Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85068 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Siapa bilang pendengar bosan berita? radio Suara Surabaya (SS) bisa menduduki radio papan atas di Indonesia hanya bermodal jurnalistik...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hasan Asyari Oramahi
Jakarta: Erlangga, 2012
070.19 HAS j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A. Endraswati Susyana
"Penelitian ini ingin melihat karakteristik yang muncul pada iklan-iklan yang disiarkan oleh radio swasta yang bersegtqen wanita di wilayah Jabotabek. Mengingat radio siaran tersebut memiliki selektifitas khal~ pendengar yang cukup tinggi, sehingga membawa dampak khusus bagi para pengiklan dalam merencanakan pengembangan strategi kreatif periklanan. Seperti yang diungkap oleh Sandra E. Moriarty, bahwa radio
bermain dalam imajinasi di alam pikiran pendengar yang aktif membentuk pesan membayangkan bagaimana karakter pembawa dan di mana hal tersebut terjadi, yang dibentuk berdasarkan pengalaman pribadinya dan yang dipilih dalam penelitian ini adalah semua iklan niaga yang disiarkan .
selama bulan Juni sampai Oktober 1994 oleh keempat radio swasta bersegmen wariita, yaitu Radio Monalisa, Radio FeMale, Radio Pesona dan Radio ROS. Sedangkan untuk melihat karakteristik iklan-iklan tersebut, digunakan metode penelitian analisis isi (content analysis) yang dilihat berdasarkan ide dasar, pendekatan, teknik isi dan format pesan, serta elemen audio lainnya (pembawa pesan penggunaan musik dan smmd effect). Sehingga nantinya penelitian ini akan memberikan prediksi-prediksi mengenai hubungant antara pengiklan dengan khalayak sasaran pendengamya melalui iklan-iklan yang muncul.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut : iklan-iklan untuk kategori produk sebagai ternyata lebih sering muncul dari 184 iklan yang disiarkan oleh radio swasta yang bersegmen wanita, akan tetapi tidak diikuti oleh strategi kreatif periklanan yang sesuai dengan segmen sasaran pendeng3fi!Ya, yaitu wanita keuntungan penggunaan produk sebagai ide dasar pengembangan strategi kreatif iklan, merupakan hal yang paling banyak dipilih oleh para pengiklan tmtuk mendekati segmen wanita, di mana golongan segmen ini cenderung memperhatikan keWltungan dari produk yang ditawarkan Selanjutny ketmtungan produk sebagai iae dasar, lebih lagi dikembangkan dengan melihat kegunaan
atau fungsi produk tersebut. Kecenderungan semacam ini lebih spesiflk di ergunakan untuk produk-produk yang relatif tidak mengandtmg resiko ekonomi maupun psikososial
Berkaitan dengan tingkat pendidikan khalay sasaran pendengar. yang relatif tinggi (mininal sekolah menengah tingkat atas), temyata: iklan-iklan yang muncul lebih banyak disampaikan secara langsung oleh seorang penyiar atan lebih. Mereka tidak perlu lagi disajikan pesan-pesan iklan yang didramatisasi, tetapi lebih kepada pengtmgkapan fakta-fakta Penggunaan format straightfo ara & factual message lebih banyak digunakan
oleh produk high involvement dan produk bisnis, mengingat khalayak sasaran pendengar yang dijangkan adalah mereka yang memiliki status sosial ekonomi menengah ke atas. Sedangkan penyampaian pesan melalui dialog sering dipakai kreatif iklan dalam pengembangan kreatif iklannya Begitu pula musik Pop yang mewarnai hampir selUruh iklai1
baik berupa ilustrasi auptm jirigle, serta. sotmd effect perlengkapan ah. tangga un menariksegmen wanita melalui media radio"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangsawan
"Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia, pada pita frekuensi radio 5 GHz digunakan oleh beberapa jenis service, diantaranya adalah Dinas Tetap dan Dinas Radiolokasi. Untuk pita 5600 - 5650 MHz diperuntukkan bagi Dinas Radionavigasi Maritim, Dinas Bergerak dan Dinas Radiolokasi. Sedangkan untuk Dinas Radiolokasi yang sharing dengan Dinas Tetap di pita 5 GHz dialokasikan di pita 5250 - 5255 MHz, 5255 - 5350 MHz, 5650 - 5725 MHz dan 5830 ? 5850 MHz. Dikarenakan prinsipnya adalah sharing, maka potensi interferensi antara kedua service tersebut sangat mungkin terjadi.
