Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104546 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simbolon, Romualdo H.D.
"Penelitian ini berfokus pada analisis kinerja rantai penyediaan untuk memperoleh rancangan awal peta strategi yang memiliki keterhubungan antara sasaran strategis dengan tingkat operasional dalam rantai penyediaan, sehingga kualitas layanan sebagai sebuah operator telekomunikasi dapat meningkat. Penetapan sasaran strategis tersebut memiliki keterkaitan dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, persaingan usaha yang semakin ketat dan kebutuhan pengguna jasa telekomunikasi.
Pemetaan strategi dan pengukuran kinerja dilakukan dengan mengacu kepada key perfomance indicator (KPI) dan balanced scorecard (BSC) yang disusun. Kemudian dilakukan pemetaan supply chain operation reference (SCOR) hingga level 2 untuk memperoleh atribut kinerja berdasarkan plan, source, make, deliver dan return. Atribut kinerja tersebut disusun menjadi kuisioner dan disebar kepada para ahli (expert) untuk memperoleh bobot prioritas melalui analytic hierarchy process (AHP). Hasil kuisioner dengan menggunakan geometric mean diolah melalui penggunaan Expert Choice 2000, untuk memperoleh sintesis dan rancangan awal peta strategi rantai penyediaan.
Analisis terhadap hasil pengumpulan dan pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa: 1) 10 target KPI tercapai, 4 target KPI belum tercapai dan 4 KPI belum terukur; 2) berdasarkan 5 kriteria SCOR dengan 24 sub kriteria melalui distributive synthesis, diperoleh bobot prioritas terbesar pada kriteria adalah perencanaan (plan) dengan bobot 0,275 dan pada sub kriteria adalah tingkat kepuasan layanan pelanggan dengan bobot 0,106; 3) diperoleh alternatif prioritas pada sub kriteria melalui ideal synthesis dengan bobot prioritas terbesar adalah perluasan wilayah cakupan (bobot 0,1) ; 4) diperoleh rancangan awal peta strategi dengan sasaran strategis utama perusahaan adalah pertumbuhan pendapatan, sehingga dapat diketahui permasalahan maupun perbaikan yang diperlukan dalam mencapai sasaran tersebut.
Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan formulasi model matematika (kuantitatif) dan pengembangan simulasi model untuk memungkinkan integrasi seluruh elemen proses dan keterkaitannya menjadi sebuah analisis sistem secara komprehensif dan nyata; Perusabaan perlu memandang peningkatan kinerja rantai penyediaan sebagai salah satu bentuk alternatif strategi (baik pada tingkat strategis maupun operasional)
This study focuses on supply chain performance analysis to obtain a preliminary draft of a strategic map that has a linkage between strategic objectives and the operational level in the supply chain, so that the quality of service as a telecommunications operator can improve. The determination of these strategic targets is related to the development of telecommunication technology, increasingly fierce business competition and the needs of telecommunication service users.
Strategy mapping and performance measurement are carried out by referring to the key performance indicators (KPI) and balanced scorecard (BSC). Then do the supply chain operation reference (SCOR) mapping to level 2 to obtain performance attributes based on plan, source, make, deliver and return. The performance attributes are compiled into a questionnaire and distributed to experts (experts) to obtain priority weights through the analytic hierarchy process (AHP). The results of the questionnaire using the geometric mean were processed through the use of Expert Choice 2000, to obtain a synthesis and initial design of the supply chain strategy map.
Analysis of the results of data collection and processing, it can be concluded that: 1) 10 KPI targets have been achieved, 4 KPI targets have not been achieved and 4 KPIs have not been measured; 2) based on 5 SCOR criteria with 24 sub-criteria through distributive synthesis, the highest priority weight on the criteria is planning (plan) with a weight of 0.275 and the sub-criteria is the level of customer service satisfaction with a weight of 0.106; 3) obtained alternative priorities in the sub-criteria through ideal synthesis with the largest priority weight being the expansion of the coverage area (weight 0.1); 4) obtained the initial draft of the strategy map with the company's main strategic target is revenue growth, so that problems and improvements needed to achieve these targets can be identified.
