Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91649 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Bursa Efek Jakarta mustinya segera mempertimbangkan kewajiban company listing dan mengkaitkan dengan free float shares. Karena platform hukum kita adalah civil law yang memang tidak memberikan perlindungan kepada investor maka Bapepam sebagai investor's advocate mustinya membuat ketentuan keketat-ketanya danb BEJ sebagai SRO segera mereview uang seluruh ketentuan pencatatan dan perdagangan. Saat ini yang diperlukan adalah memberikan perlindungan bagi investor dengan membuat ketentuan pencatatan dan perdagangan yang bertujuan memberikan perlindungan bagi investor dan kepentingan umum secara maksimal dan bukannya membuat investor protection fund."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (04) April 2003: 33-36, 2003
MUIN-XXXII-04-April2003-33
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Djoni Budiardjo
"Tesis ini meneliti untuk melihat secara statistik sejauh mana keputusan investasi, kebijakan dividen dan keputusan pembelanjaan yang dicerminkan dari rasio-rasio return on assets (ROA), dividend payout ratio (DPR) dan debt to equity (DE) mempunyai penganih terhadap value of stock yang diukur dengan rasio price to book value (PBV).
Hasil empiris dari penelitian yang diperoleh dengan menggunakan paket program Statistical Package for the Social Science (SPSS) ini menunjukkan bahwa:
1) Variabel bebas ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan variabel tidak bebas PBV, dengan anggapan faktor-faktor lain tetap konstan. Hasil ini' memberi indikasi bahwa investor di pasar modal Bursa Efek Jakarta (BEJ) memperhitungkan faktor profitabilitas keputusan investasi perusahaan emiten.
2) Bahwa variabel bebas DE dan DESQR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan variabel tidak bebas PBV, dengan anggapan faktor-faktor lain konstan. Hasil ini memberi indikasi bahwa ternyata investor juga memperhatikan keputusan pembelanjaan yang tercermin dari komposisi hutang dan modal sendiri dari perusahaan emiten.
3) Adanya kecenderungan peningkatan nilai perusahaan, jika perusahaan meningkatkan komposisi DE ratio, yang dianggap memicu informasi positif bagi calon investor. Akan tetapi dari pengamatan atas variabel DESQR, menunjukkan bahwa sampai batas slope = 0 akan terjadi penurunan PBV. (harga saham turun yang dampalmya juga PBV turun)
4) Bahwa variabel bebas DPR mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan variabel tidak bebas PBV, dengan anggapan faktor-faktor lain konstan. Hal ini berarti bahwa ternyata investor kurang memperhatikan kebijakan dividen perusahaan emiten, yang tercermin dari proporsi dividen yang dibayarkan dan laba yang ditahan.
5) Uji statistik keseluruhan menyatakan bahwa paling tidak variabel bebas ROA, atau variabel bebas DPR atau variabel bebas DE dan DESQR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel tidak bebas PBV. Hal ini berarti bahwa walaupun angka R2 kecil yaitu rata-rata 24%, maximum 40%, minimum 11% dan standar deviasi 10%, tetapi menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara variabel-variabel bebas dan variabel tidak bebas, yang signifikan, tidaklah secara kebetulan.
Melihat kecilnya nilai R2 dari hasil penelitian tersebut, disadari bahwa banyak faktor-faktor lain yang kemungkinan besar mempengaruhi PBV, yang termasuk di dalam residual variable. Faktor-faktor ini yang cukup besar pengaruhnya yaitu misalnya fluktuasi nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing khususnya US dollar, kebijakan moneter ketat atau longgar yang diterapkan oleh Pemerintah, isue-isue politik, kebijakan keuangan perusahaan dalam menambah atau menarik saham yang beredar di masyarakat, atau peraturan akuntansi yang berlaku.
Selain itu terdapat kelemahan akan hasil yang dicapai dalam penelitian ini, yang mungkin disebabkan:
1) Bahwa dalam pengambilan sampel data tanpa dilakukan penyesuaian akuntansi terhadap laporan keuangan untuk menghitung variabel-variabel secara tepat.
