Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160398 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulius Hayden Bonaparte
"Kontrol manajemen TI yang baik diperlukan untuk memastikan terciptanya keselarasan antara tujuan bisnis perusahaan dengan TI sebagai perangkatnya. Salah satu bagian dari manajemen TI yang lebih khusus adalah manajemen proyek TI. Fenomena yang sangat mengganggu adalah banyak proyek TI bernilai besar yang dirasakan tidak membawa manfaat signifikan pada perusahaan, bahkan gagal. Salah satu penyebab kegagalan proyek TI adalah karena kurangnya kontrol dalam manajemen proyek TI, meyebabkan banyak kesalahan dibuat dan hasil yang tidak tercapai. COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan kerangka kerja dengan cakupan paling komprehensif yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan control pada manajemen TI, dengan ukuran, indikator, proses, dan kumpulan praktik terbaik untuk membantu organisasi mendapatkan hasil optimal dari pengelolaan TI dan mengembangkan kontrol terhadap manajemen TI. COBIT merupakan kerangka kerja yang bersifat umum, yang perlu dijabarkan lebih lanjut sesuai kondisi perusahaan dan area manajemen TI yang ingin difokuskan. Penelitian ini mengangkat kasus proyek SAP di PT. TIMAH Tbk, dimana kurangnya kontrol terhadap manajemen proyek TI terlihat dari hasil proyek yang kurang memenuhi harapan dan tingkat ketergantungan yang tinggi pada konsultan luar. Dalam tulisan ini diteliti bagaimana implementasi COBIT dalam manajemen proyek SAP TIMAH, menggunakan pemetaan COBIT ke PMBOK. Tingkat kontrol manajemen proyek akan terlihat dari tingkat kematangan proses TI berdasarkan gap-analysis control objective COBIT. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan telaah dokumen proyek SAP TIMAH. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah terdapat 46 detailed control objectives yang terpetakan pada area manajemen proyek untuk studi kasus proyek SAP PT. TIMAH Tbk yang menjelaskan tingkat kematangan manajemen TI TIMAH. Manajemen TI TIMAH memiliki empat proses TI yang berada pada level Managed, satu proses TI pada level Repeatable, dan satu proses TI pada level Initial.

In implementing information technology, an adequate control is needed to ensure the alignment between business and the IT as an enabler. IT management is a wide management area, which includes IT project management as one of sub-areas. Nowadays people often hear and experience the lack of benefit taken from IT projects or even failure of IT implementation projects, and it is geeting worse considering the amount of the investation. One of the causes of IT project failure is the lack of control in project management, causing lot of mistakes created which leads to unreached project goals. COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) is a means that we can use to control IT project management. COBIT provides measures, indicators, processes, and best practices to help the company gains optimal result from IT and to develop an appropriate IT management for the organization. COBIT is a general framework which needs to be tailored to fit the company character and the management area in which the control to be implemented. This study takes SAP implementation project in PT. TIMAH Tbk as study case. PT. TIMAH Tbk has experienced the lack of knowledge and result from the SAP project due to the lack of control in the SAP project management. This study will examine how mature is the IT project management control in PT. TIMAH Tbk SAP project, using COBIT to PMBOK mapping. The maturity level, which will reveal the control level for IT project management, will be drawn based on gap-analysis for the project management. Data were collected using interviews and SAP project documents. Conclusion of this study show 46 control objectives was successfully mapped to project management area exclusively to the case studied. These 46 control objectives explain the maturity level for PT. TIMAH Tbk IT management. PT. TIMAH Tbk had four IT processes in the Managed level, one IT process in the Repeatable level, and one IT process in the Initial level."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Punto Widharto
"Keterlibatan teknologi pada industri perbankan saat ini sangat erat, hampir seluruh kegiatan dan produk perbankan saat ini memiliki ketergantungan terhadap TI. Dari hasil survey yang dilakukan PwC (PricewaterhouseCoopers) pada tahun 2018 terhadap 65 responden dari 51 bank di Indonesia mengenai rencana transformasi bisnis bank pada 3- 5 tahun kedepan, diketahui bahwa persentasi hasil survey tertinggi adalah 43%, yang isinya adalah rencana untuk berinvestasi pada teknologi untuk transformasi bisnis. PT. Bank BBS merupakan salah satu dari bank yang memasukan strategi digital kedalam rencana strategis perusahaan, yang bertujuan untuk digitalisasi proses bisnis menuju service Excellence. Pada RSTI (Rencana Strategis Teknologi Informasi) tahun 2020- 2022, disebutkan kesesuaian terhadap regulasi, best practices, dan standar TI merupakan kunci keberhasilan dalam implementasi RSTI. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yaitu mengukur tingkat kemampuan tata kelola pada layanan IT untuk mengetahui apakah apakah yang menjadi kekurangan pada layanan IT saat ini dan apa rekomendasi yang bisa diberikan berdasarkan best practices untuk meningkatkan layanan IT. Kerangka kerja (framework) yang akan digunakan untuk melakukan evaluasi adalah COBIT yang merupakan kerangka kerja yang paling banyak digunakan dan cocok diterapkan pada organisasi yang berorientasi pada layanan.

