Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71573 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunita Wulan Andadari
"Sejak tahun 2004 tahun hingga tahun 2006, industri pariwisata di seluruh dunia telah mengalami pertumbuhan rata-rata di alas 4% dan menunjukkan bahwa sektor ini tidak mudah lagi terpengaruh oleh berbagai ancaman eksternal seperti: terorisme, bencana alarm, masalah kesehatan dan kenaikan harga bahan bakar minyak.
Selama beberapa dekade, wisatawan asal Eropa - terutama Eropa Barat, yang merupakan bagian dari kelompok negara-negara industri dengan pendapatan per kapita tinggi - tercatat sebagai pemain utama di tingkat global, dimana penduduknya paling banyak rnelakukan perjalanan wisata ke luar negeri dan mengeluarkan paling banyak biaya untuk wisata outbound.
Melihat adanya kecenderungan industri pariwisata untuk terus tumbuh di masa depan, World Tourism Organization (WTO) telah mengagendakan Tourism 2020 Vision sebagai target pembangunan pariwisata jangka panjang. WTO juga memprediksi bahwa perjalanan wisata kategori long-haul travel di seluruh dunia akan meningkat dengan pertumbuhan sekitar 5,4% hingga tahun 2020, dibandingkan dengan perjalanan wisata kategori inrraregional travel yang hanya mengalami kenaikan sekitar 18%. Selain itu, WTO memperkirakan bahwa wilayah Eropa akan tetap menjadi sumber pasar wisatawan internasional terbesar dari jumlah kunjungan dan pengeluaran untuk perjalanan wisata.
Perkembangan industri pariwisata tidak pernah terlepas dari berbagai perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, politik dan sosial. Demikian pula halnya dengan masyarakat Uni Eropa. Situasi dunia sejak awal abad ke-21 telah mengubah kebiasaan masyarakat Uni Eropa dalam berlibur, tren pariwisata di Eropa dan pilihan destinasi mereka untuk berwisata naik di tingkat regional maupun di luar wilayah Uni Eropa.
Dari pengamatan tentang profit terkini wisatawan Uni Eropa (LIE) dan pilihan destinasi mereka serta tren pariwisata yang berlaku saat ini, diketahui bahwa perjalanan wisata yang dilakukan di tingkat regional masih mendominasi kebiasaan masyarakat UE. Meskipun demikian, minat pada sebagian masyarakat UE - khususnya negara-negara pasar utama wisatawan internasional, seperti: Inggris, Jerman, Belanda dan Perancis - untuk melakukan perjalanan wisata jarak jauh ke luar wilayah Eropa meningkat. Beberapa negara di kawasan Asia, antara lain: Thailand, Jepang dan Cina, menjadi destinasi favorit untuk perjalanan wisata yang akan datang. Namun sejumlah faktor dapat menjadi penghalang bagi para wisatawan untuk mengunjungi wilayah ini, seperti: terorisme, kekacauan politik, travel warnings, faktor keselamatan dan keamanan, flu burung dan biaya yang mahal.
Hingga sekarang, Indonesia bukan daerah tujuan wisata (DTW) pilihan utama para wisatawan UE karena dianggap masih belum terbebas dari faktor-faktor penghalang tersebut. Padahal minat wisatawan UE untuk berkunjung ke Indonesia sebenarnya masih ada, dimana hal ini terlihat dari data Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI yang menunjukkan bahwa jumlah kedatangan wisatawan UE sejak tahun 2003 hingga 2006 relatif stabil. Indonesia perlu mengupayakan kebijakan yang mendorong pertumbuhan industri pariwisata nasional dan mengakomodasi tren yang berlaku di dunia pariwisata internasional untuk menangkap potensi wisatawan UE agar di masa depan mereka memilih Indonesia sebagai DTW favorit.

During the period of 2004 until 2006, tourism industry worldwide had been experiencing the average growth above 4% and proved that this sector has become barely affected by the external threats, such as: terrorism, natural disaster, health issues and the raise of oil prices.
