Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134787 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riski Burhannudin
"Rutan Jakarta Timur telah mengalami kelebihan daya tampung, dengan kapasitas 504 Orang, isi pada tanggal 26 Februari 2007 adalah 1590 orang (Telah mengalami kelebihan daya tampung ± 315,48%). Kondisi tersebut menimbulkan berbagai macam permasalahan yang kompleks diantaranya dalam kehidupan penghuni pria Rutan Jakarta Timur terdapat sub kultur tindak kekerasan terhadap tahanan baru anak pria yang terjadi turun temurun dan berlangsung secara terus menerus.
Kekerasan terhadap tahanan baru anak pria dalam bentuk kekerasan fisik dan kekerasan psikis yang terjadi secara individual maupun kelompok. Faktor penyebabnya adalah kekerasan terhadap tahanan baru anak merupakan sub kultur Rutan dan merupakan proses prisonisasi, untuk mencari kekuasaan atau pengaruh, untuk mencari barang yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pelaku, agar penghuni baru mengikuti aturan yang berlaku, upaya balas dendam atas perlakuan yang telah diterima oleh pelaku pada saat menjadi tahanan baru dan wujud rasa tidak suka terutama terhadap kasus yang berhubungan dengan kesusilaan.
Menurut Penulis tindak kekerasan terhadap tahanan barn anak pria di Rutan Jakarta Timur dapat dicegah atau diminimalisir, pertama dengan pendekatan sosial meliputi kebijakan mengurangi jumlah isi, program asimilasi, pembebasan bersyarat dan cuti menjelang bebas, pembangunan Lapas atau Rutan baru, putusan hakim berupa tindakan penyerahan kembali ke orang tua, penyerahan ke Departemen Sosial, diskresi polisi terhadap kasus pelanggaran hukum yang pelakunya anak dan pemberlakuan bebas peredaran uang (BPU).
Kedua pendekatan situasional dengan menggunakan teorinya Clarke menguraikan 16 tehnik dalam upaya untuk mengurangi kesempatan dilakukannya kejahatan, yang terbagi dalam empat kelompok besar yaitu (I) Increasing Perceived Effort, (2) Increasing Perceived Risk, (3) Reducing Anticipated Rewards, (1) Removing Excuses.

Rutan Jakarta Timur is over capacity., On February 26th 2007, there were 1.590 detainees, whereas the capacity is only for 504 detainees. It means the over is about 315,48%. From this situation, it appears some complex problems. For example, there is sub culture of violent of juvenile detainees. It happens hereditary and continuously.
The kind of the violence is physically and mentally. It happens individually and or group. The cause factors of the violent on new juvenile detainees is a kind of sub culture of detention centre and the process of prisoners to get power or influence, then to get stiffs they can use the fulfil their needs, so that new detainees must follow their rules. Next, a kind of revenge of the action they get when they are being new detainees and the unlike expressing especially on the morality case.
In the writer's opinion, the violent on new juvenile detainees in Rutan .Jakarta Timur can be prevented or minimized through some steps. Firstly, by using social approach, including policy to decrease capacity, assimilation program, conditional releasing, building new prison, judge 's decision to get them back to the parents, getting them into social rehabilitation, and police discretion on juvenile breaks law, free rim monetary (BPU).