vities and products currently depend on IT. A survey conducted by PwC (PricewaterhouseCoopers) in 2018 on 65 respondents from 51 banks in Indonesia regarding the bank business transformation plan in the next 3-5 years, shown that the highest percentage of survey results is 43%, which includes plans to invest in technology for business transformation. PT. BBS Bank is one of the banks that includes a digital strategy into the company's strategic plan, which aims to digitize business processes towards service excellence. RSTI (Rencana Strategis Teknologi Informasi) 2020-2022 stated that compliance with IT regulations, best practices and standards are the key to success in implementing RSTI. This research was conducted to meet the needs of the company, namely to measure the level of governance capability in IT services to determine what are the shortcomings of current IT services and what recommendations can be given based on best practices to improve IT services. The framework that will be used for evaluation is COBIT, which is the most widely used framework and is suitable for service-oriented organizations."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Editha Dewi Purnamasari
"Tata Kelola Teknologi Informasi merupakan bagian yang harus dikelola secara baik dikarenakan sangat penting untuk organisasi dalam mencapai tujuan dan strateginya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kapabilitas Tata Kelola Teknologi Informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Padang Lawas Utara dengan kerangka kerja COBIT 2019. Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi ketercapaian tingkat kapabilitas pada proses Tata Kelola di tempat studi kasus.Penelitian ini mengumpulkan data secara kualitatif yaitu melakukan wawancara dengan semi-terbuka bersama tiga responden yaitu Ketua Bidang Layanan E-Governance dan LPSE, Ketua Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Kasubbag Keuangan, data ini merupakan data primer. Kemudian melakukan analisis dokumen untuk data sekundernya. Penelitian ini melakukan Pengolahan data dengan secara kuantitatif menggunakan kuesioner yang dibagikan dan dibuat berdasarkan aktivitas pada proses panduan kerangka kerja COBIT 2019 dan dilakukan validasi terhadap hasil tingkat kapabilitas dengan kodefikasi hasil wawancara maupun analisis dokumen organisasi. Dalam menganalisa adopsi teknologi COBIT 2019 dilakukan untuk menilai tingkat kapabilitas saat ini di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Padang Lawas Utara. Hasil dari penelitian ini adalah menginformasikan bahwa tingkat kapabilitas berada pada level 1 yaitu Performed. Sehingga rekomendasi terhadap penelitian ini adalah perancangan aktivitas yang disarankan dari panduan kerangka kerja COBIT 2019. Perlu adanya budaya transparansi, dokumentasi, dan prioritas dalam pengelolaan layanan TIK dan E-Governance sehingga dapat digunakan sebagai komunikasi ke pihak pemangku kepentingan dalam meninjau terselenggarakannya harapan sesuai dengan tujuan orgnisasi.

