Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The upper respiratory tract is lined with ciliated epithelium or brush border that functions as the primary filter to the respiratory tissue. Epithelial trauma caused by neonatal boedetellosis serves as the predisposing factor for other respiratory diseases in growing pig...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lisa Perikani
"ABSTRACT
Anak usia 1-5 tahun atau biasa disebut Balita Bawah Lima Tahun memiliki sistem imun yang rendah dan cukup rentan terhadap serangan penyakit, oleh karena itu anak memerlukan serangkaian imunisasi untuk membangun kekebalan dasar pada tubuhnya. Adanya KLB Difteri dapat meningkatkan resiko balita mengalami kecacatan, kesakitan dan kematian. Pengetahuan ibu berperan penting dalam memenuhi kelengkapan imunisasi difteri sebagai tindakan pencegahan penyakit difteri, hal ini kaitannya dengan kepatuhan ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi difteri anak usia 1-5 tahun. Desain penelitian cross sectional menggunakan metode convinience sampling. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun, jumlah sampel penelitian sebanyak 95 responden. Hasil analisa data menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi difteri anak usia 1-5 tahun p le; p = 0.001, =0.5. Tenaga kesehatan keperawatan dapat meningkatkan upaya preventif dan promosi kesehatan tentang imunisasi dan difteri agar kepatuhan terhadap imunisasi difteri dapat ditingkatkan.

ABSTRACT
Children aged 1 5 years or commonly called Toddlers Under Five Years have a low immune system and are quite susceptible to disease attacks, therefore children need a series of immunizations to build basic immunity in the body. The presence of Diphtheria Outbreak may increase the risk of todlers experiencing disability, illness and death. Mother 39 s knowledge plays an important role in fulfilling the completeness of diphtheria immunization as a preventive measure of diphtheria disease, this is related to mother 39 s compliance. The purpose of this study was to identify the relationship between mother 39 s knowledge level and compliance diphtheria immunization in children 1 5 years old. The research design used cross sectional with convinience sampling method. Sample in this research is a mother have children aged 1 5 years old, the number of research samples were 95 respondents. The result of data analysis showed that there was a correlation between mother 39 s knowledge level and diphtheria immunization of children 1 5 years old p le p 0.001, 0.5 Nursing health can improve preventive and health promotion about immunization and diphtheria, so that adherence to diphtheria immunization can be improved."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reihani Zaida
"Vaksinasi COVID-19 pada anak di Indonesia tidak terlepas dari orang tua yang menyetujui dan tidak menyetujui vaksinasi COVID-19 pada anak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kesediaan orang tua menyetujui vaksinasi COVID-19 pada anak di Indonesia. Responden merupakan orang tua yang memiliki anak berusia 6-18 tahun. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, korelasi dan cross-sectional dengan sampel 428 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner karakteristik orang tua dan anak, serta kuesioner pengetahuan terkait vaksin COVID-19.
Penelitian ini menunjukkan adanya faktor yang berhubungan dengan kesediaan orang tua menyetujui vaksin COVID-19 pada anak meliputi keterkaitan dengan anak (p = 0.003, α = 0.05), riwayat pengobatan anak (p = 0.008, α = 0.05), status vaksin influenza, dan status vaksinasi COVID-19 anak, khawatir keparahan COVID-19, penjelasan ilmiah, akses ke pelayanan kesehatan, dan pengetahuan orang tua/wali (p=0.000, α = 0.05). Penelitian selanjutnya diharapkan untuk meneliti faktor lain yang berkaitan dengan kesediaan orang tua menyetujui vaksin COVID-19 pada anak.

Vaccination against COVID-19 in children in Indonesia is inseparable from parents agreeing and not agreeing to vaccination of COVID-19 in children. The study aims to determine the factors associated with the willingness of parents to agree to vaccination against COVID-19 in children in Indonesia. Respondents are parents who have children aged 6-18 years. This study used a descriptive, correlation and cross-sectional research design with a sample of 428 respondents. The research instrument used a questionnaire on the characteristics of parents and children, as well as a knowledge questionnaire related to the COVID-19 vaccine.
