Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5158 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Savitri Sayogo
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
641.1 SAV g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Wulandari
"Saat ini usia menarche remaja putri di Indonesia lebih cepat dibanding beberapa waktu lalu, hal tersebut dapat dipengaruhi berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status gizi dan aktivitas fisik dengan usia menarche. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Sampel penelitian yakni 87 remaja putri kelas 5 dan 6 sebuah sekolah dasar (SD), serta kelas 1 dan 2 sebuah sekolah menengah pertama (SMP) di Jakarta Timur yang diambil dengan menggunakan teknik cluster sampling. Kuesioner penelitian ini meliputi usia menarche, status gizi, dan aktivitas fisik.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan status gizi dengan usia menarche, tetapi usia menarche berhubungan dengan aktivitas fisik. Peneliti merekomendasikan untuk memberikan informasi tentang menarche kepada masyarakat dan mempersiapkan ibu jika anaknya mengalami menarche yang lebih cepat.

Nutritional Status, Physical Activity and the Age of Menarche of Female Adolescence. Empirical surveys have found that the age of menarche among female adolescent in Indonesia seems faster. The purpose of the study was to determine the relationship between nutrition status and physical activity with age of menarche in female adolescent. This study employed a descriptive correlative design. The sample were 87 girls in 5th and 6th grade of elementary school and also 1st and 2nd grade of junior high school in East Jakarta selected using cluster sampling technique.
The results showed that there was no relationship between nutrition status and age of menarche, and there was relationship between physical activities with age of menarche. It is suggested that information about menarche should be provided to the community and to prepare the mothers if their child experiences menarche faster."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
610 JKI 16:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yaya Kusumajaya
"Saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi lcurang dan masalah gizi lebih. Dampalc dari masalah gzii lcurang atau buruk akan berpengaruh negatif terhadap perkembangan fisik dan mental seseorang, sedangkan dampak yang texjadi dari masalah gizi lebih adalah meningkatnya penyakjt degeneratitl seperti jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, dll. Penyebab masalah gizi kurang adalah kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, buruknya sanitasi, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Sebaliknta masalah gizi lebih disebabkan oleh kcmajuan ekonomi. kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, mcnu seimbang dan kesehatan. Pengukuran status gizi pada remaja yang lebih sederhana dan umum digunakan, yaitu menggunakan indeks BB/TB2 yang dikenal dengan Indeks Massa Tubuh berdasarlcan umur (BMI jar age) yang dinilai berdasarkan baku WHO-NCHS dalam bentuk persentil.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi remaja (SLTP dan SLTA) di wilayah DKI Jakarta. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Nopember- 6 Desember 2005. Disain penelitian adalah cross-sectional dan cara pemilihan sekolah menggunakan sampel klaster, sampel dipilih secara acak sistematis, dengan jumlah sampel 4.793 orang. Status gizi diukur dalam IMT sebagai variabcl dependen dan variabel-variabel umur, jenis kelamin, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pola, kebiasaan nonton televisi, kebiasaan olahraga, kebiasaan sampan pagi, kebiasaan ngemil, frekuensi makan sehari, frekuensi makan sayuran, frekuensi makan buah, frekuensi makan makanan siap saji, frekuensi makanan berlemak, frekuensi makan daging, ii-ekuensi malcan gorengan, frekuensi minum minuman ringan/soitdrink dan kebiasaan merokok sebagai variabel independen. Analisis data dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat (multinomial lpgistic regretion) dan multivariat (regresi Iogistik ganda) dengan program Sojhvare SPSS.
Hasil penelitian didapatkan status gizi kurang sebanyak 10,3 %, normal 81,3 % dan lebih 7,9 %. Hasil uji bivaziat menunjukkan ada hubungan antara umur, jenis kelamin, pendidikan ibu, pendidikan ayah, pekenjaan ibu, pekexjaan ayah, kebiasaan olahraga, kebiasaan ngemil, ftekuensi makan makana siap saji, itekuerlsi rnakan malcanan berlemak dan iiekuensi makan gorengan dengan status gizi (p<0,05). Tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan nonton televisi, kebiasaan sarapan pagi, &ekuensi makan sehani, iickuensi makan sayuran, &ekuensi makan buah, iickuensi makan buah, fi-ekuensi minum minuman ringan/soffdrink dan kebiasaan merokok dengan IMT (p> 0,005), Hasil analisis multivaziat tujuh variabel indepcnden yang diprediksi secara bermakna berhubungan dengan gizi lebih yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan ibu, kebiasaan nonton TV, kebiasaan olah raga, kebiasaaan ngemil, frekuensi makanan berlemak, variabel yang paling dominan dan berepngaruh adalah kebiasaan ngemil (OR=2,000) artinya remaja yang biasa ngemil mempunyai risiko gemuk 2 kali dibandingkan yang tidak biasa ngemil.
