Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115759 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"As the house of representative at the local level,the local legislative (Dewan Perwkilan Rakyat Daerah/DPRD) plays three key functions, they are lagislation,budgeting and controlling in then conducting those functions....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Chanum
"ABSTRAK
Penelitian ini didasari kerangka berfikir bahwa
pendidikan dasar merupakan aspek penting yang fundamental
bagi' 5etiap individu. Melalui pendidikan dasar inilah
di1etakan kerangka landasan daya nalar, sikap, dan
ketrampilan subyek didik untuk mampu melanjutkan studi pada
tahap yang lebih tinggi ataupun terjun mengembangkan
ketrampilan di masyarakat. Demikian urgennya peranan
pendidikan dasar maka untuk menunjang keberhasilannya
diperlukan guru-guru pendidikan dasar yang berbobot dalam
arti mampu menyelenggarakan prose; belajar MEDQSJBF YBWQ
bermutu, sehingga mampu mengembangkan semua potensi yang
dimi1iki siswa.
Untuk mencetak guru pendidikan dasar yang bermutu maka
pemerintah membuka program D II PGSD sebagai peningkatan
dari SPE. Paningkatan kualifikasi guru-guru sekolah dasar
ini mutlak perlu sejalan dengan meningkatkan fungsi
pendidikan dasar yang bukan lagi sekedar pendidikan yang
terminal sesudah 6 tahun, melainkan merupakan bagian yang
teritegrasi dengan pendidikan dasar 9 tahun. Hal ini cukup
jelas dinyatakan dalam U.U. Pendidikan Nasional No: 2 Tahun
1989. Untuk merealisasikan tujuan itu maka IKIP ditugasi
mencetak tenaga guru Sekolah Dasar melalui PVDQVBW D I1
PGSD. Setelah program ini berlangsung sekitar 3 tahun
peneliti mencoba melihat bagaimana kualitas produk PGSD ini.
Penelitian ini dilakukan terhadap 135 mahasiawa PGSD
yang sudah menempuh praktek pangalaman lapangan (PPL)
sebagai puncak pambekalan teori dan praktek keguruan di
PGSD. Hasil panelitian yang ditemukan adalah sebagai
berlkut.
1.Peserta PESD memiliki Tingkat Asplrasi yang cukup tinggi
untak mangadi guru. Tingkat Aspirasi ini mamiliki
hubungan yang positif dengan Sikap gerhadap profesi guru
dan Panguasaan prestasi profesi keguruan.
2. Paaerta PGSD memiliki Sikap yang pmsitif tarhadap Profesi
guru, dan hal ini memiliki hubungan yang positif terhadap
Panguasaanvprestasi prnfesi keguruan.
3. Proses belajar mangajar yang dikembangkan di PGSD
mamiliki tingkat Kebarmaknaan yang ralatif tinggi.
Tingkat Habarmaknaan proses belajar mengajar di PGSD ini
memiliki hubungan yang positif dengan Penguasaan prestasi
prcfesi kaguruan. Kebermaknaan prose; belajar mengajar
ini merupakan prediktor yang paling tapat untuk
mempredikai varian Fenguasaan prestasi profesi keguruan.
Bardasarkan haeil temuan seperti tersabut di atas
makadapat diajukan saran-saran sebagai barikut. Partama,
walauaun sumbangannya kacil keberadaan tingkat aspirasi
merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam kepribadian
calon mahasiswa FGSD. Kadua, Ferlu diupayakan usaha yang
lebih sarius untuk dapat lebih meningkatkan kebermaknaan
proses belajar mengajar di PGSD.