Secondly, situational approach by using Clarke's theory, it describes 16 techniques to decrease appearing chance of crime. It is divided into 4 large groups. They are (1) Increasing Perceived Effort, (2) Increasing Perceived Risk, (3) Reducing Anticipated Reward, (4) Removing Excuses."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T20499
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Mulyono
"Tahanan di dalam Rutan sebenarnya sama seperti orang yang berada di luar Rutan, hanya saja mereka kehilangan kemerdekaan bergerak sehingga perlakuan terhadap mereka harus sama seperti perlakuan orang yang tidak bersalah tanpa membedakan kejahatan yang dituduhkan kepada mereka berdasarkan asas praduga tidak bersalah. Apapun kondisinya penahanan didalam Rutan secara langsung maupun tidak langsung memiliki tekanan tersendiri bagi tahanan yang bersangkutan. Perlakuan-perlakuan ketika mereka memasuki Rutan sudah menunjukkan kondisi dimana mereka akan menjalani sebagian dari hidup mereka di dalam tahanan hingga proses persidangan berakhir yang menentukan status mereka apakah akan dibebaskan atau divonis bersalah dan menjalani pidananya di lembaga pemasyarakatan. Dalam penelitian ini ada tiga pertanyaan penelitian yang hendak dijawab yaitu bagaimana pola tindak kekerasan terhadap tahanan baru di Rutan Klas I Cipinang Jakarta Timur, apa saja yang menjadi penyebab terjadinya tindak kekerasan terhadap tahanan baru serta bagaimana upaya pencegahan yang seharusnya dilakukan oleh Rutan Klas I Cipinang Jakarta Timur agar tidak terjadi tindak kekerasan oleh narapidana/tahanan terhadap tahanan baru. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan wawancara menggunakan pedoman wawancara. Informan penelitian adalah petugas sebanyak 3 orang, tahanan 2 orang dan narapidana sebanyak 2 orang, dengan lokasi penelitian di Rutan Klas I Cipinang Jakarta Timur. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pola kekerasan terhadap tahanan baru terjadi pada saat proses penerimaan, pendaftaran dan penempatan tahanan dimana pelakunya adalah petugas dan di blok hunian dimana pelakunya adalah tahanan lama dan narapidana. Bentuk-bentuk kekerasan terdiri dari kekerasan fisik dan psikis, jenis kekerasan yang terjadi adalah kekerasan langsung dan bersifat kolektif primitif. Faktur penyebab terjadinya tindak kekerasan adalah minimnya sumber daya manusia petugas baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sarana prasarana yang belum optimal serta adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan diantara petugas dan tahanan lama/narapidana. Strategi pencegahan tindak kekerasan terhadap tahanan baru di Rutan Klas I Cipinang Jakarta Timur dilakukan melalui pendekatan keamanan namun minim pendeketan HAM sehingga strategi ini kurang disukai oleh tahanan dan narapidana."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26943
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dedy Cahyadi
"Tesis ini bertujuan untuk merumuskan suatu strategi yang efektif dan efisien dalam menanggulangi tindak kekerasan pada Rutan Klas I Jakarta Pusat. Latar belakang dalam penelitian ini adalah adanya fenomena kekerasan pada Rutan Klas I Jakarta Pusat. Hal tersebut terlihat pada data-data historis, termasuk data terkini dari pihak keamanan Rutan, dimana fenomena kekerasan tersebut terus meningkat pada tahun-tahun terakhir, seiring dengan overkapasitas yang terjadi pada Rutan. Menghadapi kondisi demikian, meskipun selama ini telah dilakukan pencegahan dan tindakan represif oleh pihak institusi RUTAN Klas 1 Jakarta Pusat sesuai dengan prosedur-prosedur standar yang ada, namun tindak kekerasan yang terjadi dalam RUTAN masih kerap kali terjadi. Oleh karena itu, dirasakan perlunya suatu metode atau strategi penanggulangan yang efektif dan efisien dalam menanggulangi segala bentuk tindak kekerasan tersebut. Penelitian ini menggambarkan fenomena tindak kekerasan yang terjadi pada Rutan Klas I Jakarta Pusat, upaya-upaya yang dilakukan otoritas keamanan, serta perumusan strategi yang dapat menanggulangi tindak kekerasan tersebut secara efektif dan efisien dengan menggunakan metode analisa SWOT, yang diawali dengan analisis lingkungan Rutan Klas I Jakarta Pusat hingga terformulasikan empat alternatif strategi yang dapat diterapkan.
Hasil penelitian tesis ini menunjukkan beberapa hal yaitu: (1) Adanya beberapa faktorfaktor penyebab terjadinya tindak kekerasan (2) Adanya gap antara penerapan aturan pengamanan yang tertuang dalam Protap, Juklak dan Juknis dengan pelaksanaan pengamanan, terutama dikarenakan tuntutan kondisi overkapasitas Rutan (3) Adanya sumber daya potensial dari Tahanan/Narapidana untuk membantu petugas keamanan dalam menanggulangi tindak kekerasan (4) Adanya ancaman keberlanjutan dan memburuknya kondisi overkapasitas akibat menurunnya tingkat harapan hidup, tingginya persaingan hidup serta meningkatnya penggunaan dan peredaran narkoba di Jakarta (5) Kurangnya sarana dan prasarana keamanan yang ada serta penggunaannya yang belum maksimal (6) Adanya semangat kesukuan dan kelompok yang berlebihan sehingga berpotensi memicu timbulkan konflik kekerasan antar kelompok (7) Adanya kebutuhan akan suatu sistem penanggulangan tindak kekerasan yang lebih efektif dan efisien untuk menangani tindak kekerasan saat ini dan masa yang akan datang. Strategi Pamswakarsa (strategi strength + opportunity) adalah strategi terbaik dari empat alternatif yang dipilih berdasarkan uji kriteria. Strategi tersebut menitik beratkan pada pemberdayaan Tahanan/Narapidana dalam menanggulangi tindak kekerasan dalam Rutan, dengan visi ?Keamanan dan Ketertiban dari dan untuk Tahanan/Narapidana?.

