Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122727 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Impressionism is an art movement that firstly estabilished in France in the middle of 19th century. Claude Monet,Edouard Monet, Pierre - aguste Renoir and edgar Degas are famous male impressionist artists that were known by may, yet there are famous male impressionists such as Berthe Morisot, Mary Cassatt, Eva Gonzales and Marie Bracquemond that deserve to be known as well...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Thomson, Belinda
London Thames & Hudson 2000,
R 709.0343 Tho i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Shintia Pramesti
"Vincent van Gogh, seorang pelukis terkenal dari Zundert, Belanda merupakan salah satu pelukis yang menghasilkan berbagai karya lukis termahal di dunia. Aliran lukisan van Gogh yaitu post-impresionisme membuat setiap karyanya sangat berkesan karena ungkapan perasaan dituangkan di dalam lukisannya. Salah satu lukisan fenomenalnya berjudul, Portret van Dr. Gachet 1890 . Lukisan ini diteliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan bantuan teori Mimesis dari Plato dan teori warna dari Brewster. Foto lukisan diamati sehingga karakteristik aliran post-impresionisme di dalam lukisan Portret van Dr. Gachet 1890 dapat terbaca. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa lukisan ini merupakan lukisan Post- Impresionisme. Perbedaan kedua lukisan tersebut terletak pada pemilihan warna dan abstraksi di dalam masing-masing lukisan. Lukisan tersebut juga identik dengan pengalaman pribadi van Gogh, yang menggunakan perasaan di setiap karyanya.

Vincent van Gogh, a famous painter from Zundert, Netherlands is one of the most expensive painters in the world. The flow of van Gogh 39;s painting of post-impressionism makes each of his works very memorable because of the expression of feelings poured in his paintings. One of his phenomenal paintings is entitled, Portret van Dr. Gachet 1890 . This painting is examined using qualitative research methods and assisted by the Mimesis theory of Plato and the color theory of Brewster. Photographs of the paintings were observed so that the characteristics of post-impressionism flow in Portret van Dr.Gachet 1890 can be recognized. The result of this research show that this painting is a Post-Impressionism painting. The difference between the two paintings lies in the selection of colors and abstractions within each painting. The painting is also similar with Van Gogh 39;s personal experience, which uses feelings in each of his works.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Smithsonian Institution, 2000
759.13 Smi
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cunningham, Antonia
Parragon: Queen Street House, 2001
R 759.4 CUN i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ganes Woro Retnani
"Makalah ini merupakan analisis mengenai Van Gogh dan kedua lukisannya yang berjudul The Potato Eaters dan Starry Night. Tujuan makalah ini untuk untuk mengetahui karakteristik kedua lukisan Van Gogh yang berjudul The Potato Eaters dan Starry Night dalam hubungan dengan aliran Impresionisme dan Post- Impresionisme, sekaligus gaya Van Gogh sebagai pelukis beraliran Post- Impresionisme. Makalah ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan mengenai karakteristik Impresionisme dan Post- Impresionisme.

