Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13334 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Depkominfo, 2008
904 MEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
""Dumping" adalah suatu persaingan curang dalam diskriminasi harga yaitu suatu produk yang ditawarkan di pasar negara lain dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga normalnya atau harga jual di negara ketiga. Untuk mengatasi masalah "dumping" sejumlah negara telah memberlakukan perangkat hukum "anti-dumping". Masyarakat Eropa (ME) melalui oerangkat hukum "anti-dumping" telah menetapkan komisi khusus yang menangani masalah "dumping". Pembuktian "dumping" oleh komisi khusus ini meliputi "dumping" itu sendiri, kerugian (injury), dan kepentingan masyarakat (community interest)."
Hukum dan Pembangunan Vol. 25 No. 3 Juni 1995 : 251-259, 1995
HUPE-25-3-Jun1995-251
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Herni
"Manajemen bencana dewasa ini tidak hanya memfokuskan perhatian pada tindakantindakan penyelamatan pasca bencana, namun juga memfokuskan perhatian pada upaya melibatkan masyarakat untuk mengurangi risiko bencana alam. Wilayah RW 03 Cawang merupakan wilayah rawan banjir dimana sebagian warganya membuang sampah rumah tangganya di kali Ciliwung. Fokus dari intervensi ini adalah pada upaya meningkatkan komitmen warga terhadap lingkungannya. Menurut Davis, Green dan Reed (2009), komitmen lingkungan dapat memprediksi perilaku pro lingkungan seseorang. Individu yang dengan komitmen lingkungan yang tinggi memiliki kecenderungan lebih besar untuk berperilaku pro lingkungan (Davis et al, 2009). Teknik yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan komitmen lingkungan adalah teknik Appreciative Inquiry. Analisis paired sample t-test terhadap peserta workshop Appreciative Inquiry menunjukkan adanya peningkatan rata-rata komitmen lingkungan yang signifikan t(19) = -6.662,p = .000. Dapat disimpulkan bahwa teknik Appreciative Inquiry dapat meningkatkan komitmen suatu komunitas terhadap lingkungannya.

Today's disaster management not only focuses attention on the actions of post-disaster rescue, but also focuses attention on efforts to involve the community to reduce the risk of natural disaster and to reduce the underlying factors. The area in RW 2003 Cawang is a flood prone area where some residents throw their domestic household waste into the Ciliwung river. The focus of this intervention is on the efforts to increase the commitment of people to natural environment. According to Davis, Green and Reed (2009), the commitment to environment can predict a person’s pro-environmental behavior. Individuals with a high commitment to the environment have a greater tendency of pro environmental behavior (Davis et al, 2009). A technique that is deemed most appropriate to improve commitment to environment is the Appreciative Inquiry technique. A paired sample t-test analysis on the participants of the Appreciative Inquiry workshop showed a significant change of mean of the commitment with t (19) = -6662, p = 000. It can be concluded that the Appreciative Inquiry technique can improve the community's commitment to the environment.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wignyo Adiyoso
"Ratusan ribu korban meninggal akibat tsunami Aceh tahun 2004. Korban dalam jumlah yang sangat banyak itu mestinya tidak terjadi seandainya ada sistem peringatan tsunami pada saat itu. Begitu juga jumlah korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Pantai Pangandaran, Jawa Barat (2006) dan Palu (2018) mestinya dapat dikurangi . Tak terbilang lagi kasus-kaus yang terjadi di belahan bumi. Bahkan terlalu banyak manusia mati sia-sia karena menjadi korban bencana. Salah satu alasan utamanya: ketiadaan informasi (pada waktu sebelum, saat dan setelah bencana), keterlambatan menerima informasi, salah menerima informasi, tidak tahu cara merespons ancaman, atau pemahaman/persepsi yang kurang tepat serta penerapan keyakinan sehingga menolak sebuah informasi. Dengan semakin meningkatnya ancaman lantaran peristiwa alam dan kesehatan seperti di atas, maka langkah tepat yang harus diambil ialah merumuskan solusinya. Salah satu solusi dimaksud adalah mengadopsi dan menerapkan konsep atau pendekatan Komunikasi Risiko."