The results suggest that further research needs to be done with the formulation of mathematical models (quantitative) and the development of model simulations to enable the integration of all process elements and their interrelationships into a comprehensive and real system analysis; Companies need to view supply chain performance improvement as an alternative form of strategy (both at strategic and operational levels).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24676
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
M. A. Satyasuryawan
"Industri telekomunikasi Indonesia tengah memasuki masa reformasi. Proses itu ditandai oleh berubahnya iklim persaingan dalam struktur industri telekomunikasi menjadi Iebih kompetitif.
Setidaknya menurut Undang-undang (UU) Telekomunikasi No. 36/1999, hambatan atau entry barrier bagi swasta menjadi pelaku bisnis telekomunikasi relatif tidak ada. Sejak berlakunya undang-undang yang baru itu, penyelenggaraan jasa telekomunikasi maupun jaringan telekomunikasi boleh dilakukan oleh siapa saja baik yang berbadan hukum milik negara, swasta, maupun koperasi.
Sebelum itu industri telekomunikasi hanya boleh diselenggarakan oleh badan penyelenggara yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN). Namun kemudian pemerintah melakukan privatisasi secara terbatas (UU Telekomunikasi No. 3/1989).
Berdasarkan aturan ini pihak swasta boleh saja menjadi penyelenggara jasa maupun jaringan telekomunikasi dasar asalkan bermitra (dalam bentuk joint venture, joint operating, atau management contract) dengan badan penyelenggara, yakni: PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dan PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat).
Berubahnya struktur industri ini membutuhkan beberapa persyaratan. Hak eksklusif di jasa sambungan telepon tetap (fixed line) dan sambungan telepon interlokal yang dimiliki Telkom harus berakhir lebih awal. Kemudian Indosat harus mengakhiri hak yang sama untuk sambungan telepon internasional. Kedua perusahaan juga harus melepas kepemilikan silang (cross-ownerships) di beberapa anak perusahaan milik rnereka bersama sehingga tak melanggar aturan UU No. 311989 membagi dua industri telekomunikasi menjadi dasar dan non-dasar. Jasa dasar mencakup seluruh penyampaian informasi antara pengirim dan penerima tanpa melalui perantara atau proses modifikasi. Termasuk jasa dasar misalnya suara dan data telepon, telex, telegram, leased lines, dan sebagainya. Jasa non-dasar merupakan layanan penyampaian data yang telah diproses atau dimodifikasi terlebih dahulu, misalnya lewat komputer. Termasuk jasa non-dasar misalnya e-mail, faksimili. Struktur industri jasa non-dasar sudah kompetisi penuh."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naila Fithria
"Penggunaan internet di Indonesia diperkirakan akan didominasi oleh layanan Over The Top Internet OTT Video, atau juga disebut dengan Internet Video. Diperkirakan traffic Internet di Indonesia akan mencapai 2.1 Exabytes per bulan di tahun 2020, dengan 72 traffic internet atau 1.5 Exabytes per bulan, untuk Internet Video. Permasalahan yang muncul yaitu penggunaan layanan ini memakan bandwidth yang tinggi di jaringan telekomunikasi serta belum diregulasi, sehingga menimbulkan kompetisi tidak sehat dengan operator telekomunikasi.
Pada penelitian ini dilakukan analisis kebijakan kerjasama penyedia layanan OTT Video dengan operator telekomunikasi di Indonesia dengan menggunakan Regulatory Impact Analysis RIA . Proses analisis meliputi validasi dengan Forum Group Discussion, penentuan usulan kebijakan, dan penilaian usulan terbaik dengan Soft-Cost Benefit Analysis dan Multi Criteria Analysis MCA. Proses penilaian MCA berdasarkan survey ke berbagai stakeholder terkait.
Dari hasil analisis tersebut, didapatkan usulan 'tidak dikeluarkannya kebijakan' tidak dapat diterima, sedangkan untuk usulan lain 'penyedia Layanan OTT Video tidak harus bekerjasama dengan operator telekomunikasi namun harus memiliki izin tertentu yang khusus diterbitkan bagi penyedia layanan OTT Video untuk dapat beroperasi', usulan'penyedia layanan OTT Video harus bekerjasama dengan operator telekomunikasi', dan usulan tidak wajib ada kerjasama namun operator telekomunikasi diberikan izin untuk memberikan charging atau penyesuaian kecepatan atas layanan OTT Video' tetap dapat diterima dan diperbolehkan untuk diimplementasikan.

