Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6350 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Murray, John J.
Oxford; Boston: Butterworth-Heinemann, 1991
617.67 MUR f (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Nurian Sharfina Irianto
"Karies gigi merupakan penyakit periodonsium yang terjadi akibat demineralisasi enamel gigi oleh asam yang berasal dari aktivitas bakteri kariogenik, khususnya Streptococcus mutans. Permen karet terbukti ampuh membantu pencegahan karies gigi dengan menstimulasi aliran saliva sehingga dapat mengurangi nutrisi bagi bakteri kariogenik. Dalam penelitian ini permen karet bebas gula diformulasikan dengan menggunakan lateks jelutong (Dyera costulata) sebagai komponen kunyahan dasar permen karet dengan penambahan zat aktif antibakteri berupa lilin propolis (1-5%) untuk menginhibisi aktivitas bakteri S. mutans sebagai upaya pencegahan karies gigi.
Hasil karakterisasi (DSC dan TGA) lateks jelutong menunjukkan bahwa lateks tersebut memiliki suhu Tg pada -22,46 ºC dan 33,86 ºC, serta mengandung komponen volatil (14,96%), komponen polimer (84,43%), komponen organik (0,36%), dan komponen anorganik (0,25%). Lilin propolis yang digunakan sebagai zat aktif permen karet merupakan produk samping pemurnian raw propolis Apis mellifera yang tersusun atas komponen resin dan lilin. Senyawa flavonoid yang berperan sebagai antibakteri pada propolis, disinyalir masih terkandung dalam lilin propolis sehingga diduga kuat bahwa lilin propolis memiliki sifat antibakteri selayaknya propolis. Hasil pengujian in vitro menunjukkan bahwa dengan konsentrasi 5% dalam sediaan permen karet bebas gula, lilin propolis 80% lebih efektif menginhibisi aktivitas S.mutans dalam pembentukan biofilm plak gigi relatif terhadap kontrol negatif (tanpa permen karet).

Dental caries is a periodontium disease caused by demineralization of tooth surface by organic acid as the result of cariogenic bacteria metabolism, especially Streptococcus mutans. Chewing gum has been proven to help prevent dental caries formation by stimulating salivary flow thus reduce the nutrients for cariogenic bacteria. In this study, sugar-free chewing gum are formulated by using latex from jelutong (Dyer costuata) with the addition of propolis wax (1-5%) as the antibacterial agent to inhibit the activity of S. mutans to prevent biofilm formation which is an earlier stage of dental caries.
Characterization of latex jelutong (DSC and TGA) shows that the latex has a temperature Tg at -22.46 ° C and 33.86 ° C, and contain volatile components (14.96%), the polymer component (84.43%), organic components (0.36%), and the inorganic component (0.25%). Propolis wax that used in this formulation is a by-product of raw propolis Apis mellifera purification which generally composed of resin and wax. Flavonoids which act as antibacterial compound in propolis, presumably also contained in propolis wax, so allegedly it also have the antibacterial properties of propolis. The in vitro test showed that 5% of propolis wax in sugar-free chewing gum is able to prevent the formation of dental caries by inhibiting biofilm formation up to 80% more effective relative to the negative control (without chewing gum).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S65001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Carolyn Tjokrosetio
"Latar belakang: Karies pada gigi sulung antara usia 0-72 bulan dikenal sebagai Early Childhood Caries (ECC) dan merupakan salah satu penyakit dengan prevalensi tinggi yang disebabkan oleh biofilm. Pada dekade terakhir, jamur Candida albicans banyak ditemukan bersama-sama dengan Streptococcus mutans dalam biofilm yang diambil dari plak gigi anak dengan ECC. Jamur C. albicans dapat meningkatkan derajat keparahan ECC. Pemahaman mengenai hubungan C. albicans dan S. mutans, memberikan perspektif baru untuk terapi yang efektif dalam mengkontrol ECC. Salah satu usaha untuk mencegah dan mengurangi tingkat ECC pada anak adalah dengan menggunakan bahan antimikroba. Bawang putih (Allium sativum) merupakan bahan herbal yang memiliki kemampuan antibakteri dan antijamur. Tujuan: Menganalisis efektivitas ekstrak bawang putih terhadap viabilitas biofilm Candida albicans anak ECC. Metode Penelitian: Penelitian dilakukan secara in vitro dengan isolat klinis dari plak gigi anak ECC. Ekstrak bawang putih dalam konsentrasi 10%, 25%, 50%, dan 100% dengan kontrol positif berupa CHX 0,2%. Uji viabilitas biofilm dilakukan dengan MTT assay. Hasil: Data statistik dianalisis dengan uji One Way ANOVA. Terdapat  perbedaan yang signifikan secara statistik dari viabilitas biofilm ekstrak bawang putih dibandingkan dengan kontrol negatif. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih efektif terhadap viabilitas biofilm Candida albicans.