Anak sekolah tingkat SLTP dan SLTA di wilayah DKI Jakarta mengalami masalah gizi ganda. yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Untuk itu bagi Depertemen Kesehatan c.q. Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan Pemda DKI Jakarta c.q. Dinas Kesehatan perlu Iebih intensif untuk mensosialisasikan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) melalui media massa (T V dab Radio) maupun melalui UKS, baik dalam bentuk penyuluhan, spanduk, poster maupun leaflet. Selain itu perlu ada pemantauan status gizi pada anak sekolah tingkat SLTP (minimal 2 kali setahun) dan tingkat SLTA (minimal 1 kali setahun) melalui UKS. Bagi masyarakat khususnya orang tua agar memperhatikan kebiasaan makan anaknya.

Now, Indonesia deals with double nutrition problems, which are under nutrition and over nutrition. Impact hom under nutrition problems affecting negatively toward physical development and mentally of an individual, while impact over nutrition problems is increasing of degenerative disease, such as coronary, diabetes mellitus, hypertension, etc. Under nutrition problems were cause by poverty, lack of food supply, bad sanitation, public lack of knowledge toward nutrition, balance menu and health. A more general and simple nutrition status assessment in teenager is using index BB/I'B2 that known as Body Mass Index for age (BMI for age) assessed base on WHO-NCHS in percentile.
Research objective is identifying description and factors that related with adolescent nutritional status (SLTP and SLTA) in DKI Jakarta area. Research performed in 22 November - 6 December 2005. Research design is cross sectional and school selection is using cluster sample, sample selected systematic randomly, with total sample of 4,793 people. Nutritional status measured in IMT as dependent variable and variables of age, gender, family education, family occupation, pattem, watching television habit, exercising habit, breakfast habit, eating snacks habit, frequency of eating in one day, frequency of fatty food, frequency of consuming meat, frequency of consuming fried food, frequency of drinking soft drink and smoking habit as independent variable. Data analysis performed through analysis of university, vicariate (multinomial Logistic Regression) and multivariate (double logistic regression) with SPSS program.
Research result obtained under nutrition status as much as 10.3%, normal 81.3% and over nutrition 7.9%. Vicariate test result shows a relation of age, gender, mother education, father education, mother occupation, father occupation, exercising habit, eating snacks habit, trequency of eating fast-food, Hequency of consuming fatty food and frequency of eating fried food with nutrition status (p<0.05). There is no significant relation between watching television, breakfast habit, Hequency of eating in one day, frequency of eating vegetables, frequency of eating fruit, frequency of drinking soii drink and smoking habit with IMT (p>0.005). Multivariate analysis result of seven independent variables that predicted as significantly related with excessive nutrition, which are age, gender, mother education, watching television habit, exercising habit, eating snacks habit, frequency of fatty food. The most dominant variable and afecting is eating snacks habit (OR = 2.000) that means teenager who oiten eating snacks has risk of 2 times compared to the one who do not eating snacks.
Adolescent of SLTP and SLTA in DKI Jakarta are experiencing double nutrition problems, which are lack of nutrition and excessive nutrition. Therefore, Health Department in this case Public Nutrition Development Directorate and Pemda DKI Jakarta in this case Health Department necessary be more intensively socializing General Guidance of Balanced Nutrition (PUGS) whether through mass media (TV and radio) or UKS, in the fomi of counseling, banner, poster and leaflet. Besides it is necessary to have nutrition status in adolescent of SLTP (minimally 2 times a year) and SLTA (minimally once per year) through UKS. For public especially parents to concem their children eating habit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin
"Obesitas anak meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir dan terjadi pada negara berkembang seperti Indonesia Pengaruh pengetahuan gizi terhadap asupan remaja masih dalam perdebatan Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri hubungan tingkat pengetahuan gizi dengan asupan energi dan makronutrien Pengambilan data berlangsung pada Februari hingga April 2012 pada salah satu fakultas kedokteran di Jakarta Seluruh mahasiswa berusia 15 18 tahun diikutsertakan dalam penelitian potong lintang ini Pengetahuan gizi diukur melalui kuesioner isian Asupan energi dan makronutrien ditelusuri melalui wawancara gizi dengan panduan kuesioner FFQ Sebanyak 75 subyek ikut serta dalam penelitian dengan 62 di antaranya memiliki tingkat pengetahuan gizi sedang dengan rerata skor 21 00 12 00 27 00 Konsumsi rerata energi karbohidrat protein dan lemak harian responden adalah 2443 60 761 30 ndash 5109 00 kkal 316 10 106 50 ndash 734 20 gram 88 89 37 02 gram dan 82 00 14 80 211 30 gram Proporsi karbohidrat protein dan lemak pada responden adalah 53 97 9 31 13 31 7 67 ndash 22 45 dan 31 95 12 59 ndash 53 47 Laki laki mengonsumsi total energi dan makronutrien yang lebih tinggi tetapi komposisi yang serupa dengan perempuan Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan asupan energi p 0 415 jumlah dan komposisi karbohidrat p 0 715 p 0 323 protein p 0 634 p 0 387 serta lemak p 0 116 p 0 398 Oleh karena itu peningkatan pengetahuan gizi tidak berhubungan dengan asupan energi dan makronutrien yang lebih baik.

