Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 471 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A.A.A.A. Kusumawardhani
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
618.175 KUS d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Afriani S.
"Perempuan bekerja usia perimenopause sering mengalami kecemasan. Kecemasan merupakan sebuah bentuk emosi dan pengalaman individu yang bersifat subjektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan perempuan bekerja menjelang menopause pada fase perimenopause. Penelitian dilakukan pada 60 perempuan bekerja dengan teknik pengambilan sampel secara quota sampling. Penelitian ini menggunakan desain deksripsi murni dengan pendekatan cross sectional. Data yang terkumpul dianalisis dengan rumus chi square dengan α=0,05 CI=95%. Hasil penelitian didapatkan perempuan bekerja mengalami kecemasan ringan menjelang menopause. Penelitian ini merekomendasikan adanya penelitian lebih lanjut yang dihubungkan dengan faktor Iain yang mempengaruhi kecemasan perempuan bekerja pada fase perimenopause.

Anxiety is a subjective emotional experience. Perimenopausal labouring female are often reported felt anxiety before menopause. The purpose of this study was to identify factors that influencing anxiety before menopause on perimenopausal labouring female. Research was conducted using a cross-sectional approach with purposive sampling method and description design. Collected data are analyzed by chi square test with α=0,05 CI=95%. This research revealed that perimenopausal labouring female were felt mild anxiety before menopause. This study recorrunends for further research with another factors that influencing anxiety on perimenopausal labouring female."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5844
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Ariane
"ABSTRAK
Latar Belakang: Pada artritis reumatoid diketahui terjadi kehilangan masa tulang, baik secara lokal maupun sistemik (osteoporosis). Inflamasi sistemik pada AR menyebabkan kehilangan massa tulang melalui gangguan homeostasis dimana terjadi resorpsi tulang yang lebih besar dibanding formasi tulang. Peran IL-17 sebagai sitokin proinflamasi diketahui dapat menstimulasi terjadinya osteoklastogenesis dan menghambat osteoblastogenesis melalui pembentukan antagonis jalur Wingless (Wnt) Catenin signalling yaitu DKK-1, SFRP dan sklerostin pada hewan coba dan secara lokal pada sinovium. Namun saat ini belum ada penelitian yang menilai hubungan sitokin proinflamsi IL-17 dengan formasi dan resorpsi tulang secara sistemik pada pasien artritis reumatoid.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan IL-17 terhadap osteoblastogenesis dengan hambatan jalur Wnt melalui DKK-1, SFRP-1 dan sklerostin dan hubungan IL-17 dengan CTX sebagai penanda resorpsi oleh osteoklas dan P1NP sebagai penanda formasi oleh osteoblas.
Metode: Studi potong lintang ini melibatkan 38 perempuan AR premenopause. Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif. Pemeriksaan IL-17, DKK-1, SFRP-1, sklerostin, CTX dan P1NP dilakukan dengan metode ELISA.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan rerata kadar serum IL-17 yaitu 10,61 ± 0,68 pg/ml, rerata kadar DKK-1 4027,29 ± 1516,80 pg/ml, rerata kadar SFRP-1 9,28 ± 3,17 ng/ml, median kadar sklerostin 101,72 (38,36-255,18) pg/ml. Penanda resopsi serum CTX meningkat dengan rerata 2,74 ± 1,37 ng/ml dan penanda formasi serum P1NP menurun dengan median 34,04 (3,46-220,61). Korelasi IL-17 dengan DKK-1 (r=0,142; p=0,396), IL-17 dengan SFRP-1 (r=0,169; p=0,309), IL-17 dengan sklerostin (r=0,061; p=0,718), IL-17 dengan CTX (r=-0,252; p=0,128) dan IL-17 dengan P1NP (r=0,116; p=0,487).
