Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132851 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Understanding the empiricial description of stock prices movement on the economical setting firm's,and the behavior of its beta is fundamental to portfolio risk management
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar
"Harga saham yang diperjualbelikan di bursa efek dari waktu ke waktu selalu berfluktuasi. Para investor maupun trader saham harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memutuskan membeli dan melepas sahamnya agar harapannya akan keuntungan bisa dicapai. Investor atau trader yang sukses ditentukan oleh kemampuannya untuk menentukan market trend dan arah gerakan harga dimasa yang akan datang serta membuat prediksi yang akurat. Untuk maksud itu, maka investor atau pun trader minimal harus menguasai satu metode untuk memprediksi pergerakan harga saham.
Dalam melakukan analisa untuk meramalkan gerakan harga saham dimasa yang akan datang, ada dua metode yang dapat dipakai, yaitu Fundamental Analysis dan Technical Analysis. Fundamentalists berusaha meramalkan harga saham berdasarkan forecast dan earnings, dividends, dan sales growth Sedangkan technical analysts mengkonsentrasikan pada forecasting price trend yang menggunakan price-time analysis. Technical analyst beranggapan pergerakan harga saham selalu mengikuti suatu bentuk yang spesifik dan seluruh aspek yang mempengaruhi harga saham sudah dìrefleksìkan pada tingkat harga yang berlaku. Pergerakan harga saham merupakan refleksi dari perubahan supply dan demand.
Technical Analysis dapat diaplikasikan secara efektif pada berbagai media investasi yang diperdagangkan pada berbagai skala waktu, misalnya pada saham, obilgasi options, komoditi dan sebagainya; dalam rangka mencari peluang keputusan untuk membeli dan menjual.
Telaah kepustakaan dalam karya akhir ini menguraikan berbagi alat yang umumnya digunakan pada technical analysis, yang meliputi important reversal patterns, consolidation formations, gaps, key analytical tools ( support and resistance, trendlines and channels, moving average ), dan advance analysis (oscillators, relative strenght index).
Sebelum melakukan analisis harga saham individual, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap overall market dalam hal ini indeks harga saham gabungan dan analisis group industri. Alasan mengapa hal ini dilakukan, karena pergerakan harga saham individual pada umumnya selaras dengan pergerakan harga saham-saham dalam industri yang sama serta saham-saham yang diperdagangkan di bursa secara keseluruhan.
Saham individual yang dianalisis dalam karya akhir ini adalah saham Astra International Inc. dan saham Indocement. Pemilihan saham-saham tersebut didasarkan pada kriteria saham yang paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan keduanya berada pada kelompok industri yang sama menurut klasifikasi yang dilakukan oleh PT. Jardine Fleming Nusantara (JFN). Dengan menggunakan beberapa perangkat technical analysis seperti yang diuraikan dalam telaah kepustakaan terhadap kedua saham tersebut, maka dapatlah disimpulkan bahwa pergerakan harga kedua saham tersebut memberikan arah kecenderungan yang meningkat baik ditinjau dari perspektif jangka pendek maupun jangka panjang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustanwir Zuhri
"ABSTRAK
Salah satu tahapan di dalam proses investasi adalah pembentukan portfolio asset yang
dijadikan obyek investasi. Maksud dari pembentukan portfolio adalah untuk menekan risiko
sedemikian sehingga risiko tersebut berada pada titik optimal, yakni sampai pada kondisi risiko total sama dengan risiko sistematis atau risiko pasar.
Ukuran besarnya risiko sistematis saham adalah indeks beta yang menunjukkan
sensitivitas tingkat pengembalian surat berharga saham terhadap tingkat pengembalian indeks
pasar yang telah disesuaikan dengan tingkat pengembalian bebas risiko. Tingkat pengembalian pasar ditunjukkan oleh besarnya pengembalian indeks harga saham gabungan ataupun indeks beberapa saham tertentu yang _dianggap representatif Untuk indeks harga saham ini di Bursa Efek Jakarta dikenal ada lliSG dan LQ45.
Capital Asset Pricing . Model menempatkan indeks beta sebagai koefisien yang
bermanfaat untuk menghitung besarnya tingkat pengembalian investasi pada tingkat
pengembalian pasar dan tingkat pengembalian bebas risiko yang sudah tertentu. Meskipun
koefisien beta mempunyai arti yang penting namun metode yang lazim digunakan untuk
menghitungnya, misalnya Metode Indeks Tunggal, tidak memaparkan faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya variabel tersebut.
