Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205812 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Gusti Ayu Karnasih
"ABSTRAK
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil merupakan permasalahan dunia. Penelitian ini menggunakan pendekatan ethnografi. Tujuan penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran nilai dan budaya yang mempengaruhi perilaku konsumsi tablet besi pada ibu hamil suku Madura di Desa Bintaro kabupaten Jember. Sepuluh partisipan terlibat dalam penelitian ini. Data dikumpulkan menggunakan wawancara mendalam, pengamatan berpatisipasi, dan field note. Data yang terkumpul dibuat transkrip sebelum dianalisa dengan menggunakan content analisis. Empat tema ditemukan dalam penelitian ini meliputi: persepsi dan pengetahuan tentang tablet besi; perilaku dalam mengkonsumsi tablet besi; nilai dan budaya yang mempengaruhi konsumsi tablet besi; persepsi tentang pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan pada Antenatal Care, serta dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu hamil.

ABSTRACT
Iron deficiency anemia is a common problem of pregnant women in the world. This is a qualitative study using ethnography approach. The goal of this study is to get the picture of the influence of local value and traditions on the iron supplement consumption of pregnant women from Madura tribe in Bintoro village Jember district. Ten participants were recruited in this study. The data was collected by using in-depth interview, participative observation, and field note. The data was transcribed before it was analyzed using content analysis. The findings of this study propose four themes: knowledge and perception of pregnant women on iron supplement; pregnant women behavior on iron supplement consumption; the influence of local value & tradition on iron supplement consumption; perception on health care services. The implication of this study is that the findings can be used for ante-natal care, and can be useful for pregnant women for their own goods."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilwa Taqiyyah Hanan
"Angka Kematian Neonatal AKN merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan ibu dan anak. Data WHO menunjukkan AKN Indonesia sebesar 13,7 dan SDKI 2012 menyatakan sebesar 19, yang mana memilki kontribusi terhadap 59 kematian bayi. AKB di tahun yan sama sebesar 32. Kondisi selama kehamilan menjadi faktor penyebab umum kematian neonatal, sehingga program pelayanan kesehatan ibu hamil menjadi penting dalam menurunkan AKN, seperti pemberian tablet besi dan suntik anti tetanus. AKN disebabkan oleh beberapa hal, satu diantaranya adalah BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat asosiasi antara konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian BBLR dan pada konsumsi keberapa akan berpengaruh terhadap penurunan risiko BBLR. Didapatkan dari analisis chi square bahwa konsumsi tablet tambah darah sesuai dengan anjuran pemerintah yaitu minimal 90, tidak menunjukan adanya hubungan, dengan p value= 0,415 dan nilai OR 1,072 95 CI 0,8441,366 . Pun setelelah dikontrol dengan variabel usia ibu melahirkan, status sosial dan ekonomi, pendidikan ibu, paritas dan kehamilan ganda, tetap menunjukkan asosiasi negatif. Peneliti mencoba mengubah cut off menjadi 150, maka didapatkan konsumsi >150 asosiasi menunjukan positif p value= 0,032 dan OR 1,372 95 CI 1,027-1,833 . Setelah dilakukan analisis dengan memasukkan variabel kontrol, asosiasi yang ditunjukkan menjadi negatif dan nilai OR menunjukan bahwa konsumsi tablet >150 memiliki 0,8 odds lebih kecil untuk terkena BBLR. Sehingga perlu ibu hamil perlu mengonsumsi secara rutin tablet tambah darah yang diberikan oleh petugas kesehatan setempat setidaknya selama 5 bulan lebih dalam rangka menurunkan risiko terjadinya BBLR.