Penggunaan frekuensi radio di pita 5 GHz untuk kepentingan Dinas Radiolokasi adalah sangat vital yaitu penggunaan radar cuaca untuk kepentingan penerbangan dan pemantauan cuaca sehingga potensi interferensi tersebut harus diantisipasi dengan membuat strategi mitigasi, diharapkan dengan adanya solusi strategi mitigasi ini potensi interferensi dapat diminimalkan atau dikurangi. Metode pembuatan strategi mitigasi antara Dinas Tetap (RLAN-Radio Local Area Network)) dan Dinas Radiolokasi (Radar) di pita frekuensi radio 5 GHz dilakukan dengan menggunakan framework untuk problem solving.

Based on the Regulation of the Minister of Communications and Information No. 29 of 2009 on Radio Frequency Allocation Table Indonesia, the 5 GHz radio frequency band used by some types of service, including Fixed Service and Radiolocation Service. For band 5600 - 5650 MHz is for Maritime Radionavigasi Service, Mobile Service and Radiolocation Service. As for the sharing with Fixed Service and Radiolocation Service at 5 GHz band allocated in the band 5250-5255 MHz, 5255-5350 MHz, 5650-5725 MHz and 5830-5850 MHz. Because of the principle is sharing, then the potential for interference between the two services is very likely to occur.
The use of radio frequencies in the 5 GHz band for Radiolocation Service is very vital that the use of weather radar in the interests of flight and weather monitoring, so that the interference potential to be anticipated to create mitigation strategies, is expected with this mitigation strategies potential interference can be minimized or reduced . Mitigation strategies method between Fixed Service (RLAN - Radio Local Area Network) and Radiolocation Service (Radar) in the 5 GHz radio frequency band is done by using a framework for problem solving.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T45273
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Indah Suryaningsih
"ABSTRAK
Menurunnya jumlah pendengar radio dari tahun ke tahun menggeser tren
kebiasaan mendengarkan radio melalui saluran analog ke digital. Perkembangan
teknologi ini, membawa dampak bahwa persoalan saluran radio menjadi semakin tak
terbatas lagi daya jangkauannya. Potensi ini perlu diimbangi dengan kualitas konten
yang dapat memenuhi harapan pendengar. Melalui pendekatan model expectancy
values, penelitian ini dilakukan untuk memahami nilai–nilai harapan pendengar
melalui analisis hubungan variabel–variabel yang terdapat dalam model tersebut.
Studi ini dilakukan dengan metode survei kepada 105 pendengar aktif Suara
Edukasi yang berdomisili di wilayah Jabodetabek. Melalui teknik quota sampling,
sampel terbagi dalam 3 kategori yaitu Remaja, Muda, dan Dewasa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat bahwa keyakinan dan
penilaiannya terhadap radio pendidikan adalah baik dan bermanfaat. Responden
memiliki seperangkat harapan yang terbagi dalam 5 dimensi kebutuhan yaitu
kognitif, afektif, integrasi personal, integrasi sosial, dan pelarian/pengalihan masalah.
Penggunaan media radio pendidikan mengikuti pola kebiasaan yang beragam dilihat
dari frekuensi, waktu, jenis program acara dan saluran yang digunakan dalam
mendengarkan radio. Kepuasan khalayak pendengar terhadap penggunaan media
radio pendidikan secara umum dikategorikan puas. Variabel–variabel dalam model
expectancy values memiliki pengaruh hubungan langsung maupun tak langsung
terhadap variabel satu dengan lainnya. Melalui analisis path, penelitian ini juga
menghasilkan 4 model yaitu: model expectancy values remaja, model expectancy
values muda, model expectancy values dewasa, dan model expectancy values
gabungan.

ABSTRAK
The reduced number of radio listeners shift listening trends from analog to
digital channels. Because of technology evolution, radio channel has more power
range to be infinite. It should be balanced with quality content of radio broadcasting
that meet the expectations of the listeners. By using expectancy values model, this
study aimed to understand the value of listeners expectation, and analyze the
correlation of the variables in this models.