2) Bahwa dalam penelitian ini tidak meninjau interaksi antara keputusan investasi, keputusan pembelanjaan dan kebijakan dividen.
3) Bahwa dalam penelitian ini perlu diuji kemampuan prediktif dari model yang digunakan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Syahbunan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental yaitu quick ratio, total aset turnover, debt ratio dan return on asset terhadap return saham, dan juga untuk melihat apakah terdapat kesamaan hasil teori dan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini berkaitan dengan return saham terhadap faktor fundamental.
Adapun sampel yang digunakan terdiri dari 27 perusahan yang berada dalam industri barang konsumsi 11 perusahaan dan pakaian 16 perusahan yang menerbitkan laporan keuangannya secara lengkap diakhir tahun dan pada kwartal pertama setiap tahunnya. Proses pengolahan data menggunakan analisis data panel metoda pooled least squares dengan melalui uji statistik klasik.
Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa hanya return on asset yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan quick ratio, total aset turnover, berpengaruh secara positif dengan tidak signifikan terhadap return saham. Selain itu debt ratio menghasilkan hasil yang signifikan tetapi dengan arah yang tidak sesuai dengan hipotesa. Berdasarkan penelitian sebelunmya terdapat kesamaan temuan pada rasio return on asset sedangkan rasio lainya berbeda.

This research aim to identify the influence of financial factor that is quick ratio, total asset turnover, debt ratio and return on asset to stock return, as well as to see do there are equality result of previous research and theory with this research related to stock return and financial factor.
Sample consist of 27 companies that staying in consumer goods industry 11 companies and clothes 16 companies which publishing their completely financial report at the end of year and at first quarter every year. This Research uses panel data and data processing use pooled least squares method analysis through statistical test classical.
According to data analysis found that only return on assets having on positive effect and signifkan to stock return, while quick ratio, total assets turnover having an on positively effect without signifrkan to stock return. Besides debt ratio having on positive effect and signffikan but different direction with hypothesizing. According to previous research there are equality of finding at return on asset ratio, while another ratio is different.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elok Savitri Pusparini
"Penelitian ini melingkupi analisis sederhana namun cukup mendalam tentang bagaimana kondisi makro ekonomi negara Indonesia memberikan dampak terhadap hampir semua bisnis, baik secara positif, maupun negatif. Salah satu topik yang senantiasa menarik untuk diangkat adalah industri tembakau yang memberikan kontribusi terbesar dalam APBN Indoonesia. Beberapa temuan membuktikan bahwa ternyata industri tembakau yang secara signifikan dibatasi ruang geraknya melalui berbagai regulasi yang mengikat, ternyata tetap bertahan dan tetap mengalami pertumbuhan meski selama beberapa tahun terakhir tidaklah terlalu signifikan.
Tahun 2005 sekali lagi terbukti sebagai tahun penuh tantangan sebagai dampak dari perubahan kondisi pcrekonomian secara umum yang memberikan tekanan tersendiri terhadap industri tembakau sebagaimana halnya dengan industri lain di Indonesia. Industri tembakau terus mengalami pertumbuhan meski dengan angka yang tertekan secara signifikan di akhir kuartal kecmpat tahun 2005, seining dengan peningkatan harga jual Bahan Bakar Minyak yang menggerakkan laju inflasi, Industri juga harus menghadapi tantangan yang berasal dari peningkatan prosentase pajak yang dibebankan terhitung sejak bulan Juli 2005. Pemerintah mengumumkan kenaikan Harga Jual Eceran Rokok sebesar 15%, setelah dua tahun terakhir produsen mengupayakan untuk tetap menjaga stabilitas harga procluknya serta membatasi diri terhadap ekspansi pasar secara keseluruhan. Sehagai konsekuensinya, saat ini industri tembakau sedang dihadapkan pada prospek stagnasi yang potensial terjadi terhadap daya beli konsumen seiring dengan peningkatan laju inflasi.
Untuk menjadi lebih fokus dalam membahas topik tentang industri tembakau, penelitian ini akan mengambil sampel PT British Amarican Tobacco Indonesia, Tbk (PT BATI) sebagai objek yang akan diteliti.