Beaver, Kettler, dan Scholes menyatakan bahwa Indeks Beta dipengaruhi oleh nilai
besaran-besaran akuntansi: dividend payout (1), asset growth (2), leverage (3), liquidity (4),
asset size (5), earning-price ratio deviation standard (6), dan accounting beta yang
merupakan angka sensitivitas keuntungan perusahaan terhadap rata-rata keuntungan seluruh
populasi atau sampel (7). Menurut model ini variabel dividend pay-out dan liquidity diharapkan mempunyai bubungan negatif dengan indeks beta dan variabel-variabel lainnya mempunyat bubungan positif.
Penelitian dilakukan dengan alat analisis regt:esi cross sectional terbadap 80 perusabaan
emiten di Bursa Efek Jakarta yang meliputi selurub bidang usaba yang ada selain lembaga
keuangan. Alasan tidak menggunakan lembaga keuangan sebagai sampel adalah karena lembaga tersebut mempunyai ukuran ratio-ratio keuangan dan besaran akuntansi yang berbeda dengan jenis usaha lainnya. Hasil penelitian dengan model yang sama menunjukkan babwa terjadi penyimpangan terbadap model, yakni variabel dividend pay-out yang diharapkan mempunyai bubungan negatif temyata hasil penelitian menunjukkan terjadi hubungan positif meskipun tidak sahih. Selain itu variabel likuiditas menurut basil penelitian diketahui mempunyai hubungan positif dengan tingkat signifikansi yang cukup sahib (91,476%).
Penelitian juga membabas pengaruh kondisi perekonomian mutakhir yang ditandai
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US$ terhadap kinerja Bursa Efek Jakarta yang diukur
dengan IHSG dan LQ45 serta kinerja keuangan sabam-saham yang masuk di dalam kelompok top gainer dan top loser. Bersamaan dengan melemahnya nilai tukar upiah terhadap US dollar, IHSG dan LQ45juga mengalami posisi bearish. Secara individual, laba (rugi) bersib emiten saham-sabam banyak dipengaruhi oleh pos-pos penerimaan (beban). bunga, keuntungan (kerugian) selisib kurs, dan laba (rugi) extra ordinary.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Kurniawan Sudjatmiko
"Penelitian empiris yang dilakukan oleh Elton dan Gruber (1970) memberikan pandangan yang menarik tentang price behavior saham-saham yang memberikan deviden, ketika ex dividend date. Dikatakan bahwa harga saham yang membagikan deviden akan turun sebesar jumlah deviden yang dibagikan setelah dikurangi pajak, ketika ex dividend date. Hal ini sama seperti yang dikemukakan oleh R. Bali (1998), Grammatikos (1984), dan Michaely (1991), atas hasil penelitian empiris yang mereka lakukan pada bursa New York Stock Exchange dari Nasdaq. Di lain pihak, penelitian yang dilakukan oleh Green dan Rydqvist (1999) pada instrumen Swedish Lottery Bonds memberikan hasil yang berbeda, di mana mean penurunan harga saham saat ex dividend date secara statistik lebih besar dari dividend after tax yang diberikan.
Terdapat perbedaan hasil penelitian yang sejenis mendasari dilakukannya penelitian serupa di Bursa Efek Jakarta dengan menambahkan variabel dua kondisi pasar yang berbeda, yaitu pasar bearish di tahun 2000 dan pasar bullish di tahun 2004.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menguji apakah terjadi proses penurunan harga saham ketika ex dividend date dan mengukur apakah penurunan yang terjadi lebih besar dari dividend after tax yang diberikan untuk kedua kondisi pasar tersebut.
Menggunakan metode perhitungan Raw Price Ratio (RPR), Market Adjusted Price Ratio (MAPR), Raw Price Drop (RPD) dan Market Adjusted Price Drop (MAPD), diperoleh hasil secara keseluruhan bahwa harga saham saat ex dividend date mengalami penurunan yang secara rata-rata sama dengan jumlah dividend after tax yang diberikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Elton dan Gruber sebelumnya.