Background: Dental caries on primary teeth in a child 72 of months age or younger is defined as Early Childhood Caries (ECC). ECC has a high prevalences and caused by biofilms. In the past decade, Candida albicans has been frequently detected together with S. mutans in oral biofilms collected from children with ECC. Candida albicans might enhance degree of ECC. Understanding of C. albicans and S. mutans relationship give a new perspective for effective therapy to control ECC. Antimicrobial agent can be used to prevent or as a therapy for ECC. Garlic (Allium sativum) is one of the traditional medicine that has antibacterial and antifungal effect. Purpose: To analyzed the effectivity of garlic extract against the viability of C.albicans biofilms in children with ECC. Method: Laboratorium research (in vitro), with plaque sample from children with ECC. Garlic extract in 10%, 25%, 50%, 100%, and CHX 0,2% as positive control. MTT assay were used to assess biofilms viability. Statistical data were analyzed with the One Way ANOVA test. Result: There was a statistically significant difference in the viability of C.albicans biofilms after garlic extract application. Conclusion: This study showed that garlic extract has a positive effect on the viability of C.albicans."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Marwah Septami Sikumbang
"Latar Belakang: Pada tahun 2018 ditemukan angka prevalensi karies anak di Indonesia mencapai 90,2%. Sebelumnya saliva diketahui dapat digunakan sebagai biomarker karies dengan menguji kuantitatif bakteri, identitas konsentrasi protein, karakteristik psikokimia serta karakteristik biokimia. Tujuan: Menganalisis konsentrasi malondialdehyde pada saliva anak ECC (early childhood caries) dan bebas karies serta kaitannya dengan skor dmf-t, OHI-S, viskositas saliva dan laju alir saliva. Metode: Mengukur konsentrasi malondialdehyde pada 33 sampel saliva anak tersimpan (22 sampel saliva anak ECC dan 11 sampel saliva anak bebas karies) dengan ELISA. Hasil: Analisis Mann Whitney antara konsentrasi malondialdehyde pada saliva ECC dan anak bebas karies didapatkan nilai p=0 serta didapatkan nilai p=0 dan r= -0,641 saat dilakukan analisis Spearman. Analisis Kruskal Wallis pada konsentrasi malondialdehyde anak dengan skor dmf-t berbeda didapatkan nilai p=0,014 serta didapat nilai p=0,004 dan r=0,488 saat dilakukan analisis Spearman. Tidak terdapat perbedaan bermakna serta korelasi antara konsentrasi malondialdehyde terhadap skor OHI-S, viskositas dan laju alir saliva berbeda. Kesimpulan: Konsentrasi malondialdehyde pada saliva anak ECC berbeda dengan konsentrasi malondialdehyde anak bebas karies, semakin tinggi konsentrasi malondialdehyde maka semakin parah karies yang dialami anak. Anak dengan skor dmf- t yang berbeda memiliki konsentrasi malondialdehyde yang berbeda pula. Semakin tinggi skor dmf-t semakin tinggi pula konsentrasi malondialdehyde. Tidak ditemukan hubungan antara konsentrasi malondialdehyde pada anak bebas karies dan ECC terhadap skor OHI- S, viskositas saliva dan laju alir saliva.