The study was applied by survey to 105 active listeners of Suara Edukasi in
the Greater Jakarta area. Quota sampling technique was chosen to set the research
sample. Then, respondents were divided into 3 categories: Adolescent, Young, and
Adult. The result of the research showed that most respondents have beliefs and
evaluations that the educational radio is nice and helpful. Respondents have a set of
expectations that are cognitive, affective, personal integration, social integration, and
tension release needs. They have a habit patterns of media consumption, such as
frequency, time, type of programs and radio channels that used. Generally, the
gratifications obtained of educational radio listeners are satisfied. The variables in the
model expectancy values have an direct and indirect correlations influence with each
other. Through path analysis, this study also resulted in 4 models: expectancy values
model of adolescent, expectancy values model of young, expectancy values model of
adult, and the combined expectancy values model."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armadeta Wardhana
"Media radio dan iklan adalah dua hal yang sulit dilepaskan saat ini, terlebih bagi sebuah radio siaran swasta yang mengandalkan pemasukannya dari iklan komersial. Akan tetapi ditcngah padatnya iklan yang menerpa masyaraltat saat ini, dibutuhkan sebuah strategi tcrsendiri agar sebuah pesan dapat masuk ke benak konsumen dengan efektili Tidak hanya sekedar sebagai media pengumuman terkait informasi tentang produk tertentu, iklan juga harus mampu merebut makna dan mcnggugah cmosi masyarakat selaku calon konsumcnnya. Bahasa daerah muncul sebagai sebuah alternatif unruk memperebutkan makna dalam benak konsumen, terutama untuk iklan yang diputarkan secara nasional. Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan, seberapa efcktif penggunaan bahasa daerah ini?. Penclitian ini sendiri ingin melihat mengenai pengaruh penggunaan bahasa daerah dalam iklan radio terhadap sikap calon konsumen atas produk yang diiklankan dengan menggunakan tcori auirudc toward the ad model, individual dwarences rheory, serta hierrarchy of eject model.
Pcnelitian ini menerapkan pamdigma positivis dengan pendekatan kuanlitatif§ clan merupakarl penelitian eksplanatif perbandingan. Riset dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan penempatan secara random (random assijgnmem). Metode eksperimen dipilih karcna merupakan metode yang paling efektif untuk mengevaluasi iklan. Prosedur eksperimen dimulai dengan mcmbagi I6 responden menjadi dua kelompok yang diberikan treatment berbeda dan dilakukan pre rest dan post test. Kclompok A diperdengarkan iklan BNI I-laji dengan versi bahasa Indonesia, dan kelompok B dipcrdengarkan iklan BNI Haji denan versi bahasa Sunda. Kucsioner digunakan dalam pengumpulan data dan didalamnya dicantumkan beberapa pertanyaan tcrbuka sebagai varian pendukung kualitatif. Dalam menguji pefigaruh digunakan mctode regresi logistik karena data yang muncul adalah campuran dari data interval dan ordinal.
Hasil pengukuran data menunjukkan bahwa penggunaan bahasa daerah memiliki pengaruh yang lcbih kuat terhadap perilaku calon konsumen atas produk yang di iklankan. Akan tctapi hasil temuan Iainnya tcrnyata mcnunjukkan adanya faktor lain yangjuga signifikan dalam mempengaruhi pcrilaku calon konsumen atas produk ang di iklankan, yaitu konteks lokal dari masyarakat ilu sendiri, faktor ilustrasi cerita, scrta kedekatan isi iklan dengan rcalita dari masyarakat yang menj adi targei market.

Radio and advertising are two unseparated things nowadays, cvenmore for private broadcasting radio whose income based on commercial advertisement. But in the dense of advertisement in society today needs a certain effective strategy to penetrate the message into customer’s mind. A commercial requires to build a perception and emotion toward its customer, as well as delivering the content of the product itsclti Native language emerges as an alternative to build a perception in customer-’s mind, specially for a commercial broadcast nationally. The aforementioned premise followed with question regarding to native language effectiveness. This research itself try to focus on the influence of native language on radio coomercial toward attitude of future customer on advertised product, by using attitude toward the ad model, individual differences theory, and hierrarchy of effect model.
This following research uses positivist paradigm with quantitative approaches and categorized as comparative explanative research. The research done with experiment method and random assignment due to its effectiveness to evaluating a commercial. The procedure begins by grouping the 16 respondents into two groups with different given treatments and through a pre test and post test phase. Group A is given a BNI Haji indonesian language version and group B is given a BNI Haji sunda language version. Questionnaire was used to gather data and an open question is also attached within it as supporting qualitative variables. For the influence test, a logistic regression method is used because the data within this research contain of interval and ordinal data.