Empirical research that has been done by Elton and Gruber open a new interesting point of view about price behavior of stock that gives away cash distributions in terms of dividends, on the ex dividend date. Elton and Gruber said that stocks that gives away cash dividends to their shareholder, would experience a decline movement on their price of stock which equal to the amount of dividend after being deducted by tax, on the ex dividend date. The same results being announced by R.Bali, Grammatikos, and Michaely, based on their empirical research on New York Stock Exchange and Nasdaq. Contrarily, the research that being done by Green and Rydqvist gave different result, based on the average statistic of down movement stock price on the ex dividend date, the price of stock moves deeper than the cash dividend after tax that being distributed to the share holder.
That different kind of result on the same kind of research are the foundation of why the author doing the same kind research on Jakarta Stock Exchange, and with two different kind of conditions added as a new variable, which are conditions of market bearish in years 2000 and market bullish in years 2004.
The goals of these research is to test whether there has been a decline on the stock price movement on the ex dividend date and to measure the large of the movement and compare it to the dividend after tax that has been given to the shareholder on those two kinds of market conditions.
Using the formula of Raw Price Ratio (RPR), Market Adjusted Price Ratio (MAPR), Raw Price Drop (RPD) and Market Adjusted Price Drop (MAPO), the overall result shows that the stock price on the ex dividend date experience an equal percentage decline with the dividend after tax on the ex dividend date. This result is consistent with the research of Elton and Grubber before.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Johnny Ferry Hamonangan
"Pasar modal di Indonesia telah berkembang sangat cepat melebihi dari apa yang dibayangkan sebelumnya. Melalui beberapa kebijakan pemerintah yang mengenai pasar modal, antara lain seperti Pakto dan Pakdes 88, dalam waktu yang cukup singkat telah terjadi peningkatan aktivitas pasar modal yang sangat tajam. Hargsa saham dan pasar saham pun mulai bergejolak. Banyak faktor yang mempengaru.hi pergerakan harga saham ini. Fluktuasi ini disebabkan oleh pengaruh yang sangat kompleks dan sulit diprediksi.
Pengetahuan mengenai .pergerakan harga saham memegang peranan penting dalam keputusan-keputusan investasi. Karya Akhir ini akan meneliti perilaku pasar saham dan gerakan harga saham individu perusahaan. Hasil yang diharapkan adcilah sebuah model peramalan fiarga saham. Model peramalan harga saham yang akan dibuat ada dua yaitu model peramalan yang dapat meramalkan pasar saham (Indeks Harga Saham Gabungan) dan model peramalan harga saham individu perusahaan.
Model peramalan dibentuk dengan beberapa metode. Dua metode peramalan yang digunakan adalah metode Statistik melalui analisis regresi, analisis korelasi, dekomposisi deret waktu (times series decompositian), stepwise regressian, dan model ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) atau yang dikenal sebagai metodologi Box-Jenkins serta metode peramalan dengan menggunakan Artifidal Neural Network/ANN (Jaringan Saraf Tiruan) yang merupakan salah satu bidang dan Artificial Intelligence.
Setiap metode peramalan tersebut mempunyai karakteristik dan hasil peramalan tertentu. Analisis regresi akan digunakan untuk membentuk model persamaan peramalan pasar saham atau harga saham mdividu perusahaan. Stepwise regression memberikan hasil model persamaan peramalan pasar saham yang terdiri dari variabel-variabel mdependen terpilih yaitu variabel-variabel ekonomi makro seperti harga emas, cadangan devisa, indeks harga konsumen, jumlah uang beredar (Ml), jumlah kredit, suku bunga (deposito), kurs mata uang asing terhadap Rupiah, ekpor dan impor, serta harga minyak per barel yang mempunyai pengaruh terhadap pasar saham yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dekomposisi deret waktu yang dilakukan terhadap IHSG bertujuan untuk mengetahui variabel musiman dan pasar saham sehingga dapat memberikan gambaran kepada para investor kapan harus membeli atau menjual saham dan pada bulan atau han apa sebaiknya dilakukan. Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara factor-faktor fundamental perusahaan yang diwakili oleh kondisi keuangan perusahaan (seperti assets, liabilities, equities, profit, dan beberapa rasio-rasio keuangan seperti DER, profit margin, EPS dan lain-lain) dengan harga saham individu perusahaan. Analisis mi memberi hasil bahwa harga saham individu tidak mempunyai korelasi kuat atau tidak dengan faktor fundamental tersebut.