Neonatal mortality rate NMR is one of inidicators that determine the maternal and child health. WHO shows that NMR in Indonesia is 13,7 and SDKI 2012 states 19, which has contribution to 59 infant mortality. Infant Mortaliry Rates is 32 at the same year. Bad conditions while mother was pregnant are common cause of neonatal mortality, so maternal health care programs are important to reduce NMR, such as iron tablets and anti tetanus injection. NMR is caused by several things, on of them is Low Birth Weight LBW. This research aims to know the association between iron tablets and the newborns with LBW and which consumption the risk of newborns with low weight will be decrease. After analysed with chi square consumption that government recommendation at least 90 doesnt show any relationship with p value 0,415 and OR 1,072 95 CI 0,8441,366. Even after controlled by maternal ages, wealth index, maternal education, parity, and multiple pregnancy. Researchers tried to convert the cut off to 150, and the result shows positive p value 0,032 and OR 1,327 95 CI 1,027 1,833 . After controls variables in, the association became negative with OR shows that consumption 150 has 0,8 odds smaller to LBW. So, pregnant women should consume the iron tablets routinely at least 5 months, better more, to reduce the risk of LBW."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lini Anisfatus Sholihah
"Ibu hamil merupakan salah kelompok berisiko untuk kekurangan gizi karena tabu makanan. Tabu makanan masih banyak dijumpai pada masyarakat dengan etnis budaya yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku tabu makanan ibu hamil pada suku Tengger di Ngadas, Malang. Desain studi adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode FGD pada ibu hamil dan wawancara pendalam dengan tetua masyarakat, keluarga, serta petugas kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil masih mematuhi tabu makanan yang telah diturunkan antargenerasi. Faktor pencetus antara lain pengetahuan, kepercayaan, nilai, dan sikap. Baik ibu hamil, keluarga, kader kesehatan, dan tetua masyarakat memiliki sikap yang positif terkait tabu makanan kehamilan sedangkan bidan memiliki sikap negatif dan cenderung tertutup dengan permasalahan tabu yang ada. Tabu makanan yang ada didasarkan pada kepercayaan bahwa menghindarkan makanan tersebut dapat melindungi ibu dan janinnya dari bahaya tertentu dan adanya nilai suci untuk tidak saling membunuh sesama makhluk. Faktor pendukung antara lain adanya pitutur sebagai akses informasi mengenai pantangan makan dan keterbatasan fungsi Posyandu. Faktor penguat meliputi pengaruh orang tua, mertua, suami, dukun bayi (paraji), tetangga, dan bidan. Diperlukan adanya penyuluhan terkait tabu makanan kehamilan pada keluarga, dukun bayi, dan ibu hamil oleh bidan.

Pregnant woman is one of the group with undernutrition risk because of food taboo practice. Food taboo is still exist in the community with strong culture. This research aimed to explain the food taboo behavior among the pregnant woman of Tengger tribe live in Ngadas, Malang. Study design is descripive qualitative by using FGD with pregnant women and indepth interview with elders, family, and health care workers. The result shows that pregnant women still obey the abdicated intergeneration food taboos. Predisposising factors are knowledge, belief, value, and attitude. Pregnant woman, family, kader, and elders have positive attitudes toward food taboo while midwife has negative and covert attitudes. Food taboo exist is based on the belief that by avoiding the food, mother and fetus can be saved from certain dangers and also teach the value of not killing the living creatures. Enabling factors consist of utterance as the information access of food taboo and limitation of Posyandu. Reinforcing factors include the influence of parents, mother in law, husband, paraji, neighbor, and midwife. Midwife should give informations to family, paraji, and pregnant woman about the food taboo.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Rosita
"ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Tablet Zat Besi Fe Terhadap KejadianAnemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Karang Asam Kota Samarinda Tahun2015 - 2017Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemiagizi, yang merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruhdunia. Anemia pada wanita hamil dapat menimbulkan dampak sejak kehamilan,setelah lahir, usia sekolah hingga masa dewasa. Tujuan dari penelitian ini untukmengetahui pengaruh pemberian tablet zat besi Fe pada ibu hamil terhadapkejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas karang Asam Kota Samarinda Tahun2015 ndash; 2017. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif mixmethod . Adapun penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian KohortRetrospektif penelitian kuantitatif difokuskan pada pengambilan data pemberiantablet zat besi Fe , kejadian anemia, usia, pendidikan, pekerjaan, paritas dankunjungan ANC. Sedangkan jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalahpenelitian eksplanatory sekuensial. Dalam penelitian ini data penelitian kualitatifmelengkapi data kuantitatif. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chisquare bivariat . Hasil uji statistik variabel umur, pendidikan, pekerjaan, paritasdan kunjungan ANC menunjukkan hasil tidak berhubungan dengan anemia secarastatistik. Sedangkan secara kualitatif hal tersebut mempengaruhi anemia. Dari hasilterlihat gambaran kejadian anemia pada ibu hamil setelah diberikan Tablet Feberdasarkan pemeriksaan HB 2 menunjukkan proporsi ibu yang masih anemiasetelah di beri tablet Fe adalah 26,9 . Saran: diharapkan petugas meningkatkanmutu pelayanan KIA dan pemantauan minum tablet Fe.Kata kunci: Pemberian Tablet Fe, anemia, Ibu Hamil.