Kiranya juga perlu dilakukan penelitian tahap lanjut
dangan memperluas jumlah sampel, manggunakan metoda
pengumpulan data dan analisis data yang labih canggih
saningga bisa diambil suatu generalisasi yang lebih bisa dipertanggung jawabkan. Hiranya juga perlu mamanfaatkan hasil penelitian sederhana ini sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan mutu lulusan program DII PGSD"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwo Suwignjo
"ABSTRAK
Tindakan pemasangan NGT adalah suatu tindakan memasukan sebuah selang melalui hidung melewati nasofaring dan esofagus menuju ke dalam lambung. Tujuan pemasangan NGT adalah untuk dekompresi , feeding , kompresi , dan lavage. Metode yang digunakan untuk mengetahui ketepatan posisi NGT adalah : metode aspirasi, auskultasi, dan memasukkan ujung NGT ke dalam kom berisi air. Kesalahan posisi NGT dapat menimbulkan komplikasi dan tujuan pemasangan NGT tidak tercapai. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan ketepatan posisi NGT menggunakan metode aspirasi, auskultasi, dan merendam ujung NGT dengan konfirmasi rontgen di UGD RS Dr Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini menggunakan rancangan pre-experiment designs dengan pendekatan Postest Only Design. Jumlah sampel penelitian adalah 60 orang, yang dibagi menjadi 20 orang diobservasi dengan metode auskultasi, 20 orang dengan auskultasi, dan 20 orang dengan merendam ujung NGT. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah Fisher’Exact Test dilanjutkan dengan uji Toucher. Hasil analisis menunjukan tidak berbeda bermakna antara metode aspirasi dengan konfirmasi rontgen (p = 0,073 dan p Toucher = 0.664), tidak berbeda bermakna antara metode auskultasi dengan konfirmasi rontgen (p = 0, 681 dan p Toucher = 0,307), dan tidak berbeda bermakna antara metode merendam ujung NGT (p = 404 dan p Toucher = 0,125). Simpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang bermakna ketepatan posisi NGT dengan metode aspirasi, auskultasi, dan merendam ujung selang NGT ke dalam air dengan konfirmasi rontgen, hal ini berarti tidak ada metode yang paling tepat dalam menentukan ketepatan posisi NGT. Saran peneliti adalah dalam protap pemasangan NGT untuk mengetahui ketepatan posisi NGT digunakan ketiga metode ini, tes pH dan rontgen dilakukan bila perlu saja, untuk praktisi perlu dilakukan pelatihan dalam tindakan pemasangan NGT, perlu dilakukan penelitian selanjutnya, perlu dilakukan sosialisasi hasil peneitian ini untuk mendapatkan masukan dan perbaikan.

ABSTRACT
NGT insertion is an intervention by inserting a tube via nasal, passing through nasofaring and esophagus into the stomach. The purposes of NGT insertion are to decompress the stomach, feeding, compression, and lavage. Methods which are used to confirming NGT placement are aspiration method, auscultation method, and put distal end of NGT into a glass of water. Another sophisticated method to confirming NGT placement are pH test and radiology method. The aim of this study is to explain confirmation of NGT proper placement using aspiration method, auscultation method, and put distal end of NGT into water and then compared with radiology confirmation at emergency ward Dr Hasan Sadikin Hospital Bandung. Pre-experimental with post test only design or The one shot case study was used in this study. Total samples was 60 patients, selected by consecutive sampling technic. The subjects was divided into three groups : 20 patients were using aspiration method, 20 patients were using auscultation method, and 20 patients were using put distal end of NGT method. Statictic analysis used in this study was Fisher’s Exact Test, continued by Toucher test. The result showed that there were no significantly differences between aspiration method compared with radiology confirmation (p=0,073 and p Toucher=0,664), between auscultation method compared with radiology confirmation (p=0,681 and p Toucher=0,307), and between put distal end of NGT into water method compared with radiology confirmation (p=0,404 and p Toucher=0,125). The conclusion of this research is no significantly differences of NGT placement using aspiration, auscultation, and put distal end of NGT method compared with radiology confirmation. This meant that there was no method which is the best in corfirming NGT placement. Suggestions : proper NGT placement using this three methods are included in standard NGT insertion procedure, pH test and radiology confirmation are used only when needed, for practitioners it is important to make a training about intervention of NGT insertion, need more further research to be done, and make a publication of this research or to be socialized to motivate further research."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Weny Savitry Sembiring Pandia
"Perencanaan karier adalah salah satu tugas perkembangan masa remaja.