The purpose of this thesis is to formulate an effective and efficient strategy to cope with violent acts in the first class detention center of central Jakarta.. The background of this inquiry is the existence of violence phenomenon in first class detention center of central Jakarta. The matter can be seen in historical data, and also upto-date information compiled and issued by the security department of the detention center, where cases of violent acts phenomena have increased continuously over the last few years, inline with overcrowding occurring at the detention center. In order to overcome that condition, preventive and repressive action has been taken by the institution of first class detention of central Jakarta, according to existing standard procedures, yet the violent actions still continue to occur at the detention center, furthermore are intensifying. Therefore there is a real need for an effective and efficient method and strategies to cope with all kinds of violent acts committed. This inquiry describes the phenomenon of violent acts that occur in the first class detention center, actions which have been carried out by the security department, and also the formulating of the strategy which can effectively and efficiently deal with the phenomena of violent acts using SWOT analyzing method, started with environment analysis of the first class detention center, until four alternative applicable strategies been formulated.
Several points showed by the thesis result: (1) The existence of several factors that cause violent acts (2) The real gap between the implementation of security rules from Protap, Juklak and Juknis with security method implemented caused by overcapacity condition of the detention center (3) The existence of potential resources from inmate/prisoners to help security officers on dealing the violent acts (4) Threats of contingency and decreasing overcapacity condition caused by decreasing level of living expectation, the high competition of living, and increase of drugs abuse and underground circulation (5) The lack of existing security facility and infrastructure, a long with unmaximized usage of it (6) The existence of ethnics and gangs fanaticism that potential triggering the inter-gangs/groups violent conflict (7) The real need for an effective and efficient method and strategies to cope with all kinds of violent acts committing in present and future. Pamswakarsa strategy (strength + opportunity strategy) is the best strategy of the four alternatives, which was chosen from proven criteria tested methods. This strategy puts focus on the prisoner resources, to deal with violent acts at the first class detention center, with the vision ?Security and Orderliness for the inmate/prisoners by the inmate/prisoners?."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 24919
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S6373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Mulyono
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S6388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hengky Wijaya
"Menurut Peraturan Kapolri No. Pol.: 4 tahun 2005 tentang Pengurusan Tahanan pada Rutan Poin, bahwa perawatan adalah upaya memberikan pelayanan kepada tahanan dalam bentuk standarisasi ruang tahanan, pelayanan makan, dukungan kesehatan, pakaian, angkutanl kendaraan, kesempatan melaksanakan ibadah, kesempatan berkomunikasi dengan pengacaral penasihat hukumnya, kesempatan bertemu dengan keluarganya, rasa aman, dan hak-hak Iainnya. Yang termasuk hak-hak Iainnya yang dimiiiki tahanan diantaranya adalah mendapatkan pembinaan rohani berupa ceramah atau penyuluhan agama, dan membaca buku agama.
Dalam tesis ini digunakan pendekatan kualitatif, yang berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu gejala sosial sebagai fenomena yang berhubungan antara satu fenoma dengan fenomena Iainnya yang tidak
berdiri sendiri. Sehingga gejala-gejala tersebut merupakan suatu sistem
(holistik) secara menyeluruh.
Metode penulisan yang digunakan adalah deskriptif analisis, yaitu bahwa gambaran situasi yang sebenarnya di lapangan menyangkut data-data yang berkaitan dengan pokok permasalahan, kemudian dikaitkan dengan teori manajemen, hubungan jasmani dan rohani, kesadaran, keintiman, untuk selanjutnya diperoleh suatu kesimpulan.