Background: In 2018, prevalence rate of children’s caries in Indonesia reached 90,2%. Previously, saliva was known as a caries biomarker by testing quantitative bacteria, protein concentration identity, psychochemical and biochemical characteristics. Objective: Analyze malondialdehyde concentration in children’s saliva with ECC (early childhood caries) and caries-free and its relation to dmf-t score, OHI-S, salivary viscosity and salivary flow rate. Methods: Measuring malondialdehyde concentration from 33 stored children’s saliva samples (22 samples ECC and 11 samples caries-free) using ELISA. Results: Mann Whitney analysis between malondialdehyde concentration from ECC children’s saliva and caries free children obtained p=0 and then p=0, r= -0,641 for Spearman analysis. Kruskal Wallis analysis of malondialdehyde concentrations in children with different dmf-t scores obtained p=0,014 and p=0,004, r=0,488 for Spearman analysis. There was no significant difference and there was no significant correlation between malondialdehyde concentration and OHI-S score, viscosity and different salivary flow rates. Conclusion: Malondialdehyde concentration in ECC children’s saliva was different from malondialdehyde concentration in caries free children, higher malondialdehyde concentration show worse caries experienced in children. Children with different dmf-t scores had different malondialdehyde concentrations. Higher dmf-t score show higher malondialdehyde concentration. There was no relation between malondialdehyde concentration in caries-free children and ECC to OHI-S score, salivary viscosity and salivary flow rate."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Ariffa Sjarkawi
"Latar Belakang: Cara pemberian makanan pada balita sedikit banyak dipengaruhi oleh tradisi budaya di suatu daerah tertentu. diantaranya adalah tradisi nasi papah atau seringkali juga disebut nasi papak yang masih banyak dilakukan oleh para ibu di beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya di kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Tradisi nasi papah adalah nasi yang telah dikunyah dan dilumatkan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada balita. Dari segi kesehatan terutama kesehatan mulut, hal ini berisiko terhadap terjadinya Early Childhood Caries(ECC). Perilaku tersebut dapat menyebabkan transmisi mikroorganisme S.mutans dari mulut ibu ke mulut anak.
Tujuan: Untuk mengetahui kontribusi tradisi nasi papah terhadap risiko terjadinya Early Childhood Caries.
Metode :Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah total sampel subyek penelitian sebanyak 186 anak berusia 6 - 60 bulan yang didampingi oleh ibunya, yang bertempat tinggal di Desa Senyiur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Pemeriksaan Intra Oral dilakukan untuk mengukur karies gigi ibu dan anak dengan menggunakan indeks DMFT/deft dan untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku dan pengetahuan kesehatan mulut ibu dan anak dilakukan wawancara pada ibu dengan menggunakan kuesioner. Semua data yang terkumpul dianalisa menggunakan uji Chi Square dan uji regresi logistik.
Hasil: Risiko perilaku nasi papah terhadap ECC adalah 5,46 (OR 5,46;CI 95% 4,24-36,55, p<0,001) dengan kontribusi terhadap risiko ECC sebesar 41,8%.
Kesimpulan: Tradisi nasi papah berkontribusi terhadap risiko terjadinya ECC.

Background: The infant feeding practices usually affected by cultural tradition especially in rural areas in Indonesia. One of that tradition is Nasi Papah or sometimes called Nasi Papak, which one of that were done by mothers at East Lombok regency , West Nusa Tenggara Province. Nasi papah is define as feeding practice between mother to their infant through pre chewed rice by mother before the food given to their child. For oral health, this behaviour is one of risk factors for ECC, where vertical transmission frequently transmitted S.mutans from mother to child through salivary contact.
Aim: To analyzing the contribution of nasi papah tradition towards occurence risk of Early Childhood Caries.
Materials and Methods: This study using cross sectional design with total sampels are consists of 186 children between 6 - 60 months old accompanied by his/her mother, whose living at Senyiur village, East Lombok regency, West Nusa Tenggara Province. The intra oral examination had been done for valued caries experience through DMFT/deft index and informations about oral health behaviour and mother knowledges related to oral health derived from mothers through questionnare and data analyzed by Chi Square and logistic regression tests.