Information Technology Governance is a part that must be managed properly because it is very important for the organization in achieving its goals and strategies. This study aims to measure the level of capability of Information Technology Governance at the Communication and Information Office of North Padang Lawas Regency with the COBIT 2019 framework. This is done to find out information on the achievement of the capability level in the Governance process in the case study site. This study collects qualitative data. Namely conducting semi-open interviews with three respondents, namely the Head of the E-Governance and LPSE Services Division, the Head of the Information and Communication Technology Division, and the Head of the Finance Subdivision, this data is primary data. Then do document analysis for secondary data. This study carried out data processing quantitatively using questionnaires that were distributed and made based on activities in the COBIT 2019 framework guide process and validated the results of the capability level with the codification of interview results and analysis of organizational documents. In analyzing the adoption of COBIT 2019 technology, it was carried out to assess the current level of capability at the Communication and Information Office of North Padang Lawas Regency. The result of this research is to inform that the capability level is at level 1, namely Performed. So the recommendation for this research is the design of activities suggested from the COBIT 2019 framework guidelines. There needs to be a culture of transparency, documentation, and priorities in the management of ICT and E-Governance services so that they can be used as communication to stakeholders in reviewing the implementation of expectations in accordance with the objectives organization."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Caecilia Westi Sekar Wangi
"Industri penerbangan mengalami penurunan kinerja keuangan di masa pandemi sebagai dampak berkurangnya jumlah penumpang akibat pembatasan perjalanan. Meskipun demikian, maskapai tetap perlu melakukan pengembangan TI untuk memfasilitasi peningkatan proses pembelian tiket secara daring. Penelitian kualitatif ini dilakukan untuk menilai tingkat kapabilitas aktual proses perencanaan TI pada digital sales channel dan menganalisis kesenjangan terhadap target internalnya. COBIT 2019 digunakan sebagai kerangka kerja terkait isu-isu tata kelola dan manajemen TI. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur dan wawancara, serta dinilai dan dianalisis menggunakan acuan detail aktivitas pada COBIT Detailed Guidance. Hasil penilaian menunjukkan kapabilitas Domain APO rata-rata berada pada tingkat 3, sesuai dengan target internalnya. Proses perencanaan TI pada maskapai telah ditentukan dan diorganisir dengan baik untuk pencapaian tujuan.

The aviation industry's performance suffered during the pandemic as a result of the drop in trip numbers. On the other hand, to assist the increasing of the online ticket transaction, airline must continue to enhance IT. The author performed qualitative research to assess the capability level of the IT planning process on the digital sales channel and to analyze the gap compared to the internal target. COBIT 2019 is used as a framework for IT governance and management issues. Literature reviews and interviews were used to gather data, which was then evaluated and analyzed using specific reference activities from the COBIT Detailed Guidance. According to the evaluation results, the APO Domain capability is at level 3, which is achieved its internal target. The airline's IT planning process is well defined and organized to achieve the objectives."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsy Rahajeng
"Perusahaan semakin menyadari pentingnya teknologi informasi (TI) untuk mendukung percepatan bisnisnya. Untuk menghadirkan layanan TI di perusahaan, dibutuhkan investasi TI. Pengelolaan investasi TI adalah salah satu pilar penting dalam tata kelola TI. Pada kenyataannya, tidak semua investasi TI yang dilakukan perusahaan bisa memberikan manfaat seperti yang diharapkan sebelumnya. Dalam penelitiannya tentang tata kelola TI, Peterson mengungkapkan bahwa pengelolaan investasi TI yang baik harus mengakomodasi keterlibatan unit bisnis pada setiap proses pengambilan keputusan dalam investasi TI.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengkajian tentang keterlibatan unit bisnis pada pengelolaan investasi TI dengan menggunakan kerangka kerja VAL IT dan COBIT. Penelitian dilakukan dengan studi kasus di KKKS ABC yang bergerak di industria MIGAS. Kajian yang dihasilkan juga sertai pengukuran tingkat maturitas dari setiap proses pengelolaan investasi TI, sehingga KKKS ABC memiliki gambaran tentang proses-proses yang membutuhkan pengembangan selanjutnya. KKKS ABC telah memanfaatkan layanan TI sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan operasional bisnisnya. Adanya pengkajian pengelolaan investasi TI dengan menggunakan kerangka kerja VAL IT dan COBIT bisamembuat KKKS ABC menyadari keunggulan-keunggulan yang dapat dipertahankan dan kekurangan-kekurangan harus diperbaiki terkait pengelolaan investasi TI.

