Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184759 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heni Apriyani
"Penyakit Jantung Koroner (PIK) merupakan penyebab kematian utama di dunia dan di Indonesia. Tindakan definitif untuk mendeteksi gangguan pada pembuluh darah jantung ini adalah tindakan diagnostik kateterisasi jantung. Prosedur ini membutuhkan kesiapan pasien dan menimbulkan rasa kecemasan. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kesiapan pasien PJK dengan kualitas nyeri insersi setelah tindakan kateterisasi jantung. Peneiitian ini dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Sampel pada penelitian ini diambil dengan metode non probability sampling yaitu consecutive sampling, pada laki-laki dan perempuan yang berusia antara 31 - 67 tahun (n = 30). Untuk menguji hubungan antara tingkat kesiapan pasien dengan kualitas nyeri insersi digunakan uji Fisher Exact.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kesiapan pasien dengan kualitas nyeri insersi yang dirasakan pasien (p = 0,001, <1 = 0,05). Hasil penelitian menuniukkan bahwa kualitas nyeri yang dirasakan pasien berkisar antara nyeri ringan dan nyeri sedang. Sedangkan analisis hubungan antara variabel confounding jenis kelamin dan kualitas nyeri insersi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kualitas nyeri insersi (p = 0,008 , <1 = 0,05).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesiapan pasien dengan kualitas nyeri insersi. Hal ini menunjukkan pasien PIK perlu dipersiapkan secara fisik, mental, dan pengetahuan dalam menghadapi kateterisasi jantung. Karena prosedur ini menimbulkan kecemasan dan rasa takut pasien, maka saran bagi penelitian selanjutnya adalah menggali bagaimana pengalaman pasien PJK dalam menghadapi kateterisasi jantung."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juhdeliena
"Kasus penyakit jantung koroner akan terus meningkat pada negara berkembang salah satunya Indonesia. Pasien penyakit jantung koroner rentan mengalami kekambuhan, sehingga diperlukan pengendalian terhadap faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penyakit jantung koroner yang paling berhubungan dengan kekambuhan pasien penyakit jantung koroner.
Metode: Jenis penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah responden 97 orang. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik ganda.
Hasil: Hasil analisis didapatkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan kekambuhan pasien penyakit jantung koroner untuk faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah faktor riwayat keluarga (OR = 2,609, 95%CI 1,1-6,189, p value 0,028). Hasil analisis faktor yang paling berhubungan dengan kekambuhan pasien penyakit jantung koroner untuk faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor riwayat hipertensi (OR = 10,312, 95%CI 1,298-81,904, p value 0,008).
Rekomendasi: Perawat tetap memperhatikan faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner yang mempengaruhi kekambuhan.

The incidence of coronary heart disease will be increased in many developing countries as in Indonesia. People with CHD are at risk to experience exacerbation, therefore we need to control the risk factors that have the most related with the incidence of exacerbation. The purpose of this study was to know the Most Related Risk Factor of Coronary Heart Disease Exacerbation in people with CHD.
Method: A cross sectional study design was used and 97 persons with coronary heart disease were recruited. Data was statistically tested using regresi logistic.
Result: This study reported that the most related factor with the incidence of exacerbation in people with coronary heart disease was the genetic in nonmodifiable factors (OR = 2,609, 95%CI 1,1-6,189, p value 0,028), and for the modifiable factors was the history of hypertension (OR = 10,312, 95%CI 1,298-81,904, p value 0,008).
Recomendation: Nurses still consideri risk factors of coronary heart disease which affects the recurrence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilawati
"Kateterisasi jantung adalah tindakan diagnostik dan intervensi terhadap penyakit jantung koroner. Nyeri punggung merupakan keluhan yang banyak diungkapkan oleh pasien yang menjalani kateterisasi jantung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap nyeri punggung pada pasien post kateterisasi jantung.
Desain penelitian adalah randomized controlled trials dengan single blind. Sebanyak 46 responden dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan metode randomisasi blok. Hasil penelitian menyimpulkan rerata nyeri punggung pada kelompok kontrol sesudah diberikan perlakuan lebih tinggi secara bermakna daripada kelompok intervensi (p value =0,01) dan selisih peningkatan nyeri punggung pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok intervensi (p value =0,042).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah peningkatan nyeri punggung pada pasien yang diberikan mobilisasi dini lebih rendah dibandingkan peningkatan nyeri punggung pada pasien yang tidak diberikan mobilisasi dini. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dapat ditambahkan intervensi massage punggung untuk menurunkan ketegangan otot punggung.