Internet usage in Indonesia is expected to be dominated by Over The Top Internet OTT Video, also known as Internet video. It is estimated that Internet traffic in Indonesia will reach 2.1 Exabytes per month in 2020, with 72 of Internet traffic or 1.5 Exabytes per month, will be used for Internet Video. The problems that arise are these services consume high bandwidth of telecommunication networks, and also not yet regulated, resulting in unfair competition with telecom operators.
This study analyzes policy of cooperation beetwen OTT video service provider and telecommunication operator in Indonesia by using Regulatory Impact Analysis RIA . The analysis process includes criteria validation through Forum Group Discussion, policy alternatives determination, and best policy alternative assessment with Soft Cost Benefit Analysis and Multi Criteria Analysis MCA . MCA assessment process based on survey to various stakeholders.
Based on the results of the policy analysis, alternative 'no policy to be released' must not be applied. Another policy alternatives such as 'OTT Video Service providers do not have to cooperate with telecom operators, but must obtain special permit issued for OTT video service providers to operate' , alternative 'OTT Service provicer should cooperate with telecom operator' , and alternative 'cooperation is not mandatory, but telecom operators are granted permission to charge or adjust user speed to OTT Video service' can be accepted and allowed to be implemented.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Asep Djembar Muhammad
"PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) adalah salah satu BUMN yang sejak tahun 1995 telah berhasil masuk ke dalam pasar persaingan melalui penerapan program privatisasi dengan menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat (go public), baik di bursa saham domestik maupun internasional. Penerapan kebijaksanaan privatisasi PT Telkom di antaranya dimaksudkan untuk menghimpun dana masyarakat agar diperoleh dana segar dalam memenuhi pembiayaan investasi dan modal kerja Telkom.
Selain melakukan penjualan saham, Telkom sebagai perusahaan publik juga melaksanakan Kerjasama Operasi (KSO) dan kegiatan Pola Bagi Hasii (PBH) dengan sejumlah Mitra Telkom. Kerjasama ini dilakukan guna mempercepat pembangunan di bidang telekomuniasi, melalui penyediaan infrastruktur jaringan telekomunikasi domestik, termasuk dukungan manajerial, operasional dan tenaga ahli, khususnya dalam rangka perluasan jangkauan sekaligus perbaikan kualitas pelayanan.
Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja PT. Telkom setelah dilaksanakannya penjualan saham kepada publik dan pola-pola kerjasama dimaksud, dengan menggunakan pengukuran kinerja Balanced Scorecard (Kaplan, Norton, 1996), yang tidak hanya mengukur kinerja aspek keuangan saja, melainkan juga aspek non-keuangan yang meliputi aspek proses bisnis internal, aspek pelanggan dan aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Pendekatan tersebut dilakukan, mengingat pengukuran kinerja perusahaan publik seperti Telkom selama ini hanya dilihat dari kinerja keuangan saja, dengan mendasarkan pada evaluasi terhadap Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas (RLS) sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor .740/KMK.OO/1989 jo. Keputusan Nomor 826/KMK.013/1992 tentang Efisiensi dan Produktivitas BUMN.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif analitis dan dengan menetapkan 18 komponen analisis, dimana masing-masing komponen memiliki skor tersendiri berdasarkan skala Likert. Lokasi penelitian adalah Kantor Pusat PT. Telkom Bandung dan Divisi Regional II Telkom Jakarta, sedangkan sampel dipilih dari pelanggan telepon kategori bisnis dan resindensial yang berada di lingkungan Kandatel Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Jakarta Utara berdasarkan quota sampling, serta hasilnya dianalisis secara kualitatif.
Dari seluruh komponen yang dianalisis, diperoleh hasil total skor 71, atau dengan bobot sebesar 3,97. Angka tersebut menunjukkan bahwa kinerja PT. Telkom dalam kurun waktu 4 tahun terakhir secara umum dapat dinyatakan dalam kondisi hampir baik, kecuali kinerja aspek keuangan yang melemah sebagai dampak krisis moneter, yang diikuti pula dengan menurunnya nilai jual saham di bursa internasional."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismoyo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Menik Handayani
"Dalam sebuah mekanisme pasar, perusahan melakukan tindakan-tindakan, baik aksi maupun respon untuk mempertahankan posisi perusahaan atau mendapatkan target pasar baru. Perilaku aksi dan respon tersebut dilakukan berdasarkan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh setiap perusahaan. Seiring dengan pertumbuhan industri telekomunikasi yang semakin pesat dan kompetitif, penelitian ini mengkaji bagaimana perusahaan operator telekomunikasi besar dan kecil melakukan aksi dan respon. Penelitian ini juga akan melihat hubungan dari aksi dan respon tersebut dengan kinerja perusahaan.