Seharusnya karier direncanakan dengan baik karena menyangkut pemenuhan
tugas perkembangau di masa berikutnya, dan dengan perencanaan karier yang
baik seluruh potensi dapat berkembang dengan optimal. Pada remaja perempuan
banyak masalah yang ditemukan berkaitan dengan perkembangan kariernya. Ada
berbagai hambatan dari lingkungan yang kurang mendorong perkembangan karier
yang baik pada para perempuan dewasa, yang diduga berpengaruh terhadap
perkembangan karier remaja perempuan. Meskipun demikian, faktor intemal juga
memiliki pengaruh terhadap diri individu sehingga faktor ini diharapkan dapat
mengatasi berbagai hambatan yang datang dari lingkungan Identitas ego adalah
salah satu faktor yang diduga memiliki kaitan dengan perkembangan karier
remaja. Dengan penyelesaian krisis identitas di masa remaja, diharapkan
perencanaan karier dapat dilakukan dengan baik karena remaja tersebut telah
mengenal dirinya dengan baik sehingga dapat menyesuaikan pilihan kariemya dan
merencanakan karier sesuai dengan gambaran dirinya, dan dapat mengeksplorasi
berbagai hal di lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk perkemballgan
kariemya. Melalui penelitian ini penulis berupaya untuk mendapat gambaran
mengenai dua aspek dalam perkembangan karier yaitu orientasi karier dan
aspirasi karier, serta memproleh gambaran mengenai status identitas ego remaja
perempuan. Akan ditelaah pula hubungan antara status identitas ego dengan
orientasi karier dan aspirasi karier. Status identitas ego merupakan cara remaja
akhir memecahkan masalah pembentukan identitas, dan terdiri dari empat status
yang berbeda yaitu identity status, foredosure starus, moratorium status
dan achieved status. Keempat status ini berbeda dalam hal ada tidaknya perilaku
eksplorasi dan komitmen dalam berbagai aspek kehidupan yaitu pekerjaan,
ideologi politik, keyakinan agama, peran jenis kelamin dan peran kelompok.
Orientasi karier merupakan pilihan seseorang atas pekenjaan yang bersifat
feminin, maskulin atau netral, sedangkan aspirasi kader merupakan perencanaan
karier seseorang yang berupa keinginan untuk mencapai posisi pemimpin dalam
bidang pekerjaan yang telah ia pilih. Sebagai landasan teoretis digunakan teori
Erikson (1968), model perkembangan karier Lent, Brown dan Hackett ( l996),
teon perl-cembangan karier Krumboltz dan Lent (1996) serta teori perkembangan
karier Gottfredsou (1996)."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T38144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Nurul Hafifah, supervisor
"[ABSTRAK
Latar Belakang Masalah saluran napas yaitu pneumonia aspirasi merupakan masalah utama berkaitan dengan kualitas hidup morbiditas dan mortalitas pada anak palsi serebral PS Faktor yang berperan terhadap timbulnya pneumonia aspirasi antara lain adalah kelemahan otot napas gangguan koordinasi menelan refluks gastro esofagus status gizi dan imunitas yang kurang baik Namun hingga kini belum ada data seberapa besar insidens pneumonia aspirasi pada anak dengan PS di Indonesia dan faktor risiko yang berhubungan Tujuan Mengetahui insidens pneumonia aspirasi pada anak dengan PS dan hubungan faktor risiko dengan kejadian pneumonia aspirasi Metode Penelitian ini adalah studi kohort prospektif untuk menilai insidens pneumonia aspirasi dan studi potong lintang untuk menilai faktor risiko pneumonia aspirasi Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Inap dan Klinik Neurologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangukusumo Waktu rekrutmen penelitian 1 Maret 31 Maret 2015 Waktu pengamatan tanggal 1 April 30 September 2015 Terhadap subyek dilakukan anamnesis termasuk penilaian faktor risiko dengan Dysphagia Disorder Survey pemeriksaan fisis dan R ntgen toraks sebagai data awal selanjutnya subyek diamati selama 6 bulan untuk mengevaluasi adanya pneumonia aspirasi Hubungan bivariat antara kejadian aspirasi dan faktor risiko dilakukan dengan uji Fisher dan Mann Whitney sedangkan analisis multivariat dilakukan dengan regresi logistik Hasil Total subjek penelitian adalah 40 anak dengan PS Dua subjek mengalami drop out karena meninggal dunia dan dua subjek loss to follow up sehingga terdapat 36 pasien yang berhasil diamati hingga enam bulan Sebanyak 8 dari 36 22 2 pasien pada penelitian ini mengalami kejadian aspirasi baik silent aspiration 5 5 maupun pneumonia aspirasi secara klinis 19 4 Derajat beratnya PS berhubungan dengan pneumonia dan silent aspiration p 0 040 sedangkan pneumonia dan silent aspiration tidak