Cardiac catheterization is increasingly used in hospitals in Indonesia as diagnostic and interventional interventions against coronary heart disease. Back pain is a major complaint expressed by many patients who undergoing cardiac catheterization as prolonged bed rest period without any change in the position for more than 6 hours till tomorrow morning is commonly use. The purpose of this study were to determine the effect of early mobilization toward backpain in patients post cardiac catheterization.
The study design was a randomized controlled trials with singleblinded. The sample size was 46 respondents which divided to two groups: control group and intervention group by using block randomization method. The result of this study showed that mean backpain's scale in control group was significantly higher than the intervention group (pvalue = 0.01) after the interventios were given, and the difference in mean backpain’s scale in the control group is higher than the intervention group (p value = 0.042).
This study conclude that backpain’s scale elevated in patients whose given early mobilization is lower than the in backpain's scale in patients whose are not given early mobilization. Recommendations for further research is added another interventions to reduce tension of back muscles such as back massage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Budi
"Asma adalah penyakit kronik yang mempengaruhi fisik, emosi dan sosial. Pasien asma dapat terganggu kualitas hidupnya akibat keluhan-keluhan yang dirasakan, oleh karena itu tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar pasien asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu penatalaksanaan yang tepat ialah dengan melakukan senam asma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas senam asma dengan kualitas hidup pasien asma di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian crossectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 73 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposif sampling.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kualitas hidup pasien asma (p=0,362), tidak ada perbedaan nilai kualitas hidup dengan usia (p=0.764), tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat asma dalam keluarga dengan kualitas hidup pasien asma (p=0,658), tidak ada hubungan yang bermakna antara pengobatan dengan kualitas hidup pasien asma (p=0,577) dan ada hubungan yang bermakna antara kualitas senam asma dengan kualitas hidup pasien asma (p=0,022).
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan perawat dapat merencanakan senam asma sebagai salah satu intervensi keperawatan pada program manajemen asma di rumah sakit dengan memperhatikan aspek keteraturan senam dan pelaksanaan sosialisasi dalam senam asma tersebut serta melaksanakan perannya sebagai edukator, motivator dan patien manager dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien asma. Kepada penelitian selanjutnya perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien asma.

Asthma is a chronic disease that influence physical, emotional and social function of the patient. The Quality of life would be influenced by the symptoms occured. Therefore, the purpose of asthma care is to maintain and improve the quality of life of the asthmatic patient in order to improve patients’s ability in performing their activity daily living by performing asthma physical exercise as one of modality therapy. This study aimed to examine relationship between quality of the asthma physical exercise with quality of life in patients with asthma at RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. A crossectional design was used in this study. The total sample of 73 asthmatic patient were selected by purposive sampling method.
The result showed that there was no relationship between sex with quality of life (p=0,362), there was no relationship between age and quality of life (p=0.764), there was no relationship between asthma in the family with patient’s quality of life (p=0,658), and there was relationship between quality of asthma physical exercise with quality of life (p=0,022).
This study recommended the nurses to develop asthma physical exercise planning as a nursing intervention on asthma management at hospital and make emphasize on regularity of the asthma physical exercise and building social relationship. In addition, the nurses should do their role as educator, motivator and patient manager in taking care the patients. It is also recommended to further study to explore deeply about influencing factors of the quality of life of asthmatic patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ersi Dewanti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26715
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendy Mochtar
"Penelitian ini membahas tentang hubungan komponen quality of work life dengan kinerja bidan di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto- Jakarta tahun 2011.
Metodologi penelitian bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini untuk melihat hubungan antara sembilan komponen variabel independen Quality of Work Life berupa : keterlibatan karyawan, kompensasi, rasa aman terhadap pekerjaan, keselamatan lingkungan kerja, rasa bangga terhadap institusi, pengembangan karir, fasilitas, penyelesaian masalah dan komunikasi dengan kinerja bidan di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto- Jakarta.
Responden berjumlah 97 bidan. Karakteristik responden dari umur terbanyak usia 20-29 tahun (41,24%) dan 40-55 tahun (40,21%), pendidikan rata-rata D3 kebidanan (86,60%), status pegawai terbanyak adalah PNS (87,62%) dan lama bekerja terbanyak diatas 3 tahun (75,26%).