Depok: LP3ES, 2024
302.2 WIG k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
V. Dhiana Anggraeni
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T37986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bencana longsor merupakan salah satu variabel dalam membentuk karakter,sifat dan perilaku masyarakat dalam mengembangkan sikap tanggap terhadap lingkungannya
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: EGC, 2006
362.1 NAT t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Mabror
"ABSTRAK
Scktor perbankan merupakan transmisi utama pelaksanaan kebijakan moneter. Melalui sektor
perbankan. instrumen-instrumen moneter diarahkan untuk mempengaruhi besaran-bcsaran moneter.
Kebijakan perbankan meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh bank sentral
untuk mempengaruhi pcnawaran uang dalam perekonomian atau merubah tingkat bunga dengan
maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi
penawaran modal dan apabila tingkat bunga rendah akan lebih banyak penawaran modal dilakukan.
Dengan dernikian aktivitas sektor ñil dapat tetap dikendalikan pcmenntah melalul kebijakan moneter
yang dijalankan oleh Bank Indonesia.
Mengingat sedemikian pentingnya fungsi bank, maka adanya suatu industri perbankan yang
sehat dan tangguh merupakan hal yang sangat vital. Tanpa dukungan dari industri perbankan yang
sehat, sulit kiranya kebijakan moneter akan efektif dalam mendukung sasaran kebijakan ekonomi
makro pada khususnya dan sasaran pembangunan nasional pada umumnya.
Pengelolaan kegiatan usaha perbankan harus senantiasa didasarkan pada prinsip-prinsip kehati
hatian mengingat dana yang dlkelola bank adalah milik masyarakai Pengelolaan yang demikian
kiranya dapat menjaga kepercayaan rnasyarakat terhadap bank, di samping langkah tersebut juga
akan mengendalikan risiko. Hanya dalam keseimbangan antara kebebasan yang mendorong
perkembangan dan kehati-haúan yang menjaga efisiensi dan kesehatan, upaya mewujudkan industri
perbankan yang sehat, efisien dan tangguh akan terealisasi.
Beberapa pennasalahan di sektor perbankan sat ini masih dijumpai, antara lain adalah kredit
bermasalah dan bank bermasalah, ekspansi kredit yang berlebihan dan kecenderungan
meningkatnya kcsenjangan antara volume kredit perbankan dengan mobilisasi dari masyarakat.
Permasalahan-permasalahan ini menuntut perhatian para pengelola dan pihak yang terkait untuk:
bagaimana mengendalikan volume kredit perbaikan agar tetap dukimg tabungan masyarakat yang
memadai, selain produktifnya penggunaan - penggunaan dana itu sendiri. Mengingat sektor perbankan
masih mempunyai peran yang sangat dominan dalam sistem keuangan kita. Dalam kondisi seperti
ini, terganggunya sektor perbankan akan dapat menjurus pada timbulnya krisis keuangan, yang akan
merugikan perekononian secara keseluruhan.
Dalam kaitan dengan kredit bermasalah yang disirami bank-bank, Bank Indonesia telah
mengambil langkah-Iangkah yang pada dasarnya dapat digolongksn dalam tiga kategori, pertama
penyelesaian krcdit bermasalah yang ada, yaitu kewajban melaporkan kredit bermasalah tersebut
dan tindakan yang diambil bank dalam menyelesaikan kredit bermasalah tersebut agar tingkat
kesehatan bank membaik. Kedua, langkah-langkah mencegah timbulnya kredit bermasalah baru
dengan kewajiban bank melakukan prinsip kehati-hatian dalam memberikan kreditnya. Ketiga,
langkah membina bank yang menghadapi kredit bermasalah melalui merger atau likuidasi.