Business practitioners are more and more apprehend the importance of information technology (IT) to support business growth. To deliver IT services in an organization, it takes IT investment. IT investment governance is a pillar of IT governance framework. In practice, not all IT investments performed by an organization deliver benefits as expected. Based on Peterson?s research, good IT governance has to accommodate other business units? involvement in decision-making process as well as decision making in the IT investment process.
This research is about an assessment of in involvement of other business units within organization`s IT investments using VAL IT and COBIT framework. The research case study case is executed at KKKS ABC, Oil and Gas Company. The assessment comes with measurement of maturity level of each process in governance of IT investment in order for KKKS ABC has awareness about its eminence and weakness related to governance of IT investment. KKKS ABC takes IT as an indispensable part of its operations. Research study of governance on IT investments using VAL IT and COBIT frameworks could make KKKS ABC realizes high qualities that should be maintained and deficiencies that must be corrected, related to its IT investments."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Wahyudi
"Sebuah bagian penting dari tata kelola TI melibatkan perancangan dan penerapan struktur dan kontrol untuk mengukur kehandalan kinerja TI dan memberikan value kepada para pemangku kepentingan bisnis baik internal maupun eksternal. Nilai bisnis strategis, seperti yang diharapkan oleh eksekutif, seringkali mencakup pengukuran keuangan dan tindakan lainnya berdasarkan value yang diinginkan stakeholder. Banyak inisiatif tata kelola memanfaatkan teknik balance scorecard, mengukur seluruh kinerja TI pada satu set dimensi yang berbeda seperti pencapaian tujuan bisnis, kepuasan pengguna, keunggulan operasional, dan dukungan untuk pembelajaran dan pertumbuhan.
COBIT 5 menyediakan kerangka kerja yang komprehensif yang membantu perusahaan dalam mencapai tujuan mereka untuk tata kelola dan manajemen perusahaan IT. Secara sederhana, hal ini membantu perusahaan menciptakan nilai yang optimal dari TI dengan menjaga keseimbangan antara menyadari manfaat dan mengoptimalkan tingkat risiko dan penggunaan sumber daya. COBIT 5 memungkinkan TI untuk diatur dan dikelola secara holistik untuk seluruh perusahaan, bertanggung jawab mengatur bisnis secara penuh (end-to-end) termasuk bidang fungsional TI, dan menyadari kepentingan yang berhubungan dengan TI dari pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. COBIT 5 sangat berguna dan generic bagi perusahaan-perusahaan dari semua ukuran, baik yang komersial maupun non-profit atau di sektor publik.

A critical part of IT governance involves designing and implementing structures and controls for measuring IT performance reliably and in terms that are valueble to the business and external stakeholders. Often, qualitative measurements are easily available, but governance efforts are likely to gain more buy-in f governance costs and benefits can be quantified. Strategic business value, as viewed by executives, often includes financial measurements and other measures of stakeholder value. Many governance initiatives make use of balance scorecard technique, measuring over all IT performance on a set of different dimensions such as achievement of business goals, user satisfactions, operational excellence, and support for learning and growth.
