kepuasan komunikasi yang tinggi dan budaya organisasi yang kuat. Implikasi praktis adalah audit komunikasi dapat dilaksanakan untuk mengetahui dan memperbaiki pelaksanaan sistem komunikasi internal suatu organisasi. Sejumlah rekomendasi disampaikan kepada pimpinan Balitbang untuk memperbaiki pelaksanaan sistem komunikasi internal Badan: (1) Perlu dilakukan perbaikan dalam iklim komunikasi agar lebih terbuka, saling percaya, mendukung, partisipatif, dan tetap memberikan perhatian pada tujuan kinerja tinggi; (2) Perlu keterbukaan terhadap informasi yang benar-benar dibutuhkan oleh pegawai; (3) Perlu ditunjuk staf liason (penghubung) yang dapat memperbaiki hubungan antara atasan bawahan dan sebaliknya. (4) Perlu meningkatkan keterampilan komunikasi pegawai, agar proses komunikasi di kantor berlangsung secara efektif dan efisien; (5) Perlu mendapat perhatian bagi peneliti lebih lanjut bahwa jarak lokasi kantor tidak menjadi kendala yang berarti terhadap jalannya proses komunikasi. Kemajuan teknologi komunikasi memudahkan orang untuk berkomunikasi dengan orang lainnya tanpa kendala ruang dan waktu; (6) Perlu dilakukan kembali Audit Komunikasi setelah dua tahun rekomendasi ini dilaksanakan untuk mengevaluasi secara komprehensif perkembangan kantor dan program komunikasi yang telah dilaksanakan berdasarkan rekomendasi audit komunikasi ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Werdiningsih
"Penelitian ini menganalisis komunikasi internal Inspektorat Utama BPK RI dalam konteks perubahan organisasi berdasarkan model komunikasi perubahan Klein. Klein mengaitkan komunikasi dengan model tiga tahap perubahan Lewin yang meliputi unfreezing, movement dan refreezing. Tujuan penelitian adalah mengkomparasikan komunikasi internal dalam mendukung Sistem Pengendalian Mutu sebelum dan setelah pemisahan fungsi di Inspektorat Utama BPK RI. Pemahaman bahwa komunikasi perubahan organisasi mempunyai implikasi terhadap komunikasi internal organisasi melatarbelakangi studi ini. Penelitian ini merupakan studi komparatif yang menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma post positivis. Hasil penelitian menunjukkan perubahan keterbukaan komunikasi internal di Itama BPK RI dengan adanya layanan konsultasi di struktur organisasi yang baru.

The study analyses the internal communication in Principal Inspectorate in the context of organizational change based on Klein?s change communication model.
Klein associates communication with Lewin's three-step model which includes unfreezing, movement and refreezing. The objective of the research is to compare internal communication to support quality assurance system before and after the separation of function in Principal Inspectorate of BPK RI. The understanding that organizational change communication has implication for internal organizational communication begins this study. This research is a comparative study using qualitative approach and post positivist paradigm. The finding shows the change of openness in internal communication in Principal Inspectorate because the existence of consulting service in the new organizational structure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puni Ayu Anjungsari
"Sebagai organisasi nirlaba yang memiliki pengaruh yang cukup besar di kalangan dunia usaha dan pemerintah Kamar Dagang dan Industri Indonesia dibentuk sebagai 'payung' dunia usaha. Melihat skala dari organisasi ini, maka komunikasi merupakan hal yang mutlak agar dapat mengkampanyekan keberadaan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat menjawab pertanyaan yang muncul dari perumusan masalah seperti untuk melakukan pengembangan terhadap teori Reputation Quotient agar dapat mengetahui status reputasi organisasi nirlaba, faktor-faktor yang terlibat dalam pembentukan reputasi organisasi nirlaba , dan menggambarkan alternatif strategi komunikasi yang efektif, efisien, dan tepat sasaran yang sesuai."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Hakim
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya jumlah serikat pekerja pers di
perusahaan media di Indonesia. Tidak banyak serikat pekerja yang berhasil dan
eksis menjalankan perannya di perusahaan media. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan serikat pekerja pers.
Diduga, serikat pekerja pers tidak eksis karena tidak adanya kesadaran kelas dan
kesalahan strategi komunikasi yang dipilih. Penelitian dilakukan pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus yang bersifat interpretif. Faktor penentu
keberhasilan serikat pekerja pers dilihat dari teori kesadaran kelas Karl Marx dan
pendekatan proaktif dan reaktif yang dipilih pengurus serikat pekerja. Hasil
penelitian menemukan bahwa serikat pekerja pers sudah menerapkan strategi
komunikasi yang biasa digunakan namun mengalami masalah organisasi yang
berdampak terhadap aktivitas komunikasi.

ABSTRACT
This research was motivated by the inadequate number of press union at the
media company in Indonesia. Not many union worked and existed to play its role
in media companies. The research aims to determine the factors that led to the
failure of the press union. Allegedly, the press union does not exist because
of the absence of class consciousness and errors in the chosen communication
strategy. The research was conducted with a qualitative approach on an
interpretive of a case study method. The success factor of press union is viewed
from Karl Marx?s theory of class consciousness and the proactive and reactive
strategy of elected union
officials. The study found that press union have applied the communication
strategies that commonly used but they experienced organization problems which
affected its communication activities."
2012
T31049
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>