European tourists - particularly those coming from industrial countries in West Europe with the high ranking income per capita in the world - have been recorded as Key players globally since they took the highest number of outbound trips and generated the highest spending abroad for decades.
Taking into account that the tourism industry will continue to develop in the future, World Tourism Organization (WTO) has set up the agenda of Tourism 2020 Vision as its target for the tourism development in the long term. WTO has also predicted that the long-haul travel worldwide will increase nearly 5.4% until the year 2020, compared to the slow growth of the intraregional travel at 18%. Furthermore, WTO forecasts Europe will remain the biggest market source of international tourists based on the number of trips and the spending abroad.
Some factors i.e. economic issues, political situation and social life, play significance role for changes in the development of tourism industry. Since the beginning of the new millennium, the situation at global level has influenced the behavior of the people of European Union in the way they took their holidays, the tourism trend in Europe and their preference concerning tourist destinations either regionally within the European Union or outside the European Union.
Having observed the latest profile of European Union tourists, their choice of destination as well as the trend of tourism in Europe, the intraregional travel has still been predominant. Nevertheless, some European Union tourists - especially from the main source market of international tourists i.e. United Kingdom, Germany, Netherlands and France - have showed growing interest to make long-haul travel outside the European continent. The following are their preferred destinations in Asian region for the next holidays: Thailand, Japan, and China. However, some factors might hold back the European Union tourists from visiting this region, such as: terrorism, political turmoil, travel warnings, safety and security, bird flu and high prices.
Until today, Indonesia is not the main tourist destination for European Union tourists since it is still perceived as an area surrounded by some negative factors mentioned above. Yet, the data from the Department of Culture and Tourism of the Republic of Indonesia revealed that European Union tourists are interested in visiting Indonesia which has been indicated by a relatively stable growth from year 2003 - 2006. Indonesia needs to implement an encouraging policy towards its tourism industry and accommodate the latest trend in the international tourism industry aiming to attract the European Union tourists so that in the future they would choose Indonesia as their preferred destination.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Widayati
"Bali merupakan salah satu destinasi pariwisata favorit wisatawan mancanegara, khususnya wisatawan Jepang. Skripsi ini membahas dua faktor yang membuat wisatawan Jepang datang ke Bali. Kedua faktor tersebut adalah adanya perasaan nostalgia yang ditimbulkan oleh objek wisata di Bali dan adanya informasi yang cukup lengkap dan menarik mengenai pariwisata Bali bagi wisatawan Jepang. Selain dua faktor yang membuat wisatawan Jepang datang ke Bali, skripsi ini juga membahas karakteristik berwisata dari wisatawan Jepang, baik karakteristik berwisata ke luar negeri secara umum maupun karakteristik saat berwisata ke Bali. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan dengan metode deskriptif analisis.

Bali is one of the favourite tourist destinations for foreign tourists, especially Japanese tourists. This thesis discusses two factors that make Japanese tourists coming to Bali. The factors are a sense of nostalgia for Japanese tourist which generated by the places of interest in Bali and the availability of information about Bali tourism. In addition to the two factors that make Japanese tourists coming to Bali, this paper also discusses the travelling characteristics of Japanese tourists, both characteristics of travelling abroad in general and the characteristics when traveling to Bali. This study is a review of the literature with descriptive-analysis methods."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42034
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lana Syahbani
"Uni Eropa mengeluarkan komunikasi Eropa, tujuan wisata No. 1 di dunia guna memajukan industri pariwisata. Program digitalisasi industri pariwisata merupakan salah satu bagian dari pariwisata berkelanjutan. Pariwisata sendiri merupakan kegiatan lintas sektor yang menjadi bagian dari komoditas industri Uni Eropa. Polandia, Hungaria, Republik Ceko, dan Slowakia merupakan Negata Anggota Uni Eropa yang tergabung dalam organisasi Visegrad Group. Sektor pariwisata di empat negara Visegrad Group masih mengejar ketinggalan dari negara-negara Eropa Barat. Pelaksanaan dan kebijakan pariwisata digital di setiap negara turut berperan dalam memajukan pariwisata mereka.