COBIT 5 provides a comprehensive framework that assists enterprises in achieving their objectives for the governance and management of enterprise IT. Simply stated, it helps enterprises create optimal value from IT by maintaining a balance between realising benefits and optimising risk levels and resource use. COBIT 5 enables IT to be governed and managed in a holistic manner for the entire enterprise, taking in the full end-to-end business and IT functional areas of responsibility, considering the IT-related interests of internal and external stakeholders. COBIT 5 is generic and useful for enterprises of all sizes, whether commercial, not-for-profit or in the public sector.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Najib
"Di era digitalisasi ini, teknologi informasi (TI) di lingkungan perusahaan otomotif memiliki peran penting dalam keberlangsungan proses bisnis perusahaan. Agar tetap mampu bertahan dan bersaing di pasar global industri otomotif, PT XYZ menargetkan penerapan smart manufacturing dengan memanfaatkan TI. Namun hal ini tidak diimbangi dengan arahan yang jelas mengenai aktivitas TI untuk menuju digitalisasi dan smart manufacturing. Peran TI di PT XYZ juga masih dianggap sebagai pendukung, bukan sebagai bagian inti dari pencapaian penerapan smart manufacturing. Disamping itu permasalahan TI juga masih terjadi, antara lain permasalahan berhentinya proses produksi karena masalah TI, kurangnya sumber daya manusia untuk TI, tertundanya penyelesaian proyek TI, serta tidak adanya pedoman tata kelola TI. Permasalahan TI ini terjadi karena PT XYZ belum mengetahui seberapa penting dan seberapa tingkat kapabilitas tata kelola TI karena belum dilakukannya evaluasi tata kelola TI di PT XYZ.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kapabilitas tata kelola TI di lingkungan PT XYZ menggunakan kerangka kerja COBIT 5 dengan atribut pengukuran berdasarkan Process Assessment Model (PAM). Pemilihan proses COBIT 5 yang relevan dilakukan dengan pemetaan tujuan bisnis PT XYZ menuju tujuan terkait TI dan tujuan proses sesuai dengan COBIT 5 goals cascade. Pemetaan tersebut menghasilkan proses yang relevan yang kemudian diukur tingkat kapabilitasnya. Selanjutnya penulis menyusun rekomendasi perbaikan setelah dilakukan analisis kesenjangan antara tingkat kapabilitas saat ini dengan target kapabilitas yang diinginkan. Data dikumpulkan melalui wawancara dan FGD dengan manajemen PT XYZ, serta didapatkan dari observasi dokumen perusahaan dan studi pustaka terhadap teori yang relevan.
Dari 37 proses COBIT yang diukur, sebagian besar proses berada pada tingkat kapabilitas 1 dari skala 5. Sejumlah 12 proses mencapai tingkat kapabilitas 0 (incomplete), 21 proses mencapai tingkat kapabilitas 1 (performed), 4 proses telah mencapai tingkat kapabilitas 2 (managed), dan masih belum ada proses yang mencapai tingkat kapabilitas 3 (established). Rekomendasi disusun oleh penulis dan diberikan ke PT XYZ untuk menuju target di kapabilitas tingkat 3 dan dapat digunakan sebagai solusi permasalahan TI yang terjadi di PT XYZ.

In this digitalization era, information technology (IT) in the automotive company's environment has an important role in the sustainability of the company's business processes. In order to survive and compete in the global automotive industry, PT XYZ targets the adoption of smart manufacturing by utilizing IT. However, this is not matched by a clear direction on IT activities for digitalization and smart manufacturing. The role of IT in PT XYZ is still regarded as a supporter, not as a core part of the achievement of smart manufacturing implementation. In addition, IT problems are still occurring, including problems of production linestop due to IT problems, lack of IT human resources, delays in IT project completion, and lack of IT governance guidelines. This IT problem occurs because PT XYZ does not know the importance and the capability of IT governance because it has never been evaluated.
This study aims to measure the level of IT governance capability within PT XYZ using the COBIT 5 framework with measurement attributes based on the Process Assessment Model (PAM). The relevant COBIT 5 process selection is done by mapping PT XYZ's business goals toward IT related objectives and process objectives in accordance with COBIT 5 goals cascade. The mapping resulted in a relevant process which then each level of capability will be measured. Furthermore, the authors compose recommendations for improvement after analyze the gap between the current level of capability with the desired target capability. Data were collected through interviews and FGD with the management of PT XYZ, and obtained from company document observation and literature study on relevant theory.