Results: Risk of nasi papah tradition towards ECC has OR 5,46 (CI 95% 4,24-36,55. P<0,001)) and the contribution of this behaviour to ECC was 41,8%.
Conclusion: Nasi papah tradition contributes towards the occurence risk of Early Childhood Caries.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Amelia Ruliani
"Latar Belakang: Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang banyak terjadi di dunia. Saliva memiliki berbagai peran di dalam rongga mulut yang berhubungan dengan karies. Total Antioxidant Capacity berperan dalam melindungi tubuh dari berbagai kondisi patologis. Tujuan: Menganalisis konsentrasi Total Antioxidant Capacity pada saliva bebas karies dan early childhood caries dihubungkan dengan OHI-S, dmf-t, serta viskositas dan laju alir saliva. Metode: Sampel saliva tersimpan sebanyak 33 sampel yang diperoleh dari anak usia di bawah 71 bulan dengan kondisi bebas karies dan early childhood caries diuji dengan menggunakan total antioxidant capacity assay kit. Hasil: Terdapat perbedaan konsentrasi Total Antioxidant Capacity dalam saliva anak bebas karies dan early childhood caries, terdapat korelasi linier positif sedang antara konsentrasi Total Antioxidant Capacity dalam saliva anak dengan skor dmf-t, tidak terdapat perbedaan konsentrasi Total Antioxidant Capacity dalam saliva anak dengan kategori OHI-S baik dan sedang, laju alir saliva tinggi dan sedang, serta viskositas saliva encer dan kental. Kesimpulan: Konsentrasi Total Antioxidant Capacity pada saliva early childhood caries lebih tinggi dibandingkan bebas karies.

Background: Dental caries is a common disease worldwide. Saliva has a big role in oral cavity associated with dental caries. Total Antioxidant Capacity has a role to protect the body from any pathological condition. Objective: Analysing Total Antioxidant Capacity concentration of Early Childhood Caries and Caries Free saliva and its relation to OHI-S, dmf-t, and salivary flow rate and viscosity. Method: 33 stored saliva samples of children under 71 month old with early childhood caries and caries free tested using total antioxidant capacity assay kit. Result: There is a significant difference between Total Antioxidant Capacity concentration in saliva of caries free and early childhood caries children, there is a moderate linear positive correlation between Total Antioxidant Capacity concentration and dmf-t. There is no difference between Total Antioxidant Capacity concentration in saliva of children with good and moderate OHI-S, high and moderate salivary flow rate, and watery and thick saliva. Conclusion: Total Antioxidant Capacity concentration in saliva of early childhood caries children is higher than caries free."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwina Nuryanti Husna
"Latar Belakang: Angka prevalensi karies gigi remaja hingga dewasa muda (usia 17-24 tahun) yang cukup tinggi di Indonesia yaitu sebesar 75,3%. Mahasiswa merupakan salah satu kelompok rentan memiliki risiko karies gigi. Dalam penelitian responden merupakan mahasiswa fakultas kedokteran gigi. Oleh karena mahasiswa kedokteran gigi pada masa mendatang merupakan calon penyedia layanan kesehatan gigi dan mulut maka diharapkan untuk selalu menjaga motivasinya dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut dimulai dari individu masing-masing. Media audiovisual merupakan alat yang penting dalam edukasi, terlebih dalam bidang kesehatan dan memiliki pengaruh jangka panjang pada target populasi yang diberikan edukasi melalui video. Pembelajaran yang menggunakan alat bantu audiovisual telah dibuktikan efektif dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan mulut sekelompok individu.Tujuan: Menganalisis efek penggunaan media video edukasi mengenai risiko karies gigi terhadap perubahan pengetahuan dan skor risiko gigi karies pada mahasiswa fakultas kedokteran gigi di Indonesia. Metode: Penelitian menggunakan desain quasi experimental jenis pretest-posttest serta pengamatan pada responden yang terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diberikan intervensi berupa edukasi risiko karies gigi dengan video edukasi yang diakses melalui YouTube dan kelompok kontrol tanpa pemberian video edukasi. Hasil kedua kelompok diukur dan dibandingkan perbedaan pengetahuan dan skor risiko karies gigi. Hasil: Berdasarkan uji Wilcoxon, terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada rerata nilai pre-test dan post-test tingkat pengetahuan mengenai risiko karies gigi dan skor risiko karies gigi di antara kedua kelompok (p<0,05).Kesimpulan: Terdapat peningkatan pengetahuan mengenai risiko karies gigi dan penurunan skor risiko karies gigi pada mahasiswa.