Jika model peramalan harga saham individu tidak dapat dibuat berdasarkan faktor-faktor fundamental perusahaan tersebut maka analisis deret waktu Box-Jenkins akan digunakan untuk membentuk model peramalan haga saham individu. Yang menjadi variabel independen dalam metode Box-Jenkins ini adalah variabel independennya sendiri. Model permalan yang dihasilkan dari metode Box-Jenkins ml hanya bisa digunakan untuk meramalkan harga saham untuk jangka pendek saja (sampai tiga periode berikutnya).
Model peramalan juga dibentuk dengan metode Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network/ANN). Metode ANN im digunakan juga untuk membentuk model peramalan pasar saham maupun harga saham individu seperti yang telah dibentuk melaliii metode peramalan konvesnional (seperti model regresi dan metode Box-Jenkins). Hasil peramalan dengan model ANN ml dibandingkan dengan hasil peramalan dengan beberapa metode lainnya. Walaupun model peramalan ANN tidak dapat menjelaskan hubungan antara vaniabel independen (input) dengan variabel dependennya (output) namun model ml memiliki hasil yang relatif lebih akurat dibandingkan dengan hasil peramalan dengan model konvensional seperti model regresi dan metode Box-Jenkins.
Semua metode peramalan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehlngga satu metode permalan tersebut tidak bisa digunakan untuk menggantikan metode lainnya, sebaliknya, semua metode tersebut digunakan untuk saling melengkapi sehingga model peramalan harga saham yang dibentuk lebth sempurna."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyatno
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel mana yang mempengaruhi P/E ratio pada Bursa Efek Indonesia (IHSG). Thesis ini juga bertujuan untuk menjabarkan bagaimana suatu perubahan pada variabel-variabel tersebut dapat mempengaruhi P/E ratio. Untuk penelitian ini kami telah memilih pendekatan kuantitatif dan menggunakan pulled regression. Pada penelitian ini kami menggunakan empat variabel makro dan mikro perusahaan. Data sekunder yang kami gunakan pada umumnya bersumber dari laporan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa P/E ratio di ketiga sektor yang berbeda tersebut memiliki faktor-faktor berbeda yang menggerakkan sektor tersebut. Pengaruh-pengaruh ini didukung oleh koefisien yang terbukti secara statistik.

The purpose of this study is to find out which variables influence the P/E ratio on the Indonesia Stock Exchange. It also aims to specify how a change in these variables affects the P/E ratio. For this study we have choosen empirical study and used pulled regression. We included four micro and macro variables in this study. The secondary data that we use is primarily based on financial statement that is publicated on Indonesia Stock Exchange. The conclusions that could be drawn from this study are that the P/E ratio for the three diffrerent sectors has different forces that drive them. These effects are backed up with statistically proved coefficients."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28104
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bogy Suyatno
"Tujuan perusahan adalah memaksimumkan kekayaan pemegang sahamnya. Agar investor mengetahui bahwa pihak perusahaan telah berusaha untuk itu, perusahaan perlu memberi informasi tentang kinerja dan prospek perusahaan dalam bentuk laporan yang dipublikasikan. Publikasi ini bisa berupa laporan keuangan periode yang lalu atau mengenai dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Walaupun begitu, publikasi atas informasi - informasi tersebut seringkali tidak memiliki efektifitas yang optimal bagi investor. Informasi tersebut baru berharga jika didukung oleh kondisi pasar modal yang efisien, dimana sernua harga surat - surat berharga mencerminkan semua informasi yang relevan. Kebijakan dividen sebagai salah satu informasi bagi investor, hendaknya dapat digunakan untuk memprediksi perubahan harga saham. Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk menentukan tinggi rendahnya penilaian investor atas dividen dan capital gain, menentukan hubungan Dividen Pay - out Ratio; dengan memperhitungkan risiko dan return saham industri properti, serta menelusuri sejauh mana emiten di sektor properti dapat mengoptimalkan kebijakan dividennya. Penelitian dimulai dengan studi literatur tentang berbagai konsep dan teori mengenai kebijakan dividen dan efisiensi pasar modal. Selanjutnya dilakukan pengujian Efisiensi pasar modal dan Relevansi Kebijakan Dividen dengan menggunakan beberapa kriteria distribusi normal, serial korelasi dan analisa regresi sederhana. Dan penelitian - penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Bursa Efek Jakarta periode 1991-1993 belum mencapai taraf efisien dalam bentuk lemah (weak form efficiency) karena distribusi frekuensi returnnya belum mengikuti pola yang random sehingga tidak mengikuti distribusi normal standard. 