European Union issues communication Europe, the worlds No. 1 tourist destination to advance the tourism industry. The tourism industry digitalization program is part of sustainable tourism program. Tourism itself is a cross-sectoral activity that is part of the European Union industrial commodities. Poland, Hungary, the Czech Republic, and Slovakia are EU Member States that are members of the Visegrad Group. The tourism sector in the four Visegrad Group countries is still catching up with Western European countries. The implementation and policies of digital tourism in each country play a role in advancing their tourism.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T54543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Veronica Edijono
"Uni Eropa menggalakkan slogan "Eropa, Tujuan Wisata No 1 di Dunia" sejak 2010, diawali dengan pembaharuan kebijakan pariwisata Uni Eropa yang berlandaskan hukum Traktat Lisabon 2009. Namun, program pariwisata berkelanjutan dilakukan mulai 2006. Pariwisata, yang merupakan kegiatan lintas sektor, menjadi komoditas industri Uni Eropa. Mereka memiliki kompetensi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pariwisata di Negara Anggota. Belgia, Belanda, dan Luksemburg adalah Negara Anggota Uni Eropa yang unik, mereka tergabung pula dalam organisasi regional Uni Benelux. Sektor pariwisata di tiga negara Benelux menarik perhatian. Sejak 2006 Belanda selalu unggul dalam jumlah kedatangan wisatawan internasional, disusul Belgia kemudian Luksemburg. Pelaksanaan dan kebijakan pariwisata di setiap negara berperan penting dalam memajukan pariwisata mereka.

European Union promotes the slogan "Europe, the world's No. 1 tourist destination since 2010, initiated from the renewal of the European Union tourism policy based on the Lisbon Treaty, 2009. However, sustainable tourism program has been conducted by the European Union since 2006. Tourism as a cross-sector activity has become the European Union's industrial commodity. European Union has a competence to support the implementation of tourism activities in Member States. Belgium, The Netherlands, and Luxembourg are unique Member States, they are also incorporated in the Benelux Union, a regional organization. Tourism sector of the three countries gains attention. Since 2006 The Netherlands has been always on first place regarding to the number of international tourist arrivals, followed by Belgium and Luxembourg. The implementation of tourism policy of each country and the policy itself plays an important role in creating the advancement of tourism.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rifki Fadilah
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi apakah kedatangan wisatawan mancanegara berpengaruh terhadap FDI sektor Pariwisata dan PDB sektor Pariwisata di Indonesia selama periode 2004 – 2020. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengestimasi seberapa besar dan berapa lama dampak penurunan kedatangan wisman akibat pandemi COVID-19 terhadap hubungan keseimbangan jangka panjang antara ked-atangan wisman, FDI sektor Pariwisata dan PDB sektor Pariwisata. Dengan menggunakan Granger Causality Test dan Vector Error Correction Model (VECM), penelitian ini menemukan bahwa kedatangan wisatawan mancanegara mempengaruhi FDI sektor Pariwisata dan kemudian FDI sektor Priwisata mempengaruhi PDB sektor Pariwisata. Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, pen-ingkatan 1 persen kedatangan wisman akan meningkatkan FDI Sektor Pariwisata sebesar 0.55 persen. Kemudian, peningkatan 1 persen FDI sektor Pariwisata akan meningkatkan PDB sektor Pariwisata sebesar 0.10 persen. Dalam jangka pendek (analisis bulanan), jika terjadi “guncangan” (shock) peningkatan kedatangan wisman, FDI sektor Pariwisata akan meningkat selama lima bulan berikutnya dan PDB sektor pariwisata akan meningkat selama 2 bulan dan 16 bulan setelah terjadinya kenaikan wisman. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa hubungan jangka panjang antara kedatangan wisman, FDI sektor pariwisata dan PDB sektor pariwisata ini akan pulih dalam waktu 38 bulan pasca pan-demi. Ini berarti, pemulihan sektor pariwisata pasca pandemi membutuhkan waktu sekitar tiga tahun jika tidak ada intervensi kebijakan percepatan pemulihan pariwisata.