PT BATI telah beroperasi selama lebih dari 88 tahun dan secara konstan dan konsisten mempertahankan sejarah dan nilai yang diyakininya yang diterjemahkan kedalam regulasi untuk memproduksi berbagai macam merek dalam lini produk rokok putih, dengan dilingkupi oleh standar rata kelola perusahaan yang tinggi. Di akhir tahun 2005, PT BATI telah berhasil mempertahankan pangsa pasar sebesar 31% dalam industri rokok putih di Indonesia.
Penelitian ini akan menyoroti lebih dalam tentang analisis fundamental saham PT BATI dengan menggunakan Discounted Cash Flow untuk mendapatkan nilai Free Cash Flow to the Firm (FCFF), sehingga di akhir perhitungan akan dapat ditemukan berapa sebenarnya nilai intrinsik dari saham BATI. Metode ini digunakan sebagai salah satu alat untuk melakukan proyeksi terhadap kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan biaya modal, akan digunakan Weighted Average Cost of Capital (WACC), sementara tingkat rcsiko saham dircpresentasikan oleh nilai Beta. Pengukuran yang dilakukan juga melibatkan beberapa asumsi makro seperti: Produk Domestik Bruto, Suku Bunga Bank Indonesia, tingkat inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, serta prosentase Harga Jual Eceran (HJE) khusus untuk produk rokok.
Dalam melakukan proyeksi terhadap kondisi masa datang, penelitian ini menggunakan 3 skenario: Most Likely, Optimistic, dan Pessimistic. Dengan mengambil due date per tanggal 27 Desember 2005, ternyata saham BATI yang diperdagangkan di BEJ ditutup dalam kondisi Overvalue, di mana harga saham ditutup pada level RP 6.500,00 sementara nilai intrinsik dengan menggunakan skenario Most Likely adalah Rp 6.287,00.
Sebagai hasil akhir, penelitian ini memberikan rckomendasi bagi para Investor untuk melepas saham BATI karena nilainya saat ini sedang berada di atas nilai intrinsiknya. Sementara untuk PT BATI sendiri, Peneliti menyarankan agar perusahaan mencari alternatif strategi dalam upaya mempertahankan pangsa pasar yang ada, lebih jauh lagi, agar perusahaan dapat bertahan di dalam intensitas persaingan yang semakin tinggi.

This study covers simple analysis on how macroeconomics condition of Indonesia affects almost every kind of business in positive or negative way. One of interesting subject to discuss is tobacco industry, which contributes the highest percentage of APBN. The evidence founded that tobacco industry which is significantly affected with tight regulatory keep on surviving and reaches its business growth.
The Year 2005 proved once again to be a challenging year as the impact of general economic change placed pressure upon tobacco industry and almost all industries as well. The industry continued to grow although the rate of growth was significantly reduced in the fourth quarter of 2005 as fuel price increases drove up inflation. The Industry faced an additional challenge through an excise tax increase effective from July 2005. The Government announced at mid year a 15% increase in the Retail Price (HJE) after virtually two consecutive years of price stability and an expansion in the total market. As a consequence, the industry now faces the prospect of potential stagnation of consumer purchasing power if inflation continues to rise.
In order to be more focus in array of discussion, this study take PT British American Tobacco Indonesia, Tbk (PT BATI) as subject to he discussed. PT BATI has operated in Indonesia for 88 year and constantly continues their history and regulation to produce range of white cigarette products while operating with the highest standards of corporate governance. At the end of year 2005, PT BATI has succeeded to maintain 31% market share in white cigarette industry.
We will look closely to fundamental analysis of PT BATI?s stock with using Discounted Cash Flow to find Free Cash Flow to the Firm (FCFF) method as one of some ways to forecast cash flow of the company in the up-coming years. To support financial needs, Company uses both external and internal equity and liability. To measure Cost of capital, researcher uses Weighted Average Cost of Capital, and coefficient Beta represents the risk of individual equity (BATI's Stock). The measurement will also include some macroeconomics assumptions, such as: Gross National Product, Bank Indonesia commercial rate, inflation rate, currency rate (Indonesian Rupiah to American Dollar), and percentage of Retail Price (HJE) for cigarette products.