Background: The prevalence rate of dental caries in adolescents to young adults (aged 17–22 years) is quite high in Indonesia, about 75.3%. Students are one of the vulnerable groups at risk of dental caries. In the study the respondents were students of the dental faculty. Because dentistry students in the are prospective dental and oral health service providers, it is hoped that they will always maintain their motivation in maintaining oral health, starting with each individual. Audiovisual media is an important tool in education, especially in the health sector and has a long-term influence on the target population that is educated through video. Learning using audiovisual aids has been shown to be effective in increasing oral health knowledge of a group of individuals Aim: Analyzing the effects of using educational video media on the caries risk factors on changes in knowledge and risk scores for dental caries among dentistry students in Indonesia. Method:The study used a quasi-experimental design with pre-test and post-test types and observations of respondents consisting of two groups, namely the experimental group which was given an intervention in the form of dental caries risk education with educational videos accessed via YouTube and the control group without providing educational videos. The results of the two groups were measured and compared differences in knowledge and risk scores for dental caries. Result: Based on the Wilcoxon test, there was a statistically significant difference in the mean pre-test and post-test scores of the knowledge level regarding the risk of dental caries and the dental caries risk score between the two groups (p <0.05). Conclusion: There is an increase in knowledge about the risk of dental caries and a decrease in the risk score for dental caries in students."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishlah Fakhirah Rahmah
"Latar Belakang: Pencegahan melalui promosi kesehatan menggunakan alat bantu media terkini perlu dilakukan untuk mengurangi risiko karies gigi. Tujuan: Mengetahui efektivitas penggunaan media aplikasi web dalam meningkatkan pengetahuan risiko karies gigi dan menurunkan skor risiko karies gigi mahasiswa program studi pendidikan dokter gigi. Metode: Studi quasi experiment dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Responden berjumlah 361 mahasiswa yang diinstruksikan untuk menggunakan aplikasi web minimal 1 minggu sekali selama 21 hari. Pada responden dilakukan pengisian kuesioner pre-test dan post-test, pemeriksaan skor risiko karies gigi awal dan akhir, pengisian kuesioner evaluasi media aplikasi web. Hasil: Terdapat 361 responden yang terbagi menjadi kelompok intervensi (n = 282) dan kelompok kontrol (n = 79). Terdapat perbedaan bermakna tingkat pengetahuan antar mahasiswa dengan semester pendidikan yang berbeda, namun tidak ada perbedaan pada skor risiko karies gigi. Terdapat peningkatan tingkat pengetahuan yang bermakna pada kelompok intervensi, sedangkan tidak terdapat pada kelompok kontrol. Kedua kelompok menunjukkan penurunan skor risiko karies gigi, namun tidak ada perbedaan bermakna antara penurunan skor risiko karies gigi setelah penggunaan aplikasi web pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kesimpulan: Promosi dan edukasi kesehatan mengenai risiko karies gigi melalui media aplikasi web dapat meningkatkan pengetahuan dan menurunkan risiko karies gigi pada mahasiswa program studi pendidikan dokter gigi.

