Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213049 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tyas Priyatini
"Tujuan : Mengetahui kadar gula darah, insulin dan leptin pada wanita hamil dan hubungan antara leptin dan kadar gula darah, insulin serta sensitivitas insulin pada wanita hamil.
Rancangan : Studi potong lintang, deskriptif analitik
Tempat : Poliklinik kebidanan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Bahan dan cara kerja : Selama bulan Agustus 2004 didapatkan 80 sampel yang memenuhi kriteria penerimaan. Dilakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa dan UTGO, insulin puasa dan UTGO serta kadar hormon leptin. Dicari sebaran responden, rerata kadar gula darah, insulin, leptin, serta hubungan antara leptin dengan kadar gula darah, insulin, serta sensitivitas insulin pada kehamilan berdasarkan indeks sensitivitas QUICKI dan rasio gula darah terhadap insulin.
Hasil : Data yang diperoleh memiliki banyak nilai ekstrem sehingga pada pengolahannya nilai ekstrem dikeluarkan sehingga sampel berkurang menjadi 45. Didapatkan rerata kadar gula darah puasa 61,91 ± 6,81 mg/dl, gula darah UTGO 96,84 ± 14,63 mg/dl, rerata kadar insulin puasa 5,99 ± 4,45 insulin UTGO 60,83 ± 34,34 µU/ml, rerata kadar Leptin 20,95 ± 17,54 ng/ml. Didapatkan indeks QUICKI 0,41 ± 0,05, rasio glukosa terhadap insulin puasa 16,7 ± 11,48 serta rasio glukosa terhadap insulin UTGO 2,23 ± 1,75. Didapatkan hubungan bermakna antara leptin dan insulin puasa maupun UTGO, serta leptin dengan sensitivitas insulin (r = -0,459, p = 0,001).
Kesimpulan : Tidak didapat perbedaan bermakana rerata kadar gula darah, insulin, dan leptin wanita hamil di RSCM pada ketiga trimester. Terdapat hubungan bermakna antara leptin dengan insulin serta sensitivitas insulin dalam kehamilan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Irene Hendrata
"Latar Belakang: Prevalensi Diabetes Melitus (DM) tipe 2 cenderung meningkat di seluruh dunia dan keteraturan pengobatan masih menjadi masalah hingga saat ini. Penelitian terdahulu menemukan bahwa terdapat hubungan antara temperamen dengan kontrol glukosa namun belum banyak penelitian yang membahas hal ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara temperamen dengan terkontrol atau tidak terkontrolnya DM tipe 2.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling pada 110 penyandang DM tipe 2 di Poliklinik Metabolik Endokrin RSCM selama bulan Agustus-Desember 2015. Responden dikelompokkan menjadi penyandang DM terkontrol atau DM tidak terkontrol berdasarkan hasil laboratorium HbA1c terakhir. Responden mengisi kuesioner Modified-Temperament and Character Inventory versi bahasa Indonesia.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor temperamen harm avoidance, novelty seeking, dan reward dependence tidak berhubungan bermakna dengan terkontrol atau tidak terkontrolnya DM tipe 2.
Simpulan: Tidak ada hubungan bermakna antara temperamen dengan pengendalian kadar HbA1c pada penyandang DM tipe 2.

Background: Prevalence on type 2 Diabetes Mellitus (DM) tend to increase across the world and regulating treatment still being one of the matters to be discussed until recently. Previous research had found that there are correlations between temperament with glucose control but with limited study on that area. This research aim to qualify the relationship between temperament to controllable or uncontrollable type 2 DM.
Method: This research is a cross sectional sampling method. Sampling conducted with consecutive sampling on 110 respondents with type 2 DM in RSCM Metabolism Endocrine Polyclinic, sampling was done between August to December 2015. Respondents are grouped to two different groups which is controllable DM and uncontrollable DM based on last HbA1c laboratory results. Respondents were requested to fill up Modified-Temperament and Character Inventory questionnaire in Bahasa Indonesia.
Results: Result on this research indicates that temperament score in harm avoidance, novelty seeking, and reward dependence are unrelated with whether Type 2 DM being controllable or uncontrollable.
Conclusion: Absent of significant relation between temperament and HbA1c level control in type 2 DM patients.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Rasalhaque
"Diabetes Melitus tipe 2 merupakan penyebab kematian ke-2 pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan, sedangkan di pedesaan menduduki peringkat ke-6. Angka kejadiannya berhubungan dengan adanya resistensi insulin akibat berbagai macam faktor. Pola paling umum dijumpai adalah dislipidemia terutama hipertrigliseridemia dan pengurangan kadar HDL. Penelitian ini dirancang untuk melihat gambaran kadar trigliserida pada pasien DM tipe 2 yang berobat ke Poli IPD RSCM pada tahun 2010. Didapatkan bahwa dari 108 subyek, 55 orang berusia ≥55 tahun, 68 orang berjenis kelamin perempuan, 71 orang tidak merokok, dan 84 orang dengan kadar trigliserida normal. Dari hasil analisis didapat hubungan tidak bermakna antara kadar trigliserida dengan usia (Mann-Whitney, p = 0.104), jenis kelamin (Chi-square, p = 0.062), perilaku merokok (Chi-square, p = 0,973), kadar gula darah puasa (Mann-Whitney, p = 0.973), dan kadar gula darah dua jam post prandial. (Mann-Whitney, p = 0.539). Rerata TG berdasarkan analisis data adalah 140,5 (49-1144) mg/dL. Nilai rerata kadar glukosa darah puasa (GDP) 186,5 (114-559) mg/dL. Analisis data menunjukkan sebaran tidak normal dengan rerata kadar gula darah dua jam post prandial (GD2PP) sebesar 291 (178-582) mg/dL.