Kesimpulan: Meskipun terdapat penurunan formasi tulang dan peningkatan resropsi tulang, pada penelitian ini tidak terdapat korelasi yang bermakna antara kadar serum IL-17 dengan penghambat jalur Wnt (DKK-1, SFRP-1 dan sklerostin) dan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara kadar serum IL-17 dengan penanda turnover tulang (CTX dan P1NP) pada pasien perempuan premenopause dengan artritis reumatoid

ABSTRACT
Background: Rheumatoid arthritis is known to have a loss of bone mass, both locally and systemically (osteoporosis). Systemic inflammation in AR causes bone mass loss through interference of homeostasis where bone resorption is greater than bone formation. The role of IL-17 as a proinflammatory cytokine is known to stimulate osteoclastogenesis and inhibit osteoblastogenesis through Wingless (Wnt) pathway antagonists Catenin signalling are DKK-1, SFRP and sclerostin in experimental animals and locally in the synovium. However, there are currently no studies that assess the association of proinflammatory cytokines IL-17 with systemic bone formation and resorption in rheumatoid arthritis patients
Objective: This study aims to assess the relationship of IL-17 to osteoblastogenesis with inhibitor Wnt signalling through DKK-1, SFRP-1 and sclerostin and the association of IL-17 with CTX as a marker of resorption by osteoclasts and P1NP as a marker of formation by osteoblasts
Methods: This cross-sectional study involves 38 premenopausal women with AR. Sampling is done consecutively. IL-17, DKK-1, SFRP-1, sclerostin, CTX and P1NP measurement was done using ELISA
Results: In this study the mean serum IL-17 level was 10.61 ± 0.68 pg/ml, mean serum levels of DKK-1 4027.29 ± 1516.80 pg / ml, mean serum levels of SFRP-1 9.28 ± 3,17 ng / ml, median sclerostin serum level 101.72 (38.36-255.18) pg / ml. Markers of CTX resorption increased with a mean of 2.74 ± 1.37 ng / ml and markers of serum P1NP formation decreased with a median of 34.04 (3.46-220.61) pg/ml. IL-17 correlation with DKK-1 (r = 0.142; p = 0.396), IL-17 with SFRP-1 (r = 0.169; p = 0.309), IL-17 with sclerostin (r = 0.061; p = 0.718), IL-17 with CTX (r = -0.252; p = 0.128) and IL-17 with P1NP (r = 0.116; p = 0.487).
Conclusions: Although there was a decrease in bone formation and increased bone resorption, there was no significant correlation between serum IL-17 levels with Wnt signalling (DKK-1, SFRP-1 and sclerostin) inhibitors and there was no significant correlation between serum IL- 17 with a bone turnover marker (CTX and P1NP) in premenopause AR woman."
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Heri Susilo
Jakarta: Psikologi Corner, 2019
152.42 HER t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Olly Lada
"Penelitian uji klinik dengan one group pre-post test design bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian susu bubuk kedelai terbadap peroksidasi lipid dengan mengukur kadar MDA. Terdapat 21 subyek perempuan perimenopause deugan hiperkolestero!emia yang memenuhi kriteria penelitian, mengkomsumsi susu bubuk kede!ai setiap hari sebanyak 2x30g selama delapan minggu, Data yang diambil adalah: data demografi, IMT, asupan zat gizi, isoflavon dan emioksidan. Data laboratorium meliputi kadar kolesterol LDL dan MDA serum sebelum dan sesudah empat, delapan minggu perlakuan. Uji statistik yang digunakan adalah uji t-berpasangan blla distribusi normal dan uji Wilcaxon bila distribusi tidak normal dengan tingkat kemaknaan p<0,0:5. Penelitian ini telah mendapat ijin dari Komite Etik FKUI.
Dua subyek drop out, 19 subyek menyelesaikan penetitian; umumnya berlatar belakang pendidikan rendah rerata usia 49,15 tahun dan lMT tergolong berisiko. Asupan kalori subyek penelitian sebelum perlakuan tergolong kurang, tetapi kemudian tergolong cukup setelah perlalkuan. Pola dan asupan harian isollavon subyek penelitian sebelum perlakuan tergolong cukup, meningkat setelah perlakuan. Pola dan asupan harian antioksidan subyek sebelum dan selama masa perlakuan tergolong krang, Rerata kadar kolesterol LDL subyek penelitian sebelum masa perlakuan adalah 134,32 ± 23,70 mg/dl.