This paper is an analysis about Van Gogh and his two paintings with the title The Potato Eaters and Starry Night. This paper purpose is to know the characteristics of two of Van Gogh’s paintings with the title The Potato Eaters and Starry Night in relation with Impressionism and Post- Impressionism and with Van Gogh’s style as Post- Impressionism artist. This paper uses literature study approach of Impressionism and Post- Impressionism characteristics.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Thomson, Belinda
New York: Thames & hudson, 2000
R 759.054 THO i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Goyens de Heusch, Serge
Anvers: Fonds Mercator, 1988
R 759.05 GOY i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiani Harwanto
"Masalah penelitian ini adalah proses kreativitas para perupa kontemporer Indonesia dalam mempertahankan kesehatan jiwa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan terlibat dan studi dokumentasi.
Temuan penelitian ini adalah:
(1) Permasalahan kehidupan para perupa yang bersumber pada aspek kebudayaan, psikologis, dan ekologis yang mempengaruhi proses berkarya. Proses berkarya para perupa merupakan strategi untuk mempertahankan kesehatan jiwa. Temuan ini memberikan kontribusi baru dalam seni rupa Indonesia karena pemahaman selama ini proses berkarya hanya selalu dihubungkan dengan seni untuk seni dan art therapy bagi orang yang sakit jiwa. Pemahaman yang kedua hanya bisa digunakan pada cara menyembuhkan orang yang sakit jiwa atau seni rupa orang yang sakit jiwa. Pendapat seni untuk seni semata tidak bisa dipertahankan karena masalah seni bukan hanya dikaji dengan seni semata melainkan dapat juga terkait dengan masalah kesehatan jiwa. Temuan ini diperkuat dengan adanya kecenderungan perkembangan seni yang tanpa sekat dan lintas disiplin (Alisyahbana, 1983). Temuan ini memperkuat pendapat Narol (1962; Lumsden, 1975; McElroy dan Towsend, 1979, Picasso, dalam Soemantri, 1998).
(2) perupa kontemporer mempunyai sikap yang menjunjung kebebasan. Setiap perupa bebas menentukan media visual yang akan dipilih dengan lintas batas-batas bahkan cenderung menggabungkannya. Setiap perupa mempunyai karakteristik masing-masing yang dipengaruhi pengalaman hidup, latar belakang pendidikan, latar belakang sosial budaya, dan proses kreativitas termasuk pandangan mereka tentang hidup dan kehidupan. Temuan ini memberikan pemahaman baru terhadap karakteristik seni rupa kontemporer. Temuan ini menolak pendapat (Soedarso, 2000) karena aspek kontemporer menekankan pada kesatuan unsur -unsur visual dan non-visual, dan proses kreativitas yang memberikan kebebasan, serta selalu berhubungan dengan situasi kekinian (Santayana, 1998). Temuan ini memperkuat pendapat Al Hassan (dalam Gombrich,1965: 15);
(3) strategi penanggulangan perasaan tertekan (coping grass) berhubungan dengan pandangan perupa tentang karya, hidup, dan interaksi manusia dan lingkungan. Pandangan tentang berkarya seni dipahami perupa sebagai pemegang otoritas tunggal, kebebasan bereskpresi, pengakuan terhadap eksistensinya, kompensasi atas permasalahan, sarana kornunikasi dengan siapa saja tanpa mengggunakan topeng "apa adanya atau ada adanya", sarana meditasi, media pemberdayaan manusia, ringannya beban, rasa syukur kepada Tuhan, Yang memberi bakat dan ibadah. Temuan ini berbeda dengan Dewey (1964), Langer (1962), Croce (1964)."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T2948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Monica
"Subjek penelitian di dalam penulisan ilmiah ini merupakan seorang perupa Yogyakarta bernama Nasirun. Fokus permasalahan yang diangkat dari beliau, yakni bagaimana dunia tradisi dari pengalaman masa lampau Nasirun, tidak hanya berperan sebagai sumber inspirasi bagi penciptaan anak karyanya, melainkan juga memengaruhi pembentukan karakter dan praktik di kehidupannya dalam rentang waktu yang terus berjalan. Artinya, bagi Nasirun tradisi bukanlah sebagai warisan masa silam yang beku di dalam zamannya, namun selalu dibawa dalam dimensi waktu yang berbeda, melalui aktualisasi dalam wujud lukisan dan praktik kesehariannya. Proses kontinuitas tradisi yang berjalan dari periode lampau sampai realitas kekinian tersebut, pada akhirnya mampu memosisikan Nasirun di dalam dinamika seni rupa Indonesia.

The research subject in this thesis is Nasirun, a painting artist from Yogyakarta. The focus of the issues originated from him is how the world of tradition from Nasirun’s past experiences, not only serves as the source of inspiration for his creations, but also influences his character building and everyday life practices in the span of his lifetime. It means, for Nasirun, tradition is not a past legacy frozen in its era, but always brought in different dimension of time, through the actualization in the forms of his paintings and his daily practices. The process continuity of tradition from the past to present realities finally positions Nasirun in the dynamics of Indonesian art."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>