Bank yang menghadapi problem kredit bermasalah bukan hanya kredit yang tidak tertagih
tersebut yang diderita, tetapi juga sebagian aktiva tidak dapat diberikan sebagai kredit karena
demikan untuk cadangan penyisihan penghapusan aktiva produktifiiya. Dengan tertanamnya
sebagian aktíva produktif pada pencadangan penyisihan bank tidak leluasa untuk berekspsansi
memberikan kredítnya kepada para nasabah. Oleh karena itu perolehan keuntungan bank juga turut
dipengaruhi oleh kredit bermasalah yang dimiliki bank.
Komposísi portopolio kredit PT Bank X terdiri dari kredìt Lancar sebesar 30.81%, Kurang
Lancar 11.21%, Diragukan 34.82% dan Macet 23.13% Dengan portopolio krcdit yang sebagian
besarnya bermasalah, PT Bank X mencoba untuk bangkit dan bersaing dengan bank lain di dalam
persaingan yang semakin tajam, baik dalam menghimpun dana maupun dalam menyalurkannya. dalam bentuk kredit. Langkah-langkah yang penting dan perlu diambil PT Bank X adalah
menyelesaikan kredit bermasalahnya dan mencegah timbulnya kredit bermasalah baru.
Dalam mencegah timbulnya kredit bermasalah baru, aspek penting yang perlu dipertimbangkan
oleh PT Bank X adalah risiko kredit, dimana semakin besar risiko kredit tersebut semakin besar
pula kemungkìnan kredit menjadi bermasalah. Risiko kredit yang timbul dalam setiap pemberian
Kredit dapat dikurangi dengan membagi risiko (risk shining) kepada bank lain dan melakukan
analisis kelayakan berkredit nasabah dengan sebaik-baiknya. Pembagian risiko kredit kepada bank
lain dan meningkatkan akurasi analisis kelayakan krcdit nasabahnya dapat ditempuh oleh PT Bank
X dengan memberikan pinjaman kepada nasabahnya dalam bentuk pinjaman sindikasi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulls dengan mewawancarai pihak yang menangani
pembukuan PT Bank X, diperoleh keterangan bahwa pemenuhan ketentuan Bank Indonesia cukup
baik. Pemenuhan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 11.54%, pelampauan Batas Maksimum
Pemberian Krcdit (BMPK) nasabahnya sebesar Rp.11.901.000.000 yang terbagi dalam 3 nasabah
individu, dan Loan to Deposit Ratio (LOR) sebesar 109,27%, menunjukkan bahwa PT Bank X
sebenarnya masih mampu untuk melakukan ekspansi kredit. Akan tetapi karena besarnya kredit
bermasalah dalam pencadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang harus dilakukan
demikian besar, menyebabkan aktiva produktif yang tertanam dalam kredit macet dan yang
digunakan dalarn pencadangan penyisihan penghapusan tersebut tidak dapat digunakan untuk
berekspansi.
Sehubungan dengan hal diatas, kredit sindikasi juga dapat membantu PT Bank X dalam
memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia sekaligus melakukan ekspansi kredit. Dengan
membagi kedit kepada peserta sindikasi Iainnya ketentuan BMPK kepada nasabah tidak terlampaui.