Analisis bivariat dengan Chi Square dan uji korelasi Spearman didapatkan hubungan yang signifikan dengan kinerja bidan adalah komponen keterlibatan karyawan, penyelesaian masalah dan komunikasi. Analisis lanjut regresi berganda didapatkan komponen yang mempunyai hubungan signifikan adalah kompensasi, keselamatan lingkungan kerja, penyelesaian masalah dan komunikasi.

This research assess the relationship between quality of work life (QWL) components and the performance of midwives in the Department of Obstetrics and Gynecology Gatot Soebroto Army Hospital, Jakarta in 2011.
Research metodology : quantitative, cross-sectional design. These QWL components are employee participation, compensation, job security, work environment safety, a sense of pride in the institution, career development, facilities, conflict resolution and communication.
Respondents were amounted to 97 midwives. The age of majority of respondents is 20-29 years (41.24%) and 40-55 years (40.21%), average education is Diploma in obstetrics (86.60%), the status of most employees are civil servants (87,62%) and working periode is over 3 years (75,26%).
Bivariate analysis with Chi Square and Spearman correlation test found a significant relationship between components of employee participation, problem solving and communication with the midwives performance. Further multiple regression analysis found a significant relationship between components of compensation, work environment safety, problem solving and communication with the performance of midwives.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30050
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rita M. Ridwan
"ABSTRAK
Kematian perinatal masih tinggi di Indonesia. Menurut SKRT 1986, sebanyak 42 kematian perinatal per seribu kelahiran di masyarakat; sedangkan AKP di rumah sakit rujukan sekitar 70 per seribu kelahiran. Di RSPAD Gatot Soebroto, AKP ini lebih rendah, ini kemungkinan disebabkan pengunjung sebagian besar dari golongan ABRI, hanya sebagian kecil dari masyarakat umum.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memberikan informasi bagi pengambil keputusan untuk menyusun kebijaksanaan dalam bidang pelayanan kesehatan; sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui AKP, proporsi kasus dan kontrol dar berbagai faktor pelayanan kesehatan, serta hubungan antara faktor pelayanan kesehatan dan kematian perinatal, lahir mati dan kematian neonatal dini, dan berapa besar pengaruh hubungan itu.
Telah banyak penelitian tentang kematian perinatal, tetapi peneliti berusaha melihat hubungan antar faktor-faktor pelayanan kesehatan secara analitis memakai cara studi kasus kontrol di RSPAD Gatot Soebroto. Faktor-faktor pelayanan yang dimaksud adalah kejelasan pemeriksaan antenatal (terdaftar dan tidak terdaftar), frekuensi pemeriksaan antenatal, penolong persalinan, lama persalinan, jenis persalinan dan faktor-faktor lain ("extraneous variables") yang ikut mempengaruhi kematian perinatal. "Extraneous variables" itu antara lain adalah pendidikan ibu, umur ibu, paritas, pekerjaan suami atau isteri dan berat badan lahir bayi. Data yang dikumpulkan secara retrospektif selama 3 tahun (1 Januari 1987 sampai dengan 31 Desember 1989) adalah data sekunder catatan medik semua ibu yang melahirkan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Sebagai kasus adalah ibu yang mengalami kematian perinatal dan kontrol adalah semua kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan kejadian kematian perinatal. Perbandingan antara sampel kasus dan kontrol adalah satu dibanding dua. Sampel kasus diambil seluruhnya selama 3 tahun tersebut, sedangkan sampel kontrol diambil secara "simple random sampling". Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif dan analitis (analisa sederhana, stratifikasi dan analisa regresi ganda serta perhitungan "attributable risk") dengan bantuan komputer menggunakan program "Epi-info version 3" dan"MULTLR?.
Adapun hasil yang diperoleh adalah AKP di RSPAD Gatot Soebroto menurun (23 per seribu) dibandingkan dengan penelitian Salman tahun 1979-1900 (42 per seribu). Angka lahir mati tidak berubah (13 per seribu), sedangkan kematian neonatal dini mengalami penurunan menjadi 10 per seribu dari 29 per seribu. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya peningkatan dalam mutu pelayanan kesehatan, di mana sudah digunakannya USG (ultra sono grafi) dan CTG (cardio taco grafi). Keduanya merupakan alat untuk mendeteksi adanya kelainan baik pada janin maupun ibu dalam keadaan dini, sehingga bisa cepat mengembil keputusan untuk menentukan tindakan. Pengaruh pelayanan antenatal dalam hal ini ibu yang terdaftar mengalami kematian perinatal yang jauh lebih rendah daripada ibu yang tidak terdaftar, begitu juga pada ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal lebih atau sama dengan 4 kali di RSPAD akan mengalami kematian perinatal yang lebih rendah daripada ibu yang memeriksakan kehamilannya kurang dari 4 kali. Dari hasil yang diperoleh setelah dikontrol dengan variable-variabel lain, maka kalau semua ibu yang melahirkan di RSPAD terdaftar, akan menurunkan kematian perinatal sebesar 42 %; sedangkan kalau semua ibu yang melahirkan di RSPAD melakukan pemeriksaan antenatal lebih atau sama dengan 4 kali akan menurunkan kejadian lahir mati sebanyak 13 % dan kematian neonatal dini 21%.