37 COBIT processes was measured then most processes are at the level of capability 1 of scale 5. There is 12 processes achieved capability level 0 (incomplete), 21 processes achieved capability level 1 (performed), 4 processes had reached capability level 2 (managed), and still no process reached capability level 3 (established). Recommendations are composed by the authors and given to PT XYZ to reach targets at capability level 3 and it can be used as a solution to IT problems that occur in PT XYZ.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Yunita Anggriani
"Transformasi digital merupakan salah satu visi PT XYZ, perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan non-bank untuk dapat mendukung proses bisnisnya. Dalam mencapai visi transformasi digital tersebut, infrastruktur teknologi informasi merupakan salah satu komponen yang harus dimiliki secara matang dan baik. Selain teknologi terkini yang diterapkan dalam infrastruktur teknologi informasi, tata kelola pada infrastruktur juga diperlukan untuk memastikan keberhasilan transformasi digital dalam implementasi infrastruktur. Berdasarkan pengukuran tingkat kapabilitas tata kelola TI tahun 2019 PT XYZ hanya mencapai tingkat 2.1 sedangkan ekspektasi mencapai tingkat 3 menggunakan COBIT 5. Sehingga dalam karya akhir ini akan dilakukan pengukuran tingkat kapabilitas tata kelola infrastruktur TI yang telah dijalankan saat ini di PT XYZ serta memberikan rekomendasi dalam rangka perbaikan untuk meningkatkan tingkat kapabilitas. Pengkuran tingkat kapabilitas menggunakan Process Assessment Model (PAM). Berdasarkan hasil pengukuran tersebut akan dianalisis rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan PT XYZ berdasarkan pemetaan proses pada COBIT 5.

Digital transformation is one of PT XYZ's visions as non-bank finance sector company to be able to support its business processes. In achieving the digital transformation vision, information technology infrastructure is one of the components that must be carefully and properly owned. Besides the latest technology that applied in information technology infrastructure, infrastructure governance is also needed to ensure digital transformation in infrastructure implementation. Based on the measurement of the level of IT governance capability in 2019, PT XYZ only at level 2.1 while expectation is level 3 using COBIT 5. So that in this final work will measure the level of IT infrastructure governance capability that has been implemented at PT XYZ and provide recommendations for improvement to increase the level of capability. Capability level measurement using Process Assessment Model (PAM). Based on measurement result, the improvements will be analyzed based on the mapping process on COBIT 5."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Radhwa Dhiya"Razani
"CIT sebagai salah satu Divisi di PT XYZ yang berfokus pada pengelolaan Teknologi Informasi dan Infrastruktur, memiliki Tata Kelola TI yang secara regular (tahunan) diaudit oleh pihak internal maupun eksternal. Jika melihat dari catatan pengukuran kapabilitas Tata Kelola TI yang pernah dilakukan, di tahun 2017, terdapat 37 proses yang diukur. Hasilnya adalah 21 proses berada di tingkat kapabilitas 1, 12 proses berada di tingkat kapabilitas 0 dan 4 proses berada di tingkat kapabilitas 2. Selain itu, pengukuran di tahun 2019 menunjukkan hasill, dari 6 proses yang diukur, semuanya berada di tingkat 1. Namun, data hasil Audit regular di tahun 2018 - 2020 menunjukkan bahwa hasil Audit belum mencapai target kepatuhan yang ditetapkan (95%). Sebagai langkah untuk mencapai tingkat kepatuhan tersebut, dilakukan pengukuran untuk mengetahui tingkat kapabilitas TI. sehingga dapat mengetahui aksi perbaikan yang dilakukan. Peneliti melakukan pengukuran tingkat kapabilitas Tata Kelola TI menggunakan COBIT 2019. Pengukuran diawali dengan pemetaan proses menggunakan Goal Cascade. Hasil pemetaan Goal Cascade memperoleh sembilan proses. Perhitungan menggunakan perhitungan kapabilitas COBIT 2019, yang melibatkan jangkauan atau skala penilaian. Setelah itu, dilakukan analisis kesenjangan antara hasil pengukuran dengan target yang telah ditetapkan. Target yang ditetapkan adalah tingkat tiga. Proses yang tingkat kapabilitasnya dibawah tiga, mendapatkan rekomendasi perbaikan. Hasil pemgukurannya adalah dari sembilan proses yang diukur, terdapat tiga proses dengan tingkat kapabilitas empat (Quantitatively), lima proses dengan tingkat kapabilitas dua (Not Very Organized), dan satu proses dengan tingkat kapabilitas satu (Incomplete).