Type 2 diabetic melitus is the second death cause on urban residencies age ranged 45-54 year old, while it is the 6th leading death cause on rural area, based on RISKEDA 2007. High rate of prevalencies is because insulin resistancies as results of multifactorial. Most common patern is dislipidemia especially hypertriglyceride and low level of HDL. This researh is designed to picture triglyceride level on type 2 diabetic melitus patients in RSCM on year 2010. Known that from 108 subjects, 55 are aged ≥55 year old, 68 are women, 71 don’t smoke and 84 with normal level of triglyceride. From analitic processes, known that triglyceride level is not associated with age (Mann-hitney, p = 0.104), sex (Chi-square, p = 0.062), smoking habbit (Chi-square, p = 0,973), fasting blood glucose (Mann-Whitney, p = 0.973), and 2 hours post-prandial blood glucose (Mann-Whitney, p = 0.539). Mean rate of triglyceride level is 140,5 (49-1144) mg/dL. Mean rate fasting blood glucose is 186,5 (114-559) mg/dL. Data analysis doesn’t show normal distribution on mean rate of level 2 hours post prandial blood glucose 291 (178-582) mg/dL."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Tri Juli Edi
"Saat ini penyandang diabetes melitus tipe 2 (DMT2) sudah mencapai 415 juta dari seluruh penduduk dunia. Pengobatan yang tersedia masih memiliki banyak kelemahan sehingga dibutuhkan pengembangan obat-obat baru. Salah satu strategi pengobatan adalah dengan memperbaiki efek inkretin. Banyak fitofarmaka yang diketahui memiliki efek hipoglikemik. Ekstrak sambiloto sudah lama diketahui memiliki khasiat dalam pengobatan DMT2 dan digunakan secara tradisional di masyarakat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme kerja ekstrak sambiloto dalam kaitannya memperbaiki efek inkretin. Studi ini merupakan uji klinis tersamar ganda menggunakan desain cross over pada subjek normal dan prediabetes yang diberikan intervensi ekstrak sambiloto selama 14 hari dibandingkan dengan plasebo. Dilakukan pemeriksaan kadar GLP-1, insulin puasa, insulin 2 jam pascabeban, HOMA-IR, glukosa darah puasa, glukosa darah 2 jam pascabeban, enzim DPP-4, dan glycated albumin sebelum dan sesudah intervensi. Dilakukan analisis bivariat dan analisis lajur. Tujuh puluh tiga subjek (normal 38 dan prediabetes 35) dianalisis per protokol. Didapatkan perbaikan efek inkretin yang ditandai dengan peningkatan kadar GLP-1 yang bermakna setelah pemberian ekstrak sambiloto selama 2 minggu pada subjek prediabetes. Ekstrak sambiloto tidak menghambat enzim DPP-4 pada kelompok normal dan prediabetes. Berdasarkan analisis lajur didapatkan bahwa ekstrak sambiloto dapat berperan dalam metabolisme glukosa melalui jalur GLP-1 dan jalur resistensi insulin. Ekstrak sambiloto meningkatkan kadar GLP-1 tanpa menghambat enzim DPP-4 pada subjek prediabetes. Berdasarkan analisis lajur ekstrak sambiloto dapat memperbaiki resistensi insulin pada subjek prediabetes.