berhubungan dengan gangguan koordinasi menelan p 0 2 dan status gizi p 0 107 Simpulan Insidens pneumonia aspirasi pada anak PS adalah 22 2 dengan derajat beratnya PS sebagai faktor risiko terjadinya PS ABSTRACT Background Respiratory problems such as aspiration pneumonia are major morbidities and mortalities in children with cerebral palsy and play major role in the quality of life of these children Several risk factors may contribute to these problems including respiratory muscle weakness dysphagia gastro esophageal reflux disease nutrition and immune problem Nevertheless there are still no data on the incidence and risk factors of aspiration pneumonia in children with cerebral palsy in Indonesia Aim To determine the incidence and risk factors of aspiration pneumonia in children with cerebral palsy Method Incidence of pneumonia was studied prospectively and the prevalence of the risk factors was studied as cross sectional Subjects were recruited from March 1st ndash 31st 2015 through Neurology Clinic and Pediatric Ward Cipto Mangukusumo Hospital At baseline we evaluate history physical examination risk factors using Dysphagia Disorder Survey and chest X ray to evaluate the incidence of silent aspiration Subjects were followed up for six months to determine the incidence of aspiration pneumonia Analysis of the risk factors contributing to aspiration pneumonia were tested using Fisher rsquo s exact test and Mann Whitney Multivariate analysis was tested using logistic regression Result A total of 40 children with cerebral palsy were recruited Two subjects died during follow up and two subjects were loss to follow up giving a total of 36 subjects who completed the study Eight out of 36 subjects 22 2 had one or more episodes of aspiration consisting of silent aspiration 5 5 and clinically diagnosed aspiration pneumonia 19 4 Gross motor function was statistically signifant as risk factor of aspiration pneumonia p 0 040 while dysphagia p 0 2 and nutritional status p 0 107 were not associated with pneumonia and silent aspiration Conclusion Incidence of aspiration pneumonia and silent aspiration in children with cerebral palsy is 22 2 with gross motor function as a risk factor ;Background Respiratory problems such as aspiration pneumonia are major morbidities and mortalities in children with cerebral palsy and play major role in the quality of life of these children Several risk factors may contribute to these problems including respiratory muscle weakness dysphagia gastro esophageal reflux disease nutrition and immune problem Nevertheless there are still no data on the incidence and risk factors of aspiration pneumonia in children with cerebral palsy in Indonesia Aim To determine the incidence and risk factors of aspiration pneumonia in children with cerebral palsy Method Incidence of pneumonia was studied prospectively and the prevalence of the risk factors was studied as cross sectional Subjects were recruited from March 1st ndash 31st 2015 through Neurology Clinic and Pediatric Ward Cipto Mangukusumo Hospital At baseline we evaluate history physical examination risk factors using Dysphagia Disorder Survey and chest X ray to evaluate the incidence of silent aspiration Subjects were followed up for six months to determine the incidence of aspiration pneumonia Analysis of the risk factors contributing to aspiration pneumonia were tested using Fisher rsquo s exact test and Mann Whitney Multivariate analysis was tested using logistic regression Result A total of 40 children with cerebral palsy were recruited Two subjects died during follow up and two subjects were loss to follow up giving a total of 36 subjects who completed the study Eight out of 36 subjects 22 2 had one or more episodes of aspiration consisting of silent aspiration 5 5 and clinically diagnosed aspiration pneumonia 19 4 Gross motor function was statistically signifant as risk factor of aspiration pneumonia p 0 040 while dysphagia p 0 2 and nutritional status p 0 107 were not associated with pneumonia and silent aspiration Conclusion Incidence of aspiration pneumonia and silent aspiration in children with cerebral palsy is 22 2 with gross motor function as a risk factor ;Background Respiratory problems such as aspiration pneumonia are major morbidities and mortalities in children with cerebral palsy and play major role in the quality of life of these children Several risk factors may contribute to these problems including respiratory