2. Nilai dividen industri properti ternyata tidak mempengaruhi harga penutupan sahamnya. 3. Masyarakat investor ternyata memiliki preferensi yang lebih besar terhadap capital gain dibandingkan mengharapkan dividen. 4. Nilai return saham properti ternyata tidak dipengaruhi oleh risiko saham yang bersangkutan dan juga tidak dipengaruhi oleh tingkat dividen pay-out rationya. 5. Kebijakan dividen yang telah ditetapkan emiten sektor properti ternyata sudah optimal untuk meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya. Berdasarkan pengujian diatas, maka dapat diketahui bahwa dengan kondisi pasar modal yang belum efisien (periode 1991-1993), dividen saham properti belum memberikan signifikansi dalam mempengaruhi harga saham. Jadi investor belum menganggap dividen sebagai salah satu informasi penting untuk menilai harga saham. Sehingga setiap penurunan dividen tidak dianggap sebagai memburuknya kondisi perusahaan, dan juga sebaliknya. Implikasi lebih jauh dari kondisi ini adalah dividen tidak mempengaruhi tingkat return saham properti. Saham properti juga dikenal sebagai saham yang berdaya tahan kuat, sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh fluktuasi pasar modal secara keseluruhan. Pada saat bullish, nilainya naik walau tak cepat dan pada saat bearish, nilainya juga tak cepat turun. Kondisi ini menyebabkan tingkat risiko saham properti tidak mempengaruhi tingkat return saham yang bersangkutan. Karena dividen tidak memiliki relevansi bagi peningkatan shareholder's wealth, maka wajar apabila investor lebih suka menciptakan sendiri arus pendapatan investasinya melalui capital gain. Dengan capital gain, maka investor bisa mendapatkan return yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat, dibanding menantikan dividen yang nilai returnnya lebih rendah. Walaupun begitu, capital gain memiliki risiko yang jauh lebih tinggi karena memiliki unsur ketidak- pastian yang lebih besar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Rizal Purnama
"Untuk meningkatkan tingkat return dalam portofolio investasi syariah dibutuhkan informasi tentang efisiensi pasar saham syariah di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pasar saham syariah dikatakan efisien jika pergerakan harga saham syariah di pasar tersebut bergerak secara random. Dari titik tolak ini, peneliti menguji efisiensi bentuk lemah pada pasar saham syariah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEJ. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian koefisien korelasi terhadap saham syariah, indeks JII dan indeks IHSG untuk melihat hubungan antara harga saham atau indeks hari ini dengan hari kemarin dengan menggunakan lag 1 hari.
Hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa terdapat beberapa jenis saham yang pergerakan harganya bersifat random dan terdapat beberapa jenis saham yang pergerakan harganya tidak bersifat random. Tetapi secara keseluruhan pasar saham syariah efisien. Pasar saham syariah tidak memiliki korelasi yang signifikan, sehingga pergerakan harga sagam syariah secara keseluruhan yang diwakili oelh indeks JII bersifat random. Berbeda dengan indeks IHSG yang memiliki hubungan korelasi yang nyata berbeda dengan nol pada level 1%, karenanya pasar saham secara keseluruhan di BEJ yang diwakili oleh indeks IHSG tidak efisien.

The information of market efficiency in Sharia market index in Jakarta Stock Exchange is needed for increasing return in Sharia portofolio investment. In an efficient market the movement of stock price is random. In this regard the researcher intend to conduct a weak form efficiency test for Sharia share including to the Jakarta Islamic Index (JII) and the Jakarta Islamic Index as a whole is also observe. The result from the observation ont the JII will be compare with the test on the Composite Index (IHSG). The correlation coefficient will be observed on the Sharia share and Jakarta Islamic index to realize the correlation between stock price today and its price on yesterday movement with 1 lag day.
The result of the test indicates that some of the share categorized as Sharia share could prove to be random and the others not to be random. The comparison of the result of JII and IHSG found that the IHSG have correlation coefficient in the 1% level of confident that indicates JII is an efficient market.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmina Sofyan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>