CAR dan LDR juga dapat terpenuhi karena Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) jika kredit
diberikan dengan cara sindikasi akan menjadi lebih kecil, sehingga PT Bank X dengan aktiva
produktif yang terbatas dapat terus memberikan pinjaman kepada nasabahnya tanpa melampaui
ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. Pembentukan penyisihan cadangan aktiva produktif
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Wilson
"Undang-undang Nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan mengamanatkan narapidana yang menjalani pidana dalam lembaga pemasyarakatan mendapatkan pembinaan reintegrasi tentu saja dengan mempersiapkan narapidana dengan pembinaan kepribadian dan keterampilan. Program pembinaan mental, rohani, dan keterampilan dimaksudkan untuk mempersiapkan narapidana untuk hidup sebagai anggota masyarakat yang balk ditengah masyarakat. Namun dalam pelaksanaan program tersebut banyak mengalami kegagalan. Salah satu faktor penyebab adalah stigma yang diberikan masyarakat kepada narapidana. Stigma ini dapat mengakibatkan adanya perilaku diskriminasi, yang berakibat self-esteem semakin rendah. Akibatnya narapidana tidak mampu berjuang dan bertahan hidup ditengah masyarakat. Melakukan kejahatan kembali menjadi satu-satunya cara untuk mempertahankan hidup. Berdasarkan analisa kegiatan maka disusun suatu program kampanye komprehensif untuk mengurangi stigma masyarakat pada narapidana. Program ini memuat berbagai kegiatan yang integral yang kemudian direkomendasikan sebagai strategi intervensi yaitu pertemuan dialog interaktif tokoh masyarakat. Program dengan teknik penyuluhan sosial (campaign) ini diharapkan akan terjadi perubahan pada kognisi dan sikap pada anggota komunitas lokal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18855
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yerry Purba Wiratama
"Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 membawa dampak kerusakan yang luas di daerah Kabupaten Sleman, khususnya Desa Argomulyo, kecamatan Cangkringan. Tak ingin dampak tersebut terulang kembali, Pemerintah mengeluarkan program Desa Tangguh Bencana yang ditujukan agar masyarakat memiliki kapasitas dalam mengurangi resiko bencana diwilayahnya. Tujuan dari penelitian untuk menganalisis implementasi pengurangan resiko bencana pemerintah berbasis masyarakat melalui Program Desa Tangguh bencana di Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, serta pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, wawancara dengan stakeholders terkait di Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman dan studi pustaka. Hasil penelitian implementasi program Desa Tangguh Bencana di Desa Argomulyo menunjukkan adanya pola sinergitas multistakeholders baik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, Non-Governmental Organization/Lembaga Swadaya Masyarakat, maupun masyarakat setempat yang tergabung dalam komunitas relawan Forum Pengurangan Resiko Bencana Desa Argomulyo. Dalam interaksi antar aktor tersebut, masyarakat Desa Argomulyo tidak lagi menjadi obyek, namun pelaku utama yang bergerak dari bawah ke atas (bottom up) dalam upaya pengurangan resiko bencana di wilayahnya dengan keaktifannya menangani sejumlah bencana serta meningkatkan kapasitasnya melalui berbagai pelatihan dan simulasi kebencanaan. Meskipun demikian, dalam implementasi program tersebut juga menemui kendala seperti minimnya pendanaan, terlebih dengan tidak adanya keterlibatan peran dari sektor swasta. Disamping itu, perlu juga menemukan pendekatan dalam menjaga antusiasme masyarakat terhadap kegiatan pelatihan simulasi.

The eruption of Mount Merapi in 2010 brought widespread damage to the Sleman Regency, especially Argomulyo Village. Government issued a program called Desa Tangguh Bencana to improve the ability or capacity of the local community to reduce the risk of disasters in their areas. The purpose of the study was to analyze the implementation of community-based disaster risk reduction through Desa Tangguh Bencana Program in Argomulyo Village. This research is a qualitative research with a case study approach, as well as data collection conducted through interviews with relevant stakeholders in Argomulyo Village. The results of this research show a pattern of multistakeholder interaction between Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Non-Governmental Organizations, and local communities. In the interaction between these actors, the people of Argomulyo Village are no longer the objects of the program, but the main actors in the program to reduce disaster risk in their area by actively handling a number of disasters and increasing their capacity through various training and disaster simulations. However, in the implementation of the program also encountered obstacles such as lack of funding and maintaining the enthusiasm of the local community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T54918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>