muscle weakness dysphagia gastro esophageal reflux disease nutrition and immune problem Nevertheless there are still no data on the incidence and risk factors of aspiration pneumonia in children with cerebral palsy in Indonesia Aim To determine the incidence and risk factors of aspiration pneumonia in children with cerebral palsy Method Incidence of pneumonia was studied prospectively and the prevalence of the risk factors was studied as cross sectional Subjects were recruited from March 1st ndash 31st 2015 through Neurology Clinic and Pediatric Ward Cipto Mangukusumo Hospital At baseline we evaluate history physical examination risk factors using Dysphagia Disorder Survey and chest X ray to evaluate the incidence of silent aspiration Subjects were followed up for six months to determine the incidence of aspiration pneumonia Analysis of the risk factors contributing to aspiration pneumonia were tested using Fisher rsquo s exact test and Mann Whitney Multivariate analysis was tested using logistic regression Result A total of 40 children with cerebral palsy were recruited Two subjects died during follow up and two subjects were loss to follow up giving a total of 36 subjects who completed the study Eight out of 36 subjects 22 2 had one or more episodes of aspiration consisting of silent aspiration 5 5 and clinically diagnosed aspiration pneumonia 19 4 Gross motor function was statistically signifant as risk factor of aspiration pneumonia p 0 040 while dysphagia p 0 2 and nutritional status p 0 107 were not associated with pneumonia and silent aspiration Conclusion Incidence of aspiration pneumonia and silent aspiration in children with cerebral palsy is 22 2 with gross motor function as a risk factor , Background Respiratory problems such as aspiration pneumonia are major morbidities and mortalities in children with cerebral palsy and play major role in the quality of life of these children Several risk factors may contribute to these problems including respiratory muscle weakness dysphagia gastro esophageal reflux disease nutrition and immune problem Nevertheless there are still no data on the incidence and risk factors of aspiration pneumonia in children with cerebral palsy in Indonesia Aim To determine the incidence and risk factors of aspiration pneumonia in children with cerebral palsy Method Incidence of pneumonia was studied prospectively and the prevalence of the risk factors was studied as cross sectional Subjects were recruited from March 1st ndash 31st 2015 through Neurology Clinic and Pediatric Ward Cipto Mangukusumo Hospital At baseline we evaluate history physical examination risk factors using Dysphagia Disorder Survey and chest X ray to evaluate the incidence of silent aspiration Subjects were followed up for six months to determine the incidence of aspiration pneumonia Analysis of the risk factors contributing to aspiration pneumonia were tested using Fisher rsquo s exact test and Mann Whitney Multivariate analysis was tested using logistic regression Result A total of 40 children with cerebral palsy were recruited Two subjects died during follow up and two subjects were loss to follow up giving a total of 36 subjects who completed the study Eight out of 36 subjects 22 2 had one or more episodes of aspiration consisting of silent aspiration 5 5 and clinically diagnosed aspiration pneumonia 19 4 Gross motor function was statistically signifant as risk factor of aspiration pneumonia p 0 040 while dysphagia p 0 2 and nutritional status p 0 107 were not associated with pneumonia and silent aspiration Conclusion Incidence of aspiration pneumonia and silent aspiration in children with cerebral palsy is 22 2 with gross motor function as a risk factor ]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Sondyamond
"Tesis ini membahas dinamika politik dalam penyusunan peraturan daerah dengan mengambil studi kasus dalam penyusunan Perda Nomor I Tahun 2001 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana partisipasi politik yang dilakukan oleh fraksi-fraksi serta bagaimana interaksinya dengan berbagai pihak dalam rangka mempengaruhi proses penyusunan Raperda tentang RTRW Kota Bogor. Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kepentingan dari semua pihak dalam proses penyusunan Perda nomor 1
Tahun 2001 tentang RTRW Kota Bogor Tahun 1999-2009 dapat terserap atau terwadahi serta faktor-faktor apa yang berpengaruh dalam proses penyusunan Perda Nomor 1 Tahun 2001 tersebut.