In forecasting the future condition, this study uses three possible scenarios: Most Likely, Optimistic, and Pessimistic. The result of measurement shows that as per December 27 2005, BATI's stock traded in Jakarta Stock Exchange (JSX) closed in overvalued condition. Using Most Likely scenario, intrinsic value per share was Rp 6.287, 00 and market stock price closed at Rp 6.500,00.
As a result, this study recommends Investors to sell BATI's stock to raise gain in their investment due to overvalued of BATI's Stock at closing price as per December 27, 2005. For PT BA TI, this study recommends company to search brand new strategy to gain higher percentage of market share in white cigarette industry, even more fly to create a new playground out of current industry's intensity of rivalry."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Marcia Tjandrawijata
"Penelitian ini membahas tentang terjadinya disposition effect dan pengaruhnya terhadap momentum saham di Indonesia. Disposition effect adalah kecenderungan investor untuk menjual saham winners terlalu cepat dan menahan saham losers terlalu lama. Momentum adalah salah satu anomali yang diamati di asset pricing, di mana return saham selalu berkelanjutan selama tiga hingga 12 bulan (jika positif, akan terus positif, jika negatif, akan terus negatif selama rentang waktu tersebut). Penelitian ini menggunakan data transaksi harian investor 30 security broker di Bursa Efek Indonesia dan data saham LQ45 selama tahun 2010-2013. Hasil dari penelitian ini membuktikan keberadaan disposition effect pada para investor dari 30 security brokers di Indonesia dan bahwa momentum tidak terdapat di Indonesia. Ketidakberadaan momentum ini dapat disebabkan oleh pemilihan saham yang likuid, karena saham yang likuid cenderung efisien.

This paper analyses behavioral finance phenomenon known as disposition effect and its impact on stock momentum in Indonesia. Disposition effect is investor's tendency to sell winning stocks too early and hold losing stocks too long. Momentum is one of the anomalies observed in asset pricing, where stock return is continuous for three to twelve months (if the return is positive, it will keep on being positive, and vice versa). This research uses daily transaction data of 30 security brokers investors at Indonesian Stock Exchange and daily data of LQ45 stocks in Indonesia for the years 2010-2013. The results prove that disposition effect occurs in 30 largest security brokers Indonesia and that momentum does not exist in Indonesia. Liquid stocks chosen as sample could affect this finding because liquid stocks tend to be efficient.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Krishnadi Wicaksono
"Fenomena dimana Indeks Harga Saham Gabungan mengalami tingkat pengembalian yang sangat berbeda yaitu sangat tinggi apabila dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya beberapa kali terjadi di Bursa Efek Jakarta. Fenomena ini salah satunya terjadi pada hari-hari terakhir bulan Desember sampai dengan minggu-minggu pertama bulan Januari. Kejadian atau fenomena inilah yang dikenal dengan "January effect". Fenomena ini tidak hanya terjadi di pasar yang belum efisien seperti di Indonesia, namun juga terjadi di negara-negara lain yang memiliki bursa saham bahkan untuk pasar di Amerika yang sudah sangat efisien.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai January effect telah menunjukkan adanya suatu anomaii pasar pada bulan Januari yang berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya dimana terjadi kenaikkan harga-harga saham yang meningkatkan return yang lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya. Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai sebab terjadinya fenomena January Effect ini, antara lain adalah teori ketersediaan infonnasi; teori tax-loss selling; teori perilaku investor.
Dalam penelitian ini akan dicari hubungan antara return pasar bulan Januari sebagai variabel terikat dengan return bulan Desember dan beberapa variabel makro sebagai variabel bebas (analisis regresi berganda). Variabel-variabel lain tersebut antara lain Inflasi, SBI, Kurs dan PDB. Pencarian hubungan dilakukan dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan menggunakan software E-Views versi 4.1.
