Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193965 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denis Apriyanto
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Keseimbangan antara nutrisi yang masuk dan energi dikeluarkan untuk mencapai kesehatan optimal sangatlah penting, termasuk bagi seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu menyusui antara lain usia, genetik, status hormonal, tingkat pendidikan, penghasilan, morbiditas, praktek pemberian ASI eksklusif, dan asupan makanan. Dengan berubahnya faktor-faktor tersebut dapat membuat status gizi ibu menyusui menjadi kurang. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dan dilakukan pada 86 ibu yang mempunyai bayi berusia 1,5 bulan atau lebih yang tinggal di beberapa RW/Posyandu terpilih di Jakarta Utara pada tahun 2009. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari penelitian ”Survei Cepat Ibu Menyusui” pada beberapa Kelurahan di DKI Jakarta tahun 2005. Untuk status gizi, responden dibagi menjadi dua bagian berdasarkan indeks massa tubuh menjadi kurang dan tidak kurang dengan batasan 18,49 kg/m2. Lalu dilakukan uji statistik untuk menilai hubungan usia, tingkat pendidikan, penghasilan, morbiditas, praktek menyusui Asi secara eksklusif dengan status gizi ibu menyusui. Pasien memiliki IMT rerata 22.86 ± 3,79 kg/m2, terdiri dari ibu dengan IMT lebih 47,7%, IMT kurang 11,6%, dan IMT normal 40,7%. Dengan uji Chi-Square dan uji Fisher tidak didapatkan hubungan bermakna antara masingmasing variabel yang diteliti dengan status gizi ibu menyusui (p<0,05). Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara antara status gizi subyek dengan usia, tingkat pendidikan, penghasilan, morbiditas, dan praktek pemberian ASI eksklusif di Jakarta Utara pada tahun 2009.

The nutritional status of an individual shows how far the physiological needs have been fulfilled. The balance between the income nutrition and the outcome energy to achieve an optimum health is very important, including for a lactating woman. Factors contributing to the nutritional state of a lactating woman are the age, genetics, hormonal state, level of education, the mother’s income, the mother’s morbidity, the exclusive breastfeeding, and the intake of food. Changing those factors can lead the nutritional state of the lactating mother below the normal range. The design used was the cross-sectional study and had been done in 86 lactating mothers at North Jakarta in the year of 2009. This research uses the secondary data from the ”Quick Survey of Lactating Mother” rersearch at Jakarta in the year of 2005. For the nutritional state, all the respondents are divided into two groups acording to the body mass index, one is underweight group and the other is non-underweight group with the cut off point 18,49 kg/m2. We had been done the statistical test to assess the correlation of the age, level of education, the income, the morbidity, exclusive breastfeeding with the nutritional state of lactating mother. The result is, all the resopndents have a mean of BMI 22.86 ± 3,79 kg/m2, this includes the mothers within the overweight range 47,7%, the mothers within the underweight range 11,6%, and the mothers within the normoweight range 40,7%. With the Chi-Square test and the Fisher test, we did not find the significant relationship between those variables with the nutritional state of lactating mother (p<0,05). So we conclude that there is no significant relationship between the nutritional state of lactating mother with the age, level of education, the income, the morbidity, and the exclusive breastfeeding at North Jakarta in year 2009."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Septianingsih
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Status gizi yang baik diperoleh dari keseimbangan antara nutrisi yang masuk dan nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal, terutama ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran status gizi ibu menyusui di Jakarta Barat tahun 2009 dan hubungannya dengan kelompok usia, pendidikan terakhir, penghasilan ibu, morbiditas ibu, dan praktik pemberian ASI. Penelitian menggunakan studi cross-sectional dan dilakukan pada 92 ibu menyusui di Jakarta Barat pada tahun 2009. Data didapatkan berupa status gizi, usia, tingkat pendidikan, penghasilan ibu, morbiditas ibu, dan praktik pemberian ASI. Hubungan antara kelompok usia, tingkat pendidikan, penghasilan ibu, morbiditas ibu, dan praktik pemberian ASI dengan status gizi ibu diuji dengan uji Chi-Square (p<0,05). Dari hasil penelitian didapatkan proporsi status gizi kurang pada ibu menyusui sebesar 9,8%. Dengan proporsi usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 39 tahun 4,4%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna. Dengan proporsi ibu berpenghasilan 10,9%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna. Dengan proporsi morbiditas ibu dalam kurun waktu 2 minggu terakhir 55,4%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna. Dengan sebaran data ibu menyusui dengan tingkat pendidikan terakhir ibu rendah dan menengah 82,6%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna. Dan dengan proporsi ibu dengan praktik pemberian ASI eksklusif 38%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna juga.