Untuk menganalisa masalah tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif analisis melalui pendekatan studi ekplanatif. Sedangkan untuk pengumpulan datanya dilakukan melalui : (1) wawancara mendalam, dan (2) pengamatan langsung di lapangan, serta didukung data dari hasil persidangan baik berupa catatan notulen maupun dari surat-surat rekomendasi fraksi-fraksi dan komisi atau surat pengaduan dari masyarakat.
Hasil penelitian cenderung menunjukkan bahwa adanya tekanan dari kelompok kepentingan tertentu terhadap fraksi-fraksi di DPRD Kota Bogor yang menyebabkan terdapatnya beberapa pokok-pokok kebijaksanaan pengecualian dalam pembenahan dan penataan ruang wilayah Kota Bogor seperti yang tercantum dalam pasal 12 Perda Nomor 1 tahun 2001 tentang RTRW Kota Bogor.
Argumentasi yang dapat dikemukakan, dengan adanya kebijaksanaan pengecualian tersebut, diharapkan dapat memberikan peluang bagi investor dalam rangka ikut serta mendorong pembangunan di wilayah Kota Bogor. Dengan demikian, urgensi dan argumentasi fraksi-fraksi dalam memberikan kebijaksanaan pengecualian tersebut cenderung didasarkan dalam kerangka pragmatisme ekonomi-politik.
Pokok-pokok kebijaksanaan pengecualian tersebut diambil setelah memperoleh kontribusi dari para anggota pansus dan hasil hearing Pansus dengan pihak eksekutif, sehingga formulasinya cenderung memiliki bobot kepentingan kelompok tertentu dan kepentingan pemerintah serta lingkungan wilayah sekitar. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa masukan materi formulasi kepada pansus. Dengan demikian, proses penyusunan Perda Nomor 1 Tahun 2001 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor cukup sarat dengan muatan politis fraksi-fraksi dan tekanan dari kelompok tertentu serta dari pemerintah. Artinya bentuk-bentuk partisipasi yang dilakukan cenderung bersifat mobilized participation yang didominasi melalui kegiatan lobby para kader partai dan melalui aktivitas organisasi dari masing-masing fraksi yang diwakilinya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jerry Aulia Assadul Haq
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik manajemen keuangan masjid, praktik transparansi dan akuntabilitas dalam manajemen keuangannya, serta potensi dana surplus masjid. Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus pada beberapa masjid di Kota Bogor. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masjid melakukan penganggaran secara sederhana dalam merencanakan kegiatan. Masjid mempunyai sumber pendanaan yang beragam.
Laporan keuangan yang dibuat masjid masih sederhana dan belum mengacu pada PSAK 45. Praktik akuntabilitas dan transparansi dilakukan dengan mengumumkan laporan penerimaan dan pengeluaran masjid kepada jemaah secara periodik. Masjid mempunyai potensi dana surplus yang sangat besar dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat.

This study aims to find out mosques financial management practices, transparency ad accountability in their financial management, and potential of the mosques surplus funds. The research is conducted based on case study on several mosques in Bogor City. The results of this study indicate that the mosques do budgeting simply to plan activities. The mosques have varied funding sources.
The financial statements made by the mosques are still simple and do not refer to FAS 45. Moreover, accountability and transparency practices are carried out by announcing the receipt and expenditure reports to the mosque congregation periodically. Finally, the potential of mosques surplus funds are very large and can be used for public needs.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S52988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Liani
"Ruang publik yang disediakan dalam kota diharapkan dapat menunjang kebutuhan masyarakat dalam kehidupan berkota. Namun pada kenyataannya banyak ruang publik kota yang dikategorikan gendered sebagai ruang maskulin. Ketidakseimbangan antara ruang maskulin dan ruang feminin ini mempengaruhi keterlibatan perempuan dalam mengakses ruang publik kota. Teori Performance Dimensions oleh Kevin Lynch dari bukunya yang berjudul ‘A Theory of Good City Form’ menjelaskan bagaimana aspek fit, akses dan kontrol menjadi kriteria penting untuk membangun kualitas ruang kota yang baik. Di Indonesia, budaya patriarki yang berkembang mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam melihat gender, sehingga ekspresi diri gender di ruang publik pun terbatas. Padahal ruang publik seharusnya dapat menunjang kebutuhan dasar semua gender seperti interaksi, informasi, dan transportasi dengan baik. Kualitas ruang yang baik seperti keamanan, kenyamanan, dan kesenangan juga menjadi aspek penting yang perlu ditawarkan oleh ruang publik dalam kota. Makalah ini akan membahas performa ruang publik dalam memenuhi kebutuhan gender dan bagaimana kota tersebut memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya.