Karya Akhir ini memiliki tujuan utama untuk (1) melihat return pasar melalui indikator IHSG pada bulan Januari dari periode I989-2006 di Bursa Efek Jakarta; (2) mengetahui sejauh mana pengaruh variabel-variabel lain terhadap January effect yang terjadi pada Bursa Efek Jakarta dengan melihat besarnya return pasar pada Bursa Efek Jakarta; (3) menghasilkan bahan pertimbangan bagi investor dalam mengatur strategi berinvestasi menghadapi fenomena January effect tersebut.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dengan periode observasi sepanjang tahun Januari I989 hingga Januari 2006 menggunakan metode analisis regresi berganda. Variabel bebas dalam regresi ini adalah return pasar bulan Desember, variabel makro (Inflasi, SBI, Kurs dan PDB), sedangkan return pasar bulan Januari berlaku sebagai variabeI terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Menurut literatur, sebelum dilakukan penyusunan model, data hares memenuhi beberapa asumsi dan tidak memiliki masalah tertentu. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam suatu model regresi berganda. Asumsi yang harus dipenuhi atau masalah data yang harus diatasi meliputi norrnalitas, autokorelasi dan multikolinicritas.
Analisis regresi berganda dilakukan dengan melalui tujuh permodelan yaitu: (1) Regresi return bulan Desemberterhadap return pasar bulan Januari; (2) Regresi Inflasi terhadap return pasar bulan Januari; (3) Regresi SBI terhadap return pasar bulan Januari; (4) Regresi kurs terhadap return pasar bulan Januari; (5) Regresi PDB terhadap return pasar bulan Januari; (6) Regresi variabel Makro (Inflasi, SBI, Kurs dan PUB) terhadap return pasar bulan Januari; (7) Regresi return bulan Desember, Inflasi, SBI, Kurs dan PDB terhadap return pasar bulan Januari.
Hasil analisis menunjukan bahwa sebagian besar variabel-variabel lainnya yang merupakan variabel bebas yaitu return Desember, Inflasi, SBI dan PDB yang diujikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan return pasar bulan Januari. Hanya variabel Kurs yang memiliki mempengaruhi perubahan return pasar bulan Januari. Sehingga ketika semua variabel-variabeI bebas tersebut diregresi bersamaan terhadap return pasar bulan Januari maka dari basil multi regresi dengan menggunakan software E-Views 4.1 didapat hasil yang tidak signifikan terhadap perubahan return pasar bulan Januari.

For several times, Jakarta Stock Exchange has been undergoing unusual phenomenon in which Composite Index giving return that was so high in certain month compared to other months. This so-called January effect, named after its occurrence on the last days of December up to the first weeks of January, occurred not only in inefficient market as in Indonesia, but can also be found in other counties where the market is efficient such as United States' market.
Previous studies on January effect had shown market anomaly in January, which was different from the preceding months, that stock price increase had provided higher return than it did in other months of the year. There are several theories explaining the grounds of the January effect phenomenon, such as information availability theory, tax-loss selling theory and investor behavior theory.
This study will seek the relationship of market return in January as dependent variable to market return in December and several macroeconomic variables as dependent variables (multi-regression analysis). The macroeconomic variables are inflation, SBI, exchange rate and GDP. Correlation calculation was done through Ordinary Least Square (OLS) using E-Views software version 4.1.
The purpose of this thesis are to (1) observe market return through JSX index in January 1989-2006; (2) acknowledge the effect of macro-economic variables to January effect in JSX by measuring high return in the market; (3) provide opinion to investor in setting investment strategy when facing the January effect phenomenon.
The study conducted is an empirical study with observation period between January 1989 to January 2006 using multi-regression method. Included in independent variables are market return in December and macro-economic variables (inflation, SBI, exchange rate and GDP), whereas market return in January will be treated as dependent variable that will be defined by the independent variables. According to literature, before a model is being set up, data must fulfill several assumptions and free of certain issue. In the study, assumptions that must be fulfilled in a multi-regression model were tested. The assumptions or data to be covered included normality, autocorrelation and multicolinearity.