Unit analisis dari penelitian ini adalah perilaku perusahaan yang bersifat tactical marketing. Metode pengumpulan data adalah observasi dengan teknik content analysis melalui data sekunder. Analisis data dilakukan dengan uji Mannwhitney untuk melihat perbedaan dan uji Kendalls tau? untuk melihat hubungan. Hasil penelitian menunjukkan, aksi dan respon yang dilakukan oleh perusahaan operator telekomunikasi besar dan kecil sangat reaktif. Perilaku yang reaktif berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, dimana hasil uji menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara aksi dan respon dengan kinerja perusahaan. Berdasarkan temuan peneliti, adanya perilaku yang reaktif ini disebabkan oleh the nature of product yang ditawarkan, adanya potensial market, dan adanya struktur pasar oligopoli dalam industri telekomunikasi di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
6021
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arsenio Raditya Armanda
"Spektrum frekuensi radio mempunyai peran strategis bagi pertumbuhan ekonomi suatu bangsa sehingga harus diatur sehingga tidak menyebabkan gangguan yang dapat merugikan. Indonesia menjadi pasar industri telekomunikasi yang menjanjikan bagi pelaku usahanya. Dalam hal adanya merger antar perusahaan penyelenggara telekomunikasi, perlu dilakukan pengalihan IPSFR ke perusahaan hasil merger. Namun perbedaan jenis izin yang diatur oleh Peraturan Pemerintah dengan Peraturan Menteri menimbulkan ketidakpastian bagi para pelaku usahanya. Rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana pengaturan mengenai IPSFR dan merger perusahaan penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia, dan apakah pengalihan IPSFR ke perusahaan hasil merger dapat dilakukan berdasarkan peraturan di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif.

Radio spectrum frequency has becoming strategic role upon state economic growth and therefore has to be regulated to prevent harmful interference. Indonesia has a promising telecommunication industry market for businesses. When merger between telecommunication operator companies takes place, it is deemed necessary to be followed by transfer of radio spectrum frequency license to the absorbing company. However, the distinction of the radio spectrum frequency license regulation between Goverment Regulation with Minister Regulation raises legal uncertainty. Two main issues which will be discussed are: how the radio spectrum frequency license and telecommunication operator companies are regulated in Indonesia; and the possibility of radio spectrum frequency license being transferred to absorbing company based on Indonesian Law. This research is a normative legal research which is conducted by using literature study and interview."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saharso
"Perusahaan operator telekomunikasi di Indonesia menghadapi persaingan yang sangat ketat. Agar tetap bertahan, organisasi harus memiliki kemampuan beradaptasi, berinovasi, dan dinamis. Perusahaan di industri ini membutuhkan pengetahuan eksternal organisasi untuk beradaptasi dengan teknologi baru dan membuat produk baru, maka diperlukan konsultan dengan kerja berbasis proyek. Namun persentase keberhasilan proyek sangat rendah, hanya 39 secara global. Maka dibutuhkan penelitian tentang hubungan karakteristik konsultan, pengelolaan pengetahuan, dan kompetensi pengembangan jasa baru untuk mencapai kinerja proyek pengembangan. Hasil menunjukkan pengaruh yang signifikan dari karakteristik konsultan terhadap pengelolaan pengetahuan, terhadap kompetensi pengembangan, dan terhadap kinerja organisasi. Penelitian ini telah memberikan kontribusi teoritis dan manajerial terhadap manajemen stratejik

Telecommunication operator companies in Indonesia have rigorous competition. For surviving, the companies must have capabilities to adapt, innovate, and act dynamically. The companies in this industry require external knowledge to adapt to new technologies and to make new products, to use the consultants under the project based work accordingly. However, the success percentage of a project is low. Only 39 , globally. Furthermore, the research is needed about the relationship between consultant characteristics, knowledge management, and the new services development competence to achieve the project development performance. The results show a significant influence of the characteristics consultant on knowledge management, on development competencies, and on organizational performance. This research has contributed theoretically and managerial to strategic management."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
D2435
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>