Public facilities within the city area are expected to meet the needs of citizens in daily urban life. However, many public facilities are considered gendered as masculine space. This spatial imbalance between masculine space and feminine space affects women's involvement in the use of public facilities inside the city. Kevin Lynch's "Performance Dimensions theory in ‘A Theory of Good City Form’ explains how Fit, Access and Control become critical for achieving good spatial qualities inside the city. In Indonesia, patriarchal culture that develops inside the society influences the impression on the way we see gender, which can limit their presence in public spaces. However, public spaces should be accessible by all genders to meet their basic needs such as interaction, information, and commuting inside the city. Spatial qualities such as safety, comfort, and pleasure also need to be provided in public spaces within the city. This paper will look at the performativity of public spaces to fulfill gender’s needs and how the city provides their basic needs as part of its community."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bayu Hadi Erlangga
"ABSTRAK
Sarana angkutan umum di Kota Bogor bermula dari Becak, delman dan bemo. Ketiganya menjadi kendaraan penghubung dengan stasiun kereta dan pusat perdagangan. Namun, masyarakat lebih memilih bemo karena dapat melaju lebih cepat. Oleh karenanya, Pemerintah Kota untuk pertama kalinya menetapkan beberapa trayek bemo pada 1982 di pusat Kota Bogor. Minat masyarakat terhadap bemo mulai berkurang setelah peremajaan bemo menjadi angkot (angkutan kota), karena angkot memiliki kapasitas penumpang yang lebih banyak dari bemo. Setelah itu, Pemerintah Kota juga mulai menetapkan rute trayek angkutan umum yang meluas ke wilayah pinggiran kota pada 1994 dan di dominasi oleh kendaraan angkot.

ABSTRAK
Public transport in City of Bogor began from pedicab, horse cart and mobile. The three, became the feeder transport of train station and trading center. But, the trimobile was chosen by people interest because they can run faster. Therefore, the City Government for the first created the routes of trimobile on 1982 in the central of the city. The people interest about trimobile began to decrease after the replacement of trimobile to public-car, because their capacity are larger than trimobile. After that, the City Government also began to create the routes of public transport extends to side area of the city on 1994 and the routes was dominated by public-car."
2015
S60037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyke
"Skripsi ini membahas tentang pelayanan kesehatan yaitu Program Askeskin yang dibentuk oleh pemerintah agar dapat digunakan oleh seluruh masyarakat. Program ini dibentuk sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap peningkatan kemiskinan dan teknologi di Negara ini. Program Askeskin dibentuk untuk seluruh masyarakat pada umumnya dan masyarakat miskin pada khususnya yang sudah diterapkan sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Pada tahun 2008, program Askeskin diganti dengan program JAMKESMAS.
Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahu persepsi pengguna Askeskin terhadap pelaksanaan pelayanan Program Askeskin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada pengguna Askeskin yang telah diolah menggunakan metode statistik SPSS. Analisa penelitian ini diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif.

This research is describing about Askeskin Program which is one of the healthy program that made by government hence could be used by all society. This program was made in order to help society from the development of poverty and technology. Program Askeskin was made for whole society in general and especially for poor people which already been implemented from the year of 2005 to 2007. In the year of 2008, Askeskin Program was changed with JAMKESMAS Program.
Through this research, researcher has an intention to get the information about perception of Program Askeskin Users to the Conduction of Program Askeskin services. This research was using quantitative method with spreading the questionnaires to Askeskin Program users that already processed by SPSS statistic method. The analysis of this research was described with descriptive method.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>