There are 415 million type 2 diabetes mellitus (T2DM) patients in the world. Currently available antidiabetic drugs still have their own weakness so there is a need to develop better drugs. One of the newer strategies of diabetes therapy is through restoring the effect of incretin. Many phytochemicals have been known to have hypoglycemic effect. Sambiloto extract is known to have effect for T2DM therapy and has been used traditionally in the community. This study aims to discover the mechanism of sambiloto extract in restoring incretin effect. This study was a double blinded clinical trial using cross over design in normal and prediabetes subjects treated with sambiloto extract for 14 days compared with placebo. GLP- 1, fasting insulin, 2 hour postload insulin, HOMA-IR, fasting blood glucose, 2 hour postload blood glucose, DPP-4, and glycated albumin were measured before and after intervention. Bivariate and path analysis were applied to see the relationship. Seventy-three subjects (38 normal and 35 prediabetes) were analyzed according to protocol. Restoration of incretin effect was marked by significant increase of GLP-1 concentration after administration of sambiloto extract for 2 weeks in prediabetes subjects. Sambiloto extract did not inhibit DPP-4 enzyme in normal and prediabetes subjects. Path analysis had shown that sambiloto extract can affect glucose metabolism through GLP-1 pathway and insulin resistance pathway. Sambiloto extract increased GLP-1 concentration without inhibiting DPP-4 enzyme in prediabetes subjects. From path analysis showed that sambiloto extract can also ameliorate insulin resistance in prediabetes subjects."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Andri
"Penatalaksanaan DM memiliki hubungan erat dengan kadar gula darah diabetisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penatalaksanaan DM dengan kadar gula darah lansia diabetisi. Disain penelitian menggunakan pendekatan crossectional study. Penelitian dilakukan pada 49 orang lansia di kelurahan Cisalak Pasar. Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara diit dengan kadar gula darah (p value: 0,035), tidak ada hubungan antara latihan fisik dengan kadar gula darah (p value: 0,246), ada hubungan antara minum obat dengan kadar gula darah (p value: 0,011) dan ada hubungan antara pengendalian stres dengan kadar gula darah (p value: 0,007). Analisis multivariat menyimpulkan bahwa elemen penatalaksanaan DM yang dominan adalah minum obat (OR 10,7).

Diabetes Mellitus management has close correlation with blood sugar level of Diabetes patient. The purpose of this study was to examine the correlation between Diabetes Mellitus Management with Blood Sugar Level on Elderly with DM. This is descriptive cross-sectional study, where recruiting 49 elderly people from Cisalak Pasar area. The result shows that there is significant correlation between diet (p value: 0,035), take medication (p value: 0,011), stress management (p value: 0,007) with blood sugar level but no significant correlation between physical exercise (p value: 0,246) with blood sugar level. Multivariate analysis result shows that taking medication is the most predominant element in diabetes management (OR 10,7).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Dwi Julia Maharami
"Diabetes Mellitus (DM) merupakan masalah global dan merupakan salah satu penyakit degeneratif yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan produktifitas seseorang. Salah satunya penyebab DM yaitu pola makan yang kurang sehat. Manifestasi klinis dari DM salah satunya yaitu kadar gula darah diatas 200 mg/dl. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran manfaat terapi nutrisi dalam menurunkan kadar gula darah pada keluarga ibu T di RT 01/ RW 06 Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Kota Depok. Metode yang digunakan yaitu pendekatan asuhan keperawatan keluarga. Implementasi keperawatan yang diberikan kepada ibu T adalah pendidikan kesehatan mengenai terapi nutrisi dengan prinsip tepat waktu, tepat jenis, dan tepat jumlah, serta penyusunan menu makanan DM untuk sehari-hari. Hasilnya gula darah sewaktu ibu T menurun dari 382 mg/dl menjadi 178 mg/dl, sedangkan gula darah puasa menurun dari 224 mg/dl menjadi 95 mg/dl. Kepatuhan dalam penerapan prinsip terapi nutrisi ini dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita DM.