Background: Prevention through health promotion using the latest media aids is necessary to reduce caries risk. Objective: This study aimed to know the effectiveness of web application media on increasing caries risk knowledge and decreasing caries risk scores among dentistry students. Methods: The study design used is quasi-experiment with purposive sampling technique. Participants were in total of 361 respondents who were instructed to use the web application at least once a week for 21 days and to filled in pretest and posttest questionnaires, web application evaluation questionnaires, and examined their initial and final caries risk. Results: There were 361 respondents discussed with the intervention group (n = 282) and the control group (n = 79). There was a significant difference in level of knowledge between students of different semester while none in caries risk score. There was a significant increase in level of knowledge in the intervention group while in the control group there was no difference. Each group showed a decreased in caries risk score, but there was no difference between the decrease in caries risk score after the use of web application in intervention and control group. Conclusion: Health promotion and education about caries risk through web application media can improve knowledge and reduce caries risk of dentistry students."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komariah
"Karies gigi pada anak merupakan masalah kesehatan penting yang diderita lebih dari 89,16% anak Indonesia.Tingginya konsumsi makanan manis dan rendahnya kebiasaan menyikat gigi pada anak meningkatkan resiko terjadinya karies. Pada periode gigi campur (7-11 tahun) tetiadi peningkatan karies gigi. Karies daiam rongga mulut memberikan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme tennasuk Candida. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keragaman spesies dan jumlah koloni Candida da1am rongga mulut anak non karies dan karies pada usia 7-11 tahun. Untuk mengetahui hal tersebut telah dikumpulkan 112 sampel kumuran.Penentuan derajat karies dilakukan berdasarkan criteria WHO. Penentuan jumlah koloni dan keragaman spesies Candida dilakukan dengan menanam sampel pada agar sabouraud deslctrosa. agar kromogenik, agar staib, agar tajin dan uji asimilasi. Prevalensi karies penelitian ini sebesar 84,8 %, tetdiri atas karies ringan (41,1%), karles sedang (33,9%) dan karies berat (9 8%}, sisanya 15.2 % tanpa kartes. Selanjutnya, didapatkan prevalensi Candida dalam rongga mulut adalah 68,7%. Keragaman Candida pada anak non karies dan dengan karies didominasi oleh Candida albicans, diikuti Candida non C.albicans. Antara keragaman spesies dengan derajat karies tidak terdapat hubungan bennakaa (p?:0,05). Semakin tinggi derajat karies jumlah koloni Candida yang tllmbuh semakin banyak (p.::£0,05) namun jumlah koloni Candida menurun seiring dengan pertambahan usia (p:S0,05).

Dental caries in children is a major public health problem. The prevalence of caries among children in Indonesia is around 89,16 %. The high preva1ence of caries is related to the high consumption of sugar and low prevalence of tooth brushing habit. The high prevalence of caries is also related with mixed dentistry period (7-11 years old). Dental caries accommodates the life of microorganisms including Candida. The aim of this study is to know the species variety of Candida in the oral cavity of children with caries and non caries in mixed dentistry period. Oral rinse from 112 children was collected and the type of caries was done based on WHO criteria. The species and its variety. colony forming unit, were detennined by plating the sampJes on Sabouraud dextrose agar and chromogenic media. The identification until species level was conducted by chromogenic media, and in continue with staib agar. rice cream-tween 80 and assimilation test {API AUX Bio Merieux: Prancis) if any doubtful result. The prevalence of caries in study is 84,8 o/o, consisted of light caries (41,1%), moderate caries (33,9%) and severe is 9,8%, while 15,2 % without caries. Moreover. the prevalence of Candida in the oral cavity is 68,7%.and the species identified mostly Candida albicans both in children with and without caries., followed by Candida non C. albicans. The relation between the variety of Candida species and the type of caries is not statistically significant (p?:0,05). The severe the caries the higher colony forming unit (p .05), but decreasing in older children of more than I0 years old (p,05)."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T29143
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurbayani Tauchid
"Karies gigi adalah penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor. Faktor utama adalah interaksi antara host (gigi dan saliva), mikroorganisme (plak), substrat (karbohidrat) dan waktu. Faktor lain yang turut berkontribusi diantaranya adalah perilaku yang berhubungan dengan kesebatan gigi yaitu kebiasaan makan dan pemeliharaan kebersihan gigi. Perilaku kesehatan gigi merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi status kesehatan gigi individu atau masyarakat. Survei kesehatan gigi dan mulut murid SDN di Kota Tangerang tahun 2006 menunjukkan prevalensi karies gigi murid SD di Kecamatan Cibodas sebessr 81% dengan rata-rata DMFT sebesar 1,95. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara perilaku kesehatan gigi murid SD kelss enam dengan status karies gigi (DMFT) serta beberapa faktor lain yang turut berbubungan.