Setelah perlakuan menurun, tetapi masih tergolong batas tinggi. Rerala kadar MDA serum subyek penelilian sebelum masa perlakuan adalah 0,82 ± 0,47 nmol/mL. Setelah empat dan delapan minggu masa perlakuan kadar MDA serum meningkat, yaitu masing­ masing sebesar 0,98 ± 0,26 umol/ml (p 0,16) dan 1,13 ± 0,40 nmol/ml (p 0,023). Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab peningkatan tersebut adalah faktor subyek, biomarker MDA, bioaviabilitas dan karakteristik isoflavon serta asupan antioksidan. Bila subyek digolongkan berdasarksn status pre dan pasca menopause, maka setelah minggu IV pedakuan golongan premenopause menunjukkan penurunan kadar MDA yang lebih baik.

The objective of this study is to investigate the effect of soy powder-milk supplementation on lipid peroxidation which is measured by the level of it's metabolite, malondialdehyde (MDA). Twenty one hypercholesterolentic pre-menopause women who fulfilled the study criteria. started ro consume 2x30g soy powder-milk everyday for eight week. Data taken were: demographic, anthropometric, nutrition intake, isoftavone, antioxidant pattern of isotlavone and antioxidant intake. Whilst laboratory data taken were level of LDL cholesterol and MDA serum before and after four and eight week supplementation. Statistical tests used were paired test if named distribution and Wilcoxon for up normal distribution with significance level of 5%.
Nineteen subjects completed the study. Most subjects had a low educational background, mean age were 49.15 years old and bed BMI classified as "risk." The subjects' calorie intake before supplementation was low, however after the forth and eighth week of supplementation was renegade as sufficient. Subjects' inkwell pattern and daily intake of isoflavoue were sufficient anti increased during supplementation. outtake pattern anti daily inkwell of antioxidant subjects before and doting supplementation were low. The subjects' mean level of LDL cholesterol before supplementation was 134,32 ± 23,70 mgldl. After four anti eight week supplementation it decrease considerably at 120,79 ± 21,30 and 122,68 ± 20,95 mgldL, which was still categorizeas "high". Subjects' mean level of MDA serum before supplementation was 0,82 ± 0,47 nmoVmL.
After fuur anti eight week of supplementation level of MDA serum was increase consecutively at 0,98 ± 0,26 mnollmL (p = 0,16) and 1,13 ± 0,40 nmollmL (p = 0,023). Several fuctJS that might cause the increase were subjects' age, menopausal status, and BMJ, MDA biomalker, bio availabilily and characteristics of isotlavoue and antioxidant intake. The g100ped of subjects in pre and post-menopause status sbowu different pattern of MDA level which is after four weeks of supplementation the pre-menopause subjects shown reduced of MDA level more than post menopausal subjects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T11522
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hadimulya Asmara
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S31153
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarah Debbi Faradilla
"Menopause adalah masa berhentinya ovulasi dan menstruasi yang mengakibatkan berhentinya masa untuk melahirkan anak dan terjadi pula perubahan fisik dan psikologis. Wanila yang berada pada masa perimenopause yaitu periode dimana wanita berada pacla rentang 2-8 tahun sebelum menopause dan 1 tahun mengalarni amenore, Ialu diikuti dengan post menopause, umumnya mengalami gejala kecemasan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah pengetahuan atau sumber informasi yang diterirna. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan yang dialarni wanita pada masa perimenopause di RW 017 Kelurahan Jatirahayu. Desain penelitian ini deskriptif korelasi. Metode pengambilan sampel dengan eara purposive sampling, yakni responden dipilih berdasarkan kriteria yang dinginkan oleh peneliti sejumlah 48 responden. Data dikurnpulkan menggunakan kuesioner berisi pertanyaan tentang pengetahuan menopause, dan tentang kecemasan yang dialami wanita pada masa perimenopause. Hasil penelitian dari data univariat menunjukan paling banyak 60,42 % atau sejumlah 29 responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi, dan sebanyak 69 % atau sejumlah 33 responden memiliki tingkat kecemasan sedang. Hasil penelitian dari analisis bivariat, dapat diketahui P value 0,581 cc =0,05 (p > cc), yang berarti Ho gagal ditolak menyatakan bahwa, tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan wanita pada masa perimenopause."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5705
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia D. Elvira
Jakarta: Balai Penerbit , 2006
618.24 SYL d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S33497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pitu Wulandari
"Periodontitis merupakan suatu penyakit inflamasi yang disebabkan oleh plak sebagai etiologi utama dan hormon reproduksi sebagai faktor risikonya. Periodontitis dapat meningkat keparahannya pada perempuan yang memasuki masa menopause sehingga hal tersebut dapat menganggu kualitas hidupnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh faktor-faktor yang berperan terhadap status periodontal dan kualitas hidup penderita periodontitis perimenopause dan pascamenopause. Desain penelitian ini adalah cross sectional.