ABSTRACT
The Influence of Iron Tablet Fe on Anemia in Pregnant Womenat Puskesmas Karang Asam of Samarinda City 2015 ndash 2017One of the most common nutritional problems in pregnant women isnutritional anemia, which is the largest and most difficult micronutrient problemresolved worldwide. Anemia in pregnant women can have an impact frompregnancy, after birth, school age to adulthood. The purpose of this research is toknow the effect of giving iron tablet Fe on pregnant mother to the occurrence ofanemia in pregnant woman at Puskesmas Kayu Asam Samarinda in 2015 2017.The research is done by qualitative and quantitative method mix method . Thequantitative research using the research design Cohort Retrospective quantitativeresearch focused on taking data of iron tablet Fe , anemia, age, education,occupation, parity and ANC visit. While the type of qualitative research used issequential eksplanatory research. In this study qualitative research data complementthe quantitative data. Processing and data analysis using chi square test bivariate .The result of statistic test of ANC age, education, work, parity and visit variablesshowed that the results did not correlate with anemia statistically. Whilequalitatively it affects anemia. From the results seen the picture of the incidence ofanemia in pregnant women after given Fe tablet based on HB 2 examination showedthe proportion of anemic mothers after giving Fe tablet was 26,9 . Suggestion itis expected that the officer will improve the quality of KIA service and monitor thedrinking of Fe tablets.Keywords Giving of tablet Fe, anemia, Pregnant mother"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiyah Amirah
"Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (2018) menunjukkan bahwa persentase anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 48.9%. Hal ini dikarenakan dalam tubuh ibu hamil terjadi peningkatan volume darah dan peningkatan kebutuhan eritrosit untuk mendukung pertumbuhan janin, pembentukan plasenta dan payudara. Oleh karena itu, diperlukan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk mencegah dan menganggulangi anemia gizi besi. Pada laporan tugas khusus ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai peningkatan pengetahuan ibu mengenai anemia dan tablet tambah darah melalui kuesioner pre-test dan post-test. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu penyuluhan melalui penyuluhan kesehatan secara tatap muka di depan Poli KIA Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Berdasarkan dari hasil pengisian 79 kuesioner post-test yang telah dibagikan, sebanyak 55 responden (69.6%) mengalami peningkatan pengetahuan (84.14% menjadi 89.73%) setelah dilakukan pemberian edukasi mengenai pentingnya tablet tambah darah pada ibu hamil dan suplementasi besi pada balita (p<0.05). Perlu dilakukannya kegiatan penyuluhan kesehatan yang rutin diadakan pada setiap puskesmas untuk memastikan bahwasanya pasien terutama pada ibu hamil memahami terkait pengobatan yang didapatkan dalam hal ini pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah sedini mungkin secara teratur serta diperlukan adanya suplementasi zat besi pada balita agar dapat mencegah terganggunya tumbuh kembang anak.