Disain penelitian yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional) dengan jumlah sampel sebanyak 184 murid SD kelas enam dari 5 SD di Kecamatan Cibodas yang dipilih secara random pada bulan Januari - Februari 2008. Data variable perilaku kesehatan gigi dikumpulkan melalui wawancara menggunakan lembar kuesioner dan observasi simulasi cara menyikat gigi, pada model rahang. Data variable jenis kelamin, pengetahuan kesehatan gigi, tingkat pendidikan ibu dan pekerjaan ayah, dikumpulkan melalui wawancara menggunakan lembar kuesioner. Variabel status karies gigi (DMFT) dikumpulkan dengan melakukan pemeriksaan gigi dan dicatat dalam lembar pemeriksaan tatus karies gigi. Hasil penelitian menunjukkan proporsi murid yang mengalami karies 85,9% dengan indeks DMFT rata-rata 2,67, sedangkan proporsi murid dengan status karies gigi rendah (DMFT < I) hanya 35,3%. Didapat hubungan yang bermakna antara perilaku kesehatan gigi murid dengan status karies gigi (DMF1), dimana kenaikan 1nilai perilaku kesehatan gigi murid, berpeluang untuk mempunyai status karies gigi rendah sebesar 1,4 kali, sedangkan jenis kelamin, pengetahuan kesehatan gigi, tingkat pendidikan ibu dan pekerjaan ayah bukan merupakan confounder dalam hubungan tersebut.
Disarankan untuk meningkatkan perilaku kesehatan gigi murid melalui peningkatkan dan pengembangkan kegiatan UKGS di Sekolah-sekolah Dasar, pelatihan tenaga-tenaga pelaksana UKGS di lapangan, mengikut sertakan guru. orang tua dan murid untuk menjadi mitra dalam pelaksanaan UKGS di sekolah, melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat memotivasi murid untuk mempunyai kebiasaan memelihara kesehatan giginya, seperti pemeriksaan kebersihan gigi murid secara berkala, sikat gigi massal dan lomba gigi sebat.

Dental caries is a kind of disease caused by many factors. The primary factors is interaction between host (tooth and saliva), microorganism (plaque), substrate (carbohydrate) and time. Other factors with contribute to the dental caries are behavior that connected with dental health, which are eat habitual and tooth cleanliness mamtenance. Dental health behavior is important things that affeet either individual or society dental hsaltb status. Dental health survey from mouth of elementary school students at Tangerang city in 2006 shown that in Cibodas subdistrict, Dental caries prevalence at elementary student is 81% with DMFT average 1,95. This research objective is to find out the relationship between dental health behavior of sixth grsde elementary school students with dental caries status (DMFT) and several another factors which related.
The design of research used cross sectional, with 184 random samples of sixth grade elementary school students from 5 elementary schools, start from January to February 2008. Data of dental health behavior collected through interview with questionnaire and observe the simulation of tooth brushing at the jaw model, other data that sex, dental health knowledge, mother's educational level and father's work are collected through interview by questionnaire. Data of dental caries status (DMFT) collected by doing tooth examination using the dental examiner equipments and noted in the examination from of dental caries status (DMFT). The result of the research shown students proportion having caries is 85,9% with average DMFT index 2,67, students proportion is meaning relation between dental health behavior of sixth grade elementary school students with dental caries status (DMFT) , where more and more high the student's dental health behavior, having opportunity of 1,4 limes to have low dental caries status, while sex, dental health knowledge, mother's educational level and father's work are not confounder in the relation.
The researcher suggest to increase the student's dental health behavior by improve and develop UKOS activities at elementary schools, training the field executorS ofUKGS, participate of the teachers. parents and students to become miter in realization of UKGS at schools. do activities which motivate students to have a habit of keeping moth healthy, for example the student's tooth health examinations periodically, massive tooth brushing and healthy tooth competition.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20856
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>