Adolescent's obesity increased two times in recent two decades and existed in developing countries like Indonesia Effect of nutrition knowledge on nutrition intake is still debated We investigated the relationship between nutrient knowledge levels and energy and macronutrient intake Data was collected from February to April 2012 at a medical school in Jakarta All students aged 15 to 18 years old enrolled in this cross sectional study Nutrition knowledge was assessed by open ended questions Energy and macronutrient intake was estimated by guidance of FFQ in the interview Among 75 subjects out of 62 students scored lsquo average'in nutrition knowledge with mean of 21 00 12 00 27 00 Mean consumption of energy carbohydrate protein and fat were 2443 60 761 30 ndash 5109 00 kcal 316 10 106 50 ndash 734 20 grams 88 89 37 02 grams and 82 00 14 80 ndash 211 30 grams respectively Proportion of carbohydrate protein and fat in the diet were 53 97 9 31 13 31 7 67 ndash 22 45 and 31 95 12 59 ndash 53 47 Males consumed higher energy and macronutrients intake but had similar diet composition There were no significant correlations between nutrition knowledge levels and energy intake p 0 415 number and composition of carbohydrate p 0 715 p 0 323 protein p 0 634 p 0 387 and fat p 0 116 p 0 398 intake Therefore better nutrition knowledge did not correspond to better energy and macronutrient intake.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wied Harry Apriadji
Jakarta: Penebar Swadaya, 1986
612.3 WIE g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Wulandari
"Rata-rata usia menarche yang semakin cepat saat ini dipengaruhi oleh status gizi dan aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status gizi dan aktivitas fisik dengan usia menarche. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Sampel penelitian yakni 87 remaja putri kelas 5 dan 6 SD Cijantung 03 serta kelas 1 dan 2 SMP 98 dengan menggunakan teknik cluster sampling.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche tetapi ada hubungan antara aktivitas fisik dengan usia menarche. Peneliti merekomendasikan untuk memberikan informasi tentang menarche kepada masyarakat dan mempersiapkan ibu jika anaknya mengalami menarche yang lebih cepat.

Nowadays, average age of menarche is growing rapidly which are influenced by nutrition status and physical activity. The study aims are to determine the relationship between nutrition status and physical activity with age of menarche in women adolescent. This study used descriptive correlative design. This study sample are 87 girls in 5th and 6th grade elementary school Cijantung 03 and also 1st and 2nd grade junior high school 98 with used cluster sampling technique.
The results showed that no relationship was found between nutrition status with age of menarche but there was relationship between physical activity with age of menarche. Researcher suggested to give information about menarche to the community and to prepare the mother if her child has menarche faster.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nursita Angesti
"Air merupakan zat gizi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan cairan tubuh dapat menimbulkan kondisi dehidrasi sehingga menyebabkan penurunan performa fisik, kognitif dan mental termasuk tingkat konsentrasi. Kondisi dehidrasi tidak hanya terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi juga pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan status gizi dan faktor lainnya dengan status hidrasi pada remaja di 3 SMA di Kota Bekasi tahun 2013. Data yang dikumpulkan meliputi status hidrasi, status gizi, pengetahuan air dan dehidrasi, asupan air, kebiasaan minum, aktivitas fisik dan karakteristik responden (jenis kelain, usia, jumlah uang saku).
Status hidrasi diukur menggunakan grafik warna urin, status gizi dengan antropometri, dan asupan air dengan food recall 2x24 jam. Pengetahuan air dan dehidrasi, kebiasaan minum, aktivitas fisik dan karakteristik responden (jenis kelain, usia, jumlah uang saku) diukur menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan dari 153 total responden terdapat 62,7% remaja yang mengalami dehidrasi. Faktor yang berhubungan secara bermakna adalah status gizi, pengetahuan air dan dehidrasi, asupan air, kebiasaan minum, jenis kelamin, dan usia. Proporsi remaja yang mengalami dehidrasi lebih tinggi pada remaja yang memiliki status gizi lebih, berpengetahuan air dan dehidrasi yang rendah, memiliki asupan air yang rendah, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 16 tahun. Diperlukan perhatian atau upaya lebih untuk meningkatkan pengetahuan dan praktik mengenai gizi seimbang termasuk pentingnya memenuhi kebutuhan cairan tubuh.