This study aims to investigate whether the international tourist arrivals affect Tourism FDI and Tourism GDP of Tourism sector in Indonesia during the period 2004 – 2020. In addition, this study also aims to estimate how much and how long the impact of the decline in international tourist arrivals due to the COVID-19 pandemic on the long-term equilibrium between international tourist arrivals, Tourism FDI and Tourism GDP. By using the Granger Causality Test and Vector Error Correction Model (VECM), this study found that the international tourist arrivals affect Tourism FDI and Tourism FDI affects Tourism GDP. Furthermore, the results showed that in the long term, the increase of international tourist arrivals by one percent will increase Tourism FDI by 0.55 percent. Then, one percent increase of Tourism FDI will increase Tourism GDP by 0.10 percent. In the short term (monthly analysis), if there is a "shock" in the increase of international tourist arrivals, Tourism FDI will increase for the next five months, and Tourism GDP will also increase for 2 months and 16 months after the increase of international tourists. This study also found that the long-term equilibrium between international tourist arrivals, Tourism FDI, and Tourism GDP will recover within 38 months after the pandemic COVID-19. This means the tourism sector will need three years to recover after the pandemic ends if there is no policy intervention to accelerate tourism recovery."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The result of survery in 1992 by the Development REsearch Centeral, Post and Telecommunication Departement and Statistic Bureau showed that visitation percentatge of foreign tourism to cultural tourism objects placed the first rank then followed by historical tourism object as the 2 rank...."
PATRA 10 (3-4) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Toman Sony
"ABSTRAK
Kabupaten Tapanuli Utara adalah daerah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kota wisata melalui pemanfaatan berbagai potensi keindahan alam dan kearifan lokal, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan perekonomian masyarakat, menumbuhkan sektor usaha, serta memperkenalkan nilai budaya lokal."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 45 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Medianti
"Penelitian ini menganalisis intervensi promosi luar negeri yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tahun 2005-2012. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan pendekatan random effect method. Teridentifikasi enam negara yang mendominasi kunjungan wisman yaitu Singapura, Malaysia, Australia, Jepang, Republik Cina dan Republik Korea.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja promosi pariwisata Indonesia ke luar negeri berpengaruh positif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Faktor lain yang berpengaruh positif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara adalah nilai tukar mata uang asing negara asal wisatawan terhadap rupiahdan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tahun sebelumnya. Faktor pendapatan yaitu PDB riil perkapita berpengaruh negatif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

This research has identified intervention policy of foreign promotion by Ministry of Tourism and Creative Economy in potential demand of inbound tourism to Indonesia from 2005 until 2012. This research used analysis of data panel regression with random effect method. There was six nations that contributed in inbound tourism to Indonesia (Singapore, Malaysia, Australia, Japan, China, and South Korea).
The result of this research is that promotional expenditure of Indonesia?s tourism has positive significant relation with inbound tourism to Indonesia. Another factors that have positive relations are real exchange rate, and inbound tourism to Indonesia one previous year. Income factor GDP per capita real has negative relation with inbound tourism to Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan standarisasi di sektor pariwisata Indonesia dimulai sekitar tahun 1980-an yakni melalui program pendidikan dan pelatihan di bidang perholtelan yang menuntut standar kualifikasi ketrampilan (SKK) di para lulusannya sesuai permintaan pihak industri perhutelan pada saat itu...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: ITB Press, 2000
338.4791 Par
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>