CIT is one of Division at PT XYZ which focuses in managing Information Technology & Infrastructure, has IT Governance that regularly audited by Auditor to know the IT Performance. Based on historical assessment of the IT Governance’s measurement, the measurement of IT Governance in 2017 had result 37 measured prosesses with the details were 21 processes in the 1st level, 12 processes in 0 level and four processes in 2nd level. Moreover, in 2019 there was external consultant who measured the capability of IT Governance, the result explained that all measured processes (six processes) placed at 1st level. However, based on regular Audit result start from 2018 – 2020, the result was still under target (95%). In order to increase the performance and achieve the target, researcher did the measurement of IT Governance to know the deficiency and get recommendation for improvements. The measurement used COBIT 2019 framework which involved mapping using “Goal Cascade”. The measurement used capability measurement of COBIT 2019. Based on interview with CIT management, got nine processes to be masured. The measurement result was three processes is placed in 4th level, five processes is in 2nd level and one process in 1st level. The target for the capability is in 3rd level. So, the processes which is under the target need the improvement based on the given recommendation."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Permata Putri
"Kegiatan magang ini dilakukan guna menambah pengalaman bagi penulis sebelum memasuki dunia pekerjaan. Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2019 hingga 30 Agustus 2019, selama itu, penulis melakukan beberapa pekerjaan yang berbeda. Tetapi untuk penulisan Laporan Magang ini, penulis mengangkat topik terkait dengan penggunaan kerangka kerja COBIT 4.1 dalam melakukan penilaian tingkat maturitas tata kelola TI untuk klien PT STARK. SHIELD Indonesia, selaku konsultan dari PT STARK, menggunakan COBIT Process Assessment Model: Using COBIT 4.1 dalam melakukan penilaian dan untuk pemberian rekomendasi dikolaborasikan dengan COBIT Maturity Model. Metode yang digunakan oleh penulis dalam praktik magang ini adalah observasi, untuk melihat prosedur penilaian yang digunakan oleh SHIELD Indonesia, lalu kemudian dibandingkan dengan kerangka kerja COBIT 4.1. Dari hasil observasi yang penulis lakukan, SHIELD Indonesia telah mampu mengimplementasi metode kerja terbaik dalam proyek Penilaian Maturitas Tata Kelola TI ini. SHIELD Indonesia telah mengelaborasi COBIT Process Assessment Model: Using COBIT 4.1 dan COBIT Maturity Model dalam keseluruhan rangkaian proses penilaian. Kegiatan magang yang penulis jalani di SHIELD Indonesia telah memberikan penulis banyak pembelajaran baik yang bersifat teknis maupun non-teknis.

This internship is carried out in order to add experience for the writer before entering the workforce. The internship was carried out on June 10, 2019 to August 30, 2019, during which time the writer did several different jobs. But for the writing of this Internship Report, the author raises topics related to the use of the COBIT 4.1 framework in assessing the maturity level of IT governance for PT STARK, as a client. SHIELD Indonesia, as a consultant of PT STARK, uses the COBIT Process Assessment Model: Using COBIT 4.1 in conducting assessments and for providing recommendations in collaboration with the COBIT Maturity Model. The method used by the author in this internship practice is observation, to observe the assessment procedures used by SHIELD Indonesia, then compared with the COBIT 4.1 framework. From the results of observations made by the author, SHIELD Indonesia has been able to implement the best work methods in the IT Governance Maturity Assessment project. SHIELD Indonesia has elaborated COBIT Process Assessment Model: Using COBIT 4.1 and COBIT Maturity Model in the whole series of assessment processes. The internship activities that the author undertook at SHIELD Indonesia have provided the author with many technical and non-technical lessons."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>