Water is an important nutrient required for the body. Loss of water can lead dehydration and decrased physical, mental, and cognitive performance. Dehydration not only occurs in childresn and elderly, but also in adolescents. The study was a cross sectional design to determine the relation between of nutritional status and other factors to hydration status of 3 senior high school?s student at Bekasi 2013. Data include hydration status, nutritional status, knowledge of water and dehydration, water intake, drinking habits, physical activity, and characteristic of subjects (sex, age and amount of pocket money).
Hydration status was measured by urine color graph, nutritional status by anthropometri, and water intake by 2x24 hours food recall. Knowledge of water and dehydration, drinking habits, physical activity, and characteristic of subjects (sex, age and amount of pocket money) was measured by questionnare.
With 153 subjects this study showed 62,7% of adolescents are dehydration. Factor associated are nutritional status, knowledge of water and dehydration, water intake, drinking habits, sex and age. However, dehydration higher at overnutrition adolescents, low level of knowledge, low of water intake, bad habit of drinking, male, and 16 years old. Required more attention and effort to improve knowledge and practical about nutrition balanced included the important fluid balance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunersi Handayani
"ABSTRAK
Pengukuran VO2max secara langsung memang menghasilkan data yang akurat dan dapat dipercaya tetapi umumnya memerlukan waktu lebih banyak, peralatan yang mahal serta tenaga pelaksana terlatih. Penelitian sebelumnya telah berhasil mengembangkan model prediksi khusus untuk anak-anak dari etnis Jawa berdasarkan jenis kelamin, denyut nadi dan waktu tempuh berjalan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model prediksi yang cocok bagi kelompok usia remaja dengan prediktor jenis kelamin, status gizi (IMT/U dan PLT), aktivitas fisik dan asupan gizi. Penelitian dilakukan pada 78 remaja laki-laki dan 114 remaja perempuan dengan rata-rata usia 16,19±0,5 tahun. Nilai estimasi VO2max diukur berdasarkan tes lari 1 mil, jenis kelamin, IMT/U ditentukan berdasarkan pengukuran berat badan dan tinggi badan, PLT diukur dengan BIA, aktivitas fisik diketahui melalui pengisian kuesioner, dan asupan gizi dihitung dengan menggunakan metode food record 3 hari. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, IMT/U, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, seluruh asupan zat gizi makro (energi, karbohidrat, protein, lemak) dan beberapa asupan zat gizi mikro (vitamin B2, vitamin B6 dan seng) dengan nilai estimasi VO2max. Model prediksi non latihan dibentuk melalui analisis multi regresi linier VO2max= 40,7 + 3,1 JK - 2,5 IMT/U - 0,08 PLT + 0,4 AF - 0,004 P + 0,001 A - 1,76 B6 - 0,2 B12 + 0,5 Zn. Untuk meningkatkan nilai VO2max pada remaja, sekolah direkomendasikan untuk mengimplementasikan program TOP yang kegiatannya berfok us pada kegiatan pengendalian berat badan, peningkatan aktivitas fisik, dan promosi asupan yang bergizi seimbang.

ABSTRACT
A direct measurement on maximal oxygen uptake (VO2max) provides accurate and reliable data but requires more time, costly aquipment and trained personnel. Previous research has developed a VO2max prediction model special for Javanese children using sex, heart rate and walk time.
The purpose of this study was to investigate the use of gender, nutritional status (body mass index for age and percent fat), physical activity level, and dietary intake in another VO2max prediction model for adolescent. The design study was a cross sectional one. Subjects were 78 male and 114 female wih a mean age of 16,19±0,5 years. Estimated VO2max was measured from one mile run test; sex; BMI for age was calculated from measured height and weight, percent fat was assessed by BIA, self report physical activity was assessed by PAQ-A and 3 day food records were used to calculate the average dietary intake. Male students (42,45 ml/kg/min) had significantly higher estimated VO2max than female (38,74 ml/kg/min). There were significant correlations between sex, BMI for age, percent fat, physical activity, all macronutrient intake (energi, carbohydrat, protein, and fat) and some micronutrient intake (vitamin B2, vitamin B6 and zinc) with estimated VO2max. The non-exercise prediction model was developed by a multiple regression analysis: VO2max= 40,7+3,1 JK-2,5 IMT/U-0,08 PLT + 0,4 AF-0,004 P + 0,001 A-1,76 B6-0,2 B12+0,5 Zn. In order to improve adolescent?s VO2max, school was recomended to implement TOP program focused on weight management, increased physical activity and promoted adequate dietary intake."
2013
T36795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savitri Sayogo
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
612.3 SAV g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Saptawati Bardosono
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
613.2 SAP g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>