Penelitian ini menggunakan metode pemilihan sampel consecutive sampling dan dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama melalukan uji validasi kuesioner dan tahap kedua uji faktor klinis. Penelitian tahap pertama diikuti oleh 268 subjek dan tahap kedua diikuti oleh 167 subjek dengan kriteria inklusi subjek yang berusia 45 sampai dengan 59 tahun dan telah memasuki masa perimenopause dan pascamenopause serta menderita periodontitis. Status menopause subjek diperoleh melalui wawancara dan dikonfirmasi melalui pemeriksaan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan hormon estrogen, pemeriksaan status periodontal dilakukan melalui pengukuran kehilangan perlekatan gingiva, indeks kebersihan mulut, indeks plak, indeks perdarahan papila, gigi goyang dan jumlah gigi yang hilang dan kondisi keradangannya dikonfirmasi melalui pemeriksaan IL-1β dan IL-10. Pengukuran kualitas hidup dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah tervalidasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan status periodontal dan kualitas hidup antara subjek perimenopause dan pascamenopause (p<0,005), walaupun terdapat perbedaan bermakna kadar FSH dan estrogen antara kedua kelompok subjek. Faktor tingkat pendidikan, indeks kebersihan mulut, indeks plak, dan gigi goyang merupakan faktor-faktor yang paling berperan terhadap status periodontal penderita periodontitis perimenopause dan pascamenopause. Hanya faktor indeks plak dan gigi goyang yang paling berperan terhadap kualitas hidup penderita periodontitis pada periomenopause dan pascamenopause.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh model prediksi dan modeks skor indeks status periodontal dan kualitas hidup penderita periodontitis perimenopause dan pascamenopause yang dapat digunakan oleh klinisi untuk membantu menegakkan diagnosis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prediksi status periodontal pada perimenopause dapat membantu pencegahan keparahan periodontitis lebih lanjut pada pascamenopause karena status periodontal yang berat dapat mengganggu kualitas hidup subjek.

Periodontitis is an inflammatory disease caused by a plaque as the primary aetiology and reproductive hormones as risk factors. Periodontitis may increase in severity in women entering menopause so that it can interfere with their quality of life. The purpose of this study was to obtain the factors that contribute to periodontal status and quality of life of periodontitis patients in perimenopause and postmenopause.
This study design was cross-sectional. This study used consecutive sampling and conducted in two phases: (1) pass a validation test of the questionnaire and (2) clinical test factors. The first phase of the study is followed by 268 subjects and the second phase is followed by 167 subjects, with inclusion criteria subjects aged 45 to 59 years old and have been entering perimenopause and postmenopause and suffering periodontitis. Menopausal status subject obtained through interviews and confirmed through examination of Follicle Stimulating Hormone (FSH) and estrogen hormone, examination of periodontal status is done by measuring the loss of attachment, oral hygiene index, plaque index, papillary bleeding index, teeth mobility, the number of missing teeth and inflammation condition is confirmed by examination of IL-1β and IL-10. Measurement of quality of life using a questionnaire that has been validated.
The results showed that there were no differences periodontal status and quality of life among perimenopausal and postmenopausal subjects (p<0.005), although there are significant differences in FSH and estrogen levels between the two groups of subjects. Factor levels of education, oral hygiene index, plaque index, and teeth mobility are the factors that most contribute to the periodontal status of periodontitis patients in perimenopause and postmenopause. Only dental plaque index and teeth mobility were the most contribute to the quality of life of periodontitis in perimenopause and postmenopausal.
Based on these results obtained predictive models and score index models of periodontal status and quality of life of periodontitis patients in perimenopausal and postmenopausal which can be used by clinicians to help make the diagnosis. The results of this study indicate that prediction of periodontal status in perimenopause can help prevent further periodontitis severity in postmenopausal because severe periodontal status can disrupt the subject's quality of life.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>