Human nutritional status has showed how big individual physiological needs fulfilled. Good nutritional status is a balance between nutrition that entered and used for optimal well-being, especially lactating mothers. The objective of the study is to know the nutritional status proportion of lactating mothers in West Jakarta 2009 and the correlation with age's group, education level, mother's income, mother’s morbidity, and exclusive breastfeeding. The design used was cross-sectional study and had been done in 92 lactating mothers at West Jakarta in the year of 2009. The collected data were nutritional status, age, education level, mother's income, mother’s morbidity, and exclusive breastfeeding. The association between age, education level, mother's income, mother’s morbidity, and exclusive breastfeeding with mother's nutritional status were tested using Chi- Square test (p<0,05). Based on the result, prevalens of lactating mothers with proportion of the underweight lactating mother is 9,8%. With 4,4% subject aged less than 20 year or more than 39 year, there is no significant relationship. With 10,9% subject had their own income, there is no significant relationship. For 55,4% subject with morbidity in range of 2 latest weeks, there is no significant relationship. For 82,6% subject with low and intermediate level of education there is no significant relationship. And with mother's proportion with exclusive breastfeeding is 38%. There is also no significant relationship."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Matthew Mindo Parsaoran
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran status gizi bayi usia 1,5-8 bulan di Jakarta Utara dan hubungannya dengan jenis kelamin bayi, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, penghasilan ibu, usia ibu saat melahirkan, morbiditas diare dan Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), dan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Penelitian menggunakan studi cross-sectional dan dilakukan pada 86 responden yang memiliki bayi usia 1,5 hingga 8 bulan di Jakarta Utara. Data didapatkan berupa status gizi bayi, jenis kelamin bayi, usia ibu saat melahirkan, tingkat pendidikan ibu, penghasilan ibu, morbiditas diare dan ISPA, dan pemberian ASI yang akan diteliti hubungannya dengan status gizi bayi yang diuji dengan uji Chi-Square (p<0,05).
Dari hasil penelitian didapatkan proporsi status gizi wasted sebesar 2,3%, dengan proporsi jenis kelamin bayi laki-laki 45,3%, dan perempuan 54,7%, pemberian ASI sebesar 32,6%, ibu bekerja 11,6%, diare dan ISPA bayi dalam kurun waktu 2 minggu terakhir masing-masing 3,5% dan 32,6%, tingkat pendidikan ibu rendah 61,6%, sedang 38,4%, dan tidak ada yang tinggi, tingkat penghasilan keluarga sedang 53,5% dan tinggi 46,5, semuanya tidak memiliki hubungan yang bermakna (p>0,05).

Nutrition status of someone showing how big the individual physiological needs have been met. Nutritional status is influenced by various factors. This study aims to know the nutritional status of infants aged 1,5-8 months in East Jakarta and the relationship with the infant?s gender, history of breast feeding , maternal education level, working mother, family?s income, maternal age at giving birth, diarrhea, and upper respiratory tract infection (URTI). Research used crosssectional study conducted on 86 and respondents who have an infants aged 1.5 to 8 months in East Jakarta. Data obtained form the nutrition status of the baby, the baby's gender, maternal age at giving birth, maternal education level, working mother, family?s income, morbiditas diarrhea and URTI, and the breast feeding will be related to the nutritional status of infants tested with the Chi-Square test (p<0,05).