This study showed that there were factors associated with the willingness of parents to agree to the COVID-19 vaccine in children including association with the child (p = 0.003, α = 0.05), history of child medication (p = 0.008, α = 0.05), influenza vaccine status, and children's COVID-19 vaccination status, concern about the severity of COVID-19, scientific explanation, access to health services, and knowledge of parents/guardians (p=0.000, α = 0.05). Future research is expected to examine other factors related to the willingness of parents to approve the COVID-19 vaccine for children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilmiyati Sari
"Penularan penyakit dari satu individu ke individu lainnya dapat terjadi secara horizontal maupun vertikal. Tesis ini membahas model epidemik SIR untuk penyakit yang menular secara horizontal dan vertikal. Dinamika dari model ini digambarkan dari kelakuan titik kesetimbangannya, yaitu titik kesetimbangan epidemik dan titik kesetimbangan bebas-infeksi. Basic reproduction number digunakan untuk menentukan kriteria kestabilan titik kesetimbangan. Dalam upaya pencegahan penyakit yang menular secara horizontal dan vertikal dilakukan strategi pemberian vaksin. Strategi vaksinasi dibedakan menjadi dua, yaitu strategi vaksinasi konstan dan strategi vaksinasi denyut. Efek vaksinasi terhadap penyakit ini dapat dilihat dari dinamika model epidemik SIR dengan pengaruh vaksinasi konstan dan vaksinasi denyut. Secara teori, analisa dinamik model SIR dengan vaksinasi konstan sama dengan analisa dinamik model SIR tanpa vaksinasi. Analisa dinamik untuk model SIR dengan vaksinasi denyut menghasilkan solusi periodik bebas-infeksi yang stabil. Selain itu, solusi periodik model SIR dengan vaksinasi denyut lebih cepat stabil dari pada model SIR dengan vaksinasi konstan dan tanpa vaksinasi jika periode pemberian vaksin untuk strategi vaksinasi denyut T kurang dari Tc. Untuk mendukung pembahasan teori di dalam penelitian ini, dilakukan simulasi dengan menggunakan software Matlab.

Some disease may be passed from one individual to another via horizontal or vertical transmission. In this thesis, it is discussed the SIR epidemic model of disease that are both horizontally and vertically transmitted. The dynamics of this disease model is described from the behavior equilibrium point, that is epidemic equilibrium point and infection-free equilibrium point. Basic reproduction number of criteria is used to determine the stability of equilibrium point. In efforts to prevent outbreaks of diseases that are both horizontally and vertically transmitted is performed vaccination strategies. There are two vaccination strategies, namely constant vaccination and pulse vaccination. The effect of vaccination against this disease can be seen from the dynamics of SIR epidemic models with constant and pulse vaccination. Theoretical result shows that under constant vaccination, the dynamic behavior is similar to no vaccination. Under pulse vaccination, infection-free periodic solution is stable. In addition, this infection-free periodic solution is stable faster than SIR epidemic models with constant vaccination and no vaccination if vaccine delivery period for the pulse vaccination strategy T less than Tc. To support the discussion of the theory in this study, we perform some simulations using the software Matlab."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T32255
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eksaura Syifana Putri
"Seiring dengan penambahan kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta, menjadikan pemerintah khususnya pemerintah provinsi DKI Jakarta melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penularan salah satunya dengan melalui pelaksanaan program vaksinasi COVID-19. Pada era digital sekarang ini, penyebaran berita hoaks sangat membahayakan kehidupan manusia dan dapat merugikan berbagai pihak.  Berita hoaks yang akhir-akhir ini bersebaran yaitu berita hoaks terkait vaksinasi COVID-19. Berita hoaks tersebut menyangkut isu, antara lain vaksin yang menyebabkan gelombang elektromagnetik, vaksin dapat berujung pada kematian, dan penyebaran COVID-19 varian Delta disebabkan oleh program vaksinasi yang digencarkan oleh pemerintah. Kemampuan literasi digital seseorang dalam memahami informasi sangat diperlukan untuk menekan penyebaran berita hoaks terkait vaksinasi COVID-19 di kalangan masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat tingkat literasi digital pada program vaksinasi COVID-19 di DKI Jakarta. Teori yang digunakan adalah teori konsep literasi digital yang dielaborasi dari pendapat beberapa ahli. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data mixed methods yaitu metode survei dan wawancara mendalam. Teknik pengambilan sampel untuk survei menggunakan accidental sampling sedangkan wawancara mendalam menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak  296 orang yang didapatkan melalui kuesioner daring. Data yang diperoleh diolah menggunakan IBM SPSS 25 melalui analisis statistik deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat DKI Jakarta memiliki tingkat literasi digital pada kategori sedang. Merujuk pada analisis dimensi technical skill (information and data literacy), dimensi Communication and collaborative skills, dimensi Content evaluation (critical skill), dan dimensi safety, tingkat literasi digital masyarakat DKI Jakarta sebesar 72% berada pada kategori sedang. Namun, kemampuan literasi digital masyarakat harus terus ditingkatkan kembali dan diperlukan kerja sama dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, hingga individu masing-masing.