DM is a global problem and one of the degenerative diseases that can affect a person's quality of life and productivity. One factor that causes DM is unhealthy diet. One of clinical manifestations of DM is blood sugar levels above 200 mg/dl. The aim of this final assignment is to provide delineation of the benefits of nutritional therapy to lower blood sugar levels in the T family in RT 01/RW 06 Sukatani Village, Tapos District, Depok. The method used is family nursing care for 7 weeks. Nursing implementation given to T's family is health education on nutrition therapy in the right time, right type, and right amount and scheduling daily nutrition. The result of blood sugar during Mrs. T decreased from 382 mg/dl to 178 mg/dl, and fasting blood sugar decreased from 224 mg/dl to 95 mg/dl. Compliance in the implementation of the principles of nutritional therapy can lower blood sugar level for people suffering from diabetes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Lesmana
"Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia Selain faktor genetik gaya hidup dengan konsumsi makanan yang tinggi kalori kurang sehat dan tidak teratur merupakan penyebab terjadinya penyakit diabetes mellitus Karya Ilmiah Akhir ini memberikan gambaran intervensi terapi diet untuk menurunkan dan mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes dengan pendekatan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga Hasil evaluasi menunjukkan bahwa setelah diintervensi terjadi penurunan kadar gula darah dari 356 mg dl menjadi 133 mg dl dan keluarga mendukung penderita dalam pengaturan diet sebagai terapi diabetes mellitus.

Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by hyperglycemia In addition to genetic factors lifestyle by the consumption of foods high in calories unhealthy and irregular is the cause of diabetes mellitus This Final Scientific Paper gives an overview of dietary therapy interventions to reduce and control blood glucose levels in diabetics with a family approach to the implementation of nursing care Results showed that after the intervention decreased blood glucose levels of 356 mg dl to 133 mg dl and family support patients in the diet as a therapy of diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edenia Saumi
"Hiperglikemia merupakan gejala metabolik berupa peningkatan glukosa darah melebihi batas normal, yang dikaitkan dengan diabetes melitus (DM). Modifikasi gaya hidup yang lebih sehat, seperti dilakukannya restriksi kalori dengan metode fasting-mimicking diet (FMD) dapat dilakukan sebagai alternatif pendekatan untuk pengendalian DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh FMD berbahan nabati yang tersedia di Indonesia, terhadap kadar glukosa darah dan resistensi insulin. Penelitian dilakukan terhadap tikus jantan galur Sprague-Dawley model hiperglikemia yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan (n=16), yakni kelompok hiperglikemia (high fat diet[HFD]-streptozotosin[STZ] 35 mg/kgBB dan CMC Na 0,5%), kelompok metformin (HFD-STZ 35 mg/kgBB dan metformin 250 mg/kgBB), kelompok FMD (HFD-STZ 35 mg/kgBB dan FMD), dan kelompok normal diet (ND) (CMC Na 0,5%). Pemberian perlakuan dilakukan selama 28 hari. Tikus dilakukan pengecekan glukosa darah puasa (GDP) dan berat badan setiap minggu perlakuan dan dikorbankan untuk diambil sampel darahnya setelah perlakuan berakhir. Homeostasis model assessment of insulin resistance (HOMA-IR) digunakan untuk mengukur resistensi insulin. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar GDP dengan adanya pemberian FMD, walaupun tidak terdapat perbedaan signifikan antara GDP pra-perlakuan dengan GDP minggu ke-4 perlakuan (p>0,05). Hasil penelitian juga menunjukkan nilai HOMA-IR kelompok FMD mendekati nilai HOMA-IR kelompok ND dan lebih rendah secara signifikan dibandingkan nilai HOMA-IR kelompok hiperglikemia (p<0,05), yang berarti pemberian FMD pada tikus hiperglikemia menghasilkan tingkat resistensi insulin yang lebih rendah dibandingkan dengan tikus hiperglikemia yang tidak diberikan FMD. Sebagai kesimpulan, pemberian FMD dapat menurunkan GDP dan menghasilkan tingkat resistensi insulin yang lebih rendah pada tikus model hiperglikemia.