Research results obtained from the proportion of wasted nutritional status of 1.1%. With the proportion of boy 45.3%, and girl 54.7%, 32.6% breastfeeding, maternal age at giving birth less than 20 years and more than 35 years 26.7%, working mother 11.6%, diarrhea URTI over the last 2 weeks each 3.5% and 32.6%, low maternal education level are 61.6%, moderate family income levels are 53.5% and high are 46,5% , all does not have a meaningful association (p>0,05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S09053fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Anggarani Idham
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi bayi usia 1,5 - 8 bulan di Jakarta Barat dan hubungannya dengan jenis kelamin bayi, morbiditas diare dan Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, pendidikan terakhir ibu, ibu yang bekerja, penghasilan ibu, dan usia ibu saat melahirkan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional yang menggunakan pendekatan studi cross-sectional dan dilakukan pada 92 responden yang memiliki bayi usia 1,5 – 8 bulan di Jakarta Barat. Data yang didapatkan berupa jenis kelamin bayi, morbiditas diare dan ISPA dalam 14 hari terakhir, pemberian ASI, usia ibu saat melahirkan, tingkat pendidikan terakhir ibu, penghasilan ibu, dan ibu yang bekerja yang akan diteliti hubungannya dengan status gizi bayi dengan uji Chi-Square (p<0.05). Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 92 sampel bayi 1,5 – 8 bulan pada penelitian ini, 97,8% mengalami non wasted, 2,2% mengalami wasted dan dari hasil uji statistik didapatkan hasil bahwa jenis kelamin(P = 0,503), pemberian ASI eksklusif (P = 1,000), diare dalam 14 hari terakhir(P = 1,000), ISPA dalam 14 hari terakhir (P = 1,000), usia ibu saat melahirkan(P = 1,000), tingkat pendidikan ibu (P = 1,000), ibu yang bekerja (P = 1,000), dan penghasilan keluarga (P = 0,548) semuanya tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan status gizi bayi.

Nutritional status described how big individual physiological requirement fulfilled. Nutrition status influenced by various factors. The aim of the study was to determine the prevalence of infant’s nutritional status aged 1,5 – 8 months at West Jakarta associated with infant’s gender, diarrhea, Upper Respiratory Tract Infection (URTI), exclusive brest feeding, maternal education level, working mother, family’s income, and maternal age at giving birth. This research is an observational analytic research that using cross sectional study conducted to 92 respondents who has infants aged 1,5 – 8 months in West Jakarta. Data obtained from infant’s gender, diarrhea, Upper Respiratory Tract Infection (URTI), exclusive brest feeding, maternal education level, working mother, family’s income, maternal age at giving birth will be related to nutritional status of infants tested with chi square test (p<0,05). The results of this research show that among 92 sample, there were 97,8 % infants wasted and 2,2 % non wasted. At the end of statistic test we obtained that infant’s gender (P = 0,503), exclusive breast feeding (P = 1,000), diarrhea in last 14 days (P = 1,000), URTI in last 14 days (P = 1,000), maternal age at giving birth (P = 1,000), maternal education level (P = 1,000), working mother (P = 1,000), and family’s income (P = 0,548), all of these factors do not have significant relationship with nutritional status."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Adelina
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran status gizi bayi usia 1,5-8 bulan di Jakarta Selatan dan hubungannya dengan jenis kelamin bayi, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, penghasilan ibu, usia ibu saat melahirkan, morbiditas diare dan Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), dan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Penelitian menggunakan studi cross-sectional dan dilakukan pada 88 responden yang memiliki bayi usia 1,5 hingga 8 bulan di Jakarta Selatan. Data didapatkan berupa status gizi bayi, jenis kelamin bayi, usia ibu saat melahirkan, tingkat pendidikan ibu, penghasilan ibu, morbiditas diare dan ISPA, dan pemberian ASI yang akan diteliti hubungannya dengan status gizi bayi yang diuji dengan uji Chi-Square (p<0,05). Dari hasil penelitian didapatkan proporsi status gizi wasted sebesar 4,5 % dan status gizi non-wasted sebesar 95,5 %. Dengan proporsi jenis kelamin bayi laki-laki 51,1%, dan perempuan 48,9%, pemberian ASI sebesar 30,7%, ibu bekerja 11,4%, diare dan ISPA bayi dalam kurun waktu 2 minggu terakhir masing-masing 14,8 % dan 60,2%, tingkat pendidikan ibu rendah 54,5%, sedang 34,1 %, dan tinggi 11,1%, tingkat penghasilan keluarga sedang 48,9% dan tinggi 51,1 %, semuanya tidak memiliki hubungan yang bermakna.