Along with the addition of positive cases of COVID-19 in DKI Jakarta, the government, especially the DKI Jakarta government, has made various efforts to reduce the transmission rate, one of which is through the implementation of the COVID-19 vaccination program. In today's digital era, the spread of hoax news is very dangerous for human life and can harm various parties. The hoax news that has recently spread is related to hoax news related to the COVID-19 vaccination. The hoax news related to issues, including vaccines that cause electromagnetic waves, vaccines that can lead to death, and the spread of the Delta variant of COVID-19 caused by the vaccination program that was intensified by the government. A person's digital literacy ability in understanding information is very necessary to suppress the spread of hoax news related to COVID-19 vaccination among the public. This study was conducted to analyze the level of digital literacy in the COVID-19 vaccination program in DKI Jakarta. The theory used is the theory of the concept of digital literacy which is elaborated from the opinions of several experts. The research approach used is a quantitative approach with mixed methods data collection techniques, namely survey methods and in-depth interviews. The sampling technique for the survey used accidental sampling, while in-depth interviews used purposive sampling. The number of respondents in this study was 296 people who were obtained through online questionnaires. The data obtained were processed using IBM SPSS 25 through descriptive statistical analysis. The results of this study indicate that the people of DKI Jakarta have a digital literacy level in the medium category. Referring to the analysis of the dimensions of technical skills (information and data literacy), dimensions of Communication and collaborative skills, dimensions of Content evaluation (critical skills), and dimensions of safety, the level of digital literacy of the people of DKI Jakarta is 72% in the medium category. However, the community's digital literacy skills must continue to be improved and cooperation from various parties is needed, starting from the government, non-governmental organizations, academics, to each individual."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Aditya
"Pemerataan pelayanan bagi seluruh kalangan merupakan sebuah topik yang sering diperbincangkan di tingkat internasional dan juga nasional. Kerentanan lansia membuat percepatan akan vaksinasi diperlukan untuk mencegah Covid-19. Dalam pelaksanaannya diperlukan akses yang baik dan kebijakan yang memadai untuk lansia dalam proses vaksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akses lansia pada program vaksinasi Covid-19 di Kota Tangerang, dengan menggunakan teori akses dari Saurman (2016) yang membagi akses menjadi 6 dimensi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pendekatan post positivist melalui teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa akses pelayanan vaksinasi lansia sudah tersedia dengan baik secara fisik maupun akses non fisik, namun, terdapat beberapa hal yang perlu dioptimalkan terutama dalam hal sumber daya pemerintah maupun terkait koordinasi antar elemen agar pelayanan dapat diakses dengan baik oleh masyarakat lansia. Kemudian diperlukan ketersediaan lansia dalam mengakses pelayanan tersebut dengan baik, hal tersebut disebabkan terdapat ketimpangan antara masyarakat yang bersedia untuk mencari informasi mengenai pelayanan dan mendapatkan pelayanan tersebut dengan masyarakat yang tidak memiliki keperdulian atau kemauan dalam mengakses pelayanan vaksinasi Covid-19

Equitable distribution of services for all circles is a topic that is often discussed at the international and national level. The vulnerability of the elderly makes the acceleration of vaccination necessary to prevent Covid-19. In its implementation, it is necessary to have good access and adequate policies for the elderly in the vaccination process. This study aims to analyze the access of the elderly to the Covid-19 vaccination program in Tangerang City, using the access theory from Saurman (2016) which divides access into 6 dimensions. This research is a descriptive research, with a post-positivist approach through data collection techniques in-depth interviews and literature study. The results in this study indicate that access to vaccination services for the elderly is available both physically and non-physically, however, there are several things that need to be optimized, especially in terms of government resources and related to coordination between elements so that services can be accessed properly by the elderly community. Then the availability of the elderly is needed in accessing these services properly, this is because there is an imbalance between the elderly community who are willing to seek information about services and get these services and the elderly people who do not have the concern or willingness to access Covid-19 vaccination services."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aanisah Rizka Qurrota
"Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang menyebabkan kematian. TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang umumnya menyerang paru-paru. Berbagai pendekatan matematika telah dilakukan dalam menganalisis penyebaran TB. Pada skripsi ini, dikonstruksi model penyebaran TB dengan pendekatan sistem persamaan diferensial, dimana populasi manusia dibagi ke dalam beberapa kompartemen berdasarkan status kesehatannya. Beberapa fakta penting yang dipertimbangkan dalam model di skripsi ini antara lain keberadaan manusia yang terinfeksi TB laten, keterbatasan kapasitas rumah sakit, serta intervensi di lapangan, yaitu vaksinasi dan perawatan terpantau. Dari model yang telah dibangun, dilakukan kajian analitik yang meliputi analisis eksistensi serta kestabilan dari titik-titik keseimbangannya dan hubungannya dengan bilangan reproduksi dasar (R0). Kemudian, dilakukan simulasi numerik yang mencakup analisis sensitivitas dan elastisitas (R0) serta simulasi autonomous dari model. Berdasarkan kajian analitik dan kajian numerik yang telah dilakukan, didapatkan informasi bahwa vaksinasi dan perawatan terpantau sukses mereduksi penyebaran TB. Lebih jauh, didapatkan bahwa intervensi vaksinasi jauh lebih menjanjikan dalam upaya eradikasi TB dibandingkan dengan perawatan terpantau.

Tuberculosis (TB) is an infectious disease that causes death. TB is caused by Mycobacterium tuberculosis bacteria which commonly attack the lungs. Various mathematical approaches have been done to analyze the spread of TB. In this study, the mathematical model of TB transmission is constructed using the approach of an ordinary differential equation system, where the human population is divided into several sub-populations based on their health status. Several important facts considered in the model's construction are the existence of latent TB, the limit of the hospital's capacity, and some of the interventions applied; vaccination and observed treatment. From the constructed model, an analytical study that covers the existence as well as the stability analysis of the equilibrium points, and determining the basic reproduction number (R0) is performed. Moreover, a numerical study that covers the elasticity analysis of R0 and autonomous simulations is performed in this thesis. Based on the analytical and numerical study, it is known that both vaccination and observed treatment successfully reduce TB transmission. Furthermore, it is known that vaccination intervention is way more promising in eradicating TB compared to observed treatment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haura Syifa
"COVID-19 merupakan penyakit menular pada saluran pernapasan yang muncul sejak akhir tahun 2019. Salah satu upaya dalam menangani COVID-19 adalah melalui vaksinasi. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dapat dirasakan oleh sebagian penerima vaksin COVID-19. Penelitian ini betujuan untuk menganalisis kejadian ikutan pasca vaksinasi COVID-19 dan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tersebut di Puskesmas Kelurahan Jatiwaringin-Jati Cempaka. Penelitian observasional dengan desain cross-sectional dilakukan melalui kuesioner daring. Kuesioner penelitian yang digunakan telah melalui uji validasi. KIPI vaksin COVID-19 diamati pada 200 responden penelitian yang menerima vaksin Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna. Sebagian besar responden mengalami KIPI setelah menerima vaksin COVID-19. KIPI vaksin COVID-19 yang paling banyak dilaporkan adalah nyeri/pegal pada tempat suntikan (19,29%), peningkatan rasa kantuk (12,89%), lelah/lesu/kurang bertenaga (10,22%), demam (9,51%), nyeri sendi/otot (7,73%), serta meriang/menggigil dan sakit kepala (6,13%). Kejadian ini paling umum dialami penerima vaksin Moderna, setelah penyuntikan dosis ketiga, perempuan, berusia < 60 tahun, memiliki indeks massa tubuh (IMT) rendah-normal < 25, dan dengan komorbid. KIPI vaksin COVID-19 dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Jenis dan dosis vaksin mempengaruhi kejadian ikutan demam, lokal, neuromuskular-skeletal, dan saraf. Jenis kelamin dan komorbid mempengaruhi kejadian ikutan lokal. Usia mempengaruhi kejadian ikutan demam dan neuromuskular-skeletal, sedangkan IMT tidak mempengaruhi seluruh kejadian ikutan pasca vaksinasi COVID-19 yang diamati.