Dengan kondisi jasmani yang sehat, yaitu dengan dilengkapinya berbagai fasilitas dan pemahaman rohani yang cukup, diharapkan para tahanan dapat segera menyesuaiakan dirt melalui proses yang bertahap, yang semula sebagai manusia babas dan sekarang menjadi manusia dengan hak-hak yang terbatas. Selanjutnya dengan proses perawatan tahanan diharapkan tahanan merasa ada kepastian tentang nasibnya. Keluarga tahanan segera tahu tentang kondisi keluarganya yang ditahan melatui proses perawatan tahanan, sehingga balk keluarga tahanan maupun tahanan menjadi lebih tenang.
Materi perawatan tahanan dalam bidang jasmani dan rohani menggambarkan bahwa dibalik segala sesuatul fenomena yang nampak di alam semesta ini ada kekuatan spiritual yaitu Roh Absolut (Tuhan), sebagaimana disebutkan dalam teori jiwa dan tubuh. Wujud fisik atau materi sangat diperlukan untuk mengenal wujud spiritual. Karena wujud spiritual tidak akan dikenal tanpa dihadirkan wujud fisik.
Pengaruh perawatan tahanan dirasakan oleh para tahanan setelah sekian Iama menjadi tahanan bermacam-macam, tergantung pendalaman masing-masing tahanan, yaitu ditentukan oleh lamanya seorang tahanan menjadi tahanan di Rutan Polsek Metro Cakung' dan tingkat kecerdasan tahanan itu sendiri. Dengan pembinaan jasmani dan rohani secara rutin, maka tahanan menjadi hidup secara teratur, disiplin, sehat, bertanggung jawab, mandiri, rajin beribadah, dan terberituk pribadi-pribadi yang berjiwa kuat, mempunyai keyakinan yang tangguh, sehingga mampu memberikan kebahagiaan, ketenteraman, pengayoman Sebagaimana yang diharapkan oleh dirinya sendiri, keluarga, madyarakat dan negara. Dengan perubahan pemahaman akan arti hidup dan perilaku salama berada dalam Rutan, maka diharapkan setelah keluar dari Rutan atau lembaga pemasyarakatan akan terjadi perubahan atitude atau sikap, sehingga hat ini oleh pembina rohani disebut sebagai nasihat bagi dirimya sendiri.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa perawatan tahanan yang bersifat jasmani atau empiris (fisik) belum ada standarisasi di Polsek ini. Hal-hal yang belum dilakukan di dalam kegiatan pembinaan rohani kepada tahanan di Rutan Polsek adalah belum menyediakan buku-buku agama yang berasal dari dinas. Buku-buku agama yang ada selama ini merupakan swadaya Polsek dan sebagian peninggalan dari pare tahanan yang pernah mendiami ruang tahanan tersebut. Jadi kegiatan pembinaan rohani di Polsek ini belum diatur secara fungsional, namun demikian untuk sementara pembinaan rohani ini cukup memberikan efek baik kepada pada tahanan. Tahanan menjadi memahami makna dari peristiwa yang dialaminya sehingga diharapkan dapat merubah pola pikir dan tindakannya untuk kearah yang lebih baik setelah keluar dari tahanan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dengan perawatan jasmani dan rohani kepada tahanan yang dilakukan di Polsek Metro Cakung, telah menimbulkan kesadaran bagi tahanan akan arti kebebasan, kemuliaan, kesehatan, dan keamanan diri dalam kaftan dengan pembinaan rohani yang dilakukan setiap individu."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamaludin
"Sejalan dengan salah satu program yang dicanangkan pemerintah Indonesia Bersatu (Kabinet Presiden Bambang Soesilo Yudoyono) yang akan mengedepankan masalah pendidikan anak-anak bangsa secara merata. Hal ini telah disadari betul bahwa sektor pendidikan merupakan sarana yang sangat panting dalam menunjang dan mewujudkan terciptanya sumber daya manusia yang potensial dan handal. "Karena masa depan bangsa ini berada ditangan anak-anak bangsa sekarang ini, yang kelak menjadi pemimpin dan pelaksananya". Dengan melalui payung hukum dan peraturan yang ada upaya pemerataan pendidikan ini telah digalakkan pemerintah, meskipun dalam kenyataannya belum semuanya program tersebut telah dirasakan /dapat menyentuh setiap individu dimanapun berada karena situasi dan keterbatasan aspek-aspek pendukungnya berupa dana, sarana dan prasarana dan asfek lainnya. Upaya pemerintah dalam menerapkan program pemerataan pendidikan bagi anak-anak bangsa, hal ini telah menjadi suatu program prioritas utama disamping sektor lainnya. Hal inilah yang menjadi kertertarikan penulis untuk meneliti dan membahas tema pendidikan yang telah dijalankan oleh pemerintah khususnya institusi pemerintah yang mempunyai keterkaitan dalam pelaksanaan program pendidikan yang telah dicanangkannya. Untuk menggambarkan upaya pemerintah ini, peneliti telah mencoba mengambil tempat penelitian di salah satu unit pelaksana teknis di bawah jajaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Dep. Hukum dan HAM RI yaitu Rutan Jakarta Timur atau yang lebih popular dikalangan masyarakat dikenal dengan sebutan Rutan Pondok Bambu. Rutan ini merupakan satu-satunya Rutan yang menampung anak-anak yang bermasalah dengan hukum di wilayah DKI Jakarta. Adapun tujuan penelitian ini penulis ingin menjelaskan sejauh mana penerapan hak pendidikan terhadap anak pidana dan anak tahanan di Rutan Jakarta Timur. Berkaitan dengan program pelayanan dan pembinaan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995, tentang Pemasyarakatan. Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, tentang Hak Asasi Manusia dan ketentuan Lainnya. Selain itu penulis akan memberikan gambaran tentang pola pendidikan yang diselenggarakan oleh pihak Rutan Jakarta Timur apakah telah standar/sesuai dengan program Departemen Pendidikan Nasional. Serta mencari dan mengidentifikasi faktor yang menghambat atau menjadi kendala dalam penerapan pembinaan khususnya pada pemenuhan hak pendidikan terhadap anak penghuni Rutan Jakarta Timur.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Rutan Jakarta Timur telah melaksanakan program pendidikan yang standar dengan program pendidikan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Nasional (sesuai minat penulis Program pendidikan kcsetaraan Paket Blsetara dengan SLTP. Walaupun dalam pelaksanaannya baru awal bulan April 2005 dan juga tidak semua anak dapat merasakan perogram pendidikan tersebut. dikarenakan adanya keterbatasan yang ada baik di Rutan Jakarta Timur maupun anak-anak warga binaannya. Dari hasil penelitian ini manfaat yang ingin dicapai adalah diharapkan dapat menambah khasanah kepustakaan khususnya dalam materi Kajian HAM. Dapat membuka wawasan bagi instansi terkait terutama bagi para Birokrat/penentu kebijakan yang mempunyai kompetensi/kewenangan dalam masalah pembinaan/pendidikan di Rutan, bahwa pendidikan bagi anak-anak penghuni Rutan tidak boleh terputus dan harus terus berlangsung (Life long Education) Apabila hal ini tidak dilaksanakan dengan baik akan menimbulkan berbagai permasalahan yang dapat merugikan anak dan negeri tercinta. Karena anak perlu tumbuh-berkembang sebagai regenerasi selaku pemimpin bangsa dalam perkembangan negara Republik Indonesia, yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pembangunan bangsa dalam rangka mewujudkan suatu negara kesatuan yang kuat dalam sistem ketahanan nasionalnya.

In accordance with one of program which that pro claim by united Indonesian government (President Susilo Bambang Yudhoyono cabinet). which shall to propose education problem for overall children in Indonesia. this situation have been already conscious that education sector is very important to support and to realize in order to develop strong and potential human resource "because the future of this nation lays on the hand of Indonesian children which shall to be came a leader and the executor". through the law protection and the existence of regulation the effort to spread this education which has been intensified by government. even though in the reality all the program can not touch every individual every where because of the situation and limited aspect's which support them look like fund, infrastructure and another aspect. The effort of government to give human right protection for the children of this nation, for example to determine education program without discrimination, this thing have been firs priority program beside other sector. This matter have been attracted the writer to investigate and discuss the title of education did has been implemented by government especially government institution which have linkage in implementing education program which have been declare to describe the effort of the government researches have tried to take a place for investigation in one unit technical operation under Directorate general Pemasyarakatan Department of law and Human right Republic of Indonesia at rutan east Jakarta or the more popular in the society Recognize as rutan Pondok Bambu. This rutan only the one rutan that has collecting children involved disobey the law at DKI Jakarta. the objective of this research by the writer is to explain how far the education right against child criminal and child occupant in rutan east Jakarta, according with the service and training program which have determine in act number 12, 1995, about prisoner and act number 39,1999, about human right and other's. Beside this the writer will explain about program method of education was held by rutan east Jakarta. is this confirm or not with the national education department, also to search or to find and to identify which factor can delay or to be a constrain in the training application specially to full fill education right against children of ratan prisoner east Jakarta.