Nutritional Status described how great individual physiological requirement has met. Nutritional stauus is corelated to many factors. This research’s aims are first, to know the frequency distribution of infants 1,5-8 months of age in South Jakarta and its corelation with babies’ sex, maternal education level, woking mother, familiy annual income, maternal age of giving birth, dierhea and upper respiratory track infection and eksclusive breast milk in infants.The study design of the research iscross sectional. The number of the respondent is 88. The respondents are mother who have baby 1,5-8 months of age in South Jakarta. The data that were collected are infants’ nutritional status, babies’ sex, maternal age of giving birth, maternal educational level, working mother, familiy annual income level, diarhea and upper respiratory track infection in infant and eksclusive breast milk in infants. All those variables were analyzed with Chi-square test (p<0,05). From this research, the percentage of infants with non-wasting nutritional status is 95,5 % and the percentage of wasting is 4,5 %. The percentage of boys is 51,1 % and girls is 48,9 %. Percentage of babies receiving eksclusive breast milk is 30,7%, working mother 11,4%, Dhiarhea and upper respiratory track infectin in infants rea 14,8% and 60,2%. And all of them show no significant correlation to nutriotional status."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Univeristas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Saifah
"Anak usia sekolah adalah kelompok yang berisiko terhadap masalah gizi. Salah satu penyebab masalah gizi adalah faktor perilaku. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan peran keluarga, guru, teman sebaya, dan media massa dengan perilaku gizi anak usia sekolah. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasional pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan cluster proportional 174 anak usia sekolah kelas 4,5, dan 6. Hasil menunjukkan ada hubungan bermakna peran keluarga dan media massa dengan perilaku gizi anak usia sekolah (p<0,05), tidak ada hubungan bermakna peran guru dan teman sebaya dengan perilaku gizi anak usia sekolah (ρ>0,05), media massa merupakan faktor dominan. Rekomendasi penelitian adalah integrasi pendidikan gizi dengan kurikulum, pelatihan guru UKS, peningkatan promosi kesehatan, asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah, penelitian selanjutnya tentang faktor predisposisi dan pemungkin perilaku gizi.

School-age children are the group at risk for nutritional problems. One cause nutritional problems are behavioral factors. This study aims to determine the relationship of families, teachers, peers, and mass media in nutrition behavior of school-age children. The design used was a descriptive correlation approach cross sectional. Proportional cluster sampling with 174 school age children grade 4,5,dan 6. The results showed no significant relationships family roles and the mass media with nutritional behavior of school-age children (p <0.05), there was no significant relationship roles of teachers and peers with nutritional behavior of school-age children (ρ> 0.05), the mass media is dominant factor. Recommended research is the integration of nutrition education with curriculum, teacher training school health, increased health promotion, family nursing care with school-age children, further research on predisposing and enabling factors of nutrition behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia, 1987
363.8 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ronco, Alvaro Luis
"The book is the first one published exclusively on the field of nutritional epidemiology of breast cancer. It summarizes the currently existing knowledge, with an updated and comprehensive international bibliography (~ 1.000 references). The authors also performed a review on the epidemiological studies on nutrition and breast cancer carried out in Uruguay between 1994 and 2011, which allowed exploring and identifying the main risk and protective factors for the disease in this high-risk country. "
Dordrecht: [, Springer], 2012
e20410803
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novita
"Perilaku pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari target Renstra Depkes 2005-2009 sebesar 80%. Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 prosentase anak dibawah usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif adalah 39,8%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu, faktor pelayanan kesehatan, immediate breastfeeding dan pemberian kolostrum dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok Tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder Praktikum Kesmas Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2008 dengan disain cross sectional. Sampel berjumlah 406 terdiri dari ibu yang mempunyai baduta terakhir usia 6-23 bulan dan merupakan anak kandung. Cara pengambilan sampel dengan multi stages stratified random sampling. Analisis data dilakukan dengan metode chi square bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan di wilayah Puskesmas Pancoran Mas adalah sebesar 20,4%, masih jauh dari target Renstra Depkes 2005-2009 yaitu sebesar 80%. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara immediate breastfeeding dan pemberian kolostrum dengan pemberian ASI eksklusif, serta tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik ibu, pengetahuan ibu, riwayat ANC, tempat bersalin dan penolong persalinan dengan pemberian ASI eksklusif.