COVID-19 is an infectious disease of the respiratory tract that has emerged since the end of 2019. One of the efforts to deal with COVID-19 is through vaccination. Adverse Events Following Immunization (AEFI) can be perceived by some recipients of the COVID-19 vaccine. This study aimed to analyze the side effects of COVID-19 vaccination and the factors influencing the incident at Jatiwaringin-Jati Cempaka Community Health Center. An observational study with a cross-sectional design was conducted through an online questionnaire. The research questionnaire used has gone through a validation test. The COVID-19 vaccine AEFI was observed in 200 study respondents who received Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, and Moderna vaccines. Most of the respondents experienced AEFIs after receiving the COVID-19 vaccine. The most commonly reported adverse events were pain/soreness at the injection site (19.29%), increased drowsiness (12.89%), fatigue/lethargy/lack of energy (10.22%), fever (9, 51%), and joint/muscle pain (7.73%). The events were most common in Moderna vaccine recipients, people after the third dose injection, women, people aged < 60 years, people with a low-normal body mass index (BMI) < 25, and people with comorbidities. The COVID-19 vaccine AEFI can be influenced by several factors. The type and dose of vaccine affected the incidence of fever, local, neuromuscular-skeletal, and nervous system events. Gender and comorbidities affected local events. Age affected the incidence of fever and neuromuscular-skeletal events, while BMI did not affect any observed adverse events following COVID-19 vaccination."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shella Adelina
"Tesis ini menginvestigasi pengaruh framing informasi terhadap penerimaan vaksinasi virus Nipah, mengevaluasi peran moderasi dari persepsi risiko individu dan preferensi medis. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode eksperimen, dengan framing informasi ditampilkan melalui vignette (gain vs loss) terkait manfaat dan risiko vaksinasi virus Nipah. Penelitian menggunakan desain between subject, melibatkan 376 partisipan (234 perempuan, 142 laki-laki). Temuan menunjukkan bahwa efek framing informasi bersifat dinamis dan tidak konsisten dalam memengaruhi penerimaan vaksinasi. Persepsi risiko berperan sebagai moderator, di mana individu dengan karakteristik persepsi risiko tinggi lebih responsif terhadap loss-framed yang menekankan kerugian dari tidak mendapatkan vaksinasi. Preferensi medis, terbagi menjadi medical maximizer dan medical minimizer, juga memoderasi pengaruh framing informasi. Dalam konteks kesediaan membayar vaksinasi, individu dengan persepsi risiko tinggi lebih bersedia membayar ketika informasi menekankan manfaat, begitu pula dengan medical maximizer yang bersedia membayar lebih tinggi ketika diberikan gain-framed. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang kompleksitas faktor psikologis dan preferensi individual dalam pemahaman perilaku vaksinasi. Implikasinya termasuk desain strategi komunikasi kesehatan yang lebih efektif, responsif, dan adaptif untuk menghadapi potensi wabah di masa depan.

This thesis investigates the impact of information framing on the acceptance of Nipah virus vaccination, evaluating the moderating roles of individual risk perception and medical preferences. The study employs a quantitative approach and experimental methodology, presenting information framing through vignettes (gain vs. loss) concerning the benefits and risks of Nipah virus vaccination. A between-subjects design involves 376 participants (234 females, 142 males). Findings reveal that the effects of information framing are dynamic and inconsistent in influencing vaccination acceptance. Risk perception acts as a moderator, with individuals characterized by high-risk perception being more responsive to loss-framed messages emphasizing the drawbacks of not vaccinating. Medical preferences, categorized as medical maximizers and medical minimizers, also moderate the effects of information framing. In the context of willingness to pay for vaccination, individuals with high-risk perceptions are more willing to pay when the information emphasizes benefits, as are medical maximizers when presented with gain-framed messages. This research provides in-depth insights into the complexity of psychological factors and individual preferences in understanding vaccination behavior. Implications include designing more effective, responsive, and adaptive health communication strategies to address potential outbreaks in the future."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>