Based on the results of Basic Health Research (2018), it shows that the percentage of anemia in pregnant women in Indonesia is 48.9%. This is because in the body of pregnant women there is an increase in blood volume and an increase in the need for erythrocytes to support fetal growth, placenta and breast formation. Therefore, Blood Supplement Tablets (TTD) are needed to prevent and treat iron deficiency anemia. This special assignment report is aimed at finding out and assessing the increase in maternal knowledge regarding anemia and blood supplement tablets through pre-test and post-test questionnaires. The implementation method in this research is counseling through face-to-face health education in front of the KIA Polyclinic at the Pasar Rebo District Health Center. Based on the results of filling out 79 post-test questionnaires that were distributed, 55 respondents (69.6%) experienced an increase in knowledge (84.14% to 89.73%) after providing education regarding the importance of blood supplementation tablets for pregnant women and iron supplementation for toddlers (p< 0.05). It is necessary to carry out regular health education activities at each community health center to ensure that patients, especially pregnant women, understand the treatment they are getting, in this case the importance of consuming blood supplement tablets as early as possible on a regular basis and the need for iron supplementation for toddlers to prevent disruption of children's growth and development.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imtinan Marsa Sancaya
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi anemia ibu hamil yang tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara berkembang lain. Padahal anemia pada ibu hamil menyumbang 40% penyebab kematian ibu yang tinggi di Indonesia, selain itu juga berdampak pada pertumbuhan janin yang terhambat, meningkatkan risiko BBLR dan bayi lahir prematur, serta mengakari stunting dan anemia dini. Salah satu cara yang direkomendasikan oleh WHO untuk mencegah anemia pada ibu hamil adalah melakukan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) oral setiap hari sebagai bagian dari perawatan antenatal pada ibu hamil. Kemenkes (2015) menganjurkan untuk ibu hamil mengonsumsi TTD minimal 90 tablet selama masa kehamilan sebagai bentuk pencegahan anemia. Berdasarkan survei SDKI 2017, provinsi dengan tingkat konsumsi TTD terendah adalah Provinsi Sulawesi Tenggara (14%) disusul dengan Provinsi Sumatera Utara (15%). Pada hasil riset SDKI 2012 sebelumnya Provinsi Sumatera Utara juga berada di posisi 4 terendah konsumsi TTD ibu hamil sesuai anjuran, dengan persentase 8,7%. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi TTD. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan data yang diambil adalah data sekunder SDKI 2017 di Provinsi Sumatera Utara dengan sampel sebanyak 464 orang. Variabel dalam penelitian adalah: umur, pekerjaan, pendidikan, wilayah tempat tinggal, paritas, jarak antar kelahiran, frekuensi ANC, jenis tenaga dan tempat pemeriksaan kehamilan, dan ketersediaan TTD di rumah. Hasil analisis univariat adalah ibu hamil di Sumatera Utara menunjukkan bahwa lebih banyak persentase ibu yang masuk dalam kelompok umur berisiko, memiliki pendidikan rendah dan menengah, dengan status bekerja, tinggal di perkotaan, memiliki riwayat paritas multipara, memiliki jarak antar kelahiran ≥24 bulan, frekuensi ANC ix Universitas Indonesia sesuai, nakes sebagai tenaga ANC, faskes sebagai tempat ANC dan memiliki ketersediaan TTD di rumah. Hasil dari penelitian bivariat menunjukkan tiga variabel terbukti secara statistik memiliki hubungan yang bermakna dengan kepatuhan ibu mengonsumsi TTD yakni pendidikan (p=0,002, OR=2,153), paritas (p=0,020, OR=3,544) dan frekuensi ANC (p=0,001, OR=2,419). Sedangkan variabel yang tidak menunjukkan hubungan yang bermakna antara lain umur (p=0,444), pekerjaan (p=0,236), wilayah tempat tinggal (p=0,523), jarak antar kelahiran (p=0,968), tenaga ANC (p=0,517), tempat ANC (p=1,000) dan ketersediaan TTD di rumah (tidak dapat dianalisis). Saran bagi instansi terkait dapat melakukan kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi rendahnya tingkat pendidikan wanita di Sumatera Utara, menggencarkan promosi dan informasi TTD di sosial media, menggencarkan penyuluhan dan edukasi mengenai KB, membuat program layanan tambahan mengenai TTD untuk ibu hamil dengan pendidikan rendah. Selain itu bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang lebih baik dari segi pengujian data, metode dan sumber data.