Perlu dilakukan pelatihan konseling menyusui bagi petugas kesehatan khususnya bidan yang ada di wilayah Puskesmas Pancoran Mas, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ASI eksklusif, meningkatkan tatalaksana rumah sakit yang mendukung keberhasilan menyusui, memonitor praktek immediate breastfeeding, pemberian ASI eksklusif dan praktek tetap melanjutkan ASI sampai usia dua tahun."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanny Harmani
"Masalah gizi yang tidak seimbang merupakan salah satu penentu utama kualitas sumber daya manusia. Gangguan gizi kurang pada bayi dan anak balita akan membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik maupun mental, selain itu juga penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit infeksi. Untuk mendapatkan gizi yang baik pada bayi yang baru lahir, maka ibu harus sesegera mungkin menyusui bayinya, karena Air Susu Ibu (ASI) memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Oleh sebab itu bayi umur di bawah 4 bulan dianjurkan hanya diberi ASI tanpa Pengganti ASI ( PASI ) ataupun makanan pendamping yang hanya diberikan pada bayi umur 4 bulan ke atas (Depkes RI,1992). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran faktor faktor yang berhubungan dengan pola menyusui di wilayah pemukiman kumuh Kelurahan Pisangan Baru Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode statistik analitik dan rancangan cross sectional. Denis penelitian ini termasuk jenis penelitian survey dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data, populasi dan sampel adalah ibu-ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 4 - G bulan yang melahirkan di 3 Klinik Bersalin Kelurahan Pisangan Baru, dan jumlah sampel yang dilakukan secara total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57,3 % responden mempunyai pola - menyusui yang balk, namun masih ada 42,7 % responden yang pola menyusui bayinya kurang baik. Hubungan antar dua variabel dengan menggunakan uji Kai Kuadrat menunjukkan hasil yang bermakna bila p < 4,05 yaitu pada variabel umur, pengetahuan dan sikap terhadap pola menyusui. Sedangkan variabel yang tidak bermakna adalah variabel tingkat pendidikan, status pekerjaan dan status ekonomi terhadap pola menyusui dengan p > 0,05. Dari hasil hubungan multi variabel dengan uji Regresi Logistik menunjukkan bahwa variabel sikap yang paling berpengaruh terhadap pola menyusui.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan beberapa hal berikut; perlu lebih ditingkatkan penyuluhan dengan metode konseling dan demonstrasi bagi ibu hamil, menyusui dan keluarga tentang pola menyusui yang baik, waktu pemberian pengganti ASI dan makanan pendamping ASI. Bagi penentu Bidang Kesehatan perlu adanya pengawasan pelaksanaan program ASI eksklusif, promosi ASI eksklusif dan rawat gabung serta tidak melakukan promosi susu formula di Klinik Bersalin dan Rumah Sakit. Bagi Peneliti lain, perlu adanya penelitian selanjutnya tentang pola menyusui di wilayah kumuh perkotaan dengan melihat variabel paritas, lingkungan keluarga dan teman, tempat tinggal, sosial budaya, norma, keyakinan dan suku.

Factors Related With Breastfeeding Pattern In Slum Area Of Pisangan Baru District In East Jakarta, 1999The malnutrition is most problem in human resources quality. Malnutrition in babies and children causes negative effects for their physical and mental growth beside decrease their body defense and could infect by infection disease easily. To make a good nutrition, mother should be breastfeeding her baby immediately postnatal, because ASI is important thing to make baby healthy and protection his lives. Babies with age less than 4 months old suggest to give breastfeeding only without any supplementary foods (Depkes RI,1992). The research to get a description about factors related with breastfeeding pattern in slum area of Pisangan Baru District in East Jakarta.
The research used quantitative approach in analytical and statistical method and cross sectional design.This is a kind of survey research with questionnaire as a tool to collect data and population with breastfeeding mother which having 4 - 6 months old baby and born in 3 Birth Clinic Pisangan Baru disrict. Sample was choice by total sampling method.
The result of research indicate about- 57,3 % respondent have a good breastfeeding pattern, but about 42,7 % respondent indicate have a bad breastfeeding pattern. Correlation between two variables indicate significant result if p < 0,05 for attitude, knowledge and age variables in breastfeeding pattern. Otherwise for level education, occupation status and economic status indicate not significant result for p > 0,05 in breastfeeding pattern. The result of multivariate analysis used Logistic Regression showed attitude variable is very interaction with breastfeeding pattern.
This study recommended that in order to increase monitoring ASI exclusive program, campaign with counseling and demonstration to pregnant and breastfeeding woman and their families with a good breastfeeding pattern, and on time to give PASI or supplementary foods. For decision maker in Heatlh Departemen to increase controlling and promotion ASI exclusive program, care united and not promotion milk instant in hospital. For researches can to be continued this study with parity, family and friend environment, address, culture, value and tribe variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>