Faktor-faktor pelayanan persalinan yang diperoleh menunjukkan hasil yang tidak bermakna, tetapi hasil ini belum berarti betul-betul tidak bermakna, karena faktor kebetulan belum dapat disingkirkan, antara lain besar sampel untuk faktor pelayanan -tersebut tidak cukup besar.
Diperlukan suatu penelitian khusus mengenai tindakan resusitasi maupun faktor pelayanan persalinan dan sudah waktunya dipikirkan untuk menetapkan apa yang dimaksud dengan pelayanan antenatal yang memadai dibandingkan frekuensi sebagai tolok ukur keteraturan.
Daftar bacaan : 34 (1976 - 1989)"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Minati Ramadhani
"Penyakit ginjal kronik merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah di masyarakat perkotaan. Penyakit ginjal kronik menyebabkan beberapa komplikasi, salah satunya adalah anemia. Perawat berperan penting dalam pemberian edukasi untuk mencegah rehospitalisasi karena anemia kepada pasien penyakit ginjal kronik. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada penyakit ginjal kronik, khususnya mengenai penerapan edukasi pasien untuk mencegah rehospitalisasi karena anemia pada penyakit ginjal kronik. Edukasi yang diberikan kepada pasien berupa penjelasan tentang anemia, perencanaan diet untuk anemia pada pasien ginjal kronik, medikasi, adaptasi toleransi aktivitas, dan waktu kontrol kesehatan. Pasien mampu mengenal masalah, memutuskan perawatan, dan bersedia melanjutkan perawatan.

Chronic kidney disease (CKD) was the one of problem of urban health. Anemia was one of CKD's complications. Nurses had an important role to give education about how to prevent CKD patient's rehospitalization caused by anemia. This paper aimed to provide an overview of nursing care in chronic kidney disease, particularly regarding implementation of patient education to prevent rehospitalization because of anemia in chronic kidney disease. Patient got education about description of anemia, dietary planning for anemia in patients with chronic kidney, medication, how to increase tolerance adaptation, and schedule of health control. The patient was able to recognize the problem, deciding care, and are willing to continue treatment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Dita Aprilia
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan salah satu standar pelayanan kefarmasian klinis di rumah sakit yang diatur dalam Permenkes No.72 tahun 2016. PTO merupakan suatu kegiatan dalam memastikan terapi obat yang diberikan kepada pasien aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Kegiatan PTO Mencakup pengkajian pemilihan obat, dosis obat, cara pemberian obat, respon terapi, Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD), dan rekomendasi terapi. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji profil pengobatan pada pasien Intensive Care Unit (ICU) di RSPAD Gatot Soebroto guna mengidentifikasi dan mengevaluasi PTO pada pasien. Metode yang digunakan yaitu dengan mengamati identitas pasien, pemeriksaan tanda vital pasien, pemeriksaan laboratorium pasien, profil pengobatan pasien, serta analisa Assesment and Plan pada pasien berdasarkan data rekam medis. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa pasien dengan diagnosa pansitopenia, efusi pleura, limfadenopati, DVT (Deep Vain Thrombosis), dan beberapa penyakit penyerta lainnya seperti hipertensi dan diabetes melitus tipe 2 mengalami beberapa Drug Related Problem (DRP), seperti adanya interaksi obat baik moderat maupun mayor, dosis yang terlalu tinggi, terapi tanpa indikasi, indikasi yang tidak diberikan terapi, risiko efek samping obat, dan efek terapi yang tidak optimal. Maka dari itu, diberikan rekomendasi dan intervensi pengobatan guna membuat kondisi pasien menjadi lebih baik.