Hyperglycemia is a metabolic symptom in the form of an increase in blood glucose exceeding normal limits, which is associated with diabetes mellitus (DM). Healthy lifestyle modifications, such as calorie restriction with the fasting-mimicking diet (FMD) method, can be used as an alternative approach to controlling type 2 diabetes. This study aims to determine the effect of FMD using plant-based ingredients available in Indonesia on blood glucose levels and insulin resistance. The study was conducted on male rats of the Sprague-Dawley strain model of hyperglycemia, which were divided into 4 treatment groups (n = 16), namely the hyperglycemic group (high fat diet [HFD]-streptozotocin [STZ] 35 mg/kgBW and CMC Na 0.5%), the metformin group (HFD-STZ 35 mg/kgBW and metformin 250 mg/kgBW), the FMD group (HFD-STZ 35 mg/kgBW and FMD), and the normal diet (ND) group (CMC Na 0.5%). The treatment was carried out for 28 days. Rats were checked for fasting blood glucose (FBG) and body weight every week of treatment and sacrificed for blood samples after the treatment ended. Homeostasis model assessment of insulin resistance (HOMA-IR) was used to measure insulin resistance. The results showed a decrease in FBG levels with the administration of FMD, although there was no significant difference between pre-treatment FBG and FBG at the 4th week of treatment (p>0,05). The results also showed that the HOMA-IR value of the FMD group was close to the HOMA-IR value of the ND group and was significantly lower than the HOMA-IR value of the hyperglycemic group (p<0,05), which means that administering FMD to hyperglycemic rats resulted in lower levels of insulin resistance than the hyperglycemic rats that were not given FMD. In conclusion, administration of FMD can reduce FBG and result in lower levels of insulin resistance in hyperglycemic rats."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Okti
"ABSTRAK
Penyakit degeneratif merupakan sebuah fenomena yang terjadi di daerah perkotaan. Salah satunya adalah penyakit diabetes melitus pada usia dewasa. Karya Ilmiah Akhir ini memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan keluarga yang dilaksanakan pada keluarga Ibu M dengan masalah keperawatan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terkait diabetes melitus pada ibu M. Implementasi yang telah dilakukan terdiri dari implementasi yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor dengan pendekatan lima tugas kesehatan keluarga. Intervensi yang menjadi unggulan untuk menurunkan kadar gula darah pada ibu M yaitu olahraga berupa jalan kaki. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar gula darah setelah rutin melakukan jalan kaki. Hasil pemeriksaan gula darah sebelum dan setelah melakukan jalan kaki yaitu 316 mg/dl dan 265 mg/dl.

ABSTRACT
Degenerative disease is a phenomenon that occurs in urban areas. One of them is diabetes mellitus in adulthood. This Final Scientific Paper provides an overview of family nursing care undertaken in family nursing to Ibu M with problems related to ineffectiveness health maintenance of diabetes mellitus in the family of Ibu M. Implementations consist of the implementation of cognitive, affective, and psychomotor task with five family health approaches. Seeded intervention to decrease blood glucose levels of Ibu M is walking exercise. Evaluation results showed that blood sugar levels decreased after walking exercise routinely. The results of blood glucose tests before and after walking exercise are 316 mg/ dl and 265 mg/ dl.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Mei Astuti
"Diabetes Melitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit yang memerlukan pengelolaan berkelanjutan khususnya dalam pengendalian kadar glukosa darah untuk mencegah atau memperlambat terjadinya komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengendalian kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 yang meliputi umur, jenis kelamin, durasi penyakit, kepatuhan minum obat, kepatuhan diet, asupan (karbohidrat, protein, lemak, serat), indeks glikemik, aktivitas fisik, pengetahuan dan dukungan keluarga. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan responden 86 pasien DM tipe 2 rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang pada bulan April-Mei 2013. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kuesioner, food recall 1x24 jam, pengukuran berat badan dan tinggi badan serta pencatatan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dari catatan medik pasien. Analisis statistik menggunakan uji Chi square dan Anova. Hasil penelitian menunjukkan 61,6% responden memiliki pengendalian kadar glukosa darah buruk. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan minum obat, kepatuhan diet, pengetahuan, asupan lemak dan dukungan positif keluarga dengan pengendalian kadar glukosa darah. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan edukasi dan evaluasi terkait diet pasien kepada pasien dan keluarga pasien serta memberikan motivasi bagi pasien dan keluarga pasien mengenai pentingnya peran keluarga dalam pengelolaan diabetes.

Type 2 Diabetes Mellitus is a disease that requires continuous management particularly in blood glucose control to prevent or slowing complication. The objective of this study was to identify factors related to blood glucose control in type 2 Diabetes Mellitus includes age, gender, duration of disease, medication adherence, dietary adherence, intake (carbohydrate, protein, fat, fiber), glycemic index, physical activity, knowledge and family support. The design used in this study is cross sectional, with 86 outpatients at Internal Medicine Clinic Prof. Dr. Soerojo Psychiatric Hospital Magelang in April-May 2013 as respondent. Data were collected through interview with questionnaire, 1x24 hour food recall, weight and height measurement and record blood glucose assessment result from patient medical record. Statistical analysis used Chi square and Anova test. The result of this study showed that 61,6% respondents have poor blood glucose control. Bivariate analysis indicated that there were significance association between medication adherence, dietary adherence, knowledge, fat intake, and positive family support with blood glucose control. Based on that result, health workers are expected to improve education and evaluation for patient and their family regarding patient dietary and improve education and motivation for patient and their family regarding the importance of family support in diabetes management."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>