The final measurement show that native language usage end up with greater influence on future consumer’s mind toward advertised product. But above all that, this research comes with another findings whom significant to influences attitude of future customer on advertised products. Here are the following: interesting yet realistic storyline, proximity with target market, and feasibility.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T34369
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jurriens, Edwin
"This article is about community radio in Indonesia. This type of radio developed as an alternative to both public radio and commercial radio after the fall of Soeharto in 1998. Two important features of community radio are that it provides all community members with equal access to information, and also enables them to participate actively in management and production. Both features enhance people's self-awareness and sense of belonging to a community. This article compares the way in which community radio creates communal feelings with Bertolt Brecht 's ideas on theatre and radio, and Walter Benjamin's theory of mass media. In the second part of the article, the conceptual tools generated by this comparative framework are used for the discussion of the ideas and practices of community radio practitioners in Central Java. The stations discussed comprise two types of community radio: one based on geographical or professional grounds, the other tied to the interests of students at university campuses (so-called campus radio). The theoretical discussion of community radio as well as the description of the Central Javanese radio stations make it clear that community radio has a democratic right and duty to exist in Indonesian society, as it enables social groups to express themselves without interference of other parties, and contributes to the variety of the Indonesian media scene."
2003
AIIJ-XXVII-72-SeptDes2003-116
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Prakosa
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stania Puspawardhani
"Kepemilikan media di Amerika Serikat telah mengerut dalam beberapa dekade terakhir ini karena kebijakan pemerintah yang memperbolehkan sebuah perusahaan menguasai banyak media. Hal ini menimbulkan kekahwatiran mengenai isi pemberitaan yang terdistorsi oleh kepentingan bisnis atau kebijakan pemerintah.
Radio dukungan pendengar merupakan sebuah konsep radio publik baru yang diajukan oleh Lewis Kimball Hill pada tahun 1949 sebagai alternatif terhadap struktur media saat itu. Meskipun uang yang diperoleh dari pendengar seringkali tidak cukup untuk membiayai ongkos produksi keseluruhan, ide Hill masih dapat kita lihat sampai saat ini. Yayasan Pacifica yang didirikan HiII telah mengembangkan jaringannya dari stasiun KPFA di Berkeley, California, menjadi lima stasiun di seluruh Amerika Serikat. Konstituten utama radio ini adalah pendengarnya, karena itu kepentingan utama programnya adalah memenuhi kebutuhan pendengar. Hal ini sejalan dengan etika jurnalistik dimana salah satu prinsipnya adalah untuk melayani kepentingan publik.
Untuk melihat perbedaan isi yang diproduksi oleh media, saya mengkaji bagimana media arus utama (mainstream) dan media alternatif di Amerika Serikat menarasikan Perang Irak. Saya mengumpulkan hasil kajian yang dilakukan oleh lembaga-lembaga sebelumnya mengenai narasi media TV, radio dan cetak. Narasi yang saya bandingkan adalah berita the Washington Post dengan berita radio yang diproduksi Pacifica. Dengan analisis teks kritis, kedua media ini ternyata memiliki karakterisasi berbeda. Saya menemukan bahwa the Washington Post mendukung perang, sementara Pacifica menyuarakan anti-perang.

The thriving number of media ownership in United States has contracted in the couple of decades due to government policy to allow big corporations dominate most media outlets in the country. This creates concerns on the content of the media which is assumed distorted by business interest and/or government stance.
Listener-sponsored radio is a new public radio concept proposed by Lewis Kimball Hill in 1949 to be alternative of the current media structure. Although the money generated from listeners are often not sufficient to fund the whole radio operation, Hill's experiment is still exist and alive today. The Pacifica foundation enlarges their radio affiliation from KPFA station in Berkeley, California to five radio stations across United States. Main constituents of this radio is their listeners, and thus the content will be based on the listener interest. This seems in accordance with journalism ethics, which is to serve fair and correct information to the public.
To see the difference content produced by media, I examine how mainstream and alternative media in United States narrate Iraq War. I collect studies done by several organizations on media narration in TV, radio and print. I also compare the narration between mainstream media, which is the Washington Post with the alternative one, produced by Pacifica. Using the critical text analysis, these media have different characterization in their articles.I found out that the Washington Post voices the pro war stance in their editorials and article, while Pacifica voices the anti war aspiration.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>