Drug Therapy Monitoring (PTO) is one of the clinical pharmacy service regulated in Permenkes 72 of 2016. Drug Therapy Monitoring (PTO) is an activity to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patient. Activities in PTO include assessment of drug choice, dosage of drug, method of drug administration, response to therapy, unwanted drug reactions (ROTD), and recommendation therapies. The study was conducted to examine the treatment profile of ICU patient at a RSPAD Gatot Soebroto to identify and evaluate PTO in patient. The method used is by observing patient’s identity, examination of the patient's vital signs, laboratory examination of the patient’s, patient's treatment profile, and analysis of the Assessment and Plan based on the patient's medical record data. Based on the results of observations, it can be concluded that patient diagnosed with pancytopenia, pleural effusion, lymphadenopathy, DVT (Deep Vain Thrombosis), and several other comorbidities such as hypertension and type 2 diabetes mellitus have several Drug Related Problems (DRP), such as moderate or major drug interactions, doses that are too high, therapy without indications, indications for which therapy is not given, risk of drug side effects, and suboptimal therapeutic effects. Therefore, recommendations and treatment interventions are given to make the patient's condition better.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yana Zahara
"Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dan bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan yang bermutu terhadap klien. Perawat pelaksana merupakan tenaga yang berkontribusi langsung terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada klien. Faktor-faktor motivasi kerja merupakan salah satu yang mempengaruhi kinerja perawat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor motivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Penelitian menggunakan proportionate random sampling yang telah memenuhi kriteria inklusi, yaitu sebanyak 100 perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap RSPAD Gatot Soebroto. Instrumen yang digunakan adalah motivasi kerja, karakteristik individu dan kinerja perawat pelaksana yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Uji validitas dan reliabilitas untuk instrumen motivasi kerja nilai alpha = 0,792 dan instrumen kinerja nilai alpha = 0,737.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada 3 subvariabel motivasi kerja yang ada hubungan signifikan dengan kinerja perawat yaitu : hubungan interpersonal (p = 0,001; OR = 4,345), supervisi (p = 0,000; OR= 72,952) dan penghasilan/gaji (p = 0,004; OR = 7,304). Sedangkan variabel karakteristik individu menunjukkan 2 variabel yang ada hubungan signifikan dengan kinerja adalah pendidikan perawat pelaksana (p = 0,029; OR = 7,567) dan umur (p = 0,001; OR = 25,948). Adapun subvariabel yang dominan berhubungan dengan kinerja perawat adalah supervisi (OR = 72,952), setelah dikontrol variabel umur, penghasilan/gaji dan tingkat pendidikan.
Penelitian ini merekomendasikan supervisi dengan pendekatan struktur organisasi yaitu kepala instalasi yang memiliki garis komando ke kepala subinstalasi dan ke kepala ruangan keperawatan agar melakukan penilaian kinerja secara terencana, terstruktur dan berkala serta memberikan umpan balik sehingga dapat memperbaiki kinerja perawat, yang akhirnya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan rumah sakit pada umumnya.

Nursing service is an integral part from the health services and responsible to give quality nursing care to the client. Staff nurse is a contribution worker directly to the quality of the services for the client. The work motivation factors is one of factors which influence the work of nurse. This research is a descriptive quantitative by a cross sectional design which aiming to know relationship between the work motivation factors with staff nurse performance inpatient wards in RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Research used a proportionate random sampling which fulfilled an inclusion criterion; it was almost 100 staff nurse at inpatient wards in RSPAD Gatot Soebroto. The instruments which is used including work motivation, individual characteristic and staff nurse performance which have been modified and available of research needs. Validity and reliability test of work motivation instrument by alpha value 0,792 and performance instrument by alpha value 0,737.
This research result indicated 3 sub variables of work motivation which related significantly by nurse performance including interpersonal relation (p = 0,001; OR = 4,345), supervision (p=0,000; OR=72,952) and incomes or salary (p=0,004; OR=7,304). While individual characteristic variable indicated 2 variables which related significantly by performance is education of staff nurse (p=0,029; OR=7,567) and age (p = 0,001; OR = 25,948). There are dominant subvariable conected with staff nurse performance is supervision (OR = 72,952), after it was controlled by variables of age, incomes or salary and education level.
This research recommended a supervision by organization chart approach including head of installation who has a command line to head of sub installation and head of nursing rwards do assessment of performance by planning, structural and periodical and also giving feedback so it can improve nurse performance, and especially to improve nursing service and hospital health service generally.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>