The investigation result describe that the rutan east Jakarta have implemented education program, according to the standard in accordant with the education program with issued by directorate general of school education and youth national education department (based on writer interested in education programe B packet equally with junior high school). Although the application begun April 2005 and also not all the children can not accept the education program because there is some limited thing's at rutan east Jakarta and also the children under their responsibility. Of this investigation, is to expect the increasing treasury library specially the advantage in human right study. Also can expand the idea for the institution involved especially for bureaucrat or the decision maker which have competent in this training or education in rutan. the education for the children prisoner in rutan cannot interrupted must be held continues (life long education). If this thing cannot be held very well (seriously) will make some this advantage problem for the children and in lovely country. Because the children need growth and development as a regeneration for the national leader in the development in the republic of Indonesia which responsible to implement national development in order to a strong union state in national defend system. The basic theory which support this thesis is the statement of john Locke, that human being were born like white paper (Tabularasa Theory). The growth and development of children to be a ground up influence by external environment. The character of human being will be build up by how much the external factor can influence them. In other word. the growth and the development of the children will be influence by the external factor (environment) or bay the educational process. Educational factor will be come dominant how the children character will be build. The other additional regulation is a manual for national and international standard about treatment characterize bay respect and protection in human right sector. against children which involved which are disobey the law. Another additional theory among them is the theory from Edwin shutherland and cressey mention "Differential Association" is theory about social interaction. Describe children and teenager to become delinquent due too their participation in a social environment Which is the certain the idea and technique of delinquent be come an efficient infrastructure to solved the difficulty of their live. This theory impress to which study or a conditional process against individual child, and also type of child personality.(usually week mental and uneducated child). The other theory is state by Dr.Saharjo about pemasyarakatan; the objective of criminal prison beside appearing the suffering because the losing of freedom to move to teaching the prisoner to be aware repent to educated in order to be the member of beneficial society guiding by pancasila. More offer it is shad that the government cannot have authority to make somebody become worst or more cruelty.Than before they send to prison.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Yuswanto
"Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengembangkan program pembinaan narapidana untuk mengurangi kekerasan verbal antar narapidana, dengan cara memberikan pelatihan LVE (Living Values Education) sebubungan dengan adanya pennasalahan tindakan kekerasan verbal yang dilakukan narapidana selama menjalani masa pidananya di dalam Rumah Tahanan Negara Jakarta Timur.
Teuri yang dirujuk sebagai dasar dalam pembuatan rancangan program pelatihan untuk mengurangi kekerasan fisik melalui pelatiban LVE adalah teori pembinaan narapidana, teori agresifitas, teori Kognitif, teori Cognitif behaviorisme dan teorl masa perkembangan manusia.
Analisis pemecahan masalah berangkat dari adanya sejumlah pennasalahan, permasalahan yang ada di dalam Rumah Tahanan Negara Jakarta Timur. Salah satu permasalahan yang menjadi minat untuk diselesaikan oleh penulis adalah masalah tindakan kekerasan verbal yang dilakukan narapidana. Karena biasanya dimulai dari tindakan kekerasan verbal, kemudian dapat berakibat, tindakan kekerasan fisik, kekerasan domestik, dan meluas menjadi anarkis, cacat fisik dan bahkan bisa meninggal dunia.
Sebagai salah satu langkah untuk membantu mengatasi permasalahan yang ada di Rutan, diantaranya adalah melalui pelatihan untuk mengurangi tindakan kekerasan verbal antar narapidana, dengan cara memberikan pelatihan LVE selama 6 hari kerja kepada 20 orang narapidana sebagai contoh dengan latar belakang tindak pidana dengan kekerasan. Untuk dapat terlaksananya pelatihan LVE tersebut maka dibuatlah rancangan program pelatihan LVE begi narapidana.
Program pelatihan LVE ini, sangat memperhatikan beberapa hal yang berhubungan dengan kebutuhan suatu pelatihan, seperti : identifikasi kebutuhan pelatihan, sasaran pelatiban, pelatih/instruktur pelatihan, materi, metode, alat bantu, durasi pelaksanaan, tempat pelaksanaan, biaya dan evaluasi pelatihan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17656
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kumontoy, Tammy Angelina Wenas
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S22173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>