Compared to other developing countries, Indonesia is one of the high prevalence countries with anemia among pregnant women. Whereas anemia in pregnant women causes 40% of high maternal mortality in Indonesia, it also impact on retarding fetal growth, increasing the risk of low birth weight and premature birth, as well as rooting stunting and early anemia. WHO recommends to prevent anemia in pregnant women by iron supplementation every day as part of antenatal care. Kemenkes RI (2015) recommends pregnant women to consume a minimum 90 tablets of iron supplement during pregnancy as a form of anemia prevention. Based on the IDHS 2017 survey, the province with the lowest level of iron consumption was Southeast Sulawesi (14%) followed by North Sumatra (15%). In the previous 2012 IDHS research results, North Sumatra was also in the 4th lowest position in the consumption of iron for pregnant women with 8.7%. Thus, the purpose of this study was to determine what factors influence the adherence to Iron Supplement consumption. This can be seen from several factors such as age, occupation, education, area of residence, parity, distance between births, frequency of ANC, type ANC workers, ANC place, and availability of iron tablets at home. This study uses a cross sectional design and using secondary data from the IDHS 2017 in North Sumatra with a sample of 464 people. The results of univariate analysis were pregnant women in North Sumatra showed that there was a higher percentage of mothers who belonged to the risk age group, had low and secondary education, working, lived in urban areas, multiparity parity, had a birth interval of 24 months, the frequency of ANC appropriate, health workers as ANC personnel, health facilities as ANC places and have the availability of iron tablets at home. The results of bivariat analysis showed that three variables were statistically proven to have a significant relationship with adherence of taking iron tablets among pregnant women, such as education (p=0.002, OR=2.153), parity (p=0.020, OR=3.544) and frequency of ANC (p=0.001, OR =2.419). xi Universitas Indonesia While the variables that did not show a significant relationship were age (p=0.444), occupation (p=0.236), area of residence (p=0.523), distance between births (p=0.968), ANC personnel (0.517), ANC location (p=1,000) and availability of iron at home (can not be analyzed). From this study there is some suggestions for the government can collaborate across sectors to overcome the low level of women's education in North Sumatra, intensify promotion and information on iron tablets on social media, intensify counseling and education about family planning, create additional service programs regarding iron tablets for pregnant women with low education. In addition, other researchers can do better research in terms of testing data, methods and data sources."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Anggraini
"Anemia adalah keadaan di mana kadar hemoglobin lebih rendah dari normal. Puskesmas Pagerbarang merupakan Puskesmas dengan anemia ibu hamil tertinggi di Kabupaten Tegal. Metode penelitian Cross Sectional. Proses pengumpulan data Mei?Juni 2014. Sampel 164 orang.Hasil analisis memperlihatkan kejadian anemia (33,5%) dan yang mempunyai hubungan dengan anemia:pendidikan (OR = 2,35), keberdayaan perempuan (OR = 3,03), pengeluaran (OR = 3,98), pekerjaan suami (OR = 2,42), status gizi (OR = 10,46), infeksi/penyakit kronik (OR = 3,35), umur (OR = 3,15), paritas (OR = 3,29), pemeriksaan kehamilan (OR = 2,52), konsumsi fe (OR = 2,6), dan lokasi pelayanan kesehatan (OR = 3,29).