Multi-regression analysis conducted through seven modeling, which were: (1) regression of market return in December to market return in January; (2) regression of inflation rate to market return in January; (3) regression of SBI rate to market return in January; (4) regression of exchange rate to market return in January; (5) regression of GDP to market return in January; (6) regression of macro-economic variables (inflation, SBI exchange rate and GDP) to market return in January; (7) regression of market return in December, inflation, SBI, exchange rate and GDP to market return in January.
Analysis result showed that most tested independent variables, market return in December, inflation, SBI and GDP, had no significant effect on the adjustment of market return in January. Only exchange rate variable that had impact in market return in January. Therefore, when all independent variables were regressed altogether to market return in January, multi-regression result using E-views 4.1 software showed no significant correlation to adjustment market return in January."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengawasan perdagangan di bursa merupakan
suatu carq untuk menjamin perrindupgan terhadap investor publik. Disamping itu, pengawaspn
juga meruapakn sarana yang efektif untuk menciptakan kepercayaan yang tinggi terhadap pasar
modal sebagai sarana investasi yang reIatif
aman. Pada artikel ini penulis menguraikan
beberapa macam tindak pidana pasqr modal ber-
dasarkan UU Pasar ModaI serta cara-cara peme-
riksaan dan penyelidikan. Penulis sampai pada
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang terpenting
adalah pengawasann yang seksama dan penegakkan perqturan secara konsisten."
Hukum dan Pembangunan No. 1-3 Januari-Juni 1998 : 42-66, 1998
HUPE-(1-3)-(Jan-Jun)1998-42
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Fareiza Akbar
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara perubahan harga minyak global dan nilai tukar USD/IDR dengan tingkat pengembalian investasi di sektor transportasi dan logistik di Indonesia. Penelitian ini akan menganalisis periode sebelum dan setelah pandemi COVID-19 untuk memahami apakah ada korelasi yang signifikan antara variabel-variabel tersebut. Fokusnya adalah melihat bagaimana fluktuasi harga minyak dunia dan perubahan nilai tukar USD/IDR dapat memengaruhi pengembalian saham di sektor transportasi dan logistik di Indonesia. Data penelitian yang digunakan adalah data return dari harga minyak dunia WTI (West Texas Intermediate), nilai tukar USD IDR dan saham sektor transportasi & logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis dekripsi data statistik dan menggunakan DCC GARCH. Dalam menganalisis data dari penelitian ini menggunakan program R. Dari hasil studi, diperoleh informasi bahwa harga minyak dunia WTI memiliki pengaruh positif terhadap harga saham sektor transportasi & logistik dan nilai tukar memiliki korelasi negatif dengan harga saham sektor transportasi & logistik. Mengetahui korelasi diharapkan dapat mengurangi atau memitigasi risiko investasi pada saham sektor transportasi dan logistik di Indonesia.