Anemia is a condition in which the hemoglobin levelis lower than normal. Pagerbarang health centeris a Health Center with the highest maternal anemia in Tegal regency. Methods Cross-sectional study. The process of data collection from May to June2014. Samples 164 people. The results of the analysis showed the incidence of anemia(33.5%) and having a relationship with anemia: education (OR =2.35), the empowerment of women (OR =3.03), spending(OR =3.98), husband's work (OR =2.42), nutritional status (OR =10.46), infectious/chronic disease (OR =3.35), age (OR =3.15), parity (OR =3.29), prenatal care (OR =2.52), fe consumption (OR =2.6), and the location of health services (OR =3.29)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Witri Priawantiputri
"Berat plasenta umum digunakan untuk mengukur pertumbuhan dan fungsi yang baik dari plasenta. Anemia merupakan salah satu faktor risiko dari berat plasenta yang tinggi. Namun sampai saat ini belum dapat dipastikan apakah anemia karena kekurangan zat besi mempengaruhi berat plasenta. Penelitian ini meneliti hubungan antara anemia defisiensi besi dan berat plasenta pada wanita hamil anemia di Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang yang melibatkan 90 ibu hamil anemia di 10 Puskesmas Kecamatan, Jakarta Timur. Prevalensi defisiensi besi pada ibu hamil anemia adalah 36,9%. Berat plasenta rata-rata adalah 549,3 ± 115 gr. Ada hubungan positif antara anemia defisiensi besi dan berat plasenta setelah dikontrol oleh variabel paritas, perokok pasif dan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan (B = 0,22; p = 0,038). Berat plasenta yang tinggi pada ibu hamil dengan anemia defisiensi besi menunjukkan adanya mekanisme adaptasi dari plasenta dikarenakan kurangnya oksigen dalam darah.

Placental weight is a commonly used to measure placental growth and function including nutrient transfer to the fetus. Anemia may link to a risk factor for higher placental weight, however, it is uncertain whether iron deficiency anemia influence a placental weight, and could be used a public health measure for fetal growth and healthy pregnancy. This study investigated the relationship between iron deficiency anemia and placental weight among anemic pregnant women in East Jakarta. We conducted a cross sectional study of 90 anemic pregnant women and their singleton pregnancies in 10 Primary Health Center in East Jakarta. The prevalence of iron deficiency among anemic pregnant women was 36.9%. The mean placental weight was 549.3 ± 115 gr. There was a positive relationship between iron deficiency anemia and placental weight after adjusting for parity, passive smoker and ANC visit frequency (B=0.22; p=0.038). A higher placenta weight was observed among iron deficiency anemic pregnant women, suggesting the adaptive mechanism of placenta to chronic poor oxygenation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sukmawati Manti Putri
"ABSTRAK
Kejadian anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan yang serius karena
pengaruhnya terhadap kesehatan ibu dan anak yang dikandung. Anemia dapat
mengakibatkan kelahiran premature, gangguan perkembangan janin, BBLR dan
kematian ibu dan anak. Riskesdas 2013 mencatat prevalensi anemia ibu hamil
sebesar 37,1%. Salah satu penyebab anemi dikarenakan rendahnya asupan zat besi
yang dipengaruhi oleh pola makanan masyarakat Indonesia yang sebagian besar
berasal dari sumber nabati. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat
konsumsi zat besi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Desain penelitian ini
adalah analitik observasional dengan rancangan studi cross sectional. Responden
adalah 2013 ibu hamil trimester 2 dan 3 pengunjung Puskesmas Tirto I kabupaten
Pekalongan. Pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner, food
recall 1x24 jam, FFQ serta pengambilan data LILA dan kadar Hb. Data dianalisis
dengan Cox Regression. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 112 orang
(55,2%) yang mengalami anemia. Sebanyak 100 orang ibu hamil (49,3%)
memiliki tingkat konsumsi zat besi kurang dan 103 ibu hamil (50,7%) memiliki
tingkat konsumsi zat besi cukup. Konsumsi rata-rata zat besi/hari dari makanan
adalah 22,98+9,8 mg/hari yang kurang dari rekomendasi AKG untuk ibu hamil.
Tingkat konsumsi zat besi berhubungan signifikan dengan kejadian anemia ibu
hamil (p<0,001; PR=2,466; CI 95%=1,829-3,325). Variabel lain yang
berhubungan signifikan yaitu umur ibu hamil (PR=1,837; CI95%=1,509-2,237),
jarak kelahiran (PR=1,714, CI 95% 1,085-2,709), LILA (PR=3,323; CI 95%
2,473-4,466), pengetahuan tentang anemia (PR=2,676, CI 95% 1,861-3,848), pola
konsumsi protein nabati (PR=1,319, CI 95% 1,034-1,683), pola konsumsi
pengikat zat besi (enhancer Fe) (PR=1,347, CI 95%1,045-1,735) dan konsumsi
tablet tambah darah (PR=1,741, CI 95% 1,228-2,468). Hasil analisis multivariat
diperoleh bahwa prevalens ibu hamil dengan tingkat konsumsi zat besi kurang
beresiko 1,846 kali lebih tinggi (CI 95% 1,056 ? 3,564) untuk menderita anemia
dibandingkan ibu hamil dengan tingkat konsumsi zat besi cukup setelah di kontrol
oleh variabel LILA, pengetahuan tentang anemia dan konsumsi tablet tambah
darah. Penelitian ini menyimpulkan tingkat konsumsi zat besi berhubungan
dengan kejadian anemia ibu hamil. Oleh karena itu, diperlukannya perbaikan
konsumsi anekaragam pangan yang diatur proporsinya, dalam jumlah yang cukup
dan dilakukan secara teratur

ABSTRACT
Anemia in pregnancy is still serious health problem considering the impact to
mother?s and baby?s health. Anemia could lead to preterm birth, abortus, baby?s
development disorder, low birth weight, and mother and baby?s death. National
health research in 2013 has resulted the prevalence of anemia among pregnant
mother around 37,1%. One of contributive factors to anemia in pregnancy is the
low iron intake which affected by most Indonesian consumption pattern with
plants food (non-haem iron). This research is aimed to figure out the association
between iron consumption level with anemia in pregnancy. Design study used in
this research is cross sectional. Respondent are 203 pregnant women trimester 2
and 3 who had ANC in Tirto I primary health care. Data were collected through
cohort registration (for middle
upper
arm
circumference/MUAC and Hb) and
interview using questionnaire food recall 1x24 hr and FFQ. Data is analyzed by
Cox Regression. Result: as much 112 (55,2%) of 203 respondents were anemia.
As much of 100 (49,3%) repsondents have low iron consumption level. Average
iron consumption per day from meal is 22,98+9,8 mg/day which is still under the
daily allowance intake recommendation for pregnant women. Iron consumption
level is significantly associated to anemia in pregnancy (p<0,001; PR=2,466; CI
95%=1,829-3,325). Other variabels associated are age (PR=1,837; CI95%=1,509-
2,237), birth distance (PR=1,714, CI 95%=1,085-2,709), MUAC (PR=3,323; CI
95%=2,473-4,466), knowledge about anemia (PR=2,676, CI 95%=1,861-3,848),
non-haem consumption pattern (PR=1,319, CI 95%=1,034-1,683), iron enhancer
consumption pattern (PR=1,347, CI 95%=1,045-1,735) and iron tablet
consumption (PR=1,741, CI 95%=1,228-2,468). Multivariate analysis showed that
prevalens among pregnant women with low iron consumption level is 1,846
higher to suffer anemia than those with high iron consumption level after being
controlled by MUAC, knowledge and Fe Tablet consumption. This research has
concluded that iron consumption level is associated to anemia in pregnancy.
Therefore, it?s important to have variety in food consumption, served in proper
proportion and regular frequencies."
2016
T47075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T41466
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>