The purpose of this study is to identify the relationship between changes in global oil prices and the USD/IDR exchange rate and investment returns in the transportation and logistics sectors in Indonesia. The study will analyze the periods before and after the COVID-19 pandemic to understand if there is a significant correlation between these variables. The focus is to examine how fluctuations in global oil prices and changes in the USD/IDR exchange rate can impact stock returns in the transportation and logistics sectors in Indonesia. The research data used in this study includes return data from WTI (West Texas Intermediate) crude oil prices, the USD/IDR exchange rate, and stocks from the transportation and logistics sectors listed on the Indonesia Stock Exchange. This research adopts a quantitative approach, utilizing statistical data analysis and employing the DCC-GARCH method. The data analysis is conducted using the R programming language. The study findings reveal that WTI crude oil prices have a positive influence on stock prices in the transportation and logistics sector, while the exchange rate shows a negative correlation with stock prices in the sector. Understanding these correlations is expected to help mitigate investment risks in transportation and logistics stocks in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Maharddhika
"Terdapat dua pendekatan yang dilakukan untuk meneliti hubungan antara nilai tukar dan harga saham, yaitu good market approach yang menyatakan bahwa perubahan mata uang atau kurs akan mempengaruhi harga saham dan juga portfolio ballance approach yang menyatakan bahwa perubahan harga saham akan mempengaruhi nilai tukar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kausal antara nilai tukar dan harga saham yang ada di Indonesia, baik hubungan tersebut bersifat satu arah dimana hanya terdapat satu variabel yang mempengaruhi maupun dua arah dimana kedua variabel saling mempengaruhi pada periode krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998 dan juga pada periode tahun 1999-2016 pasca krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah data historis mingguan IHSG periode 1997-2016 dan juga kurs dollar Amerika periode 1997-2016. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Granger-Causality test dengan tujuan untuk mengetahui seperti apa hubungan antara nilai tukar dan harga saham di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan kausal antara nilai tukar dan harga saham. Pada periode tahun krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998, nilai tukar dan harga saham memiliki hubungan kausal satu arah dimana hanya nilai tukar yang mempengaruhi harga saham tetapi harga saham tidak mempengaruhi nilai tukar, sedangkan pada periode tahun 1999-2016 pasca krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998 nilai tukar dan harga saham memiliki hubungan kausal dua arah dimana nilai tukar dan harga saham saling mempengaruhi satu sama lain.

There are two approaches conducted to examine the relationship between exchange rate and stock price, which is a good market approach which states that changes in currency or exchange rate will affect stock prices and also portfolio ballance approach which states that changes in stock prices will affect the exchange rate. This study aims to analyze the causal relationship between exchange rates and stock prices in Indonesia, both relations are one way where there is only one variable that influences or two way where the two variables affect each other in the period of economic crisis of Indonesia in 1997 1998 and also in the period 1999 2016 after the economic crisis of Indonesia in 1997 1998. The sample of research used in this study is the weekly historical data JCI period 1997 2016 and also the weekly US dollar exchange rate period 1997 2016. This research was conducted by using Granger Causality test model with the aim to know what kind of relationship between exchange rate and stock price in indonesia. The results of this study suggest that there is a causal relationship between exchange rates and stock prices. In the period of 1997 1998 Indonesia 39 s economic crisis, exchange rate and stock price have a one way causal relationship where only exchange rates affect the stock price but the stock price does not affect the exchange rate, while in the period of 1999 2016 after the 1997 Indonesian economic crisis 1998 exchange rates and stock prices have a two way causal relationship where exchange rates and share prices affect each other."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprisya Falahearlya, Author
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor pasar (market), ukuran (size), nilai (value), dan momentum pada Carhart Four Factor Model terhadap excess return portofolio menggunakan metode value weighted dan equally weighted, mengetahui kemampuan Carhart Four Factor Model dalam menjelaskan variasi rata-rata imbal hasil (the variation of average return) pada Bursa Efek Indonesia, dan mengetahui pengaruh variabel momentum di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan metode value weighted, hanya faktor pasar (market) dan faktor nilai (value) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap excess return portofolio. Dengan menggunakan metode equally weighted, hanya faktor pasar (market), faktor ukuran (size), dan faktor nilai (value) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap excess return portofolio. Carhart Four Factor Model mampu menjelaskan variasi rata-rata imbal hasil (the variation of average return) pada Bursa Efek Indonesia bila menggunakan metode equally weighted. Variabel momentum tidak berpengaruh secara signifikan di Bursa Efek Indonesia.

This research aims to determine the effect of market factor, size factor, value factor, and momentum factor on Carhart Four Factor Model towards portfolio excess return using value weighted and equally weighted method, to determine the power of Carhart Four Factor Model to capture the variation of average return at the Indonesia Stock Exchange, and to determine the effect of momentum variable at the Indonesia Stock Exchange. Using value weighted method, only market factor and value factor which have a significant effect towards portfolio excess return. Using equally weighted method, only market factor, size factor, and value factor which have a significant effect towards portfolio excess return. Carhart Four Factor Model is able to capture the variation of average return at the Indonesia Stock Exchange when using equally weighted method. Momentum variable does not have a